LDR

By teahmanis

1.3K 157 134

⚠18+⚠ Tidak mudah menjalani hubungan jarak jauh. Rindu dan prasangka senantiasa menjadi bumbu di setiap harin... More

Prolog
Putus
Kalung gembok cinta
Rindu🌼
Sweetie
Baby finger
LDR 2.
LDR 3.
LDR 4.
LDR 5.
LDR 6.
LDR 7.
LDR 8.
LDR 9.
LDR 10.
LDR 11.
LDR 12.
LDR 13.
LDR 14.
Fighting.
LDR 15.
LDR 16.
LDR 17.
LDR 18.
LDR 20.

LDR 19.

39 5 0
By teahmanis


19. LDR 19

Jo Tae Yong menemui Ariana ke kantornya. Ia datang dengan membawa satu buket bunga mawar merah yang indah.

"Ari."

Ariana sontak memandangnya. Tae Yong berdiri tepat di hadapan pintu. Box smile-nya terukir tampak penuh ketulusan.

Ariana beranjak dari duduknya untuk mendekat ke hadapan pria yang sebentar lagi akan bertunangan dengannya. Ia menatapnya sesaat, tampak wajah tampan itu tersenyum simpul dengan tatapan yang hangat. Ariana menerima bunga pemberian Tae Yong dan mencium aromanya dengan seksama.

"Apa kau merindukanku?" Pertanyaan Jo Tae Yong mengingatkan satu hal, bahwa Tae Yong sudah melakukan perjalanan bisnisnya selama beberapa hari belakangan.

"Maaf, aku tidak pernah menghubungimu." Satu kata maaf dari Ariana mampu membuat Tae Yong terpaku. Ia hanya berharap kalau Ariana tidak akan marah karena ia tidak memberitahukan keberangkatan sebelumnya.

"Apa kau sudah makan?" Tae Yong kembali tertegun atas pertanyaan Ariana.

Keduanya pergi ke sebuah restoran dan dilanjutkan dengan duduk bersantai di taman.

"Aku dengar paman sudah pulih?"

Ariana membenarkan. "Ayah akan mengadakan rapat direksi setelah pertunangan kita," ujarnya. Ada suatu kelegaan untuk Jo Tae Yong ketika Ariana menyinggung soal pertunangan dengannya.

"Aku juga mendengar kalau Jeka berpeluang besar untuk menggantikan posisi paman, tapi jika kau mau aku akan meminta pada Ayah untuk memberikan sahamku padamu. Dengan begitu saham yang kau kumpulkan bisa melebihi saham yang Jeka miliki," ujar Tae Yong.

Ariana menggeleng di hadapan Tae Yong. Senyuman tipisnya seakan memberi arti bahwa semua itu sudah bukan lagi tujuannya.

"Saat ini aku sudah tidak menginginkan hal semacam itu. Aku tidak ingin lagi dibebani oleh jabatan dan kedudukan." Ariana menatap dengan intens. "Apakah kau akan merasa keberatan apabila aku menunggumu seharian di rumah? Aku ingin duduk santai menemani akan-anakku yang sedang bermain di taman nantinya," ujarnya yang kemudian mengalihkan pandangan pada beberapa anak kecil yang sedang berlarian di taman itu.

Jo Tae Yong tidak pernah merasa keberatan apabila Ariana hanya ingin menjadi ibu rumah tangga dan menunggunya pulang bekerja. Hatinya menjadi hangat terbawa serta suasana dari apa yang Ariana harapkan terhadapnya.

"Ari!" Tae Yong menyentuh salah satu tangan perempuan tersebut. Ariana kembali menatapnya. "Aku sudah bertemu dengan Jeong Jimin dan sebelumnya aku mendengar bahwa dia sempat dirawat di rumah sakit. Tapi kau jangan khawatir karena dia sudah kembali bekerja."

Ariana menjadi lega ketika Tae Yong memberitahukan hal itu. Tae Yong juga menuturkan bahwa ibunya sudah mengatur segalanya termasuk membelikan cincin pertunangan.

"Jika kau tidak keberatan kau boleh melihat cincinnya. Aku harap kau menyukainya," ucap Tae Yong dengan penuh antusias.

Ariana menyentuh tangannya sampai Tae Yong termangu. "Aku akan menyukai apa pun pilihan ibumu," pungkasnya.

Jo Tae Yong bungkam menatap berbagai tanda tanya yang tersirat dari raut Ariana. Ia melihatnya dengan jelas bahwa ada kesukaran yang ia tahan selama ini. Tae Yong menolak sadar bahwa sebenarnya Ariana tidak pernah menginginkan perjodohan ini.

"Apakah kau tidak ingin memberiku selamat, Ari?"

"Selamat untuk apa?" Ariana menjadi heran.

Tae Yong membusungkan dada dengan raut menggemaskan. "Aku baru saja naik jabatan. Aku menjadi komisaris di anak perusahaan milik keluarga kami," ungkapnya.

"Wah, benarkah?" Ariana menjadi sumringah. "Selamat, Tae Yong." Ariana bertepuk tangan.

"Hmm, seharusnya kau memberiku sebuah hadiah," celoteh Tae Yong sampai ia cemberut.

"Ah, kau tidak memberitahuku sebelumnya. Bagaimana aku bisa menyiapkan hadiah untukmu?"

Tae Yong menggenggam kedua tangan Ariana. "Kalau begitu apakah aku bisa meminta hadiah padamu?"

"Kau ingin aku memberikan hadiah apa?"

Tae Yong terdiam sesaat untuk memikirkan hadiah apa yang ia inginkan dari Ariana. "Aku ingin senyumanmu," celetuknya.

