Kun Little Wife (HIATUS)

By AraZwaka

1K 159 50

"Biarku beritahu, aku memilihmu bukan untuk dijadikan sebagai pengganti dirinya. Kau dan dia memiliki tempat... More

Attention
00: Prologue
01: KLW
02: KLW
03: KLW
04: KLW
05: KLW
06: KLW
07: KLW
08: KLW
09: KLW
10: KLW
11: KLW
12: KLW
13: KLW
14: KLW
15: KLW
16: KLW
17: KLW
18: KLW
19: KLW
20: KLW
21: KLW
22: KLW
23: KLW
24: KLW
25: KLW
26: KLW
27: KLW
28: KLW

29: KLW (Special chapter)

20 3 0
By AraZwaka

***

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya telah tiba. Sebuah ruangan ballroom hotel yang lengkap dihiasi pernak-pernik pernikahan dengan konsep berwarna putih. Altar pernikahan yang terkesan sederhana namun mewah membuat para tamu sejuk memandanginya.

Pernikahan yang digelar secara private itu hanya dihadiri oleh keluarga besar, beberapa kolega bisnis dan teman-teman dari dua mempelai.

Yeon soo menggigit bibirnya, gugup. Gadis itu kini menggunakan gaun berwarna putih yang sudah melekat pada tubuh rampingnya. Tidak lupa dengan crown yang begitu indah di atas kepalanya. Tangan Yeon soo berkeringat dingin, sedari tadi ia bergumam tak jelas. Beberapa kali ia menatap kearah jam dinding, dan beberapa kali juga ia menghembuskan napasnya dengan kasar.

(ilustrasi gaun pernikahan yang dikenakan Yeon soo)

Di salah satu ruangan, Yeon soo duduk lemas di atas sofa sambil meremas bunga hiasan yang ia genggam. Gadis itu tak sendirian, ia ditemani sang Ibu yang memandanginya lembut. Tak lama kemudian, datanglah seorang pelayan memanggil mereka.

Dengan langkah gugup, Yeon soo berjalan menuju altar pernikahannya. Yeon soo menelan ludahnya kasar. Alunan musik mengiringi langkahnya. Di depan sana sudah ada Kun yang menatapnya, tidak sedikit pun pria itu mengalihkan pandangannya, bahkan berkedip pun enggan. Yeon soo mengedarkan pandangannya, lalu menghela napas sebentar. Senyuman gadis itu mengembang kala melihat Yeon jung, Jeonghan, Sungchan, Kai dan para sahabatnya serta sahabat Kun berdiri berjejer. Terlebih lagi ia bahagia melihat Dejun. Lelaki itu mengenakan jas berwarna hitam dengan dalaman kemeja berwarna senada, serta rambut yang dipoles ke atas. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, membuatnya terlihat begitu tampan.

Dejun ikut tersenyum melihat Yeon soo. Padahal di dalam hati kecilnya ia terluka melihat ini semua. Dejun berusaha untuk tetap baik-baik saja.

In-woo menghampiri Yeon soo, pria paruh baya itu masih sangat tampan dengan setelan yang sama seperti yang lain. Sang ayah tersenyum manis, lalu mengulurkan tangannya. Yeon soo meraih uluran tangan sang ayah, dan pria itu menuntunnya ke altar pernikahan, di mana Qian Kun telah menunggu.

Sekarang, Yeon soo dan Kun berhadapan. Mereka saling menatap sebelum mengucapkan janji pernikahan. Yeon soo menghembuskan napasnya beberapa kali, mencoba menetralkan jantungnya yang berdetak kencang. Pria di depannya ini terlihat sangat-sangat tampan dengan mengenakan tuxedo hitam yang membalut tubuh tingginya.

Sedangkan Kun, pria itu mencoba untuk santai meskipun jantungnya juga ikut berdegup kencang. Ini memang bukan kali pertama ia menikah, tetapi tetap saja membuatnya gugup.

"Baiklah, mari kita mulai" ucap seorang pria yang menyadarkan Kun.

Kun menarik napasnya panjang lalu berkata lantang, "Aku Qian Kun, berjanji kepada Park Yeon soo, akan terus bersamanya, tetap setia dan mencintainya, di saat senang ataupun susah, di saat sehat ataupun sakit, di saat kaya ataupun miskin, sampai maut memisahkan kita."

Dejun menundukkan kepala karena tidak sanggup untuk melihatnya. Ia ingin sekali mengentikan pernikahan ini, namun ia tahu takkan mampu melakukan itu. Dejun mengangkat kepalanya kala mendengar suara lembut sang sahabat.

"Aku Park Yeon soo, berjanji kepada Qian Kun, akan terus bersamanya, tetap setia dan mencintainya, di saat senang ataupun susah, di saat sehat ataupun sakit, di saat kaya ataupun miskin, sampai maut memisahkan kita." Balas gadis itu juga lantang

"Selamat, kalian sudah resmi menjadi suami istri"

Kun tersenyum manis hingga lesung pipi pria itu tercetak jelas. Tangannya bergerak untuk mengambil tangan kanan Yeon soo dan menyematkan cincin pernikahan di jari manisnya, begitu pun dengan Yeon soo, ia juga melakukan hal yang sama. Suara tepukan tangan menggema di seluruh ruangan. Kun menatap gadis yang dulunya berstatus sebagai kekasihnya, kini sudah resmi menjadi istrinya, istri dari seorang Qian Kun.

"Waktunya berciuman!" Teriak seorang pria yang tak lain merupakan Li Yongqin.

"Cium dia, Kun. Baru setelah itu kalian resmi menjadi suami istri" timpal Jeonghan

"Benar. Cepat cium dia, Ge!" Lanjut Kai

Teriakan demi teriakan membuat suasana di sana menjadi riuh. Sedangkan sepasang pengantin baru itu menatap satu sama lain. Di sisi lain, tanpa semua orang ketahui, seorang lelaki tengah meremas kuat tangannya. Lelaki itu memejamkan matanya dan hendak pergi dari sana. Xiao Zhan yang melihat adiknya begitu hanya mampu menepuk pundaknya.

Tanpa Yeon soo duga, Kun mendekatkