Makan malam Sejun ditunda karena kedatangan Theo. Itu karena serigala yang dibawa Theo.
"Theo, kenapa kamu membawa serigala ini?"
"Aku akan membuat serigala-serigala ini membayar karena mengancam hidupku, meong! Tapi aku tidak yakin berapa banyak yang harus kuambil, meow! Presiden Park, kamu yang memutuskan, meong!"
Theo mengeluarkan kontrak yang ditandatangani oleh para serigala dan menyerahkannya kepada Sejun.
"Ah, itu tidak sulit."
Sejun dengan acuh tak acuh menulis hadiah yang akan diterima Theo dalam kontraknya.
"10.000 Koin Menara."
"Oh! Apakah hidupku sangat berharga, meong?!"
Theo tergerak oleh kata-kata Sejun. Dia tidak percaya Sejun sangat menghargai hidupnya.
"Tentu saja. Kamu adalah perwakilan yang bertanggung jawab atas distribusi pertanian kami."
'Hehehe. Sudah kuduga, Park Sejun tidak bisa hidup tanpaku, meong!'
Theo buru-buru mengosongkan tasnya karena waktu perwakilannya hanya tersisa sekitar satu bulan.
Thud.
Dari dalam tasnya, tertumpah uang hasil berdagang, botol-botol kaca yang diperolehnya dari menjalankan tugas, serta bumbu dan campuran kopi yang ia terima setelah berfoto. Kali ini, dia mengambil banyak foto, jadi dia punya barang seharga sekitar 30 jam.
"... 2.870 Koin Menara?"
"Berapa jam lagi yang aku dapat sebagai perwakilan, meong?"
Theo bertanya pada Sejun, yang sedang menghitung koin Menara, dengan suara penuh antisipasi. Penjualannya berada pada titik tertinggi sepanjang masa, jadi dia mempunyai harapan yang tinggi.
"Tidak akan ada lagi jam tambahan bagi kamu sebagai perwakilan mulai sekarang."
"Apa maksudmu, mengeong?!"
Theo kaget mendengar perkataan Sejun. Dia tidak akan memberinya jam tambahan sebagai perwakilan!
"Apakah kamu mencoba mengusirku, meong?! President Park, itu jahat, meong! Aku bekerja dengan baik, meong!"
Sob.
Theo berteriak sedih sambil memeluk kaki Sejun. Kamu mengusirku?! Bagaimana dengan lututnya?! Dia harus bersama lutut Park Sejun.
Tanpa lutut Park Sejun, dia tidak lebih dari seorang pedagang pengembara kucing rendahan. Pikiran harus bekerja sebagai saudagar pengembara sendirian lagi-lagi membuat segalanya menjadi gelap.
Meong.
Telinga Theo terkulai sedih.
Namun... itu adalah kesalahpahaman di pihak Theo.
"Apa yang kamu bicarakan? Kenapa aku harus mengusir pedagang pengembara yang cakap sepertimu, Theo? Kamu akan terus menjadi perwakilan, jadi tidak perlu jam tambahan."
"...!"
"Aku menunjukmu sebagai perwakilan resmi distribusi pertanian kami. Inilah insentifmu."
Sejun menyerahkan 145 Koin Menara kepada Theo.
"T...terima kasih, meong! Aku akan bekerja lebih keras mulai sekarang, meong!"
Theo menyeka air mata yang menggenang di matanya dan menangis.
"Dan untuk merayakan promosimu menjadi perwakilan, aku akan menjadikanmu presiden selama sehari."
"Presiden... Presiden Theo?! Kedengarannya menarik, meong!!!"
Meski baru menjadi perwakilan, Theo justru semakin tertarik dengan gelar presiden.
'Aku akan menjadi presiden, meong!'
Theo, yang mulai membidik lebih tinggi segera setelah dia dipromosikan menjadi perwakilan.
"Tapi bau apa ini, meong? Baunya enak, meong!"
Theo yang ambisius, memimpikan kekuatan yang lebih besar, mengendus aroma itu, hidungnya bergerak-gerak. Benar saja, Theo, seorang pecinta ikan, tak bisa melewatkan aroma belut bakar.
"Mari kita selesaikan sisanya besok dan makan malam sekarang."
Sejun yang belum makan malam merasa lapar. Dia mengikat erat kaki depan dan belakang serigala yang tidak sadarkan diri itu dengan tali yang terbuat dari daun bawang.
Kemudian,
"Katakan pada Woocheon Sam (Minotaur 1003) dan Woocheon Sa (Minotaur 1004) untuk tidak kembali hari ini dan melihat serigala di sini. Katakan pada mereka aku akan menyediakan makanan ringan dan sarapan besok."
Alasan dia meminta mereka untuk tetap tinggal adalah karena dia juga ingin membawa mereka saat dia pergi untuk mendapatkan hadiah dari Raja Minotaur besok.
"Dimengerti, meong! Serahkan pada Presiden Theo, meong!"
Saat Theo dengan lantang menyampaikan pesan Sejun kepada para Minotaur Hitam,
Moo! Moo!
Woocheon Sam (Minotaur 1003) dan Woocheon Sa (Minotaur 1004) menerima tawaran Sejun dengan suara gembira. Mereka tidak punya alasan untuk menolak kapan mereka akan terus diberi makan.
"Oke. Ayo makan sekarang. Kalian bisa memakan daun dari ladang daun bawang."
Moo! Moo!
Woocheon Sam (Minotaur 1003) dan Woocheon Sa (Minotaur 1004) membawa serigala di bahu mereka dan pindah ke ladang daun bawang. Sejun dan Theo juga turun ke gua untuk makan malam.
Squeak! Squeak! Squeak!
Kelinci yang telah menunggu Sejun mendesaknya untuk bergegas karena mereka lapar.
"Maaf. Apakah kalian menunggu lama? Mari kita makan daun bawang detoksifikasi terlebih dahulu."
Munch, munch.
Sejun, Theo, dan kelinci masing-masing memakan daun bawang panggang yang mendetoksifikasi. Mungkin masih ada racun yang tersisa di belut.
"Selesai makan? Kalau begitu nikmatilah."
Begitu 'kenikmatan' Sejun selesai, kelinci-kelinci itu mulai memakan belut itu dengan tergesa-gesa.
"Theo, tunggu sebentar."
Sejun menaruh belut mentah di atas api untuk Theo.
"Dimengerti, meong. Aku bisa menunggu, meong!"
Theo, terpesona melihat belut dimasak, menyeka air liur yang mengalir dari mulutnya dan merespons.
Sejun memakan satu daun bawang detoksifikasi dan mengambil sepotong belut panggang yang dibumbui dengan garam. Kulitnya matang dengan baik dan dagingnya berkilau dan berwarna coklat keemasan.
"Ini dimasak dengan baik."
Sejun memasukkan belut bakar yang sudah matang ke dalam mulutnya.
[Kamu telah memakan daging belut listrik raksasa yang beracun.]
[Sejumlah kecil racun tersisa di daging belut listrik raksasa.]
[Kamu diracuni oleh racun kelumpuhan tingkat E.]
[Didetoksifikasi.]
[Kamu diracuni oleh racun asam tingkat E.]
[Didetoksifikasi.]
Kelas E?
Sejun, yang telah memakan daun bawang detoksifikasi tingkat D+, melihat pesan tersebut dan merasa lega. Kemudian dia memejamkan mata dan menikmati rasa belut tersebut.
Crunch.
Kulit belut pecah dengan suara yang renyah, mula-mula membangunkan lidahnya dengan rasa asin dari garam yang ditaburkan di kulitnya, lalu daging belut berenang kuat di sela-sela gigi Sejun, memberikan tekstur yang kenyal.
Kemudian,
Gulp.
Semakin banyak dikunyah, rasa umami belut yang kaya dan berat mendominasi mulutnya.
Gulp.
Sejun buru-buru mengambil sepotong belut bakar lagi dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Ia tak ingin memutus aliran rasa yang kaya dan gurih ini.
Jadi, saat Sejun membalik belut bakar Theo agar tidak gosong dan memakan belut bakar asin di sela-selanya, belut bakar Theo sudah matang sempurna.
"Sekarang, selamat menikmati."
"Aku akan menikmatinya, meong! Hoo! Hoo!"
Theo meniup belut bakar untuk mendinginkannya dengan cepat. Sepertinya butuh waktu cukup lama bagi Theo, dengan lidah kucingnya, untuk makan.
Sementara itu,
Choo choo.
