CYBERPUNK: THE VARIEGATION BL...

By jesuisciang

10.9K 1.5K 188

[Sci-Fic][Action][Romance] (ON HOLD) Sebuah negara bernama Rise dimana teknologi mengalami kemajuan pesat ter... More

OPENING
PROLOG CYBERPUNK: THE ARCHER
MAPS: KOTA DI NEGARA RISE
PROFILE: JAEDVIN & JEGAR
PROFILE: THE ARCHER
PROFILE: & MORE
CHAPTER 1: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 2: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 3: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 4: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 5: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 6: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 7: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 8: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 9: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 10: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 11: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 12: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 13: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 15: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 16: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 17: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 18: PART 3 - CALCULATION ZONE

CHAPTER 14: PART 3 - CALCULATION ZONE

265 43 3
By jesuisciang



***



Pesan yang dikirim oleh Jisung membuat kedua orang yang awalnya hendak bersantai segera pergi menuju ruko milik Jaemin. Toko implan yang biasanya Jisung jaga terlihat sudah di tutup walau waktu bahkan belum berpindah pada siang. Jaemin yang menyuruh pemuda itu untuk menutup toko. Kini keduanya menaiki tangga dari basement bersama dengan Yiyang juga Soobin yang juga baru selesai melakukan pemasangan implan pada seorang pelanggan. Ketiganya menaiki tangga menuju lantai satu dari basement, lalu melewati lorong singkat sebelum sampai di ruang kerja milik Hina.

Ruang kerja yang di dominasi oleh banyak implan fisik dan beberapa rangkaian robot itu terlihat sedikit penuh akibat berkumpulnya hampir seluruh penghuni ruko. Kecuali Guanlin dan Taehyun yang keberadaannya sama sekali tidak Jaemin lihat. Ningning, Jisung dan Renjun terlihat duduk berjajar di sofa yang ada di ruang kerja milik Hina sedangkan Hina terlihat berdiri sambil menatap kearah sebuah koper diatas meja tamunya. Hina menatap kearah Jaemin dan Yiyang bergantian, seolah meminta perintah untuk membuka koper tersebut.

"Buka saja." Jaemin berjalan mendekat kearah meja tamu, begitu juga dengan Jeno, Yiyang dan Soobin.

Semua mengelilingi meja tamu, memperhatikan Hina yang tengah membuka koper tersebut. Saat koper berhasil dibuka, Jaemin bisa melihat sebuah penutup terbuat dari bahan kayu membuat Hina harus mengangkat penutup itu, menunjukkan empat buah kartu yang terbuat dari emas dan perak yang Jaemin yakini akan menjadi kartu yang membantu mereka memasuki kawasan elit. Jaemin mengambil satu kartu itu, menyentuhnya dengan lembut karena takut merusaknya, terdapat sebuah tulisan di dalam kartu mahal itu, ÉLITÈ RISE.

Kartu yang akan menjadi freepass itu terlihat sangat mewah dan mahal. Bahkan tulisan yang tertera dalam kartu sangat tidak cocok untuk mereka. Jaemin menyimpan kembali kartu tersebut di dalam koper. Mata Jaemin menelisik saat menyadari jika koper. Ia menarik bagian yang merupakan tempat menyimpan kartu Élitè Rise. Bagian lain dari koper terbuka, menunjukkan lima kartu lain. Namun berbeda dengan kartu Élitè Rise, kartu yang berda dalam bagian koper lain ini memiliki warna hijau gelap dengan sebuah tulisan, Vei House, Techno Life, Ovre Up, A-Home dan Center Regency.

"Kunci apartement?" Jisung bergumam dengan nada pertanyaan.

"Hm, aku rasa begitu." Jaemin menganggukkan kepalanya lalu menatap kearah pemudi yang merupakan seorang hacker, "Ningning, coba lakukan pengecekan mengenai identitas di dalam kartu."

Koper itu ditutup Ningning membawa koper tersebut keruangannya. Semua yang berkumpul di ruangan Hina sebelumnya tentu mengikuti, kecuali Soobin karena ia harus membeli sesuatu dan pergi menuju apotek. Ningning duduk di meja kerjanya dengan set layar komputer canggih dihadapan. Jaemin menaruh lengannya pada bahu Ningning sambil matanya fokus menatap layar besar dari komputer begitu juga dengan Jeno yang berdiri disamping kanan sahabatnya itu.

Disisi lain Yiyang terlihat mengambil satu kartu Élitè Rise dan memasukannya dalam sebuah mesin pengecek yang nantinya akan terhubung pada komputer. Layar komputer Ningning menunjukkan sebuah jendela kosong dari file baru yang terbaca, namun saat dibuka file tersebut kosong, tidak ada identitas siapapun di dalamnya. Begitu juga dengan tiga kartu Élitè Rise lainnya. Ningning memutar kursinya, "Kosong. Itu artinya kita bisa memasukkan identotas siapa saja disini."

