KKN 110

By Elsabet09

146K 12.4K 4.3K

Sebenernya KKN itu apa sih? Kuliah Kerja Nyata? Kenalan Ketemuan Ngilang? Kisah Kasih Nyata? atau Kejebak Ken... More

0.0 UDARA⭐
1.1 Pengumuman
1.2 Kesan Pertama
1.3 Survei
1.4 KKN, is begin?
1.5 Kekuatan Doa
1.6 Hari Pertama Kerja
1.7 Traktiran Januar
1.8 Kedatangan Tamu
1.9 Cerita Malam
2.0 Posyandu
2.1 Free Day
2.1.1 Asing
2.2 Hari Sendu
2.2.1 Haidar dan Dhisti
2.3 FGD
2.4 Dejavu
2.4.1 Agenda Malam
2.5 Rukun Tetangga
2.6 Nervous
2.6.1 Sosialisasi
2.6.2 Who dis?
2.7 Hari Raya
2.8 TTS
2.9 Accident
2.9.1 Girls Talk
2.9.2 Rapat
3.0 Posbindu
3.1 Guest Star
3.1.1 Cilok or Cinlok
3.2 Sakit
3.3 Minggu Kerja
3.4 Ada apa?
3.4.1 Makan Siang
3.5 Invisible
3.6 Yang Tak Terucap
3.7 Calon Mantu
3.8 Pasar Malam
3.9 K-Fest
4.0 Sepenggal Cerita Hari Ini
4.1 Diskusi & KRS
4.2 Grocery Shopping
4.3 Gladi Bersih

3.4.2 The Truth Untold

2.6K 263 132
By Elsabet09

"Gak usah banyak tanya. Gue cuma minta jauhin gue, dan anggep kita gak pernah kenal kayak selama ini sebelum kita KKN!" pinta Gauri yang penuh dengan penekanan.

Gauri segera berbalik untuk meninggalkan Aji yang masih termenung di tempatnya. Namun sedetik kemudian Aji segera mengembalikan kewarasannya dan mengejar Gauri yang baru beberapa langkah menjauh darinya.

"Tunggu" kata Aji seraya mencengkram salah satu pergelangan tangan Gauri.

"Aduh, apaan sih. Lepasin gak! Atau gue bakal teriak!" ancam Gauri sembari mencoba melepaskan cengkraman tangan Aji yang sudah pasti tidak sebanding dengan tenaganya.

Namun tanpa di ketahui kedua makhluk itu, Dhisti, Haidar, dan Nadhif sudah mengintip perdebatan mereka di balik pintu ruang tv.

"Eh kok Aji kasar gitu?" bisik Dhisti yang melihat Gauri seperti kesakitan.

Nadhif yang melihatnya hendak melerai keduanya namun ditahan oleh Haidar.

"Sabar, jangan gegabah. Kita liatin aja dulu mereka. Emang lo pada gak penasaran apa sama kisah mereka? Gue sih penasaran" bisik Haidar menenangkan kedua teman mengupingnya.

"Ya tapi, itu.. Gauri" ucap Dhisti terbata-bata.

"Enggak bakal kenapa-kenapa gue jamin. Aji bukan orang jahat. Tenang aja" lanjut Haidar lagi.

Akhirnya trio sabun colek itu melanjutkan kegiatan mengupingnya lagi sambil mengawasi keadaan. Takut-takut malah terjadi baku hantam antara Gauri dan Aji walaupun sepertinya itu tidak mungkin karena genre cerita ini bukan action.

"Jelasin ke gue apa yang udah terjadi sama lo? Kata lo ini semua gara-gara gue kan? Jadi gue berhak tau" ujar Aji menuntut penjelasan kembali.

"Udah gue bilang gak usah banyak tanya, dan ini..lepasin" titah Gauri memberontak.

Aji melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Gauri, namun dia berganti memegang telapak tangan Gauri supaya Gauri tidak pergi.

"Gak bakal sebelum lo jelasin" bantah Aji tegas.

"Lo mau tau yang sebenernya terjadi? Tanya cewek gila lo itu" ujar Gauri yang tiba-tiba merasakan sesak di dadanya.

Aji mengernyitkan keningnya bingung, "Cewek gue? Siapa?" tanyanya.

"Masih nanya cewek lo siapa? Setelah putus dari gue lo langsung pacaran sama Ghea kan? Sahabat kecil lo itu" kata Gauri penuh penekanan di kalimat terakhir.

"Bentar? Sejak kapan gue pacaran sama Ghea, lo tau sendiri kan dia sahabat gue" kilah Aji yang malah membuat Gauri ingin meninju muka sok polosnya itu.

Gauri mendecih, "Cih, masih gak mau ngaku ya lo. Kasian cewek lo sampe ngemis-ngemis ke gue buat jauhin lo. Tega ya lo gak ngakuin dia, dasar bajingan" umpatnya.

