BROKEN VOW

By iLaDira69

28.2K 3.3K 166

Judul : Broken Vow Author : iLaDira69 Publish : 14 November 2023 🪴🪴🪴 Allen akan memilih meneruskan tidur p... More

Prolog
Part 1 - Pecahan Kaca
Part 2 - Lelaki Yang Tidak Bertanggung Jawab
Part 3 - Kunjungan Kontrol
Part 4 - Pengkhianat
Part 5 - Permintaan Julia
Part 6 - Finn
Part 7 - Perpisahan
Part 8 - Bertemu Kembali
Part 9 - Kehilangan Kendali
Part 10 - Teka-teki
Part 11 - Kesempatan
Part 12 - Berkemas
Part 13 - Rumah Budhe
Part 14 - Sertifikat
Part 15 - Pantai
Part 17 - Dress Code
Part 18 - Cah Kailan
Part 19 - Tergila-gila
Part 20 - Karyawan Baru
Part 21 - Kantor Baru
Part 22 - Penawaran

Part 16 - Jebakan

835 107 4
By iLaDira69

Part 16 - Jebakan

Julia merasa gerakan sedikit cahaya yang mengusik tidurnya. Dia membuka mata perlahan dan tidak menemukan Allen di sampingnya.

Dengan pandangan ke arah balkon, Julia melihat bahwa Allen masih terjaga. Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul dua dini hari.

Meskipun penasaran dengan aktivitas Allen, Julia mencoba kembali tidur. Baginya, tidak ada gunanya mengetahui alasan Allen masih terjaga di waktu tengah malam seperti ini.

Namun, usaha Julia untuk tidur kembali tidak berhasil. Meski mencoba memejamkan mata dan menyelimuti diri dengan selimut serta mengubah posisi, Julia tak bisa memaksa tidur.

Perasaannya sedikit kesal. Julia juga penasaran dengan kegiatan Allen di luar sana. Jika dia mengetahui Allen minum alkohol, itu akan membuatnya marah. Julia akan melarang Allen mendekati Finn sepanjang hari besok.

Rasa penasaran itu membawa Julia ke balkon dan membuka pintu yang tidak terkunci. Di sana, Allen duduk termenung dengan tatapan kosong.

Allen menoleh padanya, membuat Julia menggerutu kesal. Dia hendak kembali ke dalam dan menutup pintu, namun Allen menahan tangannya.

"Julia," panggil Allen lembut.

Julia terkejut ketika Allen menariknya ke hadapannya. Allen memeluk pinggangnya dan menempatkan wajahnya di perut Julia yang hangat, mencoba menenangkannya.

Julia merasa terkejut dan agak tidak nyaman. Dia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi Allen tetap memeluknya erat.

"Sebentar saja," bisik Allen, tetapi Julia tetap menolak.

Pada akhirnya Julia tidak melawan lagi. Dia membiarkan Allen memeluknya tanpa menanggapi.

"Allen!" pekik Julia saat Allen mengangkatnya ke pangkuannya dan menahannya.

Allen menatapnya, mengusap wajah Julia, dan menghela napas frustrasi.

"Kadang aku merasa sangat merindukanmu. Tapi kadang aku marah," ucap Allen yang bingung dengan perasaannya. "Aku nggak tahu apa yang harus kulakukan. Aku mencoba untuk mempercayai kamu, tapi aku sangat khawatir."

Julia memandang Allen dengan campuran rasa kecewa dan marah, tetapi ia memilih untuk tetap diam.

"Aku nggak tahu harus percaya pada perasaanku yang mana," serunya. "Julia, apa yang sudah kamu lakukan padaku? Mengapa kamu mempermainkanku?"

Air mata Julia mulai mengalir, mencucur di tangan Allen. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya dari Allen agar tidak menyadari bahwa dia menangis.

"Julia," bisik Allen dengan perasaan marah karena membuat Julia menangis. "Apa yang harus kulakukan? Bagaimana perasaanmu padaku?"

Julia memilih untuk tidak menjawab. Dia hanya diam dan membiarkan mereka tetap berpelukan hingga tangisnya mereda.

Demikian pula dengan Allen, dia merasa tenang kembali. Namun, lelaki itu tidak ingin mengakhiri momen itu.

Saat mereka mendengar tangisan Finn, Julia menekan dada Allen dan kemudian turun dari pangkuannya.

Allen mengikuti Julia masuk ke kamar mereka. Finn terdengar semakin kencang menangis, mengindikasikan mungkin dia buang air besar.

Sementara Julia membersihkan Finn, Allen memanaskan dot. Dia duduk di sisi ranjang dan memberikan dot kepada Finn.

Julia menerima tanpa melihat Allen. Wajahnya bengkak dan berantakan. Wanita itu menunduk dan fokus memandang Finn sehingga rambutnya jatuh.

Allen meraih wajah Julia dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Wanita itu tetap hanya diam saja, rambutnya yang tebal kembali jatuh dan Allen menyelipkannya lagi.

Sepertinya Finn tidak mau tidur lagi meskipun sudah kenyang, sehingga Allen mengambil alih untuk menenangkannya.

Julia menghela napas berat. Dia melirik Allen yang sedang menimang-nimang agar Finn tenang.

"Kamu tidur duluan," ucap Allen dengan pengertian. Allen menyebabkan Julia ikut begadang.

Tetapi Julia memutuskan untuk menemani Allen sampai Finn tertidur lagi. Dia duduk di sisi ranjang dan memegang dot.

"Finn sering bangun tengah malam begini?" tanya Allen mendekati Julia.

"Kadang-kadang," jawab Julia dengan suara serak.

Ada rasa bersalah di dalam diri Allen telah membiarkan Julia berjuang sendiri mengurus Finn selama ini. Di tengah malam, waktunya semua orang istirahat, wanita itu terjaga karena Finn bangun.

Allen menepuk-nepuk badan Finn dan perlahan bayi itu mulai memejamkan mata. Dia menyandar nyaman di bahu Allen dengan kedua tangan kecilnya mengepal.

Julia segera memperbaiki tempat tidur Finn di boks bayi dan Allen meletakkannya dengan hati-hati.

Mereka menghela napas lega setelah Finn tidur. Namun, suasana canggung menyergap Julia setelahnya.

Mereka mengambil posisi tidur di ranjang dengan jarak yang cukup jauh. Julia memunggungi Allen sedangkan lelaki itu menatap langit-langit kamar dengan pikiran berkelana.

Allen menarik napas dalam-dalam dan bergeser merapat pada Julia. Memeluk wanita itu dan mengecup puncak kepalanya.

Julia tidak menunjukkan penolakan. Allen berbisik pada Julia, dia masih penasaran dengan perasaan wanita itu padanya.

"Bagaimana perasaanmu padaku?"

Julia memberikan jeda selama beberapa saat. Kemudian menjawab dengan ragu. "Entahlah,"

Allen merasa seperti dipermainkan. Namun, dia juga tidak bisa menyalakan wanita itu. Perlakuan kasarnya selama ini mengikiskan perasaan Julia untuknya.

Julia memandang Allen di atasnya ketika lelaki itu menekan bahunya dan hendak menciumnya.

Julia memejamkan mata, mencoba mencari sisa-sisa perasaannya pada Allen melalui ciuman lembut itu. Sayangnya, dia merasa hampa.

Julia menahan tangan Allen ketika lelaki itu hendak menyelinap di balik pakaiannya. Julia tidak ingin melakukan lebih dari itu.

Allen pun langsung tersadar dan mengeratkan pelukannya. Mereka belum mengantuk, perasaan emosional mempermainkan perasaan keduanya.

"Aku ingin datang ke apartemenmu tanpa alkohol. Biarkan aku datang," pinta Allen kemudian.

"Kamu udah datang selama ini," jawab Julia.

"Aku ingin datang secara baik-baik. Biarkan aku datang tanpa membebani kamu."

"Aku nggak bisa. Bagaimana pun, kamu udah membebani aku selama ini."

"Kamu membenci aku?"

"Sesungguhnya, kamu yang membenci aku." jawab Julia mengingatkan Allen.

Allen tidak berusaha menyangkal, "Seandainya ingatanku kembali, kamu akan kembali padaku?"

"Kamu tahu jawabannya,"

"Apa?"

"Setelah ingatanmu kembali." jawab Julia. Wanita itu tersenyum pedih, "Sekarang, kamu hanya membenciku. Perasaan ragu itu cuma jebakan."

"Finn,"

"Termasuk Finn. Dia juga menjebakmu." jelas Julian agar Allen tidak kebingungan lagi dengan perasaannya. "Kecelakaan itu menunjukkan perasaanmu padaku yang sesungguhnya. Kamu nggak mencintai aku, tapi kamu membenci aku."

"Selama ini kamu mempermainkan aku," keluh Allen sedikit kesal. "Kenapa kamu di sisiku selama kecelakaan itu kalau aku membencimu?"

"Aku ingin memastikan perasaanmu padaku."

"Aku nggak mungkin menikahi kamu jika aku membencimu." sela Allen tidak yakin.

"Buktinya kamu telah melakukannya. Di saat perasaan kamu kebingungan, kamu mengambil keputusan implusif. Kamu hanya dendam padaku."

"Aku mencintai kamu,"

"Nggak, Allen. Kamu nggak mencintai aku."

"Bagiamana kalau sekarang aku mencintai kamu?"

"Kamu konyol!"

"Mari kita ciptakan cinta baru. Aku nggak bisa jauh dari kamu."

"Sesungguhnya, itu perasaan dendam kamu."

"Aku nggak yakin ini dendam. Aku memikirkan kami dan Finn."

"Kamu memikirkan bagaimana caranya membalas dendam dan mengalahkan aku."

"Julia, aku nggak mengerti apa yang kamu pikirkan."

"Kamu akan mengerti setelah kamu menyadari perasaanmu yanh sesungguhnya."

"Kalau begitu, biarkan kita berteman,"

"Aku nggak ingin berteman dengan orang yang membenciku,"

"Lalu apa?"

"Nggak ada apa-apa," bisik Julia. "Mari kita fokus pada kehidupan masing-masing. Lanjutkan hidupmu dan kulanjutkan hidupku."

"Aku menginginkan Finn. Setidaknya jadikan itu sebagai pertimbangan."

"Dia hanya menjebakmu. Aku sudah mengatakannya padamu."

"Dia anakku. Anak kita!"

"Ya,"

***

Jakarta, 04 Februari 2024

Baca duluan di Karyakarsa.
Untuk update Karyakarsa mungkin besok ya




Continue Reading

You'll Also Like

54.5K 2.3K 18
[ PROSES REVISI ] ⚠️WARNING!!⚠️ CERITA INI DILARANG KERAS UNTUK DI PLAGIARISME / JIPLAK!! SAYA YAKIN ANDA BISA BERKARYA DENGAN USAHA SENDIRI!! DIHARA...
3.3M 177K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
49.4K 6.4K 74
This is the story between you and me This story dedicated for person who likes sweet, simple love story Enjoy And please don't copy my works
2.4M 20K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...