INCOMPLETED LOVE [✓]

By redeuquinn

13.5K 1.2K 233

Meera Chopra. Putri satu-satunya Mukesh Chopra, seorang konglomerat India, kini berulah lagi. Ini tahun ke ti... More

Tugas Ringan
Dimana Meera?
Saksi Kunci
Penyergapan Anak Kucing
Gara-gara Annu
Dimana Cerita itu Bermula
Tak Semudah Itu
Sekarang
Terlalu Lelah
Ammar. Hanya Ammar
Undangan
Dress Shopping
Obrolan Ringan
Pengakuan Intensi
Permohonan Kecil
Melodi Kerinduan
Yang Tak Terlupakan
Perjalanan Yang Ditakutkan
Selamat Pagi, London
His Home
Yang Ditinggalkan
Long Time No See
Perasaan Aneh
Sebuah Keputusan
Aku Bersedia
Dia Mendatangi
First Date
Yang Tak Tersampaikan
Yang Tak Terpenuhi
Penjelasan
Bantuan
Tak Terduga
Hingga Akhir
Epilog: Cinta Yang Terlengkapi

Selamat Hari Holi, Annand!

394 34 0
By redeuquinn


***



"Annand.. Kau menghubungiku hanya untuk melihatmu mondar-mandir?" Seseorang dengan seragam hijau menyapa. Wajahnya yang identik dengan si lawan bicara, melipat tangan di dada sembari memperhatikan layar laptop dengan senyum kecil. "Aku akan ada apel siang setengah jam lagi."

"Oops.. Sorry, bhai! Aku lupa disana sudah jam bertugasmu." Annand akhirnya menengokan kepala ke layar laptop nya juga. Senyumannya lebih lebar dari sang kakak. "Ammar, aku hanya ingin bertanya. Menurutmu aku harus memakai yang mana?" Annand memperlihatkan dua pakaian berwarna putih.


Ammar menaikan alis. "Annand.. Aku yakin di sana belum tepat jam 6 pagi, tapi kau sudah akan kencan?" Ia ikut melebarkan senyum.


"Oh, shut it. Apa kau lupa hari ini festival holi?"

Ammar terkekeh. "Tentu saja tidak. Tapi apa yang membuat festival holi tahun ini membuat adik kembarku tersenyum sangat lebar dan memerlukan waktu untuk memilih baju?"


Terlihat oleh Ammar wajah Annand yang tak melepas senyum dan bersemu tipis. "Pilihkan dulu.."


"Kanan.. Pakai kaos dan kemeja saja. Kalau kau memakai kurta, kau akan terlihat lebih tampan dariku."


"Hmm.. Got it." Annand melempar kurtanya dan segera memakai baju yang dipilihkan Ammar diatas jeansnya.

Ammar begitu memandang lucu sang adik. "Stupid. Kenapa kau selalu menurut padaku? Padahal kurta itu lebih bagus."


"Tak ada yang bisa aku lakukan untuk kakakku ini selain mengikuti sarannya, kan?" Annand menaikan bahunya. "Lagipula aku terlihat tampan memakai apapun." Ucapnya sambil tertawa.

"Now spill her name.."


"Meera Chopra." Jawab Annand tanpa memandang sang kakak kembar, terlalu malu melihat reaksinya.


Tapi Ammar malah tertawa.

"Harusnya aku memang tak menceritakan ini padamu. Memangnya apa yang kau tau tentang cinta?"

"Cinta? Already, that deep huh?"


Annand menggeleng pelan, tapi senyum lebar terus terukir di wajah tampannya. "Entahlah. Yang jelas jantungku berdegup tak karuan saat bersamanya."

"Annand.. Kau lupa minum obatmu?"

Annand mendengkus. "That's not about it!"

"Relax, Romeo. I'm just teasing you.." Tawa kembali terdengar di telinga yang lebih muda lima belas menit itu. "Jadi pagi ini kau akan merayakan holi atau kencan?"

"Aku harap, keduanya?" Jawab Annand tak yakin.

"Kyun? Dia belum menjawab ajakan kencanmu itu?"


"Actually, dia mungkin tak begitu menyukaiku."


"Dengan wajah setampan kita ini, dia masih menolak? Cari gadis lain saja."

Kini giliran Annand yang tertawa. "Long story short, kesan pertamaku untuknya memang tak begitu bagus."


"Kau memang harus menceritakannya nanti, mate. Waktuku tak begitu banyak sekarang."


"I'm sorry, aku sudah mengganggu mu dengan cerita tak jelasku, Kapten Raichand.." Annand melihat Ammar merapikan seragam upacaranya.

Ammar berdecak. "Aku akan selalu meluangkan waktu untuk cerita bodohmu, kau tahu itu. Tapi kali ini aku ada persiapan sebelum keberangkatanku lusa."


"Ah ya.. Aku hampir lupa kakakku ini akan dikirim ke perbatasan. Kau yakin akan pergi, Ammar? Aku dengar keadaan Kashmir sedang tidak baik-baik saja.."

Ammar menarik kecil sudut bibirnya. Wajah Annand kini terlihat muram. "Aku dikirim ke sana karena memang keadaannya sedang seperti itu."

"Will you be alright?"


"I hope so.." Ammar mengangkat bahu. "Hei, tenanglah. Lagipula aku kan sudah janji akan ke London setelah tugasku ini."


"Promise?"


Ammar tersenyum. "Beyond a doubt. Dan aku akan memutuskan gadis itu cocok atau tidak untuk adikku tersayang." Lesung di kedua pipi Annand kembali terlihat. "Annand.. Siapa nama gadismu tadi?" Tanya Ammar lagi.

Yang dipanggil memutar bola mata sebelum menjawab, "Meera.. Meera Chopra. Ayolah Ammar, itu nama yang indah. Masa kau melupakannya begitu saja.."

Ammar berdecak. "Yang sedang jatuh cinta itu kau, bukan aku.." Ucapan Ammar, kembali membuat tersipu sang adik. "Perlihatkan, seperti apa dia?"

Ammar tersenyum miring. "Aku tak mau memperlihatkan wajah Meera padamu. Nanti kau malah jatuh cinta juga.." Kekehnya.

"Ayolah, Annand.. seleramu dan aku berbeda. Memangnya secantik apa Meera-mu itu?"

Senyum laki-laki di layar terus mengembang. "Kau tak akan bisa membayangkannya, Ammar.." 


Sang kakak tersenyum akan adiknya yang terlihat begitu bahagia. Ia kini sudah memakai topi tentaranya. "Sorry, my times is up. Talk to you again sooner, Bhai. Berikan salamku untuk ibu dan suami barunya.."


"Give dad a kiss from me too!"

Kini Ammar yang memutar bola matanya yang membuat Annand tertawa. "You know, I won't do that.."


"Selamat hari Holi, Ammar!" Ucap Annand sebelum mengakhiri panggilan video mereka.





***

.Present Time.


Tangan Ammar bergerak, secara tak sadar gerakannya itu membuat pergelangan tangan seseorang didekatnya tergenggam. "Annand.." bisiknya, air mata mengalir dari sudut mata yang masih terpejam.

"Annand.. Kau baik-baik saja?" Suara khawatir Meera terdengar lagi. Ia melewatkan kata pertama yang diucapakan laki-laki di hadapannya itu setelah berjam-jam tak sadarkan diri. Ternyata tangan yang Ammar genggam adalah tangan Meera. Sang putri Chopra sudah seharian tak meninggalkan sisi Ammar yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. "Ayo buka matamu. Aku mohon, Annand.." Sambil terisak, ia langsung menggenggam tangan yang menggenggamnya, dengan kedua tangan. Berharap laki-laki itu mendengarnya.

Annand aku mohon bangunlah..


Meera terus merapal mantra itu dalam hati, tak mengetahui laki-laki yang ia maksud tak dapat mengabulkan permintaannya.

***






Pia melirik jam tangannya. Festival holi sudah dimulai setengah jam, tapi batang hidung Meera belum juga terlihat. Bahkan tubuh Pia sudah dipenuhi serbuk warna-warni saking sudah ramainya acara tersebut.


"Oh God.. dimana dia?" Mata Pia terus berkeliling di sekitar halaman luas berumput di gedung kedutaan besar India, mencari sosok temannya yang mungkin saja terselip diantara keramaian yang sedang terjadi.

"Belum juga menemukannya?" Tiba-tiba sosok Annand kini sudah ada di samping Pia. Penampilannya tak berbeda jauh dengan Pia, sudah banyak warna menghiasi rambut, wajah dan kemeja putihnya. Tapi tak separah gadis itu. Ia datangan dengan dua gelas aluminium berisi Thandai, minuman tradisional India yang biasa disajikan dalam festival Holi. Satu gelasnya ia berikan pada Pia. 


"Please, Romeo.. Perbuatanmu sendiri yang membuatku tak bisa menghubunginya dan tak tau dimana dia sekarang." Pia bertolak pinggang setelah meneguk minuman ditangan.

"Terima kasih sudah mau membantuku, Pia.." Annand terkekeh dan ikut meminum Thandai nya, tapi mata laki-laki itu tak lepas dari kerumunan, ikut mencari sesosok gadis.

"Your welcome.. Ya darimana juga aku akan mendapatkan undangan acara ini jika tidak darimu langsung. Lagipula aku setuju untuk mengajak Meera karena aku tau kau pria yang baik, Annand.. Dan sahabatku itu terlalu keras kepala untuk mencari pasangan yang tepat."


Annand terkekeh dan tersenyum makin lebar. Berterima kasih akan pandangan Pia untuknya.


"Oh, God! There she is!" Pia menajamkan mata pada Meera yang sedang berlari ke arahnya. Melarikan diri dari beberapa orang yang sedang mengejar gadis itu yang akan menyerangnya dengan satu ember air berwarna.

Senyuman di wajah Annand mengembang. Gadisnya itu begitu cantik memakai shiffon kurta putih dengan dupatta senada yang melingkar di leher dan berkibar di punggungnya. Rambut hitamnya yang terikat half ponytail, memberikan kesan sangat manis di mata Annand.

"Pia! Tolong aku!" Teriak Meera.

Annand melirik Pia, "Biar aku saja," ucapnya sebelum meneguk habis isi gelasnya dan menyerahkan pada Pia. "Please, hold this for me.." Lalu berlari ke arah Meera.

Pia meraih gelas itu dan tertawa sendiri memikirkan apa yang akan Annand lakukan.

"Pia!" Meera yang terus berlari tapi menengok kebelakang untuk melihat para pengejarnya, membuat gadis itu tak melihat apa yang sedang mendatanginya. "Pi-!"

Tiba-tiba Meera kini sudah berada didalam pelukan seseorang. Menangkap dan memutar tubuhnya dengan erat seolah melakukan perlindungan.

Byurr!

Meera merasakan tubuhnya basah, tapi tak sebasah yang ia bayangkan. Hanya bagian sisi dan tangannya saja, karena refleks melingkar di tubuh hangat seseorang yang tiba-tiba datang ke arahnya. 

Tersadar akan posisinya, gadis itu mendongak dan melihat wajah tersenyum Annand, orang yang mendekapnya. Rambut laki-laki itu basah meneteskan air berwarna merah. Punggungnya lebih parah, kuyup tak terselamatkan akibat melindungi Meera dari guyuran air tadi.


"A-annand.." Meera tiba-tiba tergugup dengan tubuh hampir tak berjarak mereka. 


"H-hai.." Sapa balik Annand dengan kegugupan yang sama. Tak bisa menutupi raut bahagia saat menatap dari dekat sang gadis pujaan. "Happy Holi, Meera.."


Meera yang kini melihat jelas tubuh kuyup pahlawan dadakannya itu, malah tertawa. Sepertinya ia lupa kalau sedang kesal beberapa hari ini pada laki-laki di hadapannya. 

Karena sekarang Annand terlihat lucu, basah seperti seekor kucing yang tercebur ke selokan. Tanpa memperlebar jarak diantara mereka, Meera terus tertawa. Bibirnya menyunggingkan senyum indah yang selama ini jadi favorit Annand. "You look good... In red, by the way." Ucap Meera tiba-tiba, membuat Annand juga tak sanggup menahan tawanya.


"Oh- No, no! Not Again!" Teriak Meera, yang membuat Annand kini merasa kedinginan karena tubuh gadis itu yang sudah berlari menjauh dan meminta pertolongan pada sang sahabat. Sekelompok orang kembali mengejar mereka untuk melempar bubuk warna-warni holi. Meera dan Pia kini berlarian di halaman gedung kedutaan besar.


Annand tersenyum miring. Tak mau kalah, ia pun mengambil segenggam bubuk holi dan ikut menyerang kedua gadis itu. Warna-warni yang telah menghiasi tubuh Meera, membuat gadis itu lupa akan tujuannya mengikuti festival Holi tahun ini.

Tak mau hanya jadi korban, Meera dan Pia balik menyerang Annand. Mereka berdua bekerja sama melempar bubuk warna-warni holi pada tubuh laki-laki yang dengan senang hati menerimanya.


"SELAMAT HARI HOLI, ANNAND!" 


***


"Selamat hari Holi, Annand.."


Gumaman itu keluar dari Ammar yang sedang memperhatikan jalanan sore India, yang masih ramai akan perayaan Holi.




***

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 170K 63
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
411K 9.4K 27
Six months ago she died. Now she's a ghost haunting her family home. Sophie thought she had nothing left. At least until a ghost boy band turns up wi...
2.8M 160K 50
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...