"Hal yang bagus?"
(Ya! Besar dan berkilau!)
'Besar dan berkilau?!'
Mendengar jawaban kelalawar itu, Sejun meletakkan kayu yang dibawanya dan masuk ke dalam penjara kosong.
Dan barang yang dia temukan.
"Mungkinkah... ini? Besar dan berkilau?"
Di dalam penjara ada gelas emas yang tidak ada saat Sejun sedang membersihkan.
(Ya! Aku menyiapkannya untukmu, tuan!)
Kelelawar emas menunjuk ke arah gelas emas dengan sayapnya dan berbicara dengan bangga.
Karena pemilik sebelumnya, Skaram, menyukai benda-benda besar dan berkilau, kelelawar emas mengira Sejun juga menyukainya.
Kemudian,
"Ini sampah, meong!"
Theo yang tergantung di lutut Sejun berteriak saat melihat tumbler itu.
(Sa...sampah?! Aku mendapatkan ini dari luar menara khusus untukmu!)
"Makanya jadi sampah, meong! President Park bilang barang-barang dari luar menara itu sampah, meong!"
Kata Theo bangga, mengingat ajaran Sejun.
(Itu tidak mungkin...)
Kelelawar emas itu tampak kecewa.
"Kamu mendapat ini dari luar menara?"
(Ya! Tuan! Aku bisa berkeliaran di luar menara selama 1 menit!)
Melihat reaksi Sejun, kelelawar emas itu membual tentang kemampuannya. Aku kompeten, bukan? Aku melakukan pekerjaan dengan baik, bukan? Tolong pujilah aku!
Namun,
"Kelelawar emas, aku kecewa."
Alih-alih memuji, Sejun malah memarahi kelelawar emas itu.
Dengan kemampuan membawa barang dari luar menara, ia hanya membawa gelas?! Ada begitu banyak hal untuk dimakan seperti makanan ringan, roti, minuman, ramen, dll! Dan dengan kemampuan seperti itu, ia hanya membawa kembali sebuah gelas!
(Apa?!!!)
Mendengar perkataan Sejun, kelelawar emas itu terkejut seolah dunia telah runtuh. Ia mencoba mengesankan tuannya dengan kemampuannya, namun akhirnya merusaknya.
'Aku kelelawar tak berguna...'
Ia ingin bersembunyi. Sama seperti ketika ditinggalkan setelah lahir karena warnanya berbeda.
Saat kelelawar emas hendak menyembunyikan wajahnya dengan sayapnya karena putus asa,
"Kelelawar emas, kamu menyia-nyiakan bakat luar biasa."
(Aku? Bakat?)
"Ya. Theo, kontraknya."
"Ini dia, meong!!"
Mendengar perkataan Sejun, Theo segera mencabut kontraknya.
Kemudian,
Swish. Swish.
Sejun mulai menulis kontrak. Dia akan mengamati lebih banyak lagi dan kemudian memutuskan, tapi dia tidak bisa memperlakukan talenta papan atas seperti ini.
"Aku akan melepaskanmu dengan imbalan bekerja untukku selama 10 tahun."
Sejun mengusulkan kontrak kepada Kelelawar Emas, menawarkan untuk membebaskannya dari penjara dengan imbalan sepuluh tahun pelayanan.
(Kamu menyediakan makan tiga kali sehari dan bonus kinerja?!)
Kelelawar emas terkejut melihat kontrak tersebut. Meski bersyukur bisa keluar dari sini, tapi sulit dipercaya kalau dia bisa menyediakan makanan dan bahkan uang selama sepuluh tahun! Tuan baru ini aneh.
"Sekarang, stempel itu."
(Oke.)
Press.
Kelelawar emas mencap kontrak dengan ibu jari di ujung sayapnya.
"Selamat datang, kelelawar emas."
Clank.
Setelah kontrak dicap, Sejun melepaskan rantai yang mengikat kaki kelelawar emas itu.
(Terima kasih!)
Flap. Flap.
Kelelawar emas yang tidak dirantai itu terbang mengelilingi Sejun, mengepakkan sayapnya dengan keras. Rasanya nyaman sekali terbang tanpa rantai yang menyeret kakinya.
"Pertama, duduklah. Ada yang ingin kutanyakan."
(Ya!)
