ARKAZIRA: Forced Marriage (Se...

By Meariesss

1.4M 63.7K 26.9K

-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pel... More

Prolog
Visual Cast
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 16
BAB 17
Info
BAB 18
BAB 19
!!!
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
!!!
BAB 33
BAB 34
BAB 35
Update?
BAB 36
BAB 37
BAB 38
Vote Cover
BAB 39
Kapan?
BAB 40
Info?
Spoiler!
Spoiler lagi!
Info apanih?

BAB 15

29.1K 1.1K 38
By Meariesss

Hallo, guys, Arkana udah up. Malam ini part nya lebih panjang dari part-part sebelum nya. Jangan lupa apa? Jangan lupa Vote, komen, dan follow ya akun author. Hargai penulis dengan seperti itu. Jangan jadi pembaca yang gelap. Selamat membaca semua❤️‍🔥

                               ****

Elzira kini baru saja tiba di kediaman Arkana. Iya kesana di antar oleh sopir pribadi keluarga nya.

"Makasih ya Pak," ucap Elzira kepada sang sopir. Lalu ia pun turun dari mobil dengan menjinjing tas bawaan nya dari rumah.

"Iya Non, saya duluan," ucap sopir itu sebelum ia melajukan mobil nya.

Elzira berjalan memasuki rumah, lalu ia berjalan menuju kolam renang, karena di sore seperti ini, biasanya Oma Widi sedang merajut dan bersantai di sana.

"Oma!" seru Elzira kepada Oma Widi yang memang berada di sana. Terlihat tadi Oma Widi sedang memandangi pas foto yang memperlihatkan seorang wanita sedang menggendong seorang Bayi. Namun setelah mendengar suara Elzira, Oma Widi langsung memasukkan foto itu ke dalam saku baju nya.

"Yang barusan foto siapa? Kenapa Oma Widi kayak kaget. Apa itu foto Arkana sama Mama nya, ya," ucap Elzira dalam batin nya.

"Aduh, sayang, Oma rindu banget sama kamu," ungkap Oma Widi, sembari memeluk Elzira.

"Iya aku juga Oma," balas Elzira.

"Sini duduk," titah Oma Widi. Lalu Elzira pun duduk di kursi yang satu nya.

"Bi, Bibi!" Oma Widi memanggil Art nya.

"Iya Oma, ada yang bisa saya bantu?" tanya Art itu_ Nama nya Bi Iyas.

"Tolong ambilkan minum untuk Elzira," pinta Oma Widi.

"Baik Bu," balas Bi Iyas, lalu ia pergi dari sana untuk segera mengambil minuman nya.

"Oma, aku mau tanya boleh?" tanya Elzira.

"Barusan foto yang Oma liat, foto siapa?" selidik Elzira.

"Itu foto Oma waktu masih muda," terang Oma Widi.

"Hm...," balas Elzira sembari mengangguk-nganggukan kepala nya.

"Aku boleh tanya lagi gak Oma?" tanya Elzira.

"Tanya apa lagi, sayang?" tanya Oma Widi, lembut.

"Oma, orang tua Arkana kan udah meninggal, tapi kenapa di rumah ini aku gak pernah liat foto-foto mereka. Yang aku lihat cuman foto Oma sama Arkana. Oma kenapa gak pajang fotonya? Terus pas Oma bilang orang tua Arkana meninggal, muka Oma tuh kayak kesel. Kalau aku boleh tau, itu kenapa Oma?" tanya Elzira panjang lebar, karena ia di buat penasaran dengan orang tua Arkana yang tidak meninggalkan jejak apapun di rumah ini. Dan ia merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Oma Widi.

"Ini minum nya, Non." Bi Iyas menyimpan minuman itu di atas meja.

"Iya, makasih Bi," balas Elzira, lalu Bi Iyas pun mengangguk singkat sembari tersenyum ramah.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Oma Widi setelah Bi Iyas sudah pergi dari sana.

