[ZAYARA]

By Cheira_vee

50.1K 1.1K 104

ZAYKA ILONA ALIKA dia seorang gadis yang sangat cantik,aktif, manja, ceria, dan minus ahklak bertemu dengan... More

prolog
Chapter. 01.
Chapter. 02.
Chapter. 03.
Chapter. 04.
Chapter. 05.
Chapter. 06.
Chapter. 07.
Chapter. 08.
Chapter. 09.
Chapter. 10.
chapter. 11.
Chapter .12.
Chapter. 13.
chapter. 14.
Chapter. 15.
Chapter.16.
Chapter. 17.
Chapter. 18.
Chapter. 19.
UP NEW
Chapter. 20.
Chapter. 22.
Chapter. 23.
Chapter. 24.
Chapter. 25.
Chapter. 26.

Chapter. 21.

1.2K 39 8
By Cheira_vee

Up ya gais yaaa

Kamis, 21,maret

.
.
.
.
M

aafkan Author yeng membuat kalian menunggu
Jangan lupa votemenn
Wopyuuu😍🥰💕

TETAP MENYALA ABANGKUH🔥🔥🔥
°°°°
UKS(Usaha Kesehatan Sekolah)

"Ih Rayan Gue gamau pake inii. " Bantah Zay dari tadi karna risih dengan koolfever  yang kini berada di jidat nya.

Zay sudah sadar dari beberapa menit yang lalu tapi
Saat Zay masih pingsan Rayan menyuruh Kino membeli Koolfever  untuk Zay karna yang ia tau itu bisa meredakan demam, tapi Zay tak ingin memakainya karna bisa hilang image nya jika memakai itu, ya meskipun dirinya jika demam di rumah slalu di pakai kan itu oleh Melinda tapi bedanya ini di sekolah.

Rayan berdecak kesal. "Jangan bawel deh, itu biar panas kamu berkurang Zay. "

"Ini tuh buat anak kecil, buat Balita mana cocok gue pake ini. "

"Yaudah lepas aja tapi kita ke rumah sakit. " Tukas Rayan datar. Sembari berdiri ingin menggendong Zay.

"Aaa, gamau Rayan Gamauu. " Teriak Zay berontak.

"Gamau pake itu kan yauda kita ke rumah sakit, biar kamu di suntik dokter sekalian jadi ga perlu pake koolfever  lagi kalo udah gak panas. "

"Iya iya mau, ampun ampun. " Final Zay menyerah, lebih baik ia memakai benda aneh ini daripada bertemu jarum suntik.

Rayan tersenyum manis, lalu membaringkan Zay kembali di Brankar. "Kan kalo nurut Cantik. " Puji nya sembari mengusap pipi Zay lembut.

Zay menepis tangan Rayan kesal. "Nyebelin banget sih jadi orang. " Ketus nya Geram. Rayan hanya terkekeh melihat Zay yang sedang Merajuk dengan nya.

"Udah jangan marah, Kalo sembuh Aku beliin Gulali. "

"Gamau."

"Permen? "

"Gamau."

"Terus? "

"Terserah."

Begitulah Ucapan kramat Cewek, yang membuat Rayan pusing.

"Yaudah nanti kalo sembuh Aku kasih Hadiah. " Ucap Rayan yang sepertinya Zay tertarik.

"Beneran kan mau kasih hadiah? " Tanya Zay menyelidiki.

Rayan mengangguk. "Ada Syarat nya. " jawab Rayan dengan senyuman kecil.

"Katanya kalo sembuh mau ngasih tapi pake Syarat-syaratan. " Cibir Zay kesal.

"Mau nggak? "

"Yaudah apa?"

"Harus pake Aku-Kamu, bukan Lo-Gue. " ujar Rayan santai.

Zay berdecak. "Yaudah yaudah. "

Cklekk...

Mereka berdua menatap pintu yang sudah terbuka itu, dan menampakan Giselle dan teman teman nya. Zay merotasikan matanya malas sedangkan Rayan reflek mendatarkan wajah nya.

Giselle berjalan mendekati brankar Zay dengan wajah yang ia buat dengan mimik khawatir. "Zay gimana keadaan kamu? Aku khawatir tadi denger kalo kamu pingsan. " Ujar nya lembut dan memegang tangan Zay.

Zay menyentak tangan nya kasar. "Gausah sok peduli lo sama Gue, Seneng kan Lo. " Balas Zay tersenyum sinis ke arah Giselle.

Giselle menggeleng. "Ngga Zay aku beneran khawatir sama kamu. " Katanya Lembut dan ingin merangkul Zay. Dengan cepat Zay mendorong Giselle sampai ia terduduk di lantai.