"Bentar, jadi semua ini gara-gara Ghea? Apa yang dia perbuat sama lo? Dan apa tadi? Dia ngemis-ngemis ke lo buat jauhin gue? Kenapa gitu?" tanya Aji yang masih sangat bingung.

"Lo ini pura-pura polos, bego, atau emang munafik sih? jelas-jelas cewek itu suka sama lo, bahkan dia sampe ngerusak hubungan kita gara-gara pengen sama lo, dan lo masih gak tau akal busuknya dia?"

"Ghea gak mungkin kaya gitu, gue kenal dia dari kecil. Dia gak bakal ngelakuin hal jahat ke orang lain, apalagi buat ngehancurin hubungan kita. Lo tau sendiri kan dia waktu kita pacaran support banget" ujar Aji membela sahabatnya itu.

"Dia itu bermuka dua, dia bakal baik di depan lo, tapi depan gue sebaliknya. Dia bakal jadi iblis jahat yang ngehancurin kebahagiaan orang lain hanya demi memenuhi keinginannya sendiri" ungkap Gauri.

"Lo kalo ada masalah gue jangan bawa Ghea juga. Kita putus juga gara-gara lo sendiri kan yang minta. Jangan jelekin Ghea, dia itu gak kayak yang lo bila-"

"Stop. Gue udah tau lo gak bakal percaya sama gue. Tapi satu hal yang harus lo tau, kalo yang gue bilang tadi fakta bukan cuma sebatas karangan gue semata" kata Gauri seraya menatap mata Aji dengan penuh kekecewaan.

Gauri menyentak tangan Aji untuk segera berbalik menjauhi laki-laki yang menjadi patah hati terbesarnya dulu.

"Terus apa bedanya lo? Lo selingkuh dari gue juga kan? Jangan dipikir gue gak tau kalau lo sering jalan sama cowok lain pas masih jadi pacar gue" seri Aji yang membuat Gauri lagi-lagi menghentikan langkahnya.

Sementara itu dibalik pintu ruang tv, trio ubur-ubur masih setia menguping perdebatan sengit kedua temannya itu.

"Buset? Gue gak salah denger? Gauri dulu selingkuh?" ujar Haidar dengan suara pelan.

"Masak sih? Gue gak percaya ah" balas Dhisti, dia kan juga masih ingat cerita Gauri tentang mantan terakhirnya yang ternyata itu Aji.

Walaupun itu baru cerita dari versi Gauri, tapi dia yakin Gauri bukan tipe wanita yang suka selingkuh. Memang dia orangnya tantruman kalau lihat lelaki tampan, tapi tetap saja dia tidak memiliki keinginan lebih untuk memacari. Buktinya dari terakhir putus dengan Aji, Gauri belum berpacaran lagi.

"Gauri gak mungkin kaya gitu" bela Nadhif.

"Hah? Apa lo bilang tadi? Gue selingkuh? Lo kali yang selingkuh, bukan gue" kata Gauri setelah berbalik menghadap Aji.

"Gue udah bilang berkali-kali dulu, gue enggak ada hubungan apa-apa sama Ghea, lo tau sendiri kan gue ngejaga Ghea kaya adik gue sendiri. Lo juga tau gue ngelakuin itu juga karena wasiat almarhum orang tuanya. Justru lo malah yang sering jalan sama cowok lain di belakang gue" jelas Aji.

"Bullshit. Bahkan dulu lo sering duluin apapun tentang Ghea daripada gue. Lo rela nganter dia kesana, kemari tapi tiap gue ajak ketemu aja selalu alesan lagi sama Ghea. Lo bahkan pernah ninggalin gue tengah malam di mall sendiri cuma karena Ghea kepingin beli kwetiaw goreng yang bahkan bisa beli lewat gojek tapi dengan sukarelanya lo nurutin kemauan dia dan ninggalin gue gitu aja di mall sendirian. Waktu lo lebih banyak sama Ghea daripada gue pacar lo sendiri waktu itu"

"Dan apa tadi gue jalan sama cowok lain? Lo tau sendiri kan Ji gue orangnya gimana dulu? Dapet temen 1 orang aja susah banget, dan lo satu-satunya orang yang mau temenan sama gue sampe akhirnya kita pacaran. Mana mungkin gue punya selingkuhan. Kalo informasi itu lo dapet dari Ghea udah jelas itu hoax dan karangan dia sendiri" ungkap Gauri.

"Oke gue minta maaf soal waktu itu yang jarang ada waktu sama lo dulu dan lebih sering nurutin kemauan Ghea. Tapi gue ngelakuin itu karena waktu itu dia juga masih berkabung atas kepergian orang tuanya, bahkan dia sempet depresi waktu itu, gue pernah cerita itu kan sama lo" kata Aji mencoba meyakinkan Gauri.