"Aku pengen tau aja wajah Mertua aku, Oma," balas Elzira.

"Kayak nya gak salah juga kalau saya bercerita kepada Elzira," batin Oma Widi.

"Oma akan menceritakan satu hal kepada kamu, tapi Oma mohon, kamu jangan beritahukan ini kepada siapa-siapa, termasuk Arkana," ujar Oma Widi.

"Iya Oma," balas Elzira.

Terlihat, kini Oma Widi mengeluarkan foto tadi dari dalam saku nya, lalu ia memberikan foto itu kepada Elzira.

"Itu foto Arkana sama Ibu nya," terang Oma Widi kepada Elzira yang sudah memegangi foto nya.

"Cantik," ucap Elzira, sembari memandangi foto itu.

"Mama nya Arkana, apa meninggal sudah lama, Oma?" lanjut Elzira, bertanya.

"Setau Oma, dia dulu masih hidup, tapi Oma sekarang gak tau, Zira," terang Oma Widi dengan tatapan kosong nya.

"Maksud Oma?"  tanya Elzira yang tidak mengerti.

(Flash Back On)

Tokk! Tokk! Tokk!

Seseorang mengetuk pintu kamar Oma Widi.

"Masuk," sahut Oma Widi.

Seorang gadis yang terlihat begitu cantik kini memasuki kamar Oma Widi, lalu ia langsung menghampiri Oma Widi yang sedang duduk di sofa.

"Ma, ada yang mau aku bicarain sama Ibu," ucap gadis itu. Dia Lia, anak kedua Oma Widi, yang tak lain Ibu nya Arkana.

Anak Oma Widi berjumlah tiga orang. Yang pertama dan kedua yaitu laki-laki kembar, dan yang ketiga yaitu Lia.

"Apa, Nak?" tanya Oma Widi kepada Lia.

"Aku hamil Ma," terang Lia yang membuat Oma Widi terkejut.

"Bagaimana bisa kamu hamil, sedangkan kamu belum menikah Lia! Kamu jangan mempermalukan keluarga kita! Kalau Papa masih ada, dia pasti sangat merasa malu dengan anak perempuan nya ini!" Oma Widi membentak Lia yang kini sedang bersimpuh di kaki nya, sembari terisak.

"Maafin aku Ma, aku juga gak ada niatan buat ngecewain Mama, hikss... hikss..." ujar Lia, sembari terisak.

"Siapa laki-laki yang sudah menghamili kamu?!" tanya Oma Widi, lantang.

"Aku juga gak tau Ma," jawab nya, lirih.

"Kamu itu sangat bodoh Lia! Bagaimana kamu bisa tidak tahu dengan lelaki yang sudah menghamili kamu!" bentak Oma Widi.

"Tapi aku beneran gak tau Ma, aku waktu itu minum sesuatu dari temen aku. Pas bangun, aku udah ada di Hotel, dan aku udah gak suci," jelas Lia, juga masih terisak.

Plakk...

Oma Widi menampar keras pipi Lia.

"Bangun, kamu!" perintah Oma Widi, tegas.

"Cari laki-laki itu, dan jangan pulang sampai kamu bawa dia ke hadapan Mama!" perintah Oma Widi.

Singkat saja, dari sana Lia benar-benar keluar dari kediaman nya sendiri. Oma Widi yang memang selalu mendidik keras terhadap anak-anak nya, ia tak berpikir panjang untuk mengusir anak nya itu.

Lia bisa kembali, tapi dengan syarat isa bisa menemukan laki-laki yang telah merenggut kesucian nya.

                               ****

1 bulan berlalu...
Lia saat ini masih belum menemukan laki-laki yang sudah merenggut kesucian nya.

Ia sudah begitu frustasi, sehingga ia memilih untuk menggugurkan anak yang sedang di kandung nya.

Sudah berbagi macam cara Lia lakukan, seperti meminum obat yang di belinya dari online, mabuk-mabukan, tapi janin itu tetap bertahan dan juga kuat.