Karina, dan Dea tercengang melihat Giselle terjatuh dengan kuat. Dengan cepat mereka membantu Giselle berdiri dari duduk nya.

"Apaan si Lo Zay! Giselle baik sama Lo tapi lo kasar banget sama dia. "Bentak Karina ke arah Zay.

"Tau tuh, Gue kira Lo ga kaya gini cih. " Sinis Dea ke arah Zay.

"Jangan deh Lo pada temenan sama dia, dia tu medusa pinter drama licik lagi. " Jawab Zay datar.

"Dasar Lo aja yang ga suka Giselle bahagia ada teman, selama ini kan lo selalu Iri sama dia. " Cibir Karina dengan sinis.

Zay tersenyum miris melihat dua gadis di depan nya. "Selain pinter drama dia juga pinter buat dongeng palsu, kalian aja mau banget di bodohin. " ucap nya menekan di kalimat akhir.

"Sialan Lo!" Dea ingin Melayangkan tamparan ke arah Zay karna kesal, namun tangan nya berhenti di udara saat tangan besar ber-urat itu mencekal nya.

"Kalo Kalian ke sini cuma mau buat luka ini Zay, mending pergi sebelum gue abisin kalian ber-3 di sini. " Desis Rayan rendah sembari melepaskan kasar Tangan Dea.

"Udah Aku gapapa kok, Aku udah biasa. Zay maafin aku ya kalo buat kamu ganyaman. " Ujar Giselle Lembut.

Giselle berjalan mendekati Rayan yang kini menatapnya kasar. "Maafin Aku ya Rayan udah buat kamu emosi. " Ucap nya sembari memegang Lengan Rayan dan tersenyum lembut.

"Gausah pegang pegang cowo Gue sialan! " Umpat nya sembari menepis kasar tangan Giselle yang berada di lengan Giselle.

"Gue muak banget  liat drama Lo, pergi sana! " usir Zay kasar. Giselle mengangguk lalu menarik teman teman nya keluar dari sana, Terselip senyum licik saat ia berhasil melihat kan sifat Zay bahwa Zay jahat kepadanya.

Sedangkan Rayan tersenyum kecil saat melihat Reaksi Zay yang marah karna Giselle memegang lengan nya tadi. "Cemburuan juga. " lirih nya..

°°°°

Matahari Sangat Trik siang ini, membuat keringat di kening Ghena bercucuran deras, bagai mata air dari pegunungan pilihan.

"Duh gilak panas banget, gue yakin neraka bocor Halus sih. "Ucap Gadis itu kepanasan.

" Bacot banget dari tadi. "Celetuk Jefran yang kesal dengan Ghena sebab dari ia berdiri di sini gadis itu slalu mengoceh saja.

"Dih suka suka lah orang bacot bacotnya gue juga. "Balas Ghena Garang.

"Bacot lo ngerugiin gue. " Ucap Jefran datar dengan menatap Bendera merah putih di atas.

"Bodo amat,Lagian Lo yang rugi bukan Gue. "

"Bawel." Cetus Jefran.

Ghena yang kesal itu menginjak kaki Jefran sebal. Jefran bukan nya sakit malah melihat nya gemas saat Ghena menginjak kaki nya, layak nya anak kecil yang sebal.

"Manusia nyebelin, kaya Monyet, Manusia anehhh. " stelah menginjak Kaki Jefran ia kembali hormat ke pada Bendera merah putih lagi.

Jefran melirik Gadis di samping nya yang sekarang berwajah Merah karna kepanasan. Cantik dan bawel.

Kringg....

Bel masuk sudah berbunyi, Ghena bernapas Lega saat itu juga.

"Akhirnya bisa neduh di perpus. " Ujar nya sembari berjalan Menuju Koridor untuk ke lantai Atas ke Perpustakaan.

Jefran pun mengikuti nya di belakang.

Sampai di depan perpustakaan, Ghena membuka pintu Itu lalu memasuki Ruangan yang penuh buku di sana. Dan dia bertemu dengan Buk Jihan yang biasa menjaga perpustakaan.

"Wih Ghena Perdana kamu masuk perpustakaan, Harus kasih tau orang tua kamu ini biar Ngadain acara Tujuh Hari Tujuh Malam. " Ucap Buk Jihan Gurau.

Ghena tertawa menanggapi nya"Bisa aja buk, gini gini Ghena juga Rajin buk anak nya. Selalu juara 1 Ghena buk tapi dari belakang. "Jawab Ghena yang membuat Buk Jihan juga Tertawa, apalagi Jefran yang di belakang nya.

"Kesambet penunggu pohon Mangga belakang sekolah nih kamu bisa masuk perpustakaan. " Ujar Buk Jihan.