"Depresi? Yakin tuh? Emang udah ada diagnosa dari psikolog? Atau cuma diagnosa diri sendiri? Orang depresi mah gak bakal ngambil kesempatan buat ngerebut pacar orang, bahkan gak bakal ngancem orang lain juga demi ngedapetin keinginannya" balas Gauri.

"Lo punya bukti Ghea ngelakuin semua itu?" tanya Aji serius.

"Buktinya kita sekarang. Kita putus kan? Itu karena siapa coba kalo lo tau? Karena Ghea" tandas Gauri dengan muka yang sangat merah, jujur dia ingin menangis sekarang. Tapi dia menahannya. Dia tidak mau terlihat lemah, apalagi di depan masa lalunya.

Aji memijit kepalanya yang terasa pening, "Tapi waktu itu lo yang minta putus kan Gau? Dan lo bilang waktu itu karena emang udah gak ada kecocokan diantara kita, kenapa masih nyalahin Ghea?"

"YA KARENA WAKTU ITU GHEA NGEBUAT GUE TERPAKSA NYARI ALESAN PUTUS YANG GAK MASUK AKAL. DIA SELALU SPAM, NGANCEM DAN JUAL CERITA SEDIHNYA SAMPE NGEBUAT GUE MERASA BERSALAH, KARENA MERASA JADI ORANG KETIGA DIANTARA KALIAN. GUE NGERASA KEBAHAGIAAN GUE NGEBUAT ORANG LAINNYA SENGSARA TERMASUK GHEA. Gue pikir dulu lo bakal nahan gue, tapi ternyata ekspetasi gue salah. Lo dengan gampangnya nyetujuin permintaan gue buat putus tanpa meminta penjelasan lebih" Gauri tertawa miris mengingat dirinya yang dulu mudah sekali terprovokasi dan lebih mementingkan kebahagiaan orang lain daripada kebahagiaannya sendiri.

"Ya karena gue pikir lo dulu udah beneran udah gak suka sama gue dan udah bahagia sama cowok lo yang lain. Gue enggak mau nahan lo saat hati lo bukan buat gue lagi" jelas Aji jujur.

"Udah gue bilang kan gue gak punya cowok lain, lo budeg apa gimana sih?" ucap Gauri mulai naik pitam lagi.

"Tapi dulu Ghea pernah nunjukkin foto lo lagi makan bareng sama cowok lain yang gak gue kenal sama sekali, bahkan gue waktu itu pernah sekali liat lo jalan sama cowok di mall jalan rangkulan karena kebetulan gue juga lagi nemenin Ghea nonton. Muka lo bahagia banget waktu itu" ujar Aji sendu mengingat masa-masa itu.

Gauri mencoba mengorek memori otaknya, apakah dia pernah jalan dengan laki-laki kecuali dengan Aji dan Ayahnya dulu waktu masih ada. Gauri pikir tidak pernah deh.

Eh, ada lagi deh selain ayahnya dan Aji, yaitu sepupunya. Dia pernah beberapa kali main dan jalan bersama sepupu laki-lakinya yang tinggal jauh di Surabaya karena kebetulan lagi main ke rumahnya waktu itu.

Apa yang dimaksud Aji itu sepupunya yang dari Surabaya itu ya?

"Gue waktu itu gak pernah jalan sama cowok lain kecuali sama lo, bokap gue, dan sepupu gue. Kalo lo liat gue lagi jalan sama cowok lain, berati itu antara bokap atau gak sepupu gue. Terserah lo mau percaya sama gue atau enggak, yang jelas gue ngomong apa adanya" jelas Gauri sekali lagi sebelum benar-benar menjauh dari Aji memasuki posko lagi.

Air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata Gauri luruh seketika saat dirinya berbalik meninggalkan Aji yang masih membeku di tempatnya.

Gauri memilih masuk kamar tanpa memerhatikan ketiga temannya yang sedang cosplay jadi cicak di dinding karena tidak engeh Gauri sudah berjalan ke arah mereka yang sedang menguping.

Brakk

Pintu kamar ditutup dengan sedikit keras yang membuat trio wekwek kaget karena bantingan pintu tadi.

"Eh mau kemana?" tanya Haidar mencekal tangan Nadhif.

"Mau nyamperin Gauri" kata Nadhif terlihat serius.

"Jangan dulu deh mending. Biar dia nenangin dirinya sendiri dulu. Gue yakin dia pasti gak mau diganggu dulu. Aji juga, jangan disamperin atau ditanyain dulu. Biar mereka sama-sama nenangin diri sendiri dan introspeksi" cegah Haidar yang merasa mereka harus memberi waktu sendiri bagi kedua temannya itu.

Nadhif akhirnya mengangguk dan mengurungkan niatnya, dia memilih berjalan ke arah ruang tamu. Sedangkan Dhisti memilih duduk kembali di kasur sambil memainkan handphone, walaupun hanya buka twitter-scroll-kembali dan repeat. Dan Haidar memilih berbaring di kasur atas sambil menunggu waktu dhuhur yang berakhir ketiduran.

***

Selepas sholat dhuhur berjamaah di masjid Aji memilih menyendiri di jendela belakang biasa tempat mereka nongkrong.

Gauri sendiri belum keluar kamar sejak tadi. Atau mungkin dia sudah keluar saat teman-temannya sholat jamaah di masjid. Belum ada yang berani mendekati Gauri, bahkan untuk masuk ke kamar saja segan. Tapi tadi Kirana terpaksa masuk kamar untuk ganti baju dimana ternyata Gauri ketiduran dengan menghadap tembok dengan bekas air mata yang masih terlihat di wajahnya.

Awalnya Kirana dan Januar bingung dengan apa yang terjadi di posko karena sepertinya ada yang tidak beres dilihat dari tingkah teman-temannya, apalagi Aji yang menjadi diam seribu bahasa dan terlihat lesu.

Jadinya Dhisti membeberkan apa yang terjadi tadi antara Gauri dan Aji. Sama seperti Dhisti, Nadhif, dan Haidar yang tahu lebih dulu, Kirana juga kaget mendapati fakta bahwa Gauri pernah berpacaran dengan Aji. Pantas saja selama ini sikap mereka aneh.

"Ran, gue mau bikin mie. Lo mau gak?" tanya Dhisti yang tiba-tiba kepengen makam mie di siang bolong gini.

Kirana menggeleng, "Enggak. Gue tadi udah beli bakso sama Januar" katanya.

"Oke. Gue bikin satu aja berati ya" kata Dhisti lalu bangkit menuju dapur.

Dhisti melihat Aji yang termenung duduk di jendela. Mana ngeplay lagu galau juga . Kasian sekali, seperti orang galau saja vibesnya. Cinta itu rumit banget ya ternyata.

"Dor" sergah Dhisti mencoba mengejutkan Aji.

Aji hanya menoleh sebentar, dia tidak kaget sama sekali dengan kedatangan Dhisti.

"Jangan ngelamun, nanti kesambet mbak kun lho" peringat Dhisti.

Aji tersenyum kecil, "iya-iya. Mau ngapain lo?" tanya Aji.

"Mau bikin mie, lo mau gak?" balas Dhisti.

"Boleh, kasih cabe yang banyak ya" request Aji.

"Sejak kapak lo doyan pedes?" tanya Dhisti sedikit heran.

"Lagi pengen aja makan pedes" jawa Aji santai.

"Kalo sakit perut bukan salah gue lho tapi" peringat Dhisti.

"Iya, udah sana masak. Gue liatin dari sendiri" jawab Aji mendorong Dhisti agar segera menjauh.

Seperti perkataannya Aji hanya memperhatikan dari jauh saat Dhisti memasak mie. Sesekali juga sambil mengobrol walaupun harus dengan suara lantang karena jarak mereka yang lumayan jauh.

Sekitar 8 menit Dhisti selesai memasak mie sesuai requestan Aji.

"Nih, makan disini aja. Entar kalo di luar diminta Haidar" ujar Dhisti menyerahkan semangkuk mie yang di buatnya.

"Buset dah, ini mah cabe toppingnya mie, bukan mie topping cabe" kata Aji setelah melihat semangkuk mie yang dipenuhi cabe itu.

"Lah katanya cabenya banyakin. Kalo gak doyan gak usah dimakan cabenya, siniin biar gue yang makan" ucap Dhisti berusaha memindahkan cabe di mangkuk Aji.

Aji menghindar, "Jangan, nanti gue makan. Lo makan punya lo sendiri aja ini bagian gue," katanya langsung menyuap satu suapan mie yang masih panas itu.

Mereka makan berdua dengan tenang di jendela belakang tempat mereka nongkrong biasa. Dengan sesekali diselingi dengan obrolan-obrolan ringan.

"Siniin mangkuknya, biar gue yang nyuci" pinta Aji.

"Nih, makasih ya. Gue ambilin es dulu diluar" balas Dhisti langsung bangkit dari duduknya dan Aji melangkah ke wastafel untuk mencuci mangkuk yang mereka gunakan.

Bagi Aji, Dhisti itu sudah seperti adik perempuannya. Kadang tingkahnya mirip sekali dengan adik kandungnya. Makannya perlakuannya kepada Dhisti bisa sehangat itu, walaupun mungkin banyak yang mengira kalau sebenarnya Aji menyukai Dhisti.

Aji jujur memang menyukai Dhisti, tapi sebagai adik, tidak lebih.

"Ji, tau gak apa yang lebih mahal daripada barang-barang mewah?" tanya Dhisti sekembalinya mengambil minum.

Aji mengernyit, "Apaan emang?" tanyanya kembali.

"Kepercayaan. Buat percaya sama seseorang itu pasti butuh effort karena gak sedikit saat kita percaya sama seseorang, tapi yang dipercayai malah ngekhianatin kita. Dan jujur itu sakit banget"

"Sebelumnya sorry gue bukan niatnya ikut campur atau sok menggurui. Semua hubungan entah pertemanan, pacaran, agama, keluarga pasti dilandasi rasa kepercayaan satu sama lain. Termasuk hubungan lo sama Gauri dulu. Dimana Gauri yang percaya bahwa lo dulu bisa buat dia bahagia dan begitupun sebaliknya. Sampe saat kalian putus, kalian pasti juga meyakini dan mempercayai alasan masing-masing kenapa kalian harus putus."

"Sorry gue sempet nguping tadi, kalo ternyata lo percaya Gauri selingkuh, begitupun Gauri yang percaya kalau lo lebih pilih sahabat lo itu karena kalian emang saling suka apalagi dengan lo gak nahan dia waktu dia minta putus,"

"Tapi gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau dia jalan sama cowok lain, pake rangkulan juga, itu bukannya selingkuh?" balas Aji menyela.

"Bedanya sama lo dimana? Lo juga jalan sama sahabat perempuan lo itu kan? Emangnya lo tau siapa cowok yang jalan sama Gauri? Bisa jadi itu saudara, sepupu atau ayahnya seperti yang dibilang Gauri tadi. Lo juga gak tanya langsung ke Gauri dulu tapi langsung nyimpulin apa yang lo lihat dulu"

Aji mengusap wajahnya frustasi "Terus gue harus gimana sekarang?"

"Lo percaya gak kalo kesempatan kedua itu pasti ada? Dan pernah gak mikir kenapa lo di temuin lagi sama Gauri sekarang? Apa ini kebetulan? Gue rasa sih enggak, Tuhan pasti tau kalau masih ada kesalahpahaman antara kalian. Jadi Tuhan kasih kesempatan ini buat kalian meluruskan apa yang terjadi."

"Gak ada salahnya lo percaya apa yang dibilang Gauri soal sahabat lo itu. Karena gak semua manusia yang kita kenal itu baik. Mungkin emang baik di depan lo, tapi di belakang lo mungkin beda cerita lagi pasti ada buruknya juga."

"Jangan cuma percaya sama logika. Tapi percaya ke hati lo juga, karena hati gak bakal bisa bohong" balas Dhisti tenang.

"Pikirin baik-baik. Gue ke depan dulu" lanjutnya lalu menepuk pundak Aji pelan sebelum meninggalkannya.

****

Ruang tv dipenuhi plastik yang berserakan berisi jajanan yang dibeli Lita dan Raihan yang merupakan titipan dari anak-anak KKN 110 yang di posko.

Semua anggota 110 juga berkumpul disana minus Yeshika yang belum sampai. Bahkan Gauri dan Aji juga ada disana seperti tidak ada kejadian apa-apa tadi.

"Eh tadi antri banyak gak?" tanya Haidar.

"Kalo yang di bank jateng gak, tapi kalo yg BRI antri banyak" balas Samuel sambil memakan ciloknya.

"Hari senin mah BRI pasti rame, karena biasanya banyak yang setoran. Emang paling cepet tuh di bank jateng, gue kalo bayar selalu disana" sahut Dhisti sembari memakan pentol yang sudah dingin itu.

"Minta dong, aaa" pinta Nadhif seraya membuka mulut minta disuapi pada Dhisti.

Dhisti segera mencocolkan satu tusuk pentol ke dalam saos kacang lalu menyuapi Nadhif.

"Enak kan?" tanya gadis itu.

"Enak. Besok beli lagi ya" kata Nadhif setelah menyicipi.

"Tanpa lo suruh gue juga bakal beli lagi" ucap Dhisti lalu memakan kembali pentolnya.

"Sebelum gue lupa, besok malam yang panitia inti bisa rapat lagi gak buat bahas lebih detail acaranya?" ujar Januar.

"Bisa-bisa aja sih, kita kan juga udah gak ada kegiatan" balas Dhisti.

"Emang dimana rapatnya?" tanya Lita.

"Di posko kelompok sebelah. Gantianlah" sahut Kirana.

Tadi sewaktu Yoga membahas soal rapat kan dia lagi bersama Januar di warung bakso.

"Berarti cuma ketua, sekretaris sama bendahara doang kan?" tanya Raihan memastikan.

"Iya, tapi kalo lo pada mau ikut ya gakpapa" balas Januar lalu memasukkan satu dimsum milik Kirana ke mulutnya.

"Si anjir main asal nyomot aja" ujar Kirana setelah melihat kelakuan Januar.

Sang pelaku malah melotot gemas dengan mulutnya yang penuh dimsum. Sepertinya baru sadar kalau apa yang barusan dia makan bukan miliknya.

Gemes banget tolongggggg:))))))

Kirana hanya menghembuskan napasnya, untung ganteng.

"Eh gue sampe lupa, Aji lo ngapain ngepost foto Gauri?" tanya Lita yang sepertinya membawa topik yang sensitif bagi YTTA.

"Emang kenapa sih? Kepo banget jadi orang" seru Raihan yang di sebelahnya.

"Salah pencet doang dia" balas Gauri cepat tak mau ada asumsi lain dari temannya.

Lita menatap Aji dengan tatapan menyelidik, "Bener gitu Ji?"

"Iya bener. Tapi gue mau jujur kalo sebenernya Gauri itu mantan gue" jawab Aji yang membuat teman-temannya melotot kaget tak terkecuali Gauri karena berani membeberkan fakta itu.

"Oh my god, oh my no, oh my wow???? Jadi bener feeling gue selama ini" ujar Lita heboh.

Sedangkan Gauri hanya memalingkan muka setelah sesaat Aji meliriknya. Sejujurnya dia tidak ada niatan untuk memberitahu teman-temannya soal dia dan Aji dahulu. Cukup dia cerita tentang kisah percintaannya saja waktu itu tanpa menyebut Aji di dalamnya.

Tapi tanpa permisi Aji malah membeberkan fakta itu kepada teman-temanya, dimana posisinya mereka juga habis bertengkar.

Gauri segera bangkit dari duduknya untuk pergi ke arah belakang posko yang membuat teman-temannya yang lain termasuk Aji hanya menatap kepergiannya.

Tak lama setelah itu, Nadhif bangkit juga untuk menyusul Gauri dan tindakannya itu tak luput dari perhatian temannya yang lain.

Sementara Aji masih ditawan di sana untuk dimintai penjelasan lebih tentang apa yang terjadi. Apalagi antara dia dan Gauri sejak awal KKN sudah terlihat adanya perang sengit yang membuat teman-temannya selalu menaruh curiga dengan keduanya.

Nadhif menghembuskan napasnya lega setelah melihat Gauri duduk di jendela sama seperti tempat Aji dan Dhisti tadi siang.

"Sakit banget ya Gau?" ujar Nadhif membuat Gauri menoleh padanya sebentar. Jujur Gauri kaget karena tiba-tiba ada suara ngebass di dekatnya.

"Ngapain kesini?" tanya Gauri balik.

"Nyari angin"

"Angin dicari, mending nyari duit"

"Ya entar abis lulus kuliah. Gue nyari duit entar buat ngelamar lo" canda Nadhif yang membuat Gauri ingin memukul kepalanya.

"Gak usah macem-macem ya jadi orang. Ngomong sekali lagi gue rekam kirim ke Winda nyaho lu diputusin" ancam Gauri sembari memukul lengan Nadhif.

"Hahaha. Becanda. Gak usah panik gitu."

"Lo ngomongnya ngaco banget. Kalo ada setan lewat terus denger omongan lo abis itu setannya bisikin ke Winda gue dilabrak lagi gimana?"

"Emang setan bisa ngomong?" tanya Nadhif bingung.

"Ya bisa aja kalau dia gak bisu" kata Gauri enteng.

"Hahahahaha. Aduh lucu banget" tawa Nadhif pecah setelah mendengar jawaban Gauri.

"Gak usah ketawa. Gue gak tau yang mana ketawa asli apa ketawa karena kesurupan" tukas Gauri membuat Nadhif menghentikan tawanya.

Seketika Nadhif menutup mulutnya, "Jangan ngomongin kesurupan. Kalo bener kejadian entar pingsan lo ketakutan" ujar Nadhif sok serius yang membuat Gauri jadi takut beneran.

"Ah bacot lo"

Keduanya hanya diam tanpa ada yang memulai pembicaraan lagi. Gauri sibuk dengan pikirannya, Nadhif sibuk merangkai kata yang sekiranya tidak akan menyakiti Gauri.

"Gau, lo gak mau berdamai sama masa lalu?" celetuk Nadhif yang membuat Gauri menghembuskan napasnya. Sekarang semua orang tau tentang masalahnya dengan Aji.

"Gue juga pengen, Na. Tapi susah" balas Gauri dengan wajah tertunduk.

"Apa yang bikin lo kesusahan? Coba ngomong sama gue, jangan di pendem"

"Gatau" jawab Gauri lalu dengan cepat menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Semua dimulai dari diri lo sendiri Gau. Kalau lo gak bisa berdamai sama diri lo sendiri, pasti lo juga gak akan bisa berdamai dengan orang lain" ujar Nadhif mengelus pelan punggung Gauri yang naik turun. Sepertinya dia menangis.

"G-gue takut, Na" ucapnya di sela tangisnya.