Sejun menaburkan sejumput merica pada belut yang akan dimakannya. Belut bakar asinnya enak, tapi Sejun membutuhkan merica untuk mengurangi rasa berminyak pada belutnya.
Sejun dan para hewan, setelah memakan belut bakarnya, menghela nafas.
"Ah, aku tidak bisa makan lagi..."
"Aku kenyang, meong..."
Squeak...
Squeak...
Squeak...
Bibir semua orang berkilau karena minyak belut.
"Mari kita makan makanan penutup."
Semua orang, merasa lesu karena makanan berminyak, buru-buru makan tomat ceri asam manis sebagai hidangan penutup dan pergi tidur.
Dan,
Lick. Lick.
Suara kelinci dan Theo yang menjilati minyak dari bulu di sekitar mulutnya terdengar sepanjang malam.
***
Elka, yang beberapa kali pingsan, diam-diam membuka matanya.
"......"
Sororong.
Sororong.
Dia bisa melihat dua Minotaur Hitam tertidur di depannya.
'Aku harus melarikan diri sekarang!'
Nibble. Nibble.
Elka dengan hati-hati menggerogoti tali yang mengikat kakinya.
Dan ketika dia buru-buru mencoba membangunkan rekan-rekannya dan melarikan diri,
Roar!
Sebuah bayangan raksasa muncul di atas mereka.
***
Pagi selanjutnya.
Roar!
Whine!
Whimper!
Raungan Ibu Beruang Raksasa Merah dan lolongan serigala membangunkan Sejun dari tidurnya.
"Apa yang sedang terjadi?"
Saat Sejun buru-buru naik ke permukaan,
Groan.
Induk Beruang Raksasa Merah sedang menekan dua serigala dengan cakar depannya dan
Roar!
Salah satunya ditahan oleh bayi beruang, yang naik ke punggung serigala dan mencekik lehernya. Itu adalah demonstrasi kekuatan fisik yang luar biasa.
"Apa yang sedang terjadi?"
Umm...
Umm...
Woocheon Sam (Minotaur 1003) dan Woocheon Sa (Minotaur 1004), yang membiarkan para serigala melarikan diri, mendekat sambil menggaruk-garuk kepala.
"Kami tertidur sebentar, meong."
Theo, sambil berpegangan pada kaki Sejun, menjawab. Tampaknya ketika keduanya sedang tidur, para serigala telah mengunyah tali dan mencoba melarikan diri, tetapi Induk Beruang Raksasa Merah dan anaknya menangkap mereka.
Grr?!
Bayi beruang meneteskan air liur sambil memandangi serigala. Bisakah aku memakannya?!
"Tidak."
Sejun harus mengumpulkan uang untuk mengincar nyawa Theo dari para serigala.
Growl...
Bayi beruang itu terlihat sangat kecewa saat Sejun menyuruhnya untuk tidak memakan mangsa yang diburunya. Itu yang aku tangkap...
"Sebagai gantinya, mari kita makan belut bakar."
Growl!
Mendengar seruan Sejun untuk 'makan', kepala bayi beruang itu menoleh dengan cepat. Makanan!
Sejun menyuruh kelinci membawakan sisa belut panggang dari hari sebelumnya, dan bayi beruang itu mulai memakannya dengan nikmat.
Dan,
Sigh.
Bagian belakang kepala Sejun terasa panas. Sepertinya dia harus menyiapkan belut untuk dimakan oleh Ibu Beruang Raksasa Merah untuk makan siang juga.
Thump. Thump.
Induk Beruang Raksasa Merah segera berpatroli untuk kembali makan siang sementara kelinci, Theo, bayi beruang, dan Minotaur Hitam mengepung para serigala.
"Apakah kamu menyerang perwakilan kami Theo?"
"Kami memohon maaf! Oh naga hitam yang hebat! Kami tidak tahu kalau pedagang pengembara kucing itu adalah bawahan naga hitam besar! Tolong redam amarahmu dengan hidupku, kepala suku Serigala Perak!"
Menanggapi pertanyaan Sejun, Elka bersujud dan berteriak karena salah paham tentang identitas Sejun.
Sejun dengan acuh tak acuh mengeluarkan perintah kepada monster di lantai 99 menara, dan monster, yang seharusnya bertarung satu sama lain, menjadi rukun. Elka berpikir bahwa ini tidak mungkin kecuali keberadaan di depannya adalah Naga Hitam Besar.