"Ih ngga lah buk, Aku kena hukum sama Buk Maya Hara gara manusia di belakang ini. " Jelas Ghena sembari menujuk Jefran di belakang.

"Oalah iya Tadi buk Maya mesen di ibuk kalo Kamu sama Jefran ke sini, di suruh nata Buku yang baru itu. " Ucap Buk Jihan Menujuk ke arah tumpukan Buku baru.

"Terus bersihin Rak buku yang belakang itu, intinya bersihin 1 perpustakaan ini, sampe jam pulang. " jelas buk Jihan. Ghena mengangguk angguk pasrah.

Gilak kira gue babu sekolahan kalik. Batin Ghena kesal.

"Udah itu aja, eh ibuk mau jemput anak ibuk dulu ya, berhubungan ada Ghena sama Jefran, ibuk titip Perpustakaan nya dulu ya. " Pamit Buk Jihan lalu meninggalkan kedua insan itu di perpustakaan.

"Ooh, iya buk iya. " Jawab Ghena.

Ghena berjalan ke tumpukan Buku yang berada di meja itu, berusaha mengangkat tumpukan besar nya.

"Gilak berat ba-nget. " Gumam nya berusaha mengangkat Buku tersebut. Tapi baru terangkat tiba tiba Buku tersebut terasa enteng.

"Kalo ga kuat jangan di paksain. " Ujar Jefran mengangkat setengah buku itu dan meninggal kan 10 buku di tangan Ghena.

"Dih sok perhatian. " Cibir Ghena. Lalu ia berjalan mengikuti Jefran menuju Rak buku yang kosong.

"Awas aja lo gak bantuin gue. " Peringat Ghena Garang.

"Hmm."

°°°°

Di taman belakang sekolah memang terasa sangat tenang untuk bersendirian,Resya sekarang berada di taman belakang, karna ia tau Ghena sedang di hukum jadi ia lebih baik ke sini saja.

Resya membuka bekal nya hari ini, ia hanya berbekal telor goreng saja hari ini. Satu suapan sudah masuk ke dalam mulut nya.

Ingatan nya tentang malam tadi sangat mengusik pikiran nya yang ingin merasakan tenang.

....

Di rumah sederhana namun masih sedikit mewah itu terdengar kebisingan, yang hebat.

Plak

Seorang gadis terjatuh saat merasakan pipi nya di tampar dengan keras oleh seorang lelaki paruh baya yang sedang emosi.

"Anak gak guna, buat apa saya ngerawat Kamu kalo kerjaan kamu cuma nyusahin saja. "Teriak Gani murka.

"Ayah tapi Resya gatau mau kerja apa buat dapetin uang. "Tangis gadis itu sesak.

"Saya gak peduli, pokoknya saya membutuhkan uang. "Tukas lelaki itu kasar.

"Ayah, mama lagi sakit di rumah sakit, seharusnya ayah yang nyari uang untuk mamah yah.  "Jelas Reysa yang masih terisak di lantai.

" kamu pikir saya peduli dengan wanita penyakitan  kayak mamah kamu itu. "

Reysa terisak mendengar kata kata kasar itu. Mengenai  mamah nya yang sedang di  rumah sakit.

"Asal kamu tau, saya menikah dengan wanita penyakitan itu hanya ingin hartanya saja, gak lebih. " ucap Gani tertawa puas.

"Ayah jahat!. " Teriak Resya murka.

"Apa kamu bilang tadi. " Desis Gani marah.

Resya berdiri ."Kalo tau akhirnya begini, aku lebih memilih Ayah gak nikah dengan Mamah, gak nikah sama lelaki brengsek kayak ayah!" teriak Resya di depan Wajah Gani

Plak

"Anak kurang ajar! " murka Gani.

"Lihat saja sampai besok kamu gak dapat uang untuk saya. Saya bakal jual kamu ke teman saya. " peringat Lelaki itu lalu keluar dari rumah. Meninggalkan Resya yang sedang terduduk lemas di lantai di iringi air mata nya.

"Aku berusaha bertahan di sini cuma buat mamah, aku cari uang cuma buat kebutuhan mamah. Bukan untuk dia yang hanya untuk kesehatan mamah. " lirih Gadis itu pilu.

°°°

Resya menghapus buliran air yang mengalir di pipi nya. Ia terisak dengan kehidupan nya.

"Tuhan kapan Resya bahagia, Reysa cuma mau lepas dari masalah ini Tuhan. " Tangsi nya tersedu-sedu.

Ayah tirinya itu memang kelewatan, dulu ia sangat bersungguh sungguh dan bersifat baik di depan nya dan Mamah nya, meyakinkan bahwa dirinya pantas.

