I WANT YOU (END)

Od SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... Viac

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

17

30.5K 2.3K 13
Od SriNNingsih

"Ace, apa yang sudah kamu lakukan disini? Lihat lah! Ruangan ini jadi kacau karenamu," Thalia berkacak pinggang dan menatap tajam ke arah Ace dan beberapa orang berjubah hitam yang ada di hadapannya. Thalia menangkap hal buruk akan terjadi.

"Seharusnya kau berterimakasih kepadaku. Karena aku, Rumah Sakit ini jadi tidak terlalu kacau balau dan menghindarkan korban tak bersalah berjatuhan," Jawab Ace dengan senyuman tipisnya.

"Justru kemungkinannya karena kau di sini. Makanya mereka berbuat onar disini," Omel Thalia kesal, ia pun mengedarkan pandangannya.

'Astaga, tempat ini begitu kacau,' batin Thalia menelisik.

Saat ia berjalan mendekat ke arah Ace, kelima pria dengan pakaian serba hitam mulai waspada dengan senjata mereka.

"Wah, ternyata ada para bandit kecil suka main keroyokan di sini," Ujar Thalia dengan nada mengejek, "Ace, sepertinya kau membutuhkan sedikit bantuanku," Celetuknya mengambil sebuah pedang serta beberapa pisau kecil yang tergeletak di lantai, Thalia berjalan santai mendekati Ace yang sudah berdiri waspada siap menyerang lawan.

Syut...

Salah satu di antara mereka melemparkan pisau kecil ke arah Thalia.

Trang....

Secepat kilat Thalia mengayunkan pedangnya yang sukses menghantam pisau tersebut hingga terlempar kearah lain dan menancap dalam di dinding terlapisi kayu.

Thalia berdecak kesal. "Bangsat, Kalian jangan curang dong. Main asal lempar senjata. Bagaimana jika aku sampai terkena?" Bentak Thalia kesal.

Ace menggelengkan kepalanya, "Memang itu tujuannya mereka bodoh," Kata Ace membuat kedua mata Thalia melotot tak terima.

"Kalian jangan meremehkan kemampuanku ya," Thalia pun membalas orang tersebut dengan pisau yang ada di tangannya.

Syut...

Jleb..

Pisau Thalia menancap di kepala pria berbaju hitam yang berdiri di belakangnya, karena pria yang melemparkan pisau ke arah Thalia berhasil menghindari lemparan pisaunya.

"Wowww... Akurasi yang sangat mengagumkan," Ace terpukau dan membuat Thalia sedikit goyah karena gugup.

"Cihh, sayangnya meleset tidak mengenai target," Thalia mengomel tidak jelas karena kesal.

"Ck.. Jangan kasih ampun pada wanita itu, serang dia!" Perintah ketuanya pada yang lain, serentak mereka menyerang.

Thalia memasang kuda-kuda bersiap menghajar para tikus got yang membuat ulah di Rumah Sakitnya.

Syut..

Tring..

Bugh..

Jlebb..

Dengan lihai Thalia memainkan pedangnya serta sesekali ia melempar pisau kecil yang ia temukan tergeletak di lantai, Ace pun tak hanya diam menonton. Ia juga turut membantu Thalia menghadapi kelima pria pembuat onar tersebut.

"Aku akan menghalau serangan mereka. Aku tidak akan membiarkan mereka melukaimu," Ujar Ace ketika ia menghalau sebuah serangan pedang yang di targetkan mengenai bahu Thalia.

Pria bandit itu bertambah, teman-temannya datang kembali untuk membantu. Thalia berhasil melumpuhkan 3 di antaranya, Ace menebas tangan salah satu dari mereka hingga putus demi menghalangi serangan para bandit yang bisa membuat Thalia terluka. Thalia bergidik melihat tangan terlepas dan terkulai di lantai.

Punggung mereka berdua bersentuhan, Thalia dan Ace di kepung 11 orang pria berbaju hitam.

"Ace, siapa mereka?" Tanya Thalia pada Ace. Tatapan mata waspada Thalia tidak lepas dari mereka.

"Nanti akan aku jelaskan," Jawab Ace kemudian kembali bertarung karena para bandit mulai menyerang mereka berdua.

Satu per satu pria berbaju hitam jatuh tergeletak karena tebasan pedang Thalia dan Ace. Mereka kewalahan menghadapi Thalia, ilmu bela diri yang Thalia gunakan berasa asing dan aneh. Tapi jika terkena serangannya maka nyawa mereka melayang.

Tubuh Thalia sudah mulai beradaptasi dengan jiwanya, ia merasa tak terganggu lagi dan sekarang ia juga memakai pakaian yang ringan. Semua sudah mendukung Thalia bergerak semaunya. Sesekali Ace menatap Thalia dengan seringaian yang tak kentara, kedua mata merahnya terkesan tertarik dengan wanita lincah yang membantai manusia di depannya itu.

Tendangan maut Thalia berhasil mengenai titik vital yang berakibat pria itu jatuh dan tak bernyawa. Tersisa 2 lagi salah satu dari mereka berhasil di lumpuhkan Ace. Thalia kembali menebas kaki pria berbaju hitam tersebut hingga membuat dia berteriak kesakitan.

"Aku akan membereskan sisanya," Ucap Ace sambil mengikat kedua pria tersebut biar tidak kabur.

"Aku tak yakin mereka akan membuka mulut," Sahut Thalia kemudian membuang pedangnya. Penampilannya tampak kacau kali ini.

"Aku akan mengirimkan baju ganti untukmu," Kata Ace setelah ia tahu Thalia berdecak kesal melihat penampilannya.

"Terimakasih,"

***___***

Serangan mendadak di Rumah Sakit menjadi trending topic. Apalagi dengan adanya Thalia yang ikut turun membantu Pangeran Kedua dengan segala rumor buruknya membuat keduanya menjadi topik hangat. Thalia masih menunggu penjelasan Ace dan akhirnya ia berakhir duduk berdua di kedai rumah makan tak jauh dari Rumah Sakit.

Penampilan Thalia sudah kembali rapi dan bersih, ia tak mensia-siakan waktu istirahatnya untuk mandi dan mengganti pakaian yang di kirim oleh Ace—Thalia tersenyum saat menatap gaun pemberian Ace yang sesuai dengan seleranya, simpel, elegan dan anggun.

"Kerusuhan tadi benar-benar mengerikan, 15 orang melawan 2 orang sangat tidak seimbang. Apa jadinya jika salah satu dari kita tewas tertebas," Ujar Thalia bergidik ngeri—ia sudah cukup merasakan rasa sakit saat kematian merengut kehidupannya.

"Mereka pembunuh bayaran suruhan seseorang. Mereka di sewa untuk membunuhku," Jelas Ace dengan santai.

Thalia melongo menatap Ace tidak percaya, "Ternyata rumor itu benar. Selain terkenal berdarah dingin, ternyata kamu juga seorang buronan. Apa yang sudah kamu lakukan sampai menjadi target seseorang?" Tanya Thalia yang membuat Ace terkekeh karena penjelasan Thalia mengenai dirinya.

"Kau tidak takut berdekatan denganku setelah tahu akan rumor itu?" Tanya Ace—ia mengabaikan pertanyaan Thalia.

Thalia menghela nafas panjang. "Takut, itu sudah pasti. Tapi, aku tetap waspada jika aku berada di sekitarmu," Mata emas madunya melirik Ace. "Kau berbahaya," Gumamnya pelan hampir berbisik.

Ace masih dengan posisinya yang santai dan senyuman di bibirnya tidak pudar setelah mendengar perkataan Thalia.

"Sebenarnya bukan aku yang berbahaya, Thalia. Tidak hanya padamu." Bantah Ace, "Tapi, kemungkinan setelah ini. Kau juga akan menjadi target mereka, karena telah membantuku saat aku di serang tadi." Jelas Ace membuat Thalia terdiam.

"Hei, aku tidak melakukan apapun. Bahkan aku di sini hanya untuk bekerja, memajukan pelayanan RS dan membangun bisnisku. Tidak ada yang lain," Sergah Thalia kesal.

"Yah, mungkin karena faktor itu juga. Dengan adanya kamu yang mulai berkecimpung di RS ini. Akan membuatmu menjadi target mereka," Ace membenarkan posisi duduknya. "Dengar, aku di sini karena ingin menyelidiki sesuatu." Thalia diam menunggu Ace melanjutkan pembicaraannya.

"Kau masih ingat saat Raja Liam tempo hari memintamu ke RS di kota ini. Meskipun itu semua karena usulanmu ingin kesini demi mensejahterakan dan menyetarakan kasta rakyat, tapi di balik usulanmu itu kebetulan sekali kasus keguguran disini meningkat. Dan kebanyakan kasus larinya ke RS tempatmu bekerja," Jelas Ace.

"Lantas apa hubungannya dengan penyerangan tadi?" Tanya Thalia tidak mengerti.

"Aku sedang menyelidiki sebab keguguran tersebut. Mungkin orang akan berfikir itu alamiah karena faktor kecapekan, atau kandungan lemah. Tapi, banyak perempuan sehat tidak ada gejala pun ikut mengalaminya. Dan usia kandungan mereka saat keguguran juga sama semua. Mereka akan kehilangan bayinya ketika kehamilan memasuki usia 4 bulan," Papar Ace.

"Seperti keguguran yang sudah di rencanakan, begitu maksudnya?" Tanya gadis itu.

Ace mengangguk, "Kau benar. Aku curiga ada seseorang di balik semua ini. Selain menyelidiki kasus tersebut, aku juga sedang mencari pelaku utamanya,"

"Tapi, untuk apa mereka melakukan hal tersebut?" Tanya Thalia semakin penasaran.

Ace menggelengkan kepalanya. "Entahlah, aku juga masih belum tahu,"

"Lalu Ace, bagaimana dengan kedua orang yang tertangkap tadi? Apa kau mendapatkan informasi penting?" Tanya Thalia.

"Mereka bungkam dan lebih memilih mati dengan menggigit lidah mereka sendiri dan kehilangan banyak darah," Jawab Ace.

Thalia mengernyit, "Ouhh, pasti sakit. Mereka lebih memilih mati perlahan-lahan daripada berkhianat membocorkan rahasia tuannya. Sangat loyal sekali mereka," Dumelnya sambil memijit pangkal hidungnya.

"Aku dengar kau bisa membantu persalinan?" Tanya Ace.

Kemudian di sambut anggukan Thalia, "Iya aku bisa meskipun itu terjadi dalam kondisi sangat memprihatinkan," Thalia tersenyum tipis. "Aku menyukai momen saat kelahiran berlangsung. Bagiku sebuah keajaiban bisa melihat bayi mungil lahir dan kemudian menangis. Seperti menonton sebuah kehidupan baru yang akan hidup berdampingan dengan takdir dan nasib," Jelas Thalia menatap jauh ke depan.

Netra merah Ace tak letih menatap lekat wanita yang duduk di depannya, meskipun jarak mereka terhalang meja.

"Thalia, Aku butuh bantuanmu!" Ujar Ace dengan nada suara yang dalam dan terkesan serius.

Sontak membuat kedua mata Thalia sukses menatap mata merah Ace. "Apa?"

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

472K 28.5K 46
{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang keluarga. Tidak begitu sulit kedengarannya, t...
3.1M 300K 84
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
233K 27.5K 63
"Kehidupan ini hanya ku berikan untuk mu" Mahaz menganggap kelahiran kembalinya hanya untuk peri kecilnya. Mahaz seorang putra mahkota dari klan vam...
444K 38.1K 52
Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kekaisaran besar yang agung. Kehidupan dama...