Jaemin menganggukkan kepalanya paham, "Kalau begitu masukkan identitasku dan Jeno, sisanya bisa digunakan secara bergantian saat melakukan pencurian."

Mendengar itu, Ningning menganggukkan kepalanya paham lalu mulai memasukkan identitas milik Jaemin dan Jeno. Jika Jaemin berkata sisannya digunakan secara bergantian, itu artinya Jaemin dan Jeno adalah orang yang akan mengurus semuanya. Mereka harus melakukan pencurian di lima kota, itu artinya Jaemin dan Jeno akan mendatangi kelimanya sedangkan anggota lain akan dibagi. Tidak ada yang salah dengan pilihan pemuda manis itu. Jaemin adalah orang yang menerima rencana ini, jadi ia memiliki tanggung jawab atas berjalannya pencurian. Jeno adalah orang kepercayaan Jaemin, selain dari itu, Jeno sangat kuat, jelas Jaemin akan memilih sahabatnya itu untuk selalu bersamanya.

"Dan lima kartu sisanya adalah kartu untuk tempat tinggal?" Jaemin sedikit tidak yakin, "Apa aku benar?"

"Unnie, masukan kartu yang lain." Ningning memberikan perintah pada Yiyang yang kini tengah mengganti kart yang sudah diisi oleh identitas Jaemin. Ningning menatap kearah Jaemin sedikit mendongak karena ia duduk di kursi, "Ya, lima kartu itu adalah sebuah kartu untuk satu unit gedung apartement."

"Dua kartu Élitè Rise sisanya dikosongkan saja terlebih dulu." Jaemin memberi perintah, "Aku belum memutuskan siapa yang akan ikut bersama dalam pencurian pertama."

Anggukan paham Ningning tunjukkan. Pemudi itu menunjuk keara kartu lain yang ada di dalam koper, "Kartu apartemen. Identitas siapa yang harus aku masukkan, Jaemin oppa atau Jeno oppa?"

"Masukkan identitasku saja." Jeno segera buka suara sebelum Jaemin berbicara.

Mata bulat Jaemin menatap kearah sahabatnya, "Tidak. Identitasku saja."

Memasuki kawasan elit dengan kartu dari Sezra. Kepemilikan sebuah tempat tinggal di kawasan elit pasti akan sangat berbahaya jika mereka mengetahui ada kejanggalan mengenai orang yang tinggal di bangunan apartemen mereka. Jeno menatap kearah Ningning, "Tuliskan identitasku."

"Aku akan membaginya, kartu Vei House dan A-Home akan aku isi dengan identitas Jaemin oppa." Ningning berucap tanpa melihat kearah keduanya dan mulai sibuk kembali dengan komputernya, "Techno Life, Ovre Up dan Center Regency akan aku isi dengan identitas Jeno oppa. Jadi tolong jangan bertengkar dan membuat kepalaku pusing."

Mendengar protesan kesal dan jalan pintas yang Ningning buat, pemuda manis itu tertawa kecil. "Baiklah kupercayakan padamu."

Setelah itu semua yang berada di ruangan Ningning segera keluar karena merasa tidak ada perintah lain. Mengingat Jaemin sendiri belum memutuskan siapa yang akan ikut dalam pencurian pertama. Namun yang mereka ketahui, pencurian kunci microchip pertama akan dilakukan di Vei Town, karena beberapa hari yang lalu Jaemin menyuruh Ningning untuk mencari informasi mengenai kota tersebut. Vei Town sendiri merupakan salah satu kawasan elit yang sangat terkenal dalam memproduksi senjata, dengan anak perusahaan Rising Network yang memimpin yaitu, Manucorps Ville. Itu artinya tujuan mereka untuk pertama kalinya nanti adalah mengunjungi perusahaan tersebut dan mencari info mengenai letak dari kunci microchip.






***


Mengantarkan mod terasa sangat cepat saat Jaemin hanya fokus memikirkan virtual aquarium yang akan ia datangi bersama dengan Jeno.Pemuda manis itu memeluk erat pinggan sahabatnya yang sibuk mengendari motor dengan kecepatan penuh sebagai tanda jika ia juga tidak kalah bersemangatnya seperti Jaemin. Virtual aquarium adalah salah satu destinasi wisata baru yang dibuat di kota Node.

