π‘π’π πžπ₯ π…π¨π«πš 𝐆.βœ“ [TE...

By ollaaaclloudie

163K 8.9K 477

RIGEL FORA G. || SUDAH TERBIT! BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENULIS!! .. di titipkan di pant... More

ππ‘πŽπ‹πŽπ†.
𝟎𝟏.
𝟎𝟐.
πŸŽπŸ‘.
πŸŽπŸ’.
πŸŽπŸ“.
πŸŽπŸ”.
πŸŽπŸ•.
πŸŽπŸ–.
πŸŽπŸ—.
𝟏𝟏.
baca ya!!
𝟏𝟐.
πŸπŸ‘.
πŸπŸ’.
πŸπŸ“.
πŸπŸ”.
πŸπŸ•.
πŸπŸ–.
πŸπŸ—.
𝟐𝟎.
𝟐𝟏.
𝟐𝟐.
πŸπŸ‘.
πŸπŸ’.
πŸπŸ“.
πŸπŸ”.
πŸπŸ•.
πŸπŸ–.
πŸπŸ—.
π„ππˆπ‹πŽπ†.
OIII
OPEN PRE-ORDER
nanya

𝟏𝟎.

4.7K 217 20
By ollaaaclloudie

buat teman teman ku readers ku tercinta, tersayang, termuah muahh. sebelumnya saya mau minta maaf terlebih dahulu, di mulai dari chapter ini saya mengubah umur Rigel dari yang 4 tahun berpawakan 2 tahun. menjadi umur 7 tahun yang berpawakan 4 tahun. paham ngga sayang?
dari yang 4 tahun tubuh seperti 2 tahun jadi,
7 tahun berpawakan tubuh seperti 4 tahun.

sekian terimakasih, silahkan di baca jika ada salah kata mohon maaf, maklum manusia pasti ada salahnya, alangkah baiknya ketika kalian sehabis baca memberikan vote dan komen entah apapun komennya saya terima, jangan jadi silent readers ya sayang sayang. jika typo silahkan tandai saja saya tak apa, dan ketika binggung dengan alurnya tanyakan saja, tapi tidak saya jelaskan semuanya nanti kalian tau.
dah, makasih bay muah.

_________________
_____________________________





Rigel, anak kecil yang sekarang tidak mau di panggil bayi kecil lagi oleh siapapun itu. sekarang dia tengah duduk di karpet berbulu depan TV di temani dengan Ario dan Shooky. Ario datang sendari tadi pagi, dia tidak memiliki jam kuliah, atau bisa di sebut dengan libur.

Ario juga mengetahui bahwa Rigel terkena virus, datang ke sini dengan membawa buah dan mainan untuk Rigel, tapi Rigel hanya tertarik dengan buahnya tidak dengan mainan itu.

seharusnya pantas kan untuk memberikan anak kecil mainan, tapi itu tidak berlaku untuk Rigel, saya sarankan ketika datang ke monsion Gatson membawa makanan saja, seperti seblak, batagor, siomay, aneka bakaran. itu gue yang mau bukan Rigel.

jam semakin bertambah, di siang hari tepatnya tengah siang hari. semuanya pulang ke rumah, Leo mengambil jadwal pagi, sedangkan yang bekerja hanya setengah hari saja. toh mereka bosnya jadi ya sudah..seperti itu.

tak lama dari kepulangan keluarga Gatson, orang tua Ario datang ke monsion atau sebut saja berkunjung, sewaktu Ario pulang dari monsion Gatson. waktu datang pertama kali dirinya langsung memberi tahu sang Papa dan Ayah ketika sudah sampai rumah, bahwa dia berpacaran dengan Soren yang notebene nya anak dari teman sang Ayah. dan memberi tahu kepada Ayah nya bahwa di minta untuk datang berkunjung ke monsion Gatson jika ada waktu sela.

dari itu Ayah Ario mencari cara waktu sela, di perkirakan sekarang lah waktu yang sela itu. Ario juga memberi tahu bahwa anak bungsu James sedang terkena virus, mereka juga berinisiatif menjenguk anak bungsu James.

bel monsion berbunyi, Gabriel sendiri yang membuka pintunya, biasanya dulu para maid yang membuka pintu sebelum Gabriel datang ke monsion sekarang sudah Gabriel yang melakukan buka tutup pintu monsion. cukup jauh untuk melangkah dari ruang tamu ke pintu utama, sangat luas sekali bahkan bermain motor di dalam monsion pun bisa.