"Apa yang bikin lo takut? Sahabatnya Aji itu?" tanya Nadhif.

Gauri menggeleng, "Gue takut sama perasaan gue sendiri. Gue takut sakit lagi kalo baikan sama Aji. Karena...karena gue masih sayang sama Aji.." kata Gauri lalu kembali terisak.

"Bahkan dengan apa yang dilakuin Aji dulu ke gue gak ngebuat gue benci sama dia. Justru gue benci sama diri gue sendiri" lanjut Gauri sembari mengelap ingusnya lalu memeperkan ke tembok sampingnya.

"Syuut, jangan ngomong gitu. Lo gak berhak dibenci Gau, even sama sama orang lain atau diri lo sendiri. Lo berharga, lo layak dicintai. Stop ngebenci diri sendiri" ucap Nadhif memberikan kepercayaan diri pada Gauri.

Mau kasih peluk tapi terhalang pembatas jendela yang ada di tengah-tengah. Ya sudah di puk-puk saja.

Ternyata tak jauh di belakang mereka, Aji sedari tadi mendengarkan obrolan mereka. Nadhif yang menotice keberadaan Aji segera bangkit dari duduknya tanpa menimbulkan suara. Dia ingin memberikan waktu kepada dua rekannya itu.

Nadhif menepuk pelan pundak Aji sebelum benar-benar berlalu dari sana, "semangat" ucapnya kemudian.

Aji hanya mengangguk sebagai balasan. Lalu berjalan mendekati Gauri yang masih menunduk menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Gau, gue minta maaf" ucap Aji setelah berjongkok di depan Gauri.

Gauri yang semula menunduk dan menutupi wajahnya mulai mengangkat wajahnya.

"Aji..."

"Gue minta maaf, maafin gue Gau" ulang Aji memohon.

Air mata yang sebelumnya belum kering, kini malah mengalir semakin deras di pipi tembam anak KesMas itu.

Tanpa permisi Aji segera memeluk gadis yang dulu pernah mengisi hari-harinya itu untuk menenangkannya sambil terus bergumam kata 'maaf' karena hanya satu kata itu yang bisa mewakilinya saat ini.

Sepertinya sudah banyak luka yang ia torehkan pada Gauri selama ini. Dan Aji sungguh menyesal dan merasa sangat bodoh.

Dulu dia dikuasai rasa cemburu sampai bisa menuduh Gauri selingkuh tanpa mengkonfirmasikannya langsung kepada pihak yang bersangkutan. Tapi dirinya sendiri tanpa sadar juga membuat Gauri terluka karena perilakunya kepada sahabatnya sendiri yang ternyata merupakan dalang kandasnya hubungan Aji dan Gauri.

Setelah mendapat kultum dari Dhisti tadi siang, dia segera mencari kebenaran kepada sahabatnya itu.

Walau sempat bersikukuh seolah tidak tahu menahu soal teror dan ancaman yang dia layangkan kepada Gauri, namun setelah di desak Aji, perempuan yang akrab di sapa Ghea oleh Aji itu akhirnya mengaku juga.

Aji sungguh merasa dibohongi dan dibodohi selama ini oleh orang yang sudah dianggap sahabat bahkan keluarga sendiri. Padahal Aji dari dulu sudah berusaha sebaik mungkin menjadi sahabat yang baik dan bisa diandalkan, tapi ternyata kebaikannya malah disalah artikan dan dimanfaatkan.

"Gue percaya sama lo, maafin gue. Gue yang bodoh selama ini" kata Aji seraya mengelus pelan rambut Gauri.

Tangis Gauri mulai mereda setelah perkataan Aji yang terakhir. Hari ini dia sudah menangis berapa kali ya? Aduh Gauri merasa cengeng banget. Kayak Dedek Lestay saja.

Aji bergerak menghapus jejak air mata yang membasahi wajah Gauri yang terlihat merah itu.

"Maafin gue, selama ini gue terlalu buta soal Ghea. Gue enggak tau kalau dia dengan teganya menjadi dalang berakhirnya hubungan kita. Mungkin kata maaf aja gak cukup buat ngurangin kesalahan-kesalahan gue yang ngebuat lo terluka selama ini. Gue emang bodoh, tampar aja gue atau sekalian tonjok gue aja gakpapa"

Plak

Gauri benar-benar menampar Aji.

"Ini buat rasa sakit gue selama ini"

Plak

Tidak hanya pipi kanan, tapi pipi kiri juga.

"Ini buat tuduhan selingkuh yang lo kasih buat gue"

Aji tidak menghindar atau mengelak, karena memang ini memang ganjaran buat dia, bahkan itu belum setimpal menurutnya dibandingkan rasa sakit yang Gauri rasakan selama ini gara-gara dirinya.