Mengikuti perintah Sejun, kelelawar emas itu duduk di bahunya.
Kemudian,
"Bisakah kamu keluar menara setiap hari?"
(Tidak. Hanya seminggu sekali.)
"Apakah begitu? Lalu ketika kamu pergi ke luar menara..."
Sejun mulai menanyakan serangkaian pertanyaan untuk memahami sepenuhnya kemampuan kelelawar emas itu.
Apa yang dia temukan adalah bahwa kelelawar emas bisa pergi ke beberapa tempat tertentu di luar menara di Bumi seminggu sekali. Kelelawar mengatakan tidak yakin di mana lokasinya.
Selain itu, kelelawar dapat membawa barang ke dalam menara asalkan beratnya kurang dari 5kg dan berada dalam radius 30cm dari kelelawar.
Jika dia bisa mengumpulkan lebih banyak informasi dan mencari tahu di mana kelelawar emas itu muncul?!
'Kalau begitu aku bisa mulai mendapatkan perbekalan yang kubutuhkan!'
"Hmm."
Pikiran itu saja sudah membuat mulutnya berair karena kegembiraan.
"Aku mengerti. Kami akan melanjutkan percakapan ini besok pagi."
Sejun mengakhiri pembicaraan dan keluar dari penjara.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
Flap. Flap.
Sejun bertanya pada kelelawar emas yang ragu-ragu dan tidak keluar dari penjara.
(Bisakah...Bolehkah aku keluar juga?)
"Tentu saja. Kamu bebas sekarang."
Setelah mendengar kata-kata Sejun, kelelawar emas itu mengumpulkan keberanian dan dengan hati-hati menjulurkan kepalanya keluar dari penjara.
(Wow...)
Kelelawar emas itu tersentuh saat menghirup udara segar di luar penjara.
Kemudian,
Flap. Flap.
Ia mulai terbang dengan gembira.
"Jangan melangkah terlalu jauh."
Clink.
Sejun menasihati kelelawar emas sambil mengunci penjara. Dia berencana menggunakan penjara sebagai ruang penyimpanan di masa depan.
Dia memungut kayu itu lagi dan membawanya ke para Ent, tetapi mereka tidak memakannya.
"Mengapa mereka tidak makan?"
[Tuan, tidak ada kekuatan hidup di dalamnya.]
"Kekuatan hidup?"
Sepertinya mereka hanya memakan yang belum lama mati.
"Aku mengerti. Waktunya tidur."
Sejun bergegas kembali ke rumah. Dia sangat mengantuk.
***
"Baiklah."
Sejun terbangun dari tidurnya dan segera turun dari tempat tidur.
"Hah?"
Sejun menyadari kalau pangkuannya kosong.
"Kemana dia pergi?"
Theo, yang seharusnya berada di pangkuannya, tidak terlihat.
Swoosh.
Ketika Sejun menambahkan garis lain ke dinding kamarnya dan keluar,
"Ini Kelinci Hitam dan Cuengi, meong!"
(Ya!)
Theo memperkenalkan Kelinci Hitam dan Cuengi pada kelelawar emas.
Squeak!
Kueong!
Kelinci Hitam dan Cuengi menyapa kelelawar emas itu, menyesuaikan postur tubuh mereka agar terlihat seperti kakak laki-laki.
Kemudian,
"Kelelawar emas, karena kamu yang termuda sekarang, jagalah kakakmu dengan baik mulai sekarang, meong!"
(Ya! kakak!)
Pemeringkatan dengan cepat diselesaikan.
Saat itu,
Flap. Flap.
Patung naga hitam itu terbang.
- "Park Sejun, dasar bocah pemalas! Kenapa kamu bangun sangat terlambat?!"
Itu adalah Kaiser, yang marah-marah tanpa alasan, meski telah menunggu Sejun bangun.
"Ah. Halo, Tuan Kaiser."
- "Ya."
"Tapi ada apa? Apakah Aileen tidak berbicara denganmu lagi?"
- "Ya. Tidak! Bukan itu yang ingin aku bicarakan!"
Saluran percakapan yang sempat terbuka ketika Aileen menanyakan tentang pohon dunia dengan cepat ditutup dengan omelan Kaiser.
"Jadi?"
- "Aku datang untuk memberitahumu bahwa karena Ent lahir dari benih yang kamu tanam kemarin, tidak akan ada masalah bahkan jika Ent yang Rusak punah sekarang."
"Ah, jadi apakah kamu akan mengambil tindakan sekarang, Tuan Kaiser?"
- "Kenapa aku harus ikut campur?! Kamu harus melakukannya!"
"Aku?"
- "Ya! Mulai hari ini, pergilah ke hutan barat dan buru Ent yang rusak!"
Flap. Flap.
Kaiser segera pergi setelah mengucapkan bagiannya, kembali ke air mancur.
"Jadi, apakah kita akan pergi ke hutan barat, meong?"
Saat Theo mulai bersiap berperang dengan menghunuskan cakarnya,
Squeak!
Kueong!
Kelinci Hitam dan Cuengi juga mengambil senjata mereka, Palu dan Cabang Ent yang Rusak yang Ditingkatkan.
Saat itu,
Gurgle.
Suara itu berasal dari perut Sejun yang belum sarapan.
"Ayo makan dulu."
Saat Sejun pergi ke dapur, Theo yang tiba-tiba menempel di lutut Sejun, memegangi Churu dengan kaki depannya, meminta Sejun untuk memberinya makan.
Dan,
Squeak!
Kueong!
Flap!
Hewan-hewan lainnya secara alami mengikuti Sejun.
Kueong!
Terutama Cuengi yang terlihat bersemangat karena dia berencana untuk makan sekali lagi saat Sejun makan.
Makanannya kacau.
Lick, lick, lick.
Sejun memberi makan Churu kepada Theo dengan tangan kirinya sambil memakan sup dan kentang kukus yang dibuat oleh kelinci dengan tangan kanannya.
Dan,
Gulp, gulp. Krueng!
Setiap kali Cuengi meminum sup dalam sekali teguk, Sejun mengisinya kembali.
Hal baiknya adalah Kelinci Hitam dan Kelelawar Emas hanya berdiam diri di bahu Sejun. Mereka menempel erat padanya sehingga tidak mengganggu gerakannya.
"Fiuh."
Sejun menghela nafas setelah makan. Dia makan untuk mendapatkan energi, tetapi dia merasa lebih lelah setelah makan dibandingkan sebelumnya.
Setelah makan, Sejun turun ke dalam gua.
Dia mengemas hasil panen dan barang-barang penting di Toko Penjara Void untuk dibawa ke Hutan Barat.
Setelah mengisi penyimpanan, ketika dia pergi ke Flamie,
[Tuan! Aku akan memberimu buff!]
Flamie menawarkan untuk menerapkan buff Afi.
"Baiklah. Terima kasih."
Sejun awalnya tidak berniat menerima buff Api Perlindungan, yang kegunaannya tidak bisa dia pastikan, tapi dia menerimanya mengingat ketulusan Flamie.
[Yaap!]
Daun api membiru dan Api Perlindungan meresap ke dalam tubuh Sejun.
[Api Perlindungan merembes ke dalam selama 3 jam.]
[Api Perlindungan melindungi target.]
"Ent No.1, ikuti aku."
Sejun, yang telah menerima buff Api, berbicara kepada Ent besar. Sejun menamai Ent pertama yang lahir dengan sebutan "Ent No.1". Tentu saja, Ent kedua yang lahir diberi nama "Ent No.2".
Dia ingin mengambil kedua Ent, tapi Ent menolak meninggalkan kedua pos mereka, bersikeras bahwa seseorang harus tinggal di sini untuk melindungi Flamie. Jadi, Sejun memutuskan untuk membawa Ent No.1 yang lebih kuat bersamanya.
Plunk. Plunk.
Atas perintah Flamie bahwa ia harus mengikuti kata-kata Sejun sebagai miliknya, Ent No.1 mengikuti Sejun seperti yang diinstruksikan.
Ketika mereka muncul ke permukaan, Theo, Kelinci Hitam, Cuengi, Kelelawar Emas, Iona, dan ChuChu sudah menunggu.
"Hah? Iona, apakah kamu berencana untuk bergabung?"
"Ya. Aku perlu mengumpulkan beberapa bahan dan melatih ChuChu."
"Baiklah. Ayo pergi bersama."
Memiliki seseorang sekuat Iona merupakan suatu kelegaan bagi Sejun.