Gabriel setelah membuka mempersilahkan masuk ke dalam untuk para tamu, kepada keluarga, istri, dan anak kecil or remaja(?) serta anak yang di kandungnya.

wajahnya Ario seketika sumringah melihat Papa dan Ayah nya datang serta adik kecilnya itu.

James berjabat tangan dengan teman semasa SMA nya, tak lupa dengan istri temannya itu juga.

" James.. sudah lama tidak bertemu kau tidak berubah ternyata, masih sama seperti dulu " ucap Ayah Ario.

" seperti dulu maksudmu? "

" tembok berjalan " kekehan mereka berdua keluar begitu saja, pacar dari anak ketiga dan keempat James belum di bawa pulang, sebenarnya penasaran tetapi biar anaknya sendiri yang memberi tahu kepada dirinya.

mereka duduk di sofa dengan nyaman, Ario berpindah menjadi duduk di samping Papa nya. Gabriel serta Papa Ario juga sempat berkenalan tak lupa dengan anaknya itu.

Rigel yang duduk anteng di karpet bawah nampak bodo amat dengan tamu yang datang, matanya masih terfokus untuk menatap acara televisi di depannya itu, padahal hanya menampilkan spons kuning dan bintang berwarna merah muda yang tampak sedikit dongo itu.

" Rigel kemari " James memanggil anak bungsu nya itu untuk mendekat ke arahnya biarkan kakinya sakit itung itung sedikit berolahraga agar tidak terlalu kaku.

berjalan tertatih ke arah Daddy nya, wajahnya masam sekali. sedangkan adik Ario yang pertama, karena yang kedua masih di kandungan, itu menatap Rigel dengan intens. adik Ario lumayan aneh, di umurnya yang menginjak tiga belas tahun itu anaknya sudah diam, bahkan sendari lahir, bukannya menangis ketika brojol dari perut ibunya anak ini malah diam tak bersuara, nangis seperlunya, meminum asi juga seenaknya jadi Papa nya sering kali merasakan kebas pada bagian dada.

menginjak satu tahun anaknya diam, sering kali tatapannya tidak enak tapi Papa dan Ayah nya memaklumi itu. dulu sewaktu Papa Ario berkunjung ke tempat mertua dirinya di ceritakan oleh mertuanya bahwa masa kecil Ayah nya Ario juga sama persis dengan adiknya itu, diam, cuek, terserah dia sendiri, kadang suka marah marah tanpa sebab, marahnya itu hanya membanting barang yang ada di sekitarnya entah itu berharga bagi dirinya atau tidak, bukan berbicara dengan nada tinggi dan berkata kotor. anak satu tahun itu juga sudah mengerti apa itu handphone, di waktu adik Ario marah dia juga sering kali membanting handphone nya sendiri, tak peduli dengan sekitar. sebut saja nama anak itu Harvey, Harvey Cessian.

" Daddy.. itu kenapa ngeliatin Ligel telus? " tanya polosnya pada Daddy nya itu.

memang benar sendari tadi masuk ke dalam monsion anak Cessian itu sudah menatap Rigel dengan intens sesekali berkedip tetapi pandangannya tidak putus dari Rigel.

James hanya menggelengkan kepalanya saja, lantas menyuruh anak bungsunya itu memberikan sapaan dan perkenalan diri.

" hallo semua, nama saya Ligel, pakek L bukan L. " perkenalan yang cukup singkat, semuanya yang ada di situ terkekeh bersama sebenarnya Rigel malas berbicara di waktu sekarang entah dia tetiba badmood karna melihat wajah Harvey yang menurutnya itu menyebalkan.

" kakak suluh adek kakak belhenti liatin Rigel " ucapnya pada Ario, Ario lantas melihat ke arah Harvey dan benar. langsung saja Ario mengusap wajah adiknya itu dengan tidak santai.

Harvey sudah siap melayangkan pukulan tetapi dia urungkan karna masi di tempat orang lain, tetapi tidak dengan ini " sialan. " bisiknya tepat di telinga Ario. Ario tidak kaget karna itu ucapan sehari hari yang ketika Ario menggoda Harvey dan berujung berkata seperti itu.

Harvey tidak menggunakan embel-embel kakak di depannya karna ketika menggunakan akan seperti sedang menjelekkan kakaknya sendiri 'kakak sialan' / 'sialan'. beda kan?

" Harvey, udah ngak usah di liatin terus adeknya nanti takut sama kamu " Papa Ario. atau sebut saja, Calvin Cessian. sedangkan Ayah nya sebut saja Liam Cessian.

" tidak, Harvey hanya memandang saja. " setelahnya diam, Harvey tidak lagi memandang Rigel melainkan memandang kaki anak itu, kenapa bisa merah merah terkena nyamuk kah? atau sakit karena alergi?.

Harvey berjalan mendekat ke arah Rigel. sebelumnya dia meminta izin terlebih dahulu kepada Daddy nya Rigel. " om saya izin bermain dengan Rigel di depan "

setelah mendapatkan anggukan dari James, lantas Harvey dengan mudah nya menggendong anak umur tujuh tahun yang berbadan seperti anak empat tahun. mereka berdua berjalan keluar monsion dengan di ikuti oleh Owen di belakangnya.

sampai di gazebo yang biasa di gunakan untuk bersantai sejenak. Rigel di dudukan lalu dirinya ikut duduk di sebelahnya.

" kaki mu? "

" oh, ini kena vilus katanya sih ngak nulal tapi Ligel ngak tau "

" kau cadel ya? "

" iya emang kenapa? ngak suka? " julid mode on.

" suka, hanya lucu saja begitu, umur mu? "

" tujuh tahun " jawabnya, aneh sekali bertanya seperti mengintrogasi pelaku penculikan.

" oh, tapi kenapa badan mu kecil sekali? seperti anak yang berumur empat tahun "

" ngak tau, aku dulu kecilnya ngak sama kaya anak anak yang lainnya, aku paling kecil walapun umul aku tujuh tahun, aku juga dali kecil sudah cadel kalna di sana aku ngak di ajal calanya membaca dengan benal, mau denger kisah ku? "

Harvey mengangguk sebagai jawaban, lantas Rigel mengambil nafas guna tidak gugup ketika menyampaikan cerita nanti.

" peltama kenalin nama aku Ligel Fola G. Ligel nya pakek L bukan L. Fola nya pakek L bukan L. G nya kata Daddy malga nya Daddy tapi aku juga ngak tau.
sewaktu aku umul 2 tahun aku udah di titipin di panti asuhan, lama kemudian aku menginjak umul 7 tahun. dua hali sebelum aku dateng ke lumah besal punya Daddy aku sempet di siksa sama anak anak, sejujul nya aku ngak mau cerita ini tapi lasanya pengen nyampein aja gitu.
aku habis mandi lapel tlus aku minta makan sama kakak selta ibu panti yang duduk di depan TV. tiba-tiba aku di talik sama kakak panti, namanya naya apa maya lupa aku. aku di suluh duduk di samping lampu melah sama bawa kaleng, bebelapa menit nunggu akhilnya ada yang masukin uang lima libu sama sepuluh libu jumlahnya Ligel ngak tau lupa. aku di ajak nepi sama kakak panti tlus dateng ke walung yang ada di situ, aku di kasih loti tapi ngak tau nya loti yang udah aku makan itu basi jamulan, aku sampe ke panti langsung ke kamal panti, pelut ku sakit, sakit banget.
tlus ada anak panti lain dateng, tiba tiba lagi aku di bangunin tapi kalna aku ngak kuat jadi aku diem, anak itu gelam katanya anak panti yang dateng ke kamal tadi nendang aku bebelapa kali sampe sakit badan aku.
pagi nya semuanya di ajak belsih belsih panti, aku dapet bagian belsihin kamal mandi plus wc, hampir selesai sama belsihin lumut, aku liat ada di samping wc masih ada lumutnya. " jeda sebentar, mengambil nafas dan minuman susu nya beberapa teguk,

