Bagian 01 : The Same Sky (END...

By AyyaKanawut

42.8K 8.7K 2.4K

Langit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Lan... More

Tokoh || ☁️
The Same Sky : Chapter 01 ☁️
The Same Sky : Chapter 02 ☁️
The Same Sky : Chapter 03 ☁️
The Same Sky : Chapter 04 ☁️
The Same Sky : Chapter 05 ☁️
The Same Sky : Chapter 06 ☁️
The Same Sky : Chapter 07 ☁️
The Same Sky : Chapter 08 ☁️
The Same Sky : Chapter 09 ☁️
The Same Sky : Chapter 10 ☁️
The Same Sky : Chapter 11 ☁️
The Same Sky : Chapter 12 ☁️
The Same Sky : Chapter 13 ☁️
The Same Sky : Chapter 14 ☁️
The Same Sky : Chapter 15 ☁️
The Same Sky : Chapter 16 ☁️
The Same Sky : Chapter 17 ☁️
The Same Sky : Chapter 18 ☁️
The Same Sky : Chapter 19 ☁️
The Same Sky : Chapter 20 ☁️
The Same Sky : Chapter 21 ☁️
The Same Sky : Chapter 23 ☁️
The Same Sky : Chapter 24 ☁️
The Same Sky : Chapter 25 ☁️
The Same Sky : Chapter 26 ☁️
The Same Sky : Chapter 27 ☁️
The Same Sky : Chapter 28 ☁️
The Same Sky : Chapter 29 ☁️
The Same Sky : Chapter 30 ☁️
The Same Sky : Chapter 31 ☁️
The Same Sky : Chapter 32 ☁️
The Same Sky : Chapter 33 ☁️
The Same Sky : Chapter 34 ☁️
The Same Sky : Chapter 35 ☁️
The Same Sky : Chapter 36 ☁️
The Same Sky : Chapter 37 ☁️
The Same Sky : Chapter 38 ☁️
The Same Sky : Chapter 39 🍑
The Same Sky : Chapter 40 END ☁️

The Same Sky : Chapter 22 ☁️

809 201 82
By AyyaKanawut


Minggu pagi, setelah Sarapan Anak Manis kembali ke Kamarnya karena tidak mau melakukan kegiatan apapun. Hari libur memang paling cocok diam di kamar dan menonton series yang sedang Viral, seperti Gema.

Anak manis asik berguling-guling dan salah tingkah sendirian ketika menonton Series yang menunjukan adegan romantis, memang gema Anak yang gampang sekali Terbawa suasana.

Suasana hati gema sedang buruk jadi lebih baik mengunci diri di kamar dan tidak perlu keluar, Gema keluar setelah dirinya kembali dalam situasi yang baik.

Hingga Hari Minggu ini, Gema tidak memberikan Langit Kabar lagi. Gema membiarkan langit begitu saja, Gema mencari tapi tidak ada hasil. Papa nya sedang berusaha lagi hari ini, semalam sudah tapi Nihil.

Langit tidak ditemukan dimana pun, ketika Gema curiga dengan papa Langit. Papa nya mengatakan tidak karena akses papa langit masih bisa di jangkau, langit tidak.

Pria itu seperti di telan Bumi, Gema pun tidak paham mengapa bisa seperti itu padahal Ketika Gema Memberikan pesan Ponsel Langit Aktif hanya tidak di balas saja walaupun di baca oleh pria itu.

Gema tidak menyerah hanya lelah saja, Gema akan menunggu langit pulang dan meminta penjelasan pria itu secara detail. Gema melihat ke arah Laptop nya dengan mata berkedip, Helaan napas terdengar. "Kenapa malah terlihat seperti langit?" Gumam Gema bibirnya cemberut seketika.

Gema menoleh ketika Ponselnya menyala, Gema melihat Meru yang menelpon Gema. Gema mengambil ponselnya, Mengangkat panggilan telepon itu. "Kenapa Meru?" tanya Gema to the Point.

["Ayo keluar, main. Gue sama Keano udah janjian,"] Meru mengajak Gema untuk keluar, Gema melihat laptop nya lagi. "Gak deh, aku lagi nonton lain kali aja aku main. Aku males keluar tau, Meru." Gema menjawab lagi.

["Padahal mau kuliner lagi Gema, biar rame kita bertiga. Tapi yaudah kalau Lo gak bisa, semoga nanti bisa kuliner lagi kita."] Meru tidak memaksa untung saja. "Okey, maaf ya Meru aku sedang tidak ingin keluar."

["Gapapa kali santai aja sama kita, yaudah kita jalan dulu. Byee!"] Gema melihat ponselnya setelah panggilan telepon di matikan sepihak, Gema menggelengkan kepalanya dan melempar ponsel ke kasur.

"Tampan sekali, aaaaaaaa! Aku mau pacar seperti ini." Gema menopang dagu nya dengan wajah berbinar menatap pria tampan yang berada di layar laptop. "Tapi dia yang gak mau sama aku," lanjut Gema lagi, Gema terkekeh sendirian.

Gema tidak sengaja menundukkan kepalanya dan melihat Kalung yang masih terpasang satu Minggu ini di leher Gema, Gema memegang liontin nya. Inisial Nama disana yang terlihat, Gema masih penasaran siapa yang memberikan kalung ini pada langit.

"Bukan Mama nya, tapi orang yang langit sayang." Gema berucap sendirian, tiba-tiba terpikir oleh Gema. "Siapa kira-kira apa benar, jika Langit memiliki mantan kekasih? Apa langit berbohong saat mengatakan langit tidak pernah berpelukan kecuali dengan mama nya?" tanya Gema entah pada siapa. 

"Gak tau deh aku pusing!" Gema menggelengkan kepalanya tidak mau memikirkan hal yang tidak perlu di pikirkan, Gema kembali Fokus melihat layar Laptopnya. Senyum anak manis mengembang, Gema memegang pipi nya yang tiba-tiba memerah karena melihat adegan romantis. "Lucu banget, Aaaaaaa! Aku gemes bundaaa." Gema menghentakan kakinya ke kasur. 

☁️☁️☁️

"GEMA SAYANG!! AYO TURUN, JANGAN DI KAMAR TERUS!!" Gema yang sedang fokus menoleh ke arah pintu, suara sang bunda yang berada di lantai bawah terdengar hingga ke kamar Gema.

Memang sekencang itu suara bunda nya, Gema berdecak kesal. "Aku malas keluar!" Gema menggerutu, dirinya malas ke depan karena sedang seru-serunya menonton.

"ASTAGA GEMA!! CEPAT KELUAR, BUNDA LELAH TERIAK-TERIAK!!" Suara sang bunda kembali terdengar. "MALAS BUNDA, AKU LAGI NONTON NANTI AJA!!" Gema berteriak dengan kencang, entah terdengar atau tidak yang penting Gema sudah menjawab.

"ADA TAMU INI, KAMU TIDAK SOPAN NANTI SAYANG!!" Gema berdecak kesal, Gema beranjak dari duduknya dan membuka pintu. "SURUH PULANG SAJA BUNDA, AKU GAK TERIMA TAMU!!" Gema berteriak lagi, Pasti terdengar kali ini hingga ke bawah.

"Gak sopan sayang, masa seperti itu?!" Gema menghela napasnya pelan. "Pokoknya aku Gak mau, aku gak mau main dan Gak mau keluar juga! Usir aja," ujar Gema dan anak manis langsung menutup pintunya, Gema kembali berjalan ke arah Kasur.

"Ganggu aja, orang lagi nonton juga ish!!" Gema menggerutu kesal, anak manis tidak mendengarkan Teriakan Bunda nya lagi senyum Gema mengembang. "Seperti ini kan enak, aku bisa fokus nonton lagi lagian suara bunda kenceng banget heran aku."

Clekk!!

"Bun—langit!!"

BRUKKK!!

"Awh!!"

Suara kepala terbentur Lantai dan Jeritan bersamaan terdengar membuat orang yang baru masuk terkejut, pria itu membantu Gema untuk berdiri. "Lo Gapapa?" tanya nya Khawatir, pria itu meringis karena melihat Kening Gema yang lecet.

"Ayo Di obatin dulu." Gema menghentikan pergerakannya, Gema melihat pria di depannya dengan Intens. Gema memegang pipi itu, nyata.

Ini Nyata, di depan Gema ada langit yang menatap Gema dengan kebingungan. "Kenap—"

Brukk!!

Langit terkejut ketika Gema tiba-tiba memeluknya dengan erat hingga Langit terduduk di lantai saat posisi sebelumnya langit berjongkok, Langit melihat ke arah Gema. "Kenapa?" tanya Langit lagi tapi Gema menggelengkan kepalanya, anak manis itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Langit.

"Jahat!" Gema melepaskan pelukannya kemudian mendorong Langit, Langit semakin kebingungan melihat tingkah Gema. "Gue kenapa?" tanya Langit, Gema melihat langit dengan Tajam.

"Kamu jahat! Kamu gantung aku selama satu Minggu, kamu jahat Langit! Chat ku cuma kamu baca, aku telepon pun kamu Gak angkat! Kamu jahat langit, kamu Gak tau kan Kalau aku Khawatir?! Kenapa kamu Gak Kasih Aku Kabar dan malah ilang gitu aja," ujar Gema berucap dengan cepat tidak memberikan Langit waktu untuk menjawab ucapanya.

"Kalau kamu mau Gantung aku seminggu tanpa kepastian Gini mending kita Gak usa—Hmm!!" Langit tidak memberikan Gema waktu untuk berbicara Lagi, langit menarik tengkuk Gema dan mencium bibir itu.

Gema menahan bahu langit, Gema memukul kecil Bahu itu tapi langit malah memejamkan matanya memperdalam Ciuman yang selama satu Minggu ini menghantui Langit.

Gema ikut memejamkan matanya juga, tangan yang awalnya terkepal Kini Gema pegangkan pada bahu langit. Langit menghisap bibir itu dengan Rakus, seakan besok tidak akan ada momen seperti ini lagi.

"Humm!!" Gema kehabisan napasnya dengan brutal memukul pundak Langit, suara pelepasan dua bibir Terdengar sangat nyaring. Keduanya sama-sama mengatur napas dengan baik, Langit menyatukan keningnya dengan gema.

Langit terkekeh kecil. "Gue datang mau jelasin semuanya, tapi boleh Gue peluk Lo dulu?" tanya Langit dan Gema mengangguk pelan, Langit membawa tubuh Gema ke pelukannya. 

☁️☁️☁️

"JADI SEKARANG BAGAIMANA?!" tanya Gema dengan senang, anak manis semakin mendekat pada Langit. Langit terkekeh kecil, Langit mengusap kepala Gema.

"Gue lolos," jawab Langit, senyum Gema semakin mengembang. "Serius?!" tanya Gema lagi dan langit kembali mengangguk, anak manis tanpa sadar memeluk tubuh langit lagi.

"Aku seneng banget langit, satu persatu kemauan kamu tercapai! Aku seneng banget, banget, banget!" Gema berucap dengan ceria. "Itu semua karena dorongan Lo sayang, gue bisa kayak Gini karena Lo." Gema mengeratkan pelukannya pada langit.

Langit dan kedua temannya menghilang satu Minggu karena mereka mengikuti audisi berbakat, Mereka mendaftar sebagai satu Grup dan langit menceritakan semuanya bagaimana satu Minggu mereka disana.

Memang harusnya malam Sabtu Langit sudah ada di Rumah tapi langit meminta kedua temannya untuk pulang lebih dulu, malam tadi Langit pulang dan siang ini memang sengaja menemui Gema untuk menjelaskan semuanya.

Langit benar-benar ingin menjadi seorang musisi, untuk Satu Minggu Langit lolos tapi masih ada tahap-tahap berikutnya dan Gema akan mendukung penuh keinginan langit, Gema melihat ke arah pria tampan itu lagi.

"Kamu mendaftar semuanya sendirian?" tanya Gema dan langit menggelengkan kepalanya. "Papa Lo yang bantuin," jawab Langit, Gema tentu saja terkejut. Bagaimana bisa papa membantu langit, tapi Gema tidak tau.

"KOK PAPA GAK BILANG AKU?!" tanya Gema sewot, Langit terkekeh kecil. "Gue yang minta, bunda juga tau kok." Gema menjauh dari langit, Gema menatap pria di depannya dengan tajam.

"TUHKAN KAMU JAHAT SAMA AKU!!"

Bugh!!

Bugh!!

Langit mendapatkan pukulan bantal dari Gema, bukannya sakit langit malah terkekeh. "Aku marah, sana kamu pulang!" Gema akan beranjak tapi Langit menarik tangan Gema lagi. "Dengerin dulu penjelasan gue, marah Mulu Lo." Gema mendengus lagi. 

"Gue pengen kasih Lo Kejutan, gue bisa lakuin apa yang gue mau atas dorongan Lo dan orang tua Lo. Kalau papa gak dukung penuh, Gue gak tau kalau bisa sampe titik ini." Langit berucap dengan memegang lengan Gema, Langit bersyukur walaupun bukan orang tua asli tapi Mereka mau membantu Langit senang hati.

"Lo tau kan? Semau apa gue jadi musisi? Tapi gue gak bisa lakuin itu sendirian, papa Biru bakal lakuin semua Cara biar gue gagal. Tapi papa tutup semua akses supaya gue bisa tenang ikutan audisi," ujar Langit lagi, Gema tidak tau jika papa nya sejauh ini mendukung langit.

Langit melihat kalung yang berada di leher Gema, Langit terkekeh kecil. "Lo jaga kalung ini dengan baik ternyata," ujar langit dan Gema ikut menundukan kepalanya, Gema melihat langit lagi. "Jujur sama aku, ini kalung dari mantan kamu kan? Kamu Bohong bilang gak pernah pelukan!" Seru Gema menunjuk langit dengan telunjuk lentiknya.

"Siapa bilang gue punya mantan?" tanya Langit bingung. "Ya—ya Gak ada yang bilang, cuma katanya ini dari orang yang Langit sayang selain Mama." Gema menjawab dan langit terkekeh kecil, Langit mengeluarkan ponselnya.

"Kalung ini di kasih sama orang yang ada di Foto ini," ujar langit menunjukan foto anak kecil pada Gema. "Hah?!"

Nah yang nanyain langit, aku balikin langitnya kurang baik apa lagi Ayya nih😚 langit menghilang gak kenapa-kenapa kok, dia lagi kejar mimpi nya.

Tadinya mau aku munculin 5 tahun kemudian tapi gak jadi deh takut di demo aku😫

Vote And comen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

181K 8.8K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
401K 47.7K 55
-No NC -Non Baku Gulf cerewet, Mew pendiam. Mereka bertemu di waktu yang kurang tepat. Akankah waktu yang tepat itu datang pada mereka berdua? Warnin...
39.7K 2.1K 16
WARNING ⚠⚠⚠ BACAAN INI MENGANDUNG UNSUR LGBT ATAU BXB dan 1821. YANG BACA TANGGUNG DOSA SENDIRI. BAGI HOMOPHOBIC, TOLONG MENJAUH 😏 MOHON PARA PEMBA...
3.8K 399 37
Namanya Radika, usianya hanya terpaut satu bulan saja. Di mana Radika berada maka Magenta selalu jadi bayangannya. Begitu pun sebaliknya. Satu perbed...