                               ****

Kini usia kandungan Lia baru saja menginjak 4  bulan. Lia sekarang sudah memutuskan untuk men4brosi janin nya. Ia sudah siap untuk ke Klinik ilegal yang di ketahui nya dari internet.
Ketika Lia hendak berjalan untuk keluar dari Kontrakan, tiba-tiba saja ia merasakan janin nya itu menendang-nendang.

Lia memegangi perut nya yang sudah terlihat membuncit. Dan entah kenapa saat itu Lia merasa tiba-tiba sayang kepada anak yang sedang di kandung nya. Yaitu Arkana.

"Kenapa aku jadi merasa sayang sama anak haram ini, apa aku harus mempertahankan dia," ucap Lia, sembari memegangi perut nya.

                                ****

5 bulan berlalu...

1 hari yang lalu Lia sudah melahirkan bayi Arkana dengan di bantu oleh Paraji.

Bayi lucu itu terus menangis karena Lia enggan untuk memberikan Asi nya. Lia sepertinya mengalami Baby blues pasca melahirkan, karena sekarang ia menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab yang jelas.

"Kenapa kamu rewel, hah?! Jangan buat saya stres dengan suara tangisan kamu." Lia memarahi bayi yang belum tau apa-apa itu.

"Sebaiknya aku kasih bayi ini sama Mama, aku gak kuat ngurus bayi ini. Apalagi aku gak punya uang," ucap Lia

Di pukul 23:00, Lia kini baru saja tiba di kediaman Oma Widi, ia kesana dengan menumpangi taxi.

Lia turun dari mobil, lalu ia berjalan menuju halaman belakang. Saat itu rumah Oma Widi memang belum memakai gerbang. Ukuran nya pun tidak sebesar rumah sekarang.

Lia menyimpan Bayi itu di depan pintu belakang, lalu ia segera pergi dari sana.

Owekk... Owekk... Owekk...

Bayi itu menangis. Bi Iyas yang baru saja tiba di dapur untuk mengambil air minum, ia bisa mendengar suara bayi itu.

"Astagfirullahaladzim, bayi siapa ini." Bi Iyas di buat terkejut setelah ia membuka pintu nya.

Bi Iyas melihat di samping bayi itu ada sepucuk surat yang di lipat-lipat.
Bi Iyas mengambil bayi nya, lalu ia juga langsung mengambil surat itu.

Bi Iyas membaca surat itu terlebih dahulu, dan setelah membaca surat nya, ia langsung berjalan memasuki rumah dengan terburu-buru.

Di dalam surat itu, Lia menceritakan perjalanan hidup nya selama ia mengandung Arkana.

"Benar-benar keterlaluan Ibu kamu, Nak. Tapi ini memang salah Oma juga, maafin Oma," ucap Oma Widi yang kini sudah menggendong Arkana.

(Flash Back Off)

"Jadi ceritanya gitu sayang. Kamu jangan ceritakan ini kepada siapa-siapa ya," ucap Oma Widi kepada Elzira, setelah ia menceritakan semua nya.

Oma Widi terlihat sudah meneteskan air matanya, sama hal nya dengan Elzira, karena ia benar-benar di buat terharu dengan masalau Arkana saat Bayi.

"Oma!" panggil Arkana yang baru saja menghampiri mereka. Yang membuat Elzira dan Oma Widi dengan cepat mengusap air mata nya.

"Kalian pada kenapa?" tanya Arkana, heran.

"Ini tadi mata kita kelilipan," terang Oma Widi.

"Yaudah, aku masuk kamar ya Oma," ucap Elzira.

"Iya sayang," balas Oma Widi.

"Gimana nge-camp nya, seru gak?" tanya Oma Widi kepada Arkana.

"Seru. Aku masuk kamar juga ya, Oma. Mau mandi, gerah soalnya," ucap Arkana.

"Iya," balas Oma Widi.

Tak berselang lama setelah Arkana dan Elzira memasuki kamar nya, kini anak kembar Oma Widi datang bersama istrinya masing-masing.

"Ma," panggil Anak pertama Oma Widi yaitu Edwar Sanjaya.

Oma Widi menoleh dan pria itu pun langsung memeluk sang Ibu.

"Yaampun Edwar. Mama rindu sekali," ungkap Oma Widi sembari memeluk anak laki-laki pertama nya.

Hana_ Istri Edwar tersenyum hangat. "Ma, apa kabar?" tanya nya. Lalu ia menyalimi tangan Oma Widi.

"Alhamdulillah baik, Hana," balas Oma Widi.

Setelah istri Edwar, kini giliran istri Edgar yang meyalimi sang mertua.

"Mama masih kelihatan awet muda aja deh," puji, Maharani_ istrinya Edgar.

"Bisa aja kamu," balas Oma Widi sembari terekekeh.

"Dimana cucu kesayangan Mama? Apa dia masih hidup?" tanya anak kedua Oma Widi yaitu Edgar Sanjaya. Pria itu terlihat lebih acuh berbeda dengan saudara kembar nya.

"Kok kamu bicaranya gitu sih Mas," sambung Maharani.

Oma Widi hanya tersenyum dan bergeleng-geleng kepala. Ia tidak menjawab jawaban sang anak.

"Oh iya, kalian kesini janjian?" tanya Oma Widi.

"Iya Ma kita janjian," balas Edwar.

Oma Widi bangkit dari duduknya. "Yaudah ayo sekarang kita ke dalam. Kita berbincang-bincang di sana," ajak Oma Widi.

"Iya Ma ayo," balas Hana. Ia berjalan di samping Oma Widi.

Beralih kepada Arkana, ia baru saja tiba di kamar.

"Pasti lagi mandi tuh orang," ucap Arkana ketika ia tidak melihat Elzira di ranjang.

"Elzira! Cepetan, lama banget lo mandi nya!" teriak Arkana kepada Elzira yang padahal baru saja memasuki kamar mandi.

"Lo apaan, sih. Orang gue baru banget masuk kamar mandi nya!" sahut Elzira, berteriak.

Arkana kini merebahkan tubuhnya di atas ranjang, lalu ia langsung memejamkan matanya di sana.

Setelah beberapa menit berada di kamar mandi, kini Elzira telah keluar. Gadis itu juga terlihat sudah berganti pakaian.

"Kok badan gue jadi kayak panas gini ya. Mana ini kepala pusing banget rasa nya." Elzira yang memang sudah merasa tidak enak badan sedari sore, ia sekarang semakin merasa tak enak badan setelah ia mandi.

"Udah tidur aja tuh orang," ucap Elzira, ketika melihat Arkana sudah tertidur.

Tokk! Tokk! Tokk!

"Den, Non. Ini Bibi!" seru Bi Iyas dari luar seraya mengetuk pintu.

Elzira berjalan dari ranjang untuk segera membuka pintu.

"Iya Bi, ada apa?" tanya Elzira.

"Oma nyuruh Non sama Den Arka buat ke bawah, soalnya di bawah ada anak-anak nya Oma," terang  Bi Iyas.

"Oh gitu. Yaudah aku bangunin Arkana nya dulu," ucap Elzira.

Arkana yang belum benar-benar tertidur, ia bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Gak! Gue anti ketemu sama orang-orang kayak gitu," sahut Arkana.

"Loh kayak gitu gimana. Itu keluarga lo," ujar Elzira.

"Alah, jangan banyak bacot. Lo aja yang kesana ngewakilin gue. Bilangin kalau gue gak ada," kata Arkana.

"Iya deh serah lo," balas Elzira.

Elzira keluar dari kamar, lalu ia menutup pintu dan berjalan ke lantai bawah bersama Bi Iyas.

"Dimana Bi anak-anak nya Oma Widi?" tanya Elzira.

"Itu Non di ruangan utama. Non kesana aja, Bibi mau ke dapur dulu," kata Bi Iyas.

"Oh iya Bi, makasih ya," balas Elzira.

"Iya Non," sambung Bi Iyas sebelum ia melangkahkan kakinya untuk segera ke dapur.

"Nah, itu istri Arkana," ucap Oma Widi ketika melihat kedatangan Elzira.

Oma Widi sebelumnya telah menceritakan tentang apa yang terjadi kepada Arkana, sehingga mereka semua telah tau kalau Arkana telah menikah secara mendadak seperti itu.

Elzira tersenyum manis. "Hai, Om, Tante," sapanya.

"Hai. Cantik sekali kamu," puji Hana.

"Makasih Tante cantik," balas Elzira sembari tersenyum.

"Sini sayang duduk," titah Oma Widi. Lalu Elzira pun duduk di dekat nya.

"Oh iya, Arkana nya mana?" tanya Maharani.

"Cantik juga istrinya si Arka," batin Edgar.

"Arkana ada di kamar," terang Elzira, jujur.

"Emang dari dulu gak pernah ngehargain kita tuh anak," kata Edgar, datar.

"Arkana nya lagi sakit perut Om," sambung Elzira.

"Oh, gitu," balas Edgar kepada Elzira.

"Oma, aku ke kamar duluan ya," ucap Elzira.

"Oh iya sayang. Kamu harus istirahat, pasti cape abis nge-camp," ujar Oma Widi.

"Iya Om," balas Elzira. "Om, Tante, aku permisi," lajutnya.

"Iya sayang," balas Hana sembari tersenyum hangat.

Elzira bangkit, lalu ia berlalu dari sana.

Setibanya di kamar Elzira berjalan menuju ranjang, lalu ia juga ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Arkana yang sepertinya sudah tertidur pulas. Tak lupa, Elzira memberikan pembatas dengan guling tengah-tengah mereka.

Hoemm...

Elzira menguap, lalu ia pun mulai memejamkan matanya.

                                  ****

Di pukul 22:00, Elzira terlihat menggigil. Terlihat juga guling yang menjadi pembatas sudah berada di bawah kaki mereka.

Kini Elzira bergeser kepada Arkana, lalu ia langsung memeluk tubuh suami nya itu.

Arkana yang mungkin mengira Elzira guling, ia juga memeluk tubuh istri nya itu.

"Mama, aku mau pulang." Elzira mengigau, yang membuat Arkana terbangun.

"Kenapa gue bisa pelukan sama nih cewek," ucap Arkana dengan suara khas bangun tidur.

"Badan nya panas." Arkana langsung menempelkan telapak tangan nya di dahi Elzira. Lalu ia langsung melepaskan pelukan Elzira.

Arkana turun dari ranjang, ia langsung keluar dari kamar nya.

Setelah kurang lebih 5 menit lama nya keluar kamar, kini Arkana telah kembali memasuki kamar. Lelaki itu terlihat membawa wadah berisikan air untuk mengompres Elzira.

Arkana menyimpan wadah itu di atas nakas, lalu ia duduk pinggiran ranjang.

Arkana memeras kain yang tadi berada di dalam air itu, lalu ia langsung menyimpan nya di dahi Elzira.

"Gue baru tau kalau cewek bar-bar kayak lo bisa sakit," ucap Arkana, sendiri.

Arkana dengan telaten mengompres Elzira, ia juga sesekali mengecek suhu tubuh Elzira dengan menempelkan telapak tangan nya di dahi Elzira.

"Masih panas, tapi dia menggigil. Apa jangan-jangan dia meriang," ucap Arkana.

"Kalau gak salah gue pernah liat kotak obat di meja yang ada di ruangan santai deh. Apa sekarang masih ada ya." Arkana kembali keluar kamar untuk mengambil kotak obat-obatan yang pernah di lihat nya di ruangan santai Oma Widi.

Setelah lumayan lama, kini Arkana telah kembali memasuki kamar. Ia terlihat membawa kotak obat dan juga piring berisikan nasi dengan lauk pauk nya.