Jika kalian bertanya seberapa bersemangat Jaemin, kalian bisa melihat dari wajah manis pemmuda itu yang tidak bisa tersenyum, walau menyadari jika hewan laut yang akan ia lihat hanyalah sebuah layar hitam yang menyala. Apa yang diharapkan. Rasanya sangat tidak mungkin menciptakan aquarium asli di kota Node. Satu-satunya kota yang memiliki tempat wisata aquarium di Rise adalah kota Ovre, mungkin Jaemin bisa mengunjunginya sambil menjalankan misi pencurian.

Bangunan di depannya adalah sebuah bangunan bekas dan kotor lalu dirombak menjadi bangunan yang terlihat begitu bersih dan megah. Jeno memarkirkan motornya di hadapan bangunan tersebut lalu membuka helmnya. Di depan bangunan terlihat ada banyak orang yang berkumpul, lebih di dominasi dengan anak-anak dan beberapa orangtua, atau orang-orang yang merupakan sepasang kekasih.

Jaemin turun dari motor, melepaskan helmnya sendiri lalu memberikan helm tersebut pada Jeno. Setelah Jeno menyimpan helm tersebut, Jaemin tanpa ragu segera menariknya, memasuki bangunan megah dan bersih yang di dominasi dengan warna putih, juga beberapa layar LCD besar menunjukkan mengenai hewan laut yang diperlihatkan di dalam gedung tersebut dan profile seorang pemudi yang Jaemin yakini merupakan pencetus dari virtual aquarium ini.

"Jeno, menurutmu apa kita bisa mengunjungi aquarium asli nanti?" tanya Jaemin sambil memegang kedua lengan sahabatnya itu.

Jaemin terlihat sangat cantik dengan sebuah t-shirt putih pas ditubuhnya, sedikit terhalang oleh jaket crop top berwarna abu-abu dengan sedikit hitam, membuat lekukan dari pingganya yang ramping bisa terlihat. Kaki jenjangnya dibungkus oleh celana jogger hitam kesayangangnya, juga boots hitam yang menutupi kakinya, rambut hitamnya dibiarkan berantakan hingga Jeno harus merapihkannya. Jeno sendiri hanya memakai sebuah skinny jeans dengan satu robekan dilutut sebelah kirinya, sebuah t-shirt hitam, jaket kulit hitam dan sepatu boots hitam yang sama persis seperti milik Jaemin, karena keduanya membeli sepatu boots itu bersama.

"Mungkin kita bisa mengunjunginya." Jeno mengatakan kalimat itu dengan sedikit tidak yakin. Aquarium yang asli berada di kota Ovre, rasanya sedikit mustahil untuk dikunjungi.

Keduanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit berbaris sebelum bisa melakukan scan pada tiket virtual yang mereka miliki. Setelah itu keduanya bisa masuk ke dalam gedung tersebut. Mata Jaemin membulat penuh dengan binar-binar bahagia saat melihat layar besar yang menunjukkan isi dari dalam lautan bersama dengan jenis-jenis ikan lain di dalamnya, mulutnya sedikit terbuka membuat Jeno tertawa kecil melihatnya. Sahabat cantiknya itu berjalan maju, telapak tangannya terarah untuk menyentuh layar besar dari LCD. Melihat hal tersebut Jeno segera menarik lengan Jaemin, membuat Jaemin menatap kebingungan kearah sahabatnya.

Jeno menggelengkan kepalanya lalu menunjuk kearah sebuah hologram berbentuk papan yang menunjukkan sebuah peringatan, "Tidak boleh disentuh."

Bibir sahabat cantiknya itu mengerucut, menujukkan sebuah rasa kesal. Namun pada akirnya ia menurut dan menarik kembali telapak tangannya menjauh. Tidak lucu jika Jaemin ditendang keluar, terutama ia belum melihat isi dari seluruh gedung ini. Jaemin menganggukkan kepalanya paham lalu berjalan kearah kiri, diikuti Jeno yang berjalan disampingnya. Virtual aquarium ini cukup ramai, beberapa anak kecil berlari dibawah pengawasan orangtua mereka.

Virtual aquarium ini juga terlihat seperti aquarium sungguhan karena selain melihat hewan laut seperti ikan-ikan penuh warna, ubur-ubur, lumba-lumba, hiu paus atau yang lainnya. Mereka juga bisa melihat beberapa penyelam di dalam layar LCD tersebut. Membayangkan jika yang Jaemin lihat bukanlah sebuah LCD, pemuda manis itu pasti akan lebih bersemangat lagi. Selama di dalam sini, Jeno hanya menurut saat sahabatnya itu menariknya kearah kiri maupun kanan secara acak. Berakhir di sebuah toko souvenir dekat dengan wilayah LCD virtual yang menunjukkan beberapa jenis penguin.

"Penguin!" Jaemin menunjuk kearah deretan penguin dengan gaya jalan yang khas lalu mendekat kearah LCD.

Jeno kembali tertawa kecil, namun memilih untuk masuk ke dalam toko souvenir sambil matanya sesekali melirik kearah Jaemin yang berdiri di dengan LCD. Karena penguin adalah satu-satunya hewan yang sahabatnya itu teriakkan, Jeno memilih untuk membelikan satu boneka penguin berukuran sedang yang sekiranya tidak terlalu kecil maupun terlalu besar jika hendak dibawa kemana-mana. Setelah selesai melakukan pembayaran Jeno kembali menghampiri Jaemin yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari satu penguin yang tertinggal oleh kawanannya.

Agar sahabatnya itu tidak terkejut, Jeno menepuk bahunya dengan perlahan. Jaemin berbalik sambil menaikkan sebelah alisnya sebagai sebuah pertanyaan lain. Jeno menunjukkan boneka penguin yang ia bawa membuat mata sahabat cantiknya itu kembali membulat. Namun untuk memastikan jika boneka itu benar-benar untuknya, Jaemin menunjuk dirinya sendiri.

"Untukku?" pertanyaan itu dilontarkan dengan sedikit ragu, akan sangat malu rasanya jika Jeno menjawab boneka panguin itu bukan untuknya. Jeno menganggukkan kepalanya cepat, begitu juga dengan senyuman Jaemin yang mengembang saat mengetahuinya. Tanpa ragu Jaemin mengambil boneka itu dari Jeno lalu memeluknya lalu berbisik kecil, "Terima kasih."

Bukan pertama kalinya Jeno melihat sahabatnya tersenyum semanis itu, terutama saat kedua pipinya merona merah. Tapi untuk pertama kalinya Jeno mulai merasa ia harus mengakui perasaannya sendiri. Selama ini ia selalu mengatakan jika Jaemin adalah sahabatnya, karena itu Jeno selalu berada disisinya untuk menjaga Jaemin. Bertahun-tahun berlalu, dan kini Jeno merasa kata pecundang yang Karina lontarkan padanya sama sekali tidak salah. Jeno kesulitan mengakui perasaannya karena takut jika hubungan keduanya hancur begitu saja jika Jaemin menolaknya. Ini sangat kacau, Jeno akhirnya menyadari jika ia jatuh cinta pada sahabatnya.








[Next: CHAPTER 15 PART 3 - CALCULATION ZONE]

[end of this chapter]

Halo ヽ('▽`)/, sampai jumpa jum'at dan sabtu depan + besok buat dragon slayer <(‾︶‾)>

CPTA MEME:

EXTRA

Teater the archer: Bawang Merah & Bawang Putih PT.9

[dipanggung teater]

Ningning: 'Akhirnya Ibu Guanlin dan Jisung Merah sampai di kuburan Ayah Yiyang.'

Guanlin: "Nah sekarang siramkan air ini." memberikan ember berisikan air kembang tujuh rupa pada jisung.

Jisung: "Kenapa aku yang harus menyiramnya?" menjauhkan ember yang berikan guanlin.

Guanlin: "Cepat siramkan." kembali memberikan ember pada jisung.

Jisung: menerima ember dan menyiramkan air di dalam ember pada kuburan yiyang, "Sudah tuh sudah!"

Guanlin: mengacungkan dua jempol pada jisung. "menurutmu kapan Ayah Yiyang akan bang-"

Yiyang: keluar dari dalam kuburan, "Apa kalian tahu aku sudah hidup dengan tenang disini

Guanlin & Jisung: "AKHHHHHHHHH!"

Yiyang: "Berisik sekali." kembali membuka peti.

[di balik panggung]

Jeno: "Jaeminie, karena extra bawang putih dan bawang merah sebentar lagi selesai, aku sudah menyiapkan naskah lain." memberikan naskah pada jaemin.

Jaemin: membaca naskah yang diberikan, "Hm, aku rasa kita akan melakukan QnA. Kita simpan saja dulu naskah ini." nemberikan kembali naskah pada jeno.

Jeno: "Begitukah?" jeno menyimpan naskah ke dalam tasnya, "Baiklah."

[16/12/2023] Teodora nouri <3

Continue Reading

You'll Also Like

my grilfrend By kz728

Science Fiction

26.1K 1.9K 28
hanya fiksi
2.7M 224K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
92.8K 12K 91
⚠️TERJEMAHAN GOOGLE 10 JAN 2022 JUDUL Si Celana Sutra Menampar Wajah Dalam Serang Balik [Memakai Buku]\纨绔打脸逆袭中[穿书] PENULIS Nanfeng Beiji\南风北寄 Stat...
672K 46.5K 26
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...