Thwack!
[Anda telah mengalahkan pengintai cabang besar dari Ent yang Rusak.]
[Anda telah memperoleh 500 poin pengalaman.]
[Anda telah naik level.]
[Anda telah memperoleh 1 status bonus.]
"Fiuh. Akhirnya, semuanya berakhir."
Sejun mengalahkan pengintai cabang terakhir yang tersisa dan naik level.
"Status."
Sejun meningkatkan kekuatan sihirnya dengan stat bonus dan memeriksa statusnya untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
[Park Sejun Lv. 25]
→ Bakat: Biasa, Sahabat Alam, Tuan Tanah
→ Statistik: Kekuatan (15.6), Stamina (16.1), Agility (13), Sihir (17.25)
→ Pekerjaan: Petani Menara(C)
→ Keterampilan: Menabur Benih Lv. 4, Memanen Lv. 4, Toko Benih Lv. 2, Pemanenan Benih Lv. 2, Peternakan Lebah Lv. 4, Hujan Guntur Lv. 1, Memasak Lv. 3
"Wow..."
Sejun dengan bangga melihat statusnya. Bakatnya meningkat dua dan statistiknya meningkat pesat. Selain itu, dia sekarang memiliki 7 skill.
Sejun sangat gembira memiliki status yang mengesankan sambil memiliki talenta tingkat terendah, Biasa.
"Kamu telah tumbuh dengan baik, Park Sejun."
Saat Sejun memuji dirinya sendiri,
Thwack.
"Aku juga melakukannya dengan baik, meong!"
Theo, yang telah mengalahkan pramuka cabang, kembali ke pangkuan Sejun, memohon pengakuan atas kontribusinya.
"Itu benar. Kerja bagus."
Saat Sejun mengelus kepala Theo,
Leap.
Wham!
Kali ini, kelinci hitam itu melompat ke bahunya, menjulurkan pantatnya dan meminta pujian.
"Itu benar. Kelinci Hitam, kamu juga telah bekerja keras."
Pat pat.
Saat Sejun memuji Theo dan kelinci hitam,
Krrung!
Dari jauh, Cuengi datang berlari kencang. Tampaknya tidak adil jika hanya kakak laki-lakinya yang mendapat pujian. Cuengi mencoba melemparkan tubuhnya ke arah Sejun seperti saudaranya.
Namun,
"Cuengi! Berhenti!"
Sejun buru-buru menghentikan serangan Cuengi agar bisa bertahan.
Meskipun Cuengi telah mengecilkan tubuhnya saat berlari, massanya tetap sama. Energi kinetik Cuengi, yaitu massa Cuengi dikalikan kuadrat kecepatannya, cukup untuk mengirim Sejun ke alam baka.
Whimper..
Saat Sejun menghentikannya, Cuengi mulai menangis, terlihat sedih. Maksud ayah...
"Cuengi juga melakukannya dengan baik. Ayo makan sayang."
Sejun dengan cepat menghibur Cuengi sebelum dia mulai menangis.
Kring!
Cuengi yang wajahnya menjadi cerah saat menyebut madu, memperbesar tubuhnya.
Kemudian,
"Hah?"
Ia meraih lengan Sejun, meletakkannya di punggungnya, dan berlari menuju rumah bata. Itu karena ada madu di rumah Sejun.
Glug. Glug
Sesampainya di rumah, Sejun menuangkan madu ke dalam mangkuk kayu yang dibuat khusus untuk Cuengi dan memberikannya kepadanya.
Plop.
Slurp. Slurp.
Krrung!
Sementara Cuengi mencelupkan kaki depannya ke dalam mangkuk dan menjilati madu sambil berkata "Enak!" berkali-kali,
Zzzz.
Snooze.
Snooze.
Sejun, Theo, dan kelinci hitam segera tertidur.
Kemudian,
Snooze.
Setelah menghabiskan semua madunya, Cuengi naik ke dada Sejun dan tertidur. Malam itu, Sejun mengalami mimpi buruk karena dikubur hidup-hidup.
***
"Wow! Kita sudah sampai..."
"Fiuh. Itu sulit."
"Aku ingin makan sesuatu sekarang..."
Oren dan para pengikutnya, yang belum bisa makan apa pun saat naik ke lantai 99 menara, sedang mencari-cari makanan. Namun, tidak ada apapun disekitarnya.
"Mari kita temukan Raja Minotaur terlebih dahulu dan jual barang-barang ini."
Mereka bisa mendapatkan uang dan membeli makanan. Oren memanggul tas berisi barang-barang dari luar menara.
"Lewat sini."
Salah satu anteknya memeriksa peta yang diberikan oleh Skaram dan memimpin jalan. Begitulah, sembilan kucing yang membawa tas memasuki wilayah Black Minotaur.
Kemudian
Hmm!
Minotaur 3008, Minotaur Hitam termuda yang telah menunggu kucing-kucing tersebut di perbatasan wilayahnya sesuai arahan Raja Minotaur, melihat kucing-kucing tersebut dan mengirimkan sinyal.
***
"Ugh... Apa?"
Sejun yang mengalami mimpi buruk yang mengerikan, terbangun, merasakan nyeri tumpul di kaki kanannya.
"Hah? Apa ini?"
Sejun menunduk saat merasakan beban berat di kaki kanannya.
Dangling.
Theo tergantung di lutut Sejun, tertidur.
"Hey bangun."
Saat Sejun menggoyangkan lututnya untuk membangunkan Theo,
"Aku sudah bangun, meong."
Theo menjawab dengan mata tertutup.
Untuk saat ini, Sejun turun ke gua dengan Theo tergantung di kakinya.
Saat dia turun ke dalam gua,
[Tuan! Selamat pagi!]
Flamie yang telah menumbuhkan tiga helai daun menyambutnya dengan riang di pagi hari.
"Iya. Selamat pagi."
Swoosh.
Sejun menjawab dan menambahkan satu baris lagi ke dinding, menyelesaikan 8 正 di baris kelima, menandai hari ke 240. Pagi hari ke 240 dimulai.
"Blue Moon kesembilan tidak jauh lagi."
Blue Moon berikutnya akan terjadi mulai tengah malam pada hari ke-242. waktu yang tersisa kurang dari 40 jam. Namun, Sejun tidak terlalu khawatir karena Aileen.
Sejun telah menyarankan kepada Aileen, yang menampakkan dirinya selama Blue Moon, untuk makan bersama di pertaniannya. Dia bermaksud membayarnya kembali secara langsung.
Namun,
[Administrator Menara mengatakan bahwa energi mereka sangat kuat sehingga jika kamu melihatnya secara langsung, kamu mungkin akan pingsan atau bahkan mati.]
[Administrator Menara memberitahumu untuk menjadi lebih kuat dengan cepat.]
Aileen yang tidak bisa meninggalkan area Administrator Menara, berbohong dengan niat baik. Dan Sejun benar-benar menghilangkan kekhawatirannya terhadap Blue Moon dengan kata-kata Aileen.
Kemampuannya saat ini tidak terlalu lemah hingga pingsan karena auman induk Beruang Raksasa Merah atau Raja Minotaur.
Tapi pingsan atau bahkan mati karena raungan... Sejun salah paham bahwa Aileen jauh lebih kuat dari monster lainnya.
Sssaa.
Sejun mengisi kendi air kayu dan memberikannya pada Flamie. Dia sangat memperhatikan Flamie, karena dia merasa kasihan karena tidak bisa melakukannya sebelumnya.
"Tumbuh besar dan kuat, Flamie."
[Hehehe. Tuan! Terima kasih!]
Gulp, gulp.
Dengan cara ini, Sejun yang menyiram Flamie menyaksikan nyala api yang dihasilkan Flamie sambil memakan ubi kering untuk sarapan.
Kemudian,
Lick, lick, lick.
Theo memejamkan mata dan menikmati camilannya dengan penuh semangat, hanya menggerakkan lidahnya.
Jadi saat Sejun sedang melakukan zonasi, melihat api yang dibuat Flamie,
[Tuan! Kamu tidak terlihat begitu baik!]
"Ah. Mungkin karena aku kurang tidur, aku merasa sedikit lesu."
[Oh... Tuan! Aku akan membuatmu merasa segar!]
"Hah?! Merasa segar?"
Salah satu dari tiga daun Flamie memutih dan mengirimkan api putih ke tubuh Sejun.
Swoosh.
Api putih meresap ke dalam tubuh Sejun tanpa ada perlawanan.
[Api Pemurnian meresap selama 3 jam.]
"Api Pemurnian?"
[Api Pemurnian membakar kotoran dan memperbaiki kondisi tubuhmu.]
Rumble.
"Apa?!"
Sejun mulai terbakar, dikelilingi oleh api putih. Tapi tidak terasa sakit atau panas sama sekali. Sebaliknya, kotoran yang menumpuk di tubuhnya malah terbakar, membuat tubuhnya terasa lebih ringan.
Snore.
Theo, yang sempat tertidur saat memakan camilannya, bahkan tidak menyadari api muncul di sekitar tubuh Sejun.
"Flamie, kamu...luar biasa?!"
Flamie. Orang ini memiliki kemampuan luar biasa.
[Hehehe. Aku sangat senang bisa membantumu, Tuan!]
"Apakah kamu memiliki kemampuan lain?"
[Ya!]
Salah satu daun Flamie menguning dan nyala api kuning merembes ke tubuh Sejun.
[Api Afinitas meresap selama 3 jam.]
[Api Pemurnian menghilang.]
Sepertinya apinya tidak bisa digunakan secara bersamaan.
[Api Afinitas membantu pengguna mengendalikan api dan meningkatkan kekuatan api.]
Flamie memiliki kemampuan api yang berbeda untuk setiap daun.
Daun pertama memiliki Api Pemurnian, yang membakar kotoran.
Daun kedua memiliki Api Afinitas, yang membantu pengguna menggunakan api.
Dan yang terakhir, daun ketiga...
[Aku belum yakin apa kemampuan daun terakhir.]
Daun yang baru didapat, Flame sepertinya belum mengetahui apa kemampuannya.
"Untuk saat ini, haruskah kita menguji Api Afinitas?"
Sejun ingin mencoba menggunakan Api Afinitas. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke hutan bagian barat, di mana terdapat banyak benda untuk dibakar. Dia juga berpikir untuk membakar semua pengintai cabang agar dia bisa tidur nyenyak di malam hari.
Maka dibentuklah Ekspedisi Hutan Barat.
Anggotanya adalah Sejun, Theo, Kelinci Hitam, Cuengi. Dan pelindung mereka, Induk Beruang Raksasa Merah.
Roar!
Sejun dan para hewan, yang menunggangi Induk Beruang Raksasa Merah, tiba di pintu masuk Hutan Barat dalam waktu 30 menit.
***
Eum-muh!
Eum-muh!
Minotaur Hitam mengepung kucing-kucing itu dalam beberapa lapisan untuk mencegah mereka melarikan diri.
"Uh... kami adalah pedagang pengembara yang datang untuk menjual barang langka dari luar menara kepada Raja Minotaur."
"Jangan... jangan sakiti kami!"
"Tolong ampuni kami!"
Oren dan para pengikutnya berteriak ketakutan. Mereka tahu di dalam kepala mereka bahwa Minotaur Hitam tidak akan menyakiti para pedagang pengembara, tapi dengan adanya Minotaur Hitam di depan mereka, tubuh mereka mulai gemetar ketakutan.
Itu adalah reaksi alami mangsanya di hadapan pemangsa. Theo yang dengan berani menangkap Woocheon Sam (1003) sebagai pencuri dan membawanya ke Sejun, bukanlah orang normal. Meskipun dia sendiri mungkin tidak akan mengakuinya.
Eummu!
Minotaur Hitam mengepung kucing-kucing itu dan membawa mereka ke Raja Minotaur.
"Fiuh. Untunglah."
"Aku tau? Aku pikir kita akan mati."
"Akhirnya, masa-masa sulit kita telah berakhir."
Kucing-kucing itu mengikuti para Minotaur Hitam dengan lega, mengira masa-masa sulit mereka telah berakhir, namun kesulitan mereka yang sebenarnya bahkan belum dimulai.
Jika mereka tahu bahwa pertemuan dengan Raja Minotaur hanyalah awal dari kesulitan mereka, mereka mungkin akan segera turun dari menara. Tapi mereka tidak seberuntung itu.