Plak

"Dan ini buat lo yang berani muncul lagi di hadapan gue disaat gue lagi mati-matian buat ngelupain lo" kalau untuk hal ini bukan salah Aji sih. Soalnya ini semua sudah ditakdirkan Tuhan.

Termasuk bertemunya kembali mereka di kelompok KKN 110 ini. Aji tidak pernah melihat Gauri di kampus walaupun dia tahu kalau Gauri sekampus dengannya, tapi Aji pernah meminta kepada Tuhan kalau diizinkan, dirinya ingin bertemu lagi dengan Gauri walaupun sekali tidak masalah.

Dan ternyata doanya itu dikabulkan, tidak cuma sehari melainkan selama 45 hari dia bertemu kembali dengan Gauri walaupun di hari sebelum-sebelumnya mereka berlagak seperti tidak kenal satu sama lain.

Aji tergugu dengan perkataan Gauri yang terakhir, berarti memang selama ini gadis itu belum melupakan dirinya sepenuhnya. Apakah mungkin ada kesempatan lagi baginya untuk memperbaiki hubungannya dengan Gauri lagi?

"Gue benci sama lo, bener-bener benci" ucapan Gauri yang sesungguhnya tidak bermaksud seperti itu. Itu hanya luapan kesalnya semata.

Aji segera membawa Gauri ke pelukannya lagi. Sungguh dia merindukan wanita yang ada didekapannya sekarang.

Sementara itu ruang tv, anggota 110 yang lain sedang harap-harap cemas menunggu dua sejoli itu menyelesaikan permasalahannya.

"Assalamu'alaikum" salam Yeshika dari luar posko.

"Wa'alaikumsalam" jawab mereka serempak.

"Loh Yes kok lo udah pulang?" tanya Haidar.

"Ya udah sore gue pulanglah, lo mau gue nginep di kampus emang?" balas Yeshika setelah menaruh tasnya.

"Nih brownies, gue beli dijalan tadi" lanjutnya meletakkan dua box brownies ditengah-tengah teman-temannya yang sedang melakukan konferensi meja bundar walaupun tidak ada mejanya.

"Cowok lo mana? Gak mampir dulu?" tanya Nadhif.

"Enggak, udah sore soalnya. Dia nitip salam tadi"

"Nitip kok salam. Nitip mah duit" sahut Raihan.

"Mata duitan lo" timpal Lita lalu membuka box brownies yang dibawa Yeshika.

"Daripada mata keranjang" balas Raihan.

Yeshika hanya geleng-geleng kepala, dia kebelet pipis mau ke kamar mandi dulu.

"Eh mau kemana Yes?" tanya Dhisti.

"Ke kamar mandi, kenapa mau ikut?"

"Mending lo ke kamar mandi mushola aja, jangan kamar mandi disini" balas Haidar.

Yeshika mengernyitkan dahinya bingung, "emang kenapa?"

"Lagi ada remake adegan Gu Jun Pyo sama Oh Hany" sahut Lita.

"Hah?"

"Ada Gauri sama Aji di belakang yang lagi bicara serius" ujar Naura memberikan informasi yang sebenernya.

"Emang mereka kenapa?" tanya Yeshika bingung.

"Panjang ceritanya, nanti deh kita ceritain. Lo sana dulu deh kalo mau ke kamar mandi, keburu ngompol disini Januar gak mau ngepel" ucap Haidar.

"Gue diem aja padahal tapi tetep kena. Awas ya lo Dar!" seru Januar mengancam lelaki gemini itu.

Lelaki gemini itu hanya memberikan tanda 'peace' sebagai balasan kepada Januar. Takut dia dengan Januar yang badanya isinya otot semua. Kalah jauh lah dengan dia yang isinya lemak.

Yeshika akhirnya memutuskan untuk pipis di kamar mandi mushola bersama Naura dan Kirana. Dia juga di ceritakan tentang apa yang terjadi dengan Aji dan Gauri selama ini yang sebelumnya sudah diceritakan oleh Dhisti, Haidar, Nadhif dan Aji tadi sebelum Yeshika datang.

Akhirnya teori mereka selama ini tentang Gauri dan Aji terpecahkan hari ini. Sudah bisa tidur nyenyak mereka setelah ini.

Dan para readers juga.

****

Dah ya lunas.

Kalau masih ada yang belum paham permasalahan Gauri dan Aji telopon aja mereka, tanyain deh langsung👍 itupun kalo kalian punya nomornyaㅠㅠㅠ

Baydeway part Aji meluk Gauri pas nangis mengingatkanku pada masa lalu. Hahahaha. Canda.

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 73.5K 52
"Jangan deket-deket. Mulut kamu bau neraka-eh, alkohol maksudnya!" Ricardo terkekeh mendengarnya lalu ia mendekatkan wajah mereka hingga terjarak sat...
217K 26.3K 24
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
329K 9.4K 40
Alskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan...
1M 19.4K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...