tak di sangka ada air yang menetes dengan spontan Harvey membersihkan mulut Rigel kemudian menyesap jempol nya sendiri, seyuyurnya dia tidak suka dengan susu tapi karna keluarnya dari mulut calon pacarnya itu fine fine aja.

" apaan sih! tlus aku jatoh tiba tiba, kepala aku jatoh duluan daripada badan aku tapi itu jatohnya tellentang bukan nyungsep, aku diem selama bebelapa menit di kamal mandi, aku masih diem berhalap ada yang nolong tapi apa ngak ada satu pun yang nolong aku alhasil aku bangun dengan sisa sisa tenaga aku sendili walapun badan aku sakit semua. sampai di kamal aku jatoh lagi di lantai, sampai ada anak panti lagi yang dateng buat bangunin makan, (ini cerita gueh teh udah lumayan lupa jadi maklomin kalo ada tambah sedikit yach).
aku nya sendili ngak bangun bangun anak panti tadi nendang aku lagi belhalap aku bangun. anak tadi kelual manggil kakak panti, di situ ada satu kakak panti yang khawatir sama aku tapi.. akhinya setelah aku di ke lumah sakit, telus aku di buang.
singkat celita gini, aku jatoh ngak kuat tlus di tolongin sama kakak panti di bawa ke lumah sakit tlus sehabis di cek pas tengah malem tiba kakak panti bawa aku pelgi dari lumah sakit.
aku di taluh di keldus lusuh di depan lumah tongklong bang Leo katanya bang Leo sendili.
di bawa pulang di bawa cek lagi ke ls tlus pulang kelumah tambahan nama sama malga sampai sekalang aku di pellakukan baik sama kelualga Gatson "

Harvey menyimak cerita yang Rigel sampaikan, cukup mengenaskan andai dulu Harvey yang menemukan Rigel sudah pasti sekarang di cap jadi pacarnya. tapi apa Leo yang lebih dulu menemukan Rigel, setelah Rigel selesai berbicara kemudian menyesap dot nya yang berisikan susu vanilla itu, di angkat nya badan Rigel ke dalam pangkuannya. Rigel sedikit memposisikan badannya supaya nyaman, setelah nyaman Harvey memeluk badan kecil yang rapuh itu. sekarang tengah sakit jadi rapuh, kalo sembuh jadi kokoh. ga gitu becanda, Rigel anak yang kuat tidak mengenal sakit selagi bisa dia lakukan sendiri, jika tidak bisa dia akan merengek meminta tolong.

diam, mereka menikmati semilir nya angin di siang hari ini. di dalam monsion terdengar seperti suara tertawa tetapi mereka tidak tertarik untuk ikut. mood Rigel setelah di nyatakan sakit sudah berubah ubah, kadang manja, kadang cuek Bebek, kadang cengeng, kadang random. dan kadang-kadang.

" Harvey, umul mu? "

" tiga belas tahun, lebih tua dari mu dan kau harus memanggilku dengan sebutan kakak atau abang " titah Harvey, Rigel merotasi matanya malas sekali menyuruh memanggil seperti itu, memangnya dia siapa?

" ngak mau, males "

" yasudah saya pergi " Harvey memindahkan Rigel yang di pangkuannya menjadi duduk ke gazebo lagi.