"Cape juga anjir. Bener-bener cewek beban banget si Elzira. Tapi kalau gue gak urusin, entar dia mati, pasti gue juga yang di salahin," ucap Arkana, lalu ia langsung menutup pintu dengan sikut nya.

Arkana meletakkan bawaannya itu di atas nakas, lalu ia kembali duduk di pinggiran ranjang.

"Elzira bangun." Arkana membangunkan Elzira dengan menggoyang-goyangkan pelan bahu gadis itu.

"Hmm." Elzira perlahan membuka mata nya, lalu ia melihat ke arah Arkana.

"Bangun. Makan dulu terus minum obat, nih. Abis itu terserah lo," ucap Arkana kepada Elzira.

"Kesambet setan mana lo? tiba-tiba jadi so perhatian," tanya Elzira, dengan suara parau.

"Gak usah banyak tanya. Udah untung gue mau ngurus cewek beban kayak lo," ucap Arkana, santai.

"Gue kira lo beneran baik, tau nya lo masih sama aja nyebelin," ucap Elzira sembari memukul pelan paha Arkana.

"Udah, cepatan bangun. Entar lo mati, gue juga yang di salahin," ucap Arkana yang membuat Elzira kesal, lalu ia langsung menjambak rambut Arkana. "Lo ngedo'a-in gue mati, ya. Lo cowok nyebelin, nyebelin, nyebelin."

"Sakit Elzira!" tegas Arkana, namun Elzira tidak memperdulikan nya.

Kini tiba-tiba tubuh Arkana tertarik oleh Elzira, yang membuat Arkana menindih Elzira. Dan tak hanya itu, bibir Arkana juga sekarang sedang menempel di bibir Elzira, yang membuat mereka sama-sama tertegun. Hingga akhirnya kini Elzira seperti tersadarkan ke Dunia nyata. "Hus, nyari kesempatan dalam kesempitan lo." Elzira langsung mendorong tubuh Arkana, lalu ia langsung mengusap-usap bibir nya.

"Siapa suruh lo narik-narik rambut gue," balas Arkana, santai.

"Sekarang gue ngerasa makin gak enak badan, karena di cium manusia berwujud setan kayak lo!" ujar Elzira.

"Apalagi gue, bisa gatel seumur hidup bibir gue karena cium bibir lo," balas Arkana, datar.

"Enak aja lo!" sahut Elzira, ketus.

"Udah jangan banyak bacot. Sekarang lo makan, terus minum obat nya. Tidur gue keganggu karena lo sakit, pake ngigau segala," ujar Arkana, lalu ia langsung berjalan untuk memasuki kamar mandi.

Setelah Arkana memasuki kamar mandi, kini Elzira meneteskan air matanya, karena ia baru kali ini sakit dan tidak ada sang Ibu di samping nya.

"Biasanya kalau gue sakit gini, gue suka di tungguin Mama, suka di suapin Mama. Hikss... Hikss..."

"Udah gak usah lebay. Cepetan makan, terus minum obat nya," ujar Arkana yang ternyata sudah keluar dari kamar mandi.

"Iya, bawel banget sih lo," balas Elzira, sembari mengusap air matanya.

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 258K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
513 72 10
⛔BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU⛔ ⛔BUDAYAKAN VOTE SETIAP CHAPTER NYA,NGGAK BAYAR KOK,GAMPANG TINGGAL PENCET AJAAAA⛔ ⛔AND DON'T FORGET TO COMMENT⛔ ...
3.3K 109 15
dimana sebuah geng yang bernama ALDAKSGAR yang memiliki 4anggota yang dikenal dingin dan kejam. Apakah dia bisa suka dengan lawan jenis jawabannya iy...
443K 34.4K 56
Kejadian yang tidak benar adanya itu mampu merenggut kebahagiaan Sesa. *** "Tapi waktu itu kamu bilang ke aku, kalo kamu beneran sayang sama aku, dan...