'Naga Hitam Besar?'
Saat Sejun hendak menyangkalnya,
[Administrator menara mengatakan itu akan memungkinkanmu untuk menyamar sebagai Naga Hitam Besar.]
[Sebuah misi telah dibuat.]
[Quest: Tunjukkan kepada serigala dari suku Serigala Perak martabat Naga Hitam Besar.]
Hadiah: Aileen senang
Jika ditolak: Aileen kecewa!
[Administrator menara menyemangatimu untuk menunjukkan martabat Naga Hitam Besar.]
Aileen, yang belum menunjukkan dirinya sebagai Naga Hitam Besar, ingin menikmatinya melalui Sejun.
"Apa yang kamu bicarakan, meong? President Park kita adalah... Ah!"
Sejun dengan cepat menutup mulut Theo.
Dia harus segera mendapatkan keuntungan dari kebaikan Aileen, jadi dia tidak boleh mengecewakan Aileen. Meskipun dia sempat dekat dengan Aileen, yang mengejutkan, sebuah hubungan bisa putus karena sebuah kekecewaan kecil.
Sejun memutuskan untuk melakukan pencarian. Dan dia tidak bodoh jika membuang kesempatan ini ketika administrator menara memberinya izin untuk menyamar sebagai dirinya sendiri.
"Ya. Kalian harusnya tahu betapa besar kejahatan yang kalian lakukan dengan menghalangi pekerjaanku sebagai Naga Hitam Besar karena kalian mengetahui identitasku."
"Naga Hitam Hebat! Kami benar-benar minta maaf. Kami benar-benar tidak tahu."
"Ketidaktahuan tidak membebaskan kalian dari rasa bersalah. Rasa bersalah tetaplah rasa bersalah, entah kalian menyadarinya atau tidak. Tapi aku secara khusus akan memberi kalian kesempatan untuk dimaafkan."
Sejun mengulurkan kontrak.
"Biaya untuk mengincar nyawa perwakilan kami Theo adalah 10.000 Koin Menara. Jika kalian membayar kembali uang ini, kalian akan dimaafkan."
"Apa? 10.000 Koin Menara?! Bagaimana kami bisa membayar uang sebanyak itu..."
"Jika kamu tidak memilikinya, bayarlah dengan tubuhmu, meong!"
Dari belakang, Theo yang sudah mengetahui situasinya, dengan cepat berteriak. Dia pasti ingin mengatakan ini! Theo menganggap Sejun terlihat keren saat mengatakan itu pada Woo Cheon Sam (Minotaur 1003).
"Membalas dengan tubuh kita?!"
Kepala Elka berputar mendengar kata-kata Theo untuk membayar 10.000 Koin meMara dengan tubuh mereka. Komisi dengan Grid adalah pascabayar, dan tidak ada kerugian khusus jika membatalkan kontrak.
Tapi saat dia melunasi hutangnya dengan tubuhnya, serigala muda dari sukunya yang ada di desa...
"Tuan... Naga Hitam Hebat. Kami berani bertanya. Seluruh suku kami akan membayar kembali uang tersebut. Tolong jangan biarkan kami mati kelaparan!"
Melihat tanaman yang tumbuh di ladang, Elka berpikir jika mereka bekerja di bawah Sejun, mereka tidak akan mati kelaparan.
"Bagus. Mulai sekarang, Presiden Theo akan mengatur kalian."
"Kalian, mulai sekarang, kalian harus mendengarkanku dengan baik, meong!"
Mendengar kata-kata Sejun, Theo meneriaki para serigala. Meskipun Theo bertanya-tanya apa bagusnya menjadi presiden, dia sudah menaklukkan pangkuan Sejun. Dia tidak menginginkan apa pun lagi.
Tetapi
"Puhuhut. Tampaknya menjadi presiden berarti mendapatkan bawahan!"
Theo senang memiliki bawahannya sendiri.
"Kami mengerti. Kami akan mengikuti Presiden Theo sesuai dengan perintah Naga Hitam Besar. Terima kasih banyak, Naga Hitam Hebat!"
[Anda telah menyelesaikan misinya.]
[Administrator menara sangat gembira saat Naga Hitam Besar dipuji.]
Sejun menetapkan status Naga Hitam Besar, merekrut seluruh suku Serigala Perak, dan memperluas kekuatannya.