***
Di pintu masuk hutan barat, ranting-ranting kering terhampar seperti rintangan.
"Mengapa ada begitu banyak cabang?"
Saat Sejun melangkah maju untuk memotong dahan,
Thud.
Induk Beruang Raksasa Merah memblokir Sejon dengan cakar raksasanya.
Roar! Roar.
[Hati-hati! Ia akan menyerang jika kamu terlalu dekat.]
"Apakah benda itu bergerak?"
Roar.
[Ya.]
Saat induk Beruang Raksasa Merah menggerakkan kakinya ke dekat dahan,
Snap.
Tiba-tiba, ranting-ranting kering itu bergerak dan mulai melingkari kaki induk Beruang Raksasa Merah. Di saat yang sama, sebuah nama yang sebelumnya tidak terlihat muncul.
[Penjaga Cabang Ent yang Rusak yang Membusuk]
Itu bisa menyamarkan...
Induk Beruang Raksasa Merah mengibaskan Penjaga Cabang yang menempel di kakinya.
Dalam waktu singkat itu, puluhan Penjaga Cabang di dekatnya mengaitkan tubuh mereka dengan bulu tersebut, memaksa induk Beruang Raksasa Merah untuk mencabut bulunya bersama mereka.
"Itu mengganggu."
Mereka tidak kuat, tapi mereka monster yang sangat menyebalkan.
Clink!
Sejun mengayunkan belati dan kapaknya bersamaan setelah memeriksa Penjaga Cabang Membusuk yang ditunjukkan oleh induk Beruang Raksasa Merah.
Dan saat percikan api beterbangan, Sejun menggunakan kemampuan pengendalian apinya dari Api Afinitas untuk memperbesar api.
Nyala api sebesar bola golf tercipta di atas tangan Sejun.
"Bakar itu."
Saat Sejun melemparkan apinya ke arah Penjaga Cabang,
Whooosh.
Api mulai membakar para Penjaga Cabang dengan ganas.
[Kamu telah mengalahkan Penjaga Cabang yang Membusuk dari Ent yang Rusak.]
[Anda telah memperoleh 10 poin pengalaman.]
...
..
.
"Pergi."
Sejun mengendalikan api untuk bergerak lebih jauh ke dalam hutan. Apinya bergerak sedikit demi sedikit ke arah barat, mengikuti kemauan Sejun.
Namun, kecepatan pergerakan api sangat lambat. Jika terus begini, mereka bahkan tidak akan bisa melihat sekilas bagian dalam hutan bagian barat jika mereka membakarnya sepanjang hari.
Kemudian
Whooosh.
Induk Beruang Raksasa Merah memahami maksud Sejun dan mengayunkan kakinya dengan ringan untuk menciptakan angin.
Whooosh.
Dengan bantuan angin, api dengan cepat memperluas pengaruhnya, melahap Penjaga Cabang.
Penjaga Cabang tidak bereaksi terhadap api dan hanya mati terbakar. Berkat itu, kebakaran besar menutupi seluruh pinggiran hutan barat dan Sejun naik level dua kali.
Dan saat dia memilih kekuatan sihir sebagai bonus stat, mengendalikan api menjadi lebih mudah. Itu adalah perburuan yang sangat nyaman di mana dia tidak perlu mengangkat satu jari pun.
Roar.
Squeak
Grrr.
Tak lama kemudian, Theo, Kelinci Hitam, dan Cuengi, yang datang bersama mereka, tertidur dengan nyaman di punggung induk Beruang Raksasa Merah.
Setelah beberapa saat sejak mereka mulai membakar hutan bagian barat,
Hssss.
Kabut mulai menyebar dari dalam hutan bagian barat.
Fssssh.
Api, ketika bertemu kabut, dengan cepat kehilangan kekuatannya dan padam. Sepertinya itu bukan kabut biasa.
Kemudian
[Api Afinitas menghilang.]
Api Afinitas yang dia terima dari Flamie, menghilang setelah 3 jam.
"Teman-teman, ayo keluar dari sini!"
Sejun naik ke punggung induk Beruang Raksasa Merah dan dengan berani melarikan diri.