Kueong!
Cuengi semakin besar dan menggendong kelompok tersebut, termasuk Ent 1, di punggungnya.
Theo yang sudah mendapatkan tempat di pangkuan Sejun, membelalakkan matanya.
'Aku tidak boleh tertidur, meong.'
"Kyoot kyoot kyoot."
Theo, melihat Iona menertawakannya, mengingatkan dirinya untuk tetap waspada. Dia tidak bisa melepaskan pangkuan Sejun!
"Ayo pergi!"
Kueong!
Thud Thud.
Atas perintah Sejun, Cuengi mulai berlari ke arah barat.
Kemudian,
Snore.
Snore.
Sebelum ada yang menyadarinya, Theo sudah tertidur di pangkuan Sejun, dan Iona pun tertidur di sampingnya, menggunakan ekor Theo sebagai selimut.
Setelah sekitar 40 menit berlari, mereka sampai di pintu masuk hutan bagian barat. Penjaga cabang yang menjaga pintu masuk jumlahnya sedikit, karena sebagian besar belum pulih dari serangan api Sejun sebelumnya.
"Teman-teman, bangun."
Sejun membangunkan Theo dan Iona dan turun dari punggung Cuengi.
Puck!
Sejun melemparkan kapaknya untuk membunuh penjaga cabang dan memasuki pintu masuk hutan barat.
"Kamu ikuti sambil makan."
Sejun mengeluarkan Ent 1 dari penjara kosongnya dan memberikan instruksi.
Plunk.
Ent 1 mengangguk pada perintah Sejun dan mulai memakan penjaga cabang.
Saat kelompok itu melewati pintu masuk,
Swoosh. Swoosh.
Bunga kuning dan ungu mendekat. Mereka adalah Penyerang Bunga Lengket dan Penyerang Bunga Kabut Beracun.
Boom!
"Aku akan mempersiapkan musuh yang tepat untuk dikalahkan oleh Presiden Park, meong!"
Theo berlari ke depan, cakarnya teracung.
Kemudian,
Squeak!
Kueong!
Kelinci Hitam dan Cuengi mengikuti.
Thunk!
[Anda telah membunuh Penyerang Bunga Kabut Beracun dari Ent yang Rusak.]
[Anda telah memperoleh 1500 poin pengalaman.]
Sejun perlahan mengikuti, memberikan pukulan terakhir pada monster yang dilemahkan oleh hewan, sehingga mendapatkan poin pengalaman.
Saat mereka mengalahkan musuh,
[Seorang petani penyewa telah menciptakan ladang tomat ceri ajaib seluas 300 meter persegi.]
[Anda telah memperoleh 200 poin pengalaman.]
[Ukuran lahan pertanian Anda telah melebihi 100.000 meter persegi.]
[Bakat: Tuan Tanah berevolusi menjadi Tuan Tanah Perwira.]
"Tuan Tanah Perwira?"
Sejun memeriksa bakatnya yang berevolusi.
[Bakat: Tuan Tanah Perwira]
-Ini adalah bakat yang hanya bisa diperoleh oleh petani yang memiliki lahan pertanian lebih dari 100.000 meter persegi.
-Anda dapat menunjuk hingga 100 petani penyewa.
-Petani penyewa dapat menggunakan keterampilan kerja Tuan Tanah. (Saat petani penyewa menggunakan keahlian Tuan Tanah, Tuan Tanah menerima hadiah 3%.)
-Anda dapat menunjuk hingga 5 penjaga untuk melindungi pertanian. (Anda menerima 50% poin pengalaman untuk musuh yang dibunuh oleh penjaga dalam jarak 1 km dari Pemilik.)
-Bakat tumbuh seiring dengan bertambahnya ukuran pertanian.
"Oh! 50% poin pengalaman?!"
Terlebih lagi, hal ini tidak mencuri pengalaman dari para hewan. Kalau terus begini, tampaknya lebih cepat bagi hewan untuk membunuh monster daripada dia melakukannya secara pribadi.
Sejun menunjuk Theo, Kelinci Hitam, Cuengi, Iona, dan ChuChu sebagai penjaga.
"Teman-teman, ayo!"
Hewan-hewan yang menjadi penjaga pertanian Sejun mulai membunuh monster-monster itu.