CYBERPUNK: THE VARIEGATION BL...

By jesuisciang

10.9K 1.5K 188

[Sci-Fic][Action][Romance] (ON HOLD) Sebuah negara bernama Rise dimana teknologi mengalami kemajuan pesat ter... More

OPENING
PROLOG CYBERPUNK: THE ARCHER
MAPS: KOTA DI NEGARA RISE
PROFILE: JAEDVIN & JEGAR
PROFILE: THE ARCHER
PROFILE: & MORE
CHAPTER 1: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 2: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 3: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 4: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 5: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 6: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 7: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 8: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 9: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 10: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 12: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 13: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 14: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 15: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 16: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 17: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 18: PART 3 - CALCULATION ZONE

CHAPTER 11: PART 2 - LOVESICK

243 45 11
By jesuisciang




***

[ RISE, Node. Year 2048 ]
[18 years old Jaedvin & Jegar]

Mengeluarkan seseorang dari kandang singa secara tiba-tiba sangatlah sulit. Setelah Jeno membawa Jaemin bersamanya secara paksa menggunakan honda CBR miliknya, ada dua mobil yang juga mengejarnya. Tanpa harus berpikir lebih Jeno tentu tahu siapa yang memberikan perintah pada kedua mobil itu untuk mengejarnya.

Satu-satunya cara untuk menghindari mereka adalah dengan mencari jalan kecil yang tidak bisa dimasuki oleh mobil sama sekali. Jeno tidak pernah seserius ini saat mengendarai motor, ia memfokuskan seluruh perhatiannya pada jalan kecil yang mengepung dirinya bersama Jaemin. Kecapatan dari motor yang dikendarai oleh Jeno sangat cukup untuk membuat Jaemin memejamkan matanya dan memeluk tubuh sahabatnya itu erat.

Tujuan utama mereka bukan kembali ke ruko tempat Jaemin tinggal. Ruko berlantai 4 itu adalah tempat yang paling Jeno hindari. Mengingat Sezra sudah mengetahui tempat tinggal Jaemin, pria itu pasti akan pergi mengecek tempat tersebut. Bukan juga rumah Jeno, pemuda itu yang membawa Jaemin pergi, jadi sudah pasti Sezra juga akan mengecek rumahnya.

Jeno harus menemukan lokasi baru, tujuan baru dimana keberadaan Jaemin tidak akan diketahui oleh pria dewasa tersebut. Satu tempat terlintas di dalam pikirannya dan tanpa ragu karena Jeno berhasil menghindari orang-orang yang mengejarnya, Jeno segera mengarahkan motornya pada satu tempat yang mungkin tidak akan Sezra sadari keberadaan Jaemin di dalamnya.

Scoot Drugstore. Tempat ini adalah salah satu tempat umum yang orang-orang gunakan untuk memberi obat, entah itu adalah obat untuk penyakit alami dari dalam tubuh akibat dari virus atau bakteri alami maupun obat-obatan untuk meredakan rasa nyari dan efek dari perangkat lunak siber yang digunakan oleh manusia.

Tempat ini mungkin cukup umum, atau bahkan tidak begitu aman untuk menyembunyikan Jaemin terutama saat pemilik toko apotek sebenarnya adalah kekasih dari kakaknya, Jaehyun. Tapi justru itu sisi terang yang Jeno lihat. Jika bawahan Sezra mencari keberadaan Jaemin dengan pergi ke rumahnya dan bertanya kemana perginya Jeno dan Jaemin, Jaehyun pasti tidak akan menyebutkan rumah kekasihnya ini.

Jeno memasukan motornya ke dalam garasi yang ada di pinggir apotek, lalu dengan cepat menekan tombol dari dalam garasi yang secara otomatis menutup tirai garasi dengan sedikit lambat. Perlakuan Jeno yang seenaknya itu membuat seseorang segera berlari dari meja kasir menuju pintu yang menghubungkan apotek dengan garasi. Pemuda yang awalnya diam di kasir itu menatap kearah Jeno dan Jaemin secara bergantian dengan mantanya yang menajam. Pemuda itu adalah adik dari kekasih kakaknya, Beomgyu.

"Apa yang kalian lakukan!" Beomgyu sedikit menyeru, ia terkejut karena Jeno tiba-tiba menutup pintu garasi. Ia takut jika anggota geng yang melakukan itu. Beomgyu terlihat mengusap dadanya, "Kalian membuatku takut."

"Ada apa?" kini suara lain bergabung, menampakkan kekasih kakaknya yang menatap kearah ketiga orang ini secara bergantian.

Mengabaikan protesan Beomgyu sebelumnya, Jeno menatap kearah Taeyong, "Hyung, tolong periksa dan obati luka Jaemin terlebih dahulu."

"Kau terluka?" mata Taeyong membulat terkejut lalu mendekat kearah Jaemin yang kini terlihat enggan untuk menatapnya. "Di bagian mana?"

Jaemin terdiam, tidak satupun kata keluar dari mulutnya. Taeyong melirik kearah Jeno, sebuah sinyal yang mengatakan untuk memberitahukan luka milik Jaemin. Jeno yang menyadari itu segera menjawab, "Pergelangan tangan dan pelipisnya."

Dengan lembut Taeyong menggapai pergelangan tangan Jaemin. Ia dengan hati-hati menyentuhnya dan menarik sedikit kain dari baju lengan panjang yang dipakai oleh Jaemin, menunjukkan sebuah luka bekas ikatan dipergelangan tangannya itu. Rasa terkejut memenuhi isi kepala Taeyong, setelah memeriksa dua pergelangan tangan, apoteker itu memeriksa pelipis Jaemin yang memiliki sebuah luka kering. Taeyong memang hanya seorang apoteker, tapi ia tahu bagaimana cara mengobati luka seperti ini. Tanpa banyak berpikir lagi, Taeyong mengajak Jaemin juga Jeno untuk masuk, sementara Beomgyu diberikan perintah untuk kembali berjaga di kasir apotek.

Ketiganya berkumpul di ruang keluarga, Jaemin dan Jeno mendudukkan diri di sofa yang mengarah langsung pada televisi dan sebuah meja yang cukup pendek di hadapan mereka. Taeyong datang beberapa menit setelahnya dengan sebuah semangkuk es batu dan handuk berukuran kecil.

Jeno segera menyingkir dan duduk di single sofa sementara Taeyong kini mendudukkan dirinya disamping Jaemin. Ia menarik kain lengan panjang milik Jaemin agar menunjukkan pergelangan tangannya lebih jelas. Namun saat kain itu ditarik, Taeyong dan Jeno menemukan memar diantara lengan atas yang sepertinya bisa sedikit terhubung higga pada bagian bahu.

"Jaemin, buka bajumu." Taeyong meminta dengan sangat hati-hati. Mendengar permintaan itu Jaemin menggelengkan kepalanya cepat. Taeyong tediam beberapa detik, "Ada luka memar lain ditubuhmu?"

Pemuda yang lebih muda dari Taeyong itu terdiam membuat apoteker itu menganggukkan kepalanya paham. Jika Jaemin diam, artinya memang ada luka memar lain di tubuhnya. Taeyong melirik kearah Jeno yang tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya. Jeno berdiri dari duduknya dan mendekat kearah Jaemin. Ia berdiri disamping Jaemin lalu mengusap pelan bahu sahabatnya untuk menenangkan Jaemin juga meyakinkan sahabatnya agar mau membuka baju lengan panjang yang tengah digunakan.

Jaemin mendongakan kepalanya untuk melihat sahabatnya. Jeno tersenyum kecil. "Tidak apa-apa."

Kedua mata bulat itu mulai berkaca-kaca, ia melingkarkan kedua lengannya pada pinggang Jeno lalu memeluknya erat. "Aku seharusnya mendengarkan perkataan Yiyang nuna."

Penyesalan selalu datang diakhir. Jeno kini sedikit menundukkan tubuhnya agar Jaemin bisa memeluknya lebih nyaman. Pemuda tampan itu memeluk tubuh Jaemin tak kalah erat, mengusap pelan punggung sahabatnya itu dengan sangat hati-hati, bagaikan kata bahwa semua yang terjadi bukanlah kesalahannya. Saat muda semua orang mempunyai rasa penasaran, terutama saat perasaan asing hinggap dengan sendirinya.

Menurut Jeno, Jaemin hanya tidak beruntung karena harus menjalin hubungan dengan seorang pria dewasa yang memiliki obsesi terhadap remaja. Sangat menakutkan mengetahui jika kita hidup dengan manusia seperti Sezra.





***




Tidak apa-apa bukan berarti semua baik-baik saja. Walau Jeno mengatakannya dengan mudah pada Jaemin, faktanya ia yang merasa sangat terluka disini. Luka memar yang ditemukan pada Jamin bukan hanya pada bagian lengan dan tubuh atasnya. Melainkan bagian bawah termasuk paha bagian dalam dan beberapa bagian yang bisa membuat siapapun menyadari jika Jaemin sudah dilecehkan secara sexual. Bahkan jika Sezra berstatus sebagai kekasih Jaemin, bukan berarti ia berhak memaksakan kehendak dan nafsu pribadinya pada Jaemin.

Selama seminggu ini, Jaemin tinggal di rumah Taeyong. Beberapa kali anak buah Sezra mendatangi ruko tempat Jaemin tinggal. Dan seminggu itu juga Yiyang, Hina, Taehyun dan Ningning harus menodongkan senjata tanpa henti pada orang-orang tersebut. Jeno sendiri tidak pergi kemana-mana, ia juga menghabiskan waktunya selama seminggu di rumah kekasih kakaknya itu menemani Jaemin. Dan lagi, Jeno sedang dalam masa 'pengecualian' selama satu minggu sebagai cybertech figther akibat hampir membunuh lawan bertarunganya.

Satu minggu berlalu sangat cepat. Jeno sekarang sudah kembali ke dalam cybertech ring, disambut oleh tiga teman dan kembarannya saat menginjakkan kakinya di ruang latihan. Jeno sebenarnya tidak ingin pergi kemana-mana. Jeno berharap Direktur Kim memberinya dua miggi pengecualian agar ia bisa menjaga Jaemin lebih lama. Ruang latihan terlihat lebih ramai hari ini, karena ada beberapa cybertech figther lainnya yang berlatih. Jeno menyimpan tas selempangnya asal lalu duduk mendekak kearah Karina dan Ryujin yang tengah duduk memperhatikan Hyunjin dan Eric yang tengah memukul samsak secara bergantian.

"Bagaimana keadaan Jaemin?" Karina mengeluarkan pertanyaan.

Karina mengetahui semuanya, sepertinya Jaehyun yang memberitahu kembarannya ini. Mengingat Karina sama sekali tidak pernah mengunjungi Jaemin di rumah Taeyong. Jeno menganggukkan kepalanya, "Ia sudah lebih baik."

Percakapan terhenti begitu saja, yang terdengar hanya suara nyaring dari pukulan beberapa cybertech figther yang berlatih. Jeno memeluk lututnya sendiri lalu menenggelamkan wajahnya. Sungguh, Jeno sedang tidak dalam suasana yang baik, ia ingin segera pulang dan menghampiri sahabatnya walau jelas ia baru saja datang. Suara pintu ruang latihan terbuka dengan sedikit kasar, membuat perhatian Jeno sepenuhnya teralihkan pada sosok yang sangat Jeno hindari, Direktur Kim.

Pemilik cyberterch ring itu tidak datang sendiri. Ada seorang pemuda dengan rambut cokelat pendek sedikit berglombang juga kulitnya terlihat tan. Semua yang ada di dalam ruang latihan mungkin berpikir jika pemuda itu baru bergabung dan akan menjadi bagian dari cybertech figther.

Direktur Kim berdiri dihadapan Jeno, Karina dan Ryujin yang duduk di kursi memanjang. Ia lalu menepuk pelan bahu pemuda yang sedaritadi mengikutinya, "Perkenalkan dirimu."

Pemuda dengan kulit tan itu menganggukkan keplanya paham. "Namaku Haelois Chan Hunter. Kalian bisa memanggilku Haelois atau Haechan. Aku akan menjadi manajer untuk si kembar Oaks."

Mata Karina membulat, kening Jeno mengerut. Keduanya saling menatap satu sama lain sebelum kembali menatap pada Haechan yang hanya tersenyum menunjukkan senyumannya yang terlihat lebih menyilaukan daripada cahaya matahari yang menerangi bumi.

Dibutuhkan waktu beberapa menit bagi Jeno dan Karina untuk mencernak kalimat singkat yang dikatakan oleh Haechan. Mereka berharap Haechan salah menyebutkan nama belakang, tapi Oaks adalah nama belakang keduanya. Bukan hanya itu, Haechan jelas menyebut si kembar. Di dalam bangunan cybertech figther ini hanya mereka yang selalu disebut si kembar.

"Tunggu." Karina menatap kearah Direktur Kim, "Apa maksudnya ini? Manajer? Aku dan Jeno adalah seorang cybertech figther, bukan artis atau penyanyi virtual."

"Yap! Aku tahu." Direktur Kim merespon.

Kening Karina kini mengerut, "Lalu?"

"Kalian berdua adalah cybertech figther yang sangat sulit diatur." Direktur Kim jelas membeberkan fakta. Ryujin yang awalnya duduk disamping Karina perlahan menjauh saat merasa berbincangan ini tidak memiliki sangkut paut mengenai dirinya. Direktur Kim kembali berbicara, "Jadi aku memutuskan seseorang harus mengurus kalian."

Jeno mendengus, "Aku bukan anak berumur 8 tahun."

"Kalau begitu kau seharusnya mematuhi aturan dan tidak mencoba membunuh lawanmu." Direktur Kim menyahuti.

"Jika manajer ini untuk Jeno, aku mengerti." Karina menunjuk kearah Jeno lalu menunjuk dirinya sendiri, "Tapi mengapa harus untukku juga?"

Direktur Kim menggelengkan kepalanya dengan dua tangan dilipat di depan dada dan menatap kearah Karina, "Jangan pura-pura tidak mengerti. Kau menghajar salah satu cybertech figther baru karena ia memprovokasimu 'kan?"

Hening artinya kebenaran. Direktur Kim berjalan keluar dari ruang latihan, meninggalkan pemuda bernama Haechan itu di dalam ruang latihan. Haechan menatap kearah Jeno dan Karina secara bergantian dengan senyuman bunga matahari miliknya.

Jeno dan Karina tidak tahu akan sepetti apa Haechan bekerja, keduanya hanya menaikkan bahu acuh lalu mulai berdiri untuk berlatih. Membiarkan Haechan yang kini duduk di kursi panjang tanpa mengalihkan pandangan dari kembar tidak identik itu sama sekali, mengikuti perintah Direktur Kim.

Direktur Kim memberikan arahan pada Haechan untuk lebih memperhatikan Karina saat berada diluar ring pertarungan, karena pemudi itu biasanya sangat mudah diprovokasi. Haechan tidak masalah dengan Karina, rasanya tidak akan begitu sulit mencoba mencegah pemudi dengan wajah kecil itu untuk tidak terprovokasi, entah dengan menenangkannya atau menariknya pergi.

Tapi, Jeno. Direktur Kim bilang Jeno terkadang menggila di ring pertarungan. Bagaimana cara Haechan mencegah itu, tidak mungkin ia melompat ke dalam ring pertarungan untuk memisahkan Jeno dan lawannya. Haechan masih menyayangi nyawanya.

Salah seorang staff memasuki ruang latihan. Memberitahu jika sudah waktunya bagi Jeno bertarung dengan lawannya. Melihat itu Jeno segera menjauh dari Ryujin yang menjadi lawannya saat berlatih. Saat hendak keluar dari pintu, Jeno merasakan jika orang bernama Haechan atau yang sekarang disebut juga dengan menajernya itu mengikutinya. Mungkin dibutuhkan beberapa hari atau minggi bagi Jeno terbiasa dengan keberadaan orang baru ini.

Peringatan kedua akan menjadi peringatan terakhir. Jeno tidak akan bisa menginjakkan kakinya di dalam bangunan cybertech ring jika ia kembali menghajar seseorang hingga sekarat. Sekarang, Jeno mendapatkan kartu pengecualian selama satu bulan penuh akibat dari perbuatan yang ia lakukan. Kali ini justru lebih kacau daripada sebelumnya.

Jika sebelumnya Jeno menghajar lawan bertarungnya hingga sekarat, kini Jeno menghajar salah satu penonton vip hingga sekarat. Dan yang lebih membuat Direktur Kim marah besar merupakan fakta jika orang yang Jeno hajar hingga sekarat itu adalah putra tunggal yang akan menjadi pewaris dari Robocorp Wings Tech, salah satu perusahaan yang bergerak dibidang robotic yang juga menjadi perusahaan robotic utama di Rise, salah satu dari perusahaan penting dibawah Megacorps, Rising Networks.

"OAKS! INI PERINGATAN TERAKHIR!" Direktur Kim menunjuk kearah wajah Jeno dengan menggunakan jari telunjuknya lalu menatap kearah Haechan yang duduk di kursi lain, tepat disamping kiri Jeno. "Kau! Ini hari pertamamu bekerja, kau seharusnya memisahkan mereka! Ia tidak sedang berada di dalam ring pertarungan."

Memang benar Jeno tidak berada di dalam ring pertarungan saat menghajar seorang pewaris tunggal bernama Sezra itu, melainkan diruang penonton vip. Jeno menghajar Sezra saat ia berada di ruang vip untuk membungkukkan badannya sebagai rasa terima kasih atas dukungan juga kemenangan yang ia dapatkan di dalam ring.

Siapa sangka Sezra berada disana, Jeno tentu tidak akan segan melemparkan beribu pukulan pada manusia tidak tahu diri itu. Haechan juga tidak berani memisahkan, terutama melihat bagaimana wajah Jeno memerah dengan penuh amarah membuat Haechan berpendapat jika Jeno mungkin memilik masalah pribadi dengan orang dari kawasan elit itu. Dan lagi, Haechan tidak mau tulangnya patah hanya untuk memisahkan kedua orang itu.

"Keluar dari ruanganku!" Direktur Kim memijat pelipisnya sendiri, "Oaks! Aku tidak mau melihatmu berada di dalam bangunan ini selama satu bulan kedepan. Mengerti!"

"Ya." Jeno menganggukkan kepalanya, "Aku mengerti."

Setelah keluar dan menutup pintu ruangan milik Direktur Kim, Jeno berjalan mengikuti Haechan yang berjalan di depannya. Coba lihat dari sisi positifnya. Itu artinya, sebulan penuh ini Jeno bisa menjaga Jaemin tanpa ada gangguan dari latihan. Dan bonusnya, Jeno berhasil menghajar wajah pria dewasa yang meninggalkan banyak sekali luka fisik pada tubuh sahabatnya. Dalam hati Jeno merasa pukulannya masih tidak begitu keras karena sepertinya akan lebih baik jika ia menghajar Sezra sampai pria dewasa itu kehilangan napasnya.









[Next: CHAPTER 12 PART 3 – CALCULATION ZONE]

[end of this chapter]


Haloヽ(‘ ∇‘ )ノ, selamat datang di chapter terakhir dari part 2 (´⌣'ʃƪ) selanjutnya kita akan lanjut ke part 3, aku harap kalian terus mengikuti cerita ini ∩˙▿˙∩ sampai jumpa besok yupsyups ヽ(゚∀゚)ノ

CPTA MEME:


EXTRA:

Teater the archer: Bawang Merah & Bawang Putih PT.6

[di panggung teater]

Ningning: 'Setelah kematian Ayah Yiyang, Renjun Putih tinggal bersama dengan Ibu Guanlin dan Jisung Merah di rumah peninggalan ayahnya.'

Renjun: "Heh! Guanlin! Makananmu ini terlalu banyak garam!" berteriak sambil melempar piring berisikan makanan pada Guanlin. Setelah itu Renjun meminum teh buatan Jisung, "Jisung Merah! Teh ini terlalu manis!"

Guanlin: "Kalau begitu masak saja sendiri!" Guanlin mendekat kearah Renjun.

Renjun: "Kau menumpang di rumahku! Beraninya memberi perintah!" Renjun memelototi Guanlin.

Jisung: kembali dari dapur dengan segelas teh baru, "Aku sudah buat yang baru." Memberikan teh pada Renjun.

Renjun: meminum teh lalu kembali berteriak, "Jisung merah! saat aku bilang terlalu manis bukan berarti gulanya diganti dengan garam!"

Ningning: 'Seperti itulah hidup mereka setelah ditinggalkan oleh Ayah Yiyang.'

[dibalik panggung teater]

Jaemin: "Jeno," menepuk bahu sahabatnya, "Mengapa naskahnya menjadi semakin aneh?"

Jeno: "Aku hanya mengubahnya sedikit." Jeno memberi pembelaan, "Lagipula cerita aslinya sudah ketinggalan zaman."

Promote:

[08/12/2023] teodora nouri <3

Continue Reading

You'll Also Like

16K 1.2K 34
bacaa aja
22.3K 5.6K 200
16 MARET 2023 ⚠️MTL TANPA EDIT J U D U L Karakter Dicurigai Membuka Cheat! [Infinite]\该角色涉嫌开挂![无限] P E N U L I S Shi Wei Tu\十尾兔 S T A T U S 299 bab +...
672K 46.5K 26
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...
538K 97.1K 168
[TERJEMAHAN YANG SUDAH DI EDIT] *** Seluruh dunia menjadi sasaran ujian yang sangat berbahaya yang disebut Ujian Masuk Perguruan Tinggi Global. Peser...