Ariana terpaku. "Aku ingin kau menyambutku dengan senyuman ketika aku pulang bekerja nanti. Aku ingin kau dan anak kita bahagia menantikanku setiap hari. Hanya itu yang kuinginkan darimu."

Ariana hendak melepas genggaman tangannya, tetapi Tae Yong semakin menahannya.

"Besok malam adalah malam pertunangan kita. Apakah kau bersedia memakai pemberian dariku?"

Ariana tidak dapat berucap ketika Tae Yong menunjukkan kalung indah yang ia ambil dari dalam kotak perhiasan yang kini berada dalam genggamannya.

"Aku ingin kau memakainya." Tae Yong hendak memakaikan kalung itu pada leher Ariana, tetapi leher itu telah terisi oleh kalung yang selalu setia melingkar setiap saat. Kalung liontin kunci dan gembok yang menjadi simbol cinta Ariana bersama dengan Jeong Jimin.

Ariana yang menyadari hal itu lantas menyentuh kalungnya. "Emh, apa kau ingin aku membuka kalung ini?"

Tae Yong tertegun. Tatapan nanar dari Ariana sudah menjelaskan segalanya, bahwa ia tidak mungkin rela melepaskan kalung itu.

"Tidak usah. Aku harap kau menyimpan kalungnya." Tae Yong memberikan kalungnya pada Ariana.

"Emh, kau tidak marah, 'kan, karena aku tidak berpamitan padamu?" Tae Yong mengalihkan pembicaraan.

Ariana sontak mengernyit. "Kali ini aku bisa memaafkanmu, tapi lain kali kau harus mengatakannya padaku. Bukankah kita akan menikah? Dan sebagai istrimu aku berhak mengetahui ke mana pun suamiku pergi." Penuturan itu sontak membuat keduanya terpaku. Ariana menyadari hal itu. Ucapannya mampu membuat Tae Yong semakin berharap penuh bahwa Ariana harus benar-benar menjadi miliknya.

***

Siang berganti malam dan malam berganti pagi. Perputaran hari terasa begitu cepat berlalu.

Sepulang bekerja Jo Tae Yong menjemput Ariana ke kantor untuk pergi bersama ke salon kecantikan. Mereka harus bersiap karena malam itu adalah malam pertunangan.

Seorang mua merias Ariana dengan sangat baik. Menjadikan Ariana tampil elegan dengan balutan gaun hitam dan rambut yang dibiarkan tergerai indah bak putri raja. Jo Tae Yong menghampiri dan terpesona melihat kecantikan Ariana. Ia mendekat dan menyentuh bahunya secara perlahan sampai keduanya memandang cermin di hadapan.

"Aku baru menyadari kalau kau mempunyai rambut yang indah. Aku harap kau selalu membiarkannya tergerai seperti ini," ucap Tae Yong yang kemudian mengecup pelipis Ariana dengan lembut.

"Kajja!" Tae Yong mengulurkan tangan yang disambut serta oleh Ariana dan mereka pergi untuk melangsungkan acara.

Pertunangan itu hanya dihadiri oleh dua keluarga dan tanpa melibatkan orang luar. Sebagai keluarga besar dari pihak Ariana, Jeka justru hadir memberikan nasihat pada sepupunya itu, bahwa ia sangat menyayangkan keputusannya untuk menerima pertunangan dengan orang yang tidak dicintai. Jeka lantas bergegas pergi dan tidak ingin terlibat lebih lama dalam acara itu.

Acara pun berlangsung lancar. Jo Tae Yong memakaikan cincin pilihan ibunya yang nyatanya pas di jari manis Ariana, begitu pun sebaliknya Ariana memakaikan cincin pada jo Tae Yong. Kedua keluarga saling bertepuk tangan atas terjalinya hubungan tersebut.

Sepanjang acara. Ariana tidak banyak mengumbar kata. Ia juga tidak menunjukkan kesukaran walaupun tidak pandai menyembunyikan kesedihan.

"Tuan dan Nyonya Go, apakah boleh aku memberi saran? Bagaimana kalau pernikahannya kita majukan lebih cepat?" Nyonya Jo bertanya dan kedua belah pihak sontak saling memandang.

Nyonya Jo tersenyum simpul kemudian mengusap lengan Jo Tae Yong.

"Putraku Tae Yong memintaku untuk mempercepat pernikahan. Tae Yong sangat mencintai Ariana. Aku sudah tahu itu. Dan untuk itu, bagaimana kalau setelah dua minggu kita laksanakan pernikahan?"

Ariana dan keluarganya sontak tercengang.

"Ah, kalian tenang saja. Serahkan semuanya padaku. Aku akan mengurus semuanya. Tidak perlu pesta mewah. Tae Yong tidak akan keberatan karena yang terpenting adalah pernikahan. Bukankah begitu, Tae Yong?" Nyonya Jo menatap putranya.

"Aigo, anak muda jaman sekarang memang tidak sabaran." Tuan Jo berseru dan tertawa bahagia.

Jo Tae Yong sumringah, senyum kebahagiaan terukir jelas di wajahnya.

"Bagaimana menurutmu, Sayang? Apakah kau menerima keputusan ini?" Nyonya Jo bertanya pada Ariana. Wanita yang sedang rapuh itu memberinya anggukan serta senyuman tipis yang dapat Jo Tae Yong artikan. Sekali lagi Tae Yong akan menolak fakta bahwa Ariana tidak mencintainya.


Continue Reading

You'll Also Like

319K 34.6K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
6.2M 604K 96
Yang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdap...
87.3K 7.6K 80
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
947K 77.5K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...