Tapi setiap beriringan waktu berjalan, Aruna(mamah Resya) Terkena Penyakit gagal ginjal dan harus di rawat di rumah sakit, dan ia tau ia sangat membutuhkan uang banyak agar mamah nya masih bisa di tangani oleh dokter.

Hidup nya yang dulu bahagia berubah menjadi neraka baginya, di setiap ia pulang selalu mendapatkan pukulan dan tekanan dari ayah tirinya yang gila harta itu.

Resya menangis tersedu-sedu di dana sembari menutupi mukanya, bahkan bekal nya hanya berkurang 2 sendok saja. "Papah di mana? Resya kangen sama papah, Resya ga kuat sama semua ini pah. " Lirih nya masih dengan tangisan.

Ia merindukan sosok Papa nya yang sangat meratukan nya, menyayangi nya. Tapi entah masalah apa Kedua orang tuanya itu bercerai tanpa Resya tau masalah apa, padahal hubungan Kedua orang tua nya terlihat baik baik saja, tak ada konflik apapun.

"Di makan dong bekal nya, nanti basah kena air hujan. " terdengar suara laki laki yang membuat Resya berhenti menangis. Ia menoleh ke belakang melihat siapa itu.

"Kinan? " Lirih Resya. Kinan tersenyum melihat Resya. Lalu duduk di samping gadis itu.

Kinan Galeno Rafrenda. Lelaki tampan yang sekarang menduduki kelas 12,lelaki yang di gemari siswi sekolah nya. Anak CEO perusahaan terbesar ya pasti di gemari banyak siswi karna ketampanan nya dan juga uang nya m. Dia adalah sahabat Resya dari kecil sampai mereka sedewasa ini namun bagi Kinan yang ia jalani sekarang bukan lah hubungan antar sahabat, ia menyayangi Resya dan juga mencintai Resya.

Resya juga sama, tapi ia lebih memilih memendam nya karna mustahil bisa bersama dengan Kinan yang derajat nya lebih tinggi dari dirinya. Kinan mempunyai segalanya sedangkan dia? Uang saja harus mencari

"Di hapus air matanya. "Kinan mengusap pipi Resya lembut menghapus jejak air mata nya. Namun tangan nya di tepis pelan oleh Resya.

"Lo ngapain ke sini? " tanya Resya datar.

"Ketemu sama Lo, gue cariin di kelas gaada. " Jawab Kinan santai sembari menyandarkan punggung nya. Kinan memang slalu menemui Resya kapan pun, dan slalu mengganggu hari hari gadis itu.

"Ck. Pergi aja lo sana. " Usir Resya kasar.

"Gak ah, ngapain Gue ninggalin cewek cantik di sini, ntar di ambil orang. " balas Kinan sembari menyendok bekal yang berada di pangkuan Resya.

"Hmm enak, besok besok bawain gue ya. " Ucap Kinan antusias sembari mengambil bekal Resya.

"Ogah, Gue lagi sibuk. " Cetus Resya datar.

"Gue juga sibuk, sibuk mencintaimu. " Ujar Kinan menggombali Resya, namun tak ada reaksi apapun

"Gue gak cinta sama lo. "Ketua Resya lalu berdiri meninggalkan Kinan di sana.

"Bilang aja lo cinta gue, cuma gengsi aja. " Gumam Kinan melihat Tubuh gadis itu semakin , lalu ia melanjutkan makan bekal Resya tadi.

Kinan menoleh ke belakang ke arah gadis yang meninggal kan nya itu. "SENJA KINAN GALENO RAFRENDA MENCINTAIMU!!! " Teriak Lelaki itu meski tak ada balasan sama sekali.

Gadis itu sederhana namun dingin bagi Kinan, Dari wajah yang Bahagia berubah menjadi sendu. "Kenapa Lo jadi sedingin ini Nja sama Gue? Dulu Lo slalu bersikap hangat ke Gue, kenapa Lo berubah! " Lirih nya sembari menatap bekal Resya yang ia ambil tadi.

Bersambungg...

Gimana part ini guyss??

votmen yaaa

Continue Reading

You'll Also Like

6.8K 131 21
Katanya ketua geng tapi kok manjaa banget - angel
13.1M 434K 41
When Desmond Mellow transfers to an elite all-boys high school, he immediately gets a bad impression of his new deskmate, Ivan Moonrich. Gorgeous, my...
7.4M 206K 22
It's not everyday that you get asked by a multi-billionaire man to marry his son. One day when Abrielle Caldwell was having the worst day of her life...
70.7K 2.2K 27
[ONGOING 🔞] #8 insanity :- Wed, May 15, 2024. #2 yanderefanfic :- Sat, May 18, 2024. After y/n became an orphan, she had to do everything by herself...