" pelgi aja aku bisa jalan sendiri. " ketus Rigel. dengan tangan yang bergerak seperti mengusir ayam.

Harvey menatap gemas dengan anak kecil di depannya ini, padahal dia juga anak kecil tapi remaja puber tapi kenapa dia menyebut Rigel dengan anak kecil juga umurnya juga hanya berbeda beberapa tahun (?)

tanpa aba-aba diangkatnya lagi Rigel masuk ke dalam gendongannya bukan kepangkuan nya lagi, di peluk dengan erat seakan tidak mau berpisah dengan Rigel. rasanya Harvey nyaman berdekatan dengan Rigel, entah dia terkena sihir apa.

cupp

tanpa seizin yang mempunyai bibir, Harvey dengan ringan nya mengecup bibir kecil Rigel yang pink peach dan tebal itu tanpa takut jika ketahuan oleh orang lain.

" APAAN SIH CIUM CIUM!! " Rigel menggeplak wajah tampan Harvey berkali-kali, seperti biasa anak itu hanya diam seraya merasakan geplakan dari seorang Rigel. tidak sakit hanya seperti anak bayi ketika aktif dan tidak sengaja menggeplak.

" bibir mu manis " nada ucapan Harvey tetiba menjadi seperti menggoda, ingat lah mereka masih kecil untuk melakukan hal yang seperti itu.

" bibil aku ngak manis, bibil aku juga bukan pelmen " YA TUHAN RIGEL MAMI OLLA JUGA GEMES SAMA KAMU SAYANG PENGAN TAK NGAP!!

" mau bibir mu itu permen atau bukan tetap saja manis, ku kira kau adalah bayi yang polos dan tidak mengerti apa itu ciuman, tetapi apa " catat!! baru kali ini Harvey berucap panjang lebar kali tinggi, biasanya dengan temannya dirinya hanya akan diam saja.

jika kalian tau, teman teman Harvey itu di kalangan anak kaya semua. anaknya serba punya mau ini mau itu tinggal meminta atau menggunakan tabungan yang mereka simpan di black card milik masing-masing.

bahkan anak umur tiga belas taun ini juga bisa menaiki motor moge moge seperti anak anak dewasa, tinggi mereka tidak absurd dengan tinggi anak umur tiga belas tahun pada umumnya.

sudah back to topik!.

" aku anak polos? tidak! aku punya hidung, telinga, mata, bibil, tangan kaki, lambut, nyawa. banyak lagi " seperti itu bukan anak polos?

" ya ya ya, terserah kau saja bagaimna. "

mereka masih berada di posisi yang sama, Rigel yang masih nyaman dengan gendongan Harvey dengan tangan yang di kalungkan di leher yang lebih dominan, serta Harvey yang anteng menggendong Rigel, sedik modus modus dengan paha kecil nan putih bersih milik Rigel. karna lagi lagi anak itu hanya memakai baju yang kebesaran serta ber-pempers.

" kau masih menggunakan ini? " tanya Harvey dengan mengpukpuk pempers milik Rigel. anak itu hanya mengangguk saja untuk menjawabnya.

mata Rigel tak luput dari wajahnya Harvey, bagaimana bisa? rahang yang tercetak bagus dan kokoh berbeda dengan Rigel yang gembul akan lemak, hidung yang mancung nan tegap itu lagi lagi berbeda dengan Rigel yang mancung tapi sedikit mendelep, mata yang tajam bak mata Elang dengan alis yang tegas. berbeda lagi dengan Rigel.

tangan kecil Rigel dengan tetiba mengelus pipi yang tirus itu dengan perlahan, dirinya penasaran dengan pipi itu mengapa bisa setirus dan sebagus itu, kan Rigel menjadi iri.

chupp

ciuman kedua Harvey kembali berikan kepada bibir kecil sexy milik Rigel, sekarang anaknya biasa saja ketika di cium oleh Harvey karna yang awal tadi hanya kaget saja.
.

.

tidak tahu nya semua orang tua melihat mereka berdua lewat pintu kaca yang memang ada di situ entah kapan yang masang. Leo manusia paling kaget di antara yang lainnya, dirinya masih tidak rela jika nanti Rigel benar benar bersama dengan Harvey. dia yang membawa dan yang melayani Rigel sewaktu sakit, masa Harvey yang ngambil?

" Dad, ini tidak bisa di biarkan. adiku sudah tidak suci lagi " mulut nya dengan tetiba di geplak oleh Gabriel yang ada di sampingnya itu.

tentang Arlenio, mengenai anak itu sekarang dirinya tengah berdua di kamar oleh Ethan tadi sudah keluar, pas sampai di sofa tidak ada beberapa menit dirinya mengantuk dan mengajak Ethan untuk tidur di kamar saja. Arlenio juga tengah mencoba membukakan hati untuk Ethan yang sekarang tengah berjuang untuk mendapatkan dirinya.

mereka berdua sekarang berada di kamar, cuddle dengan nyaman dan tenteram. sekarang di sini walapun panas tetapi dingin entah suhunya kenapa bisa berubah-ubah dengan begitu saja.
Arlenio meminta Ethan untuk menghidupkan penghangat ruangan saja daripada AC yang di kecilkan masih terasa dingin nya.

memeluk badan satu sama lain, tangan kokoh Ethan menjadi bantalan Arlenio. ototnya juga tak kalah empuk walapun atos.
.

.

di bawah, kembali lagi kita ke bawah.
Rigel dan Harvey tengah duduk di gazebo setelah tadi berdiri cukup memakan beberapa menit. maid kembali datang dengan membawakan dot Rigel dan teh hangat untuk Harvey, tadi di awal Rigel sudah menyesap dot itu yang pertama, dan sekarang dot yang kedua. sejujurnya Harvey tidak menyukai teh dia lebih menyukai air putih yang dingin mau dalam kondisi sakit ataupun tidak tetap air putih yang dingin akan menjadi minumnya. sudah tidak suka susu, tidak suka teh. ngelunjak ni anak, tapi enaknya cuma di kasih air putih dingin saja sudah terima Harvey nya.

percaya tidak percaya, Harvey pernah meminum alkohol dengan teman temannya. Harvey serta teman temannya menghabiskan tiga botol sekaligus, Harvey awalnya bertanya tanya kenapa hanya dirinya yang tidak tepar seperti teman temannya? kenapa hanya Harvey yang sadar?

jangan kalian berfikir bahwa hanya meminum saja, bocah tiga belas tahun ini juga sudah mencoba untuk menghancurkan paru-paru nya dengan cara merokok. hal itu belum di ketahui oleh siapapun kecuali teman temannya karna Harvey melakukan dengan mereka bukan dengan keluarganya.

_________________
_____________________________

gambaran tinggi nya kayak gitu






















Rigel: votmen nya aunty aunty, nanti di kiss Ligel kalo votmen. 😖

Continue Reading

You'll Also Like

213K 11K 34
Bercerita tentang cilo dan semua tingkah lakunya yang polos, lucu dan menggemaskan, dimana dia mempunyai pawang yang amat dingin tetapi tidak untuk c...
568K 41.5K 33
apa yang kalian pikirkan dengan anak 12 tahun. main? bersenang-senang?. No kalian salah. dia Dafian anak penjual koran yang berusaha banting tulang m...
549K 28.6K 35
ALANGKAH BAIKNYA SEBELUM BACA FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU DAN JANGAN LUPA VOTE ///////////////////
451K 25.9K 25
β†’HABIS BACA JANGAN LUPA VOTE← Note: BUAT PARA PLAGIAT!!! WOI! KALAU PUNYA OTAK YA LO HARUS MIKIR SENDIRI :v JANGAN SEENAK JIDAT NGEJIPLAK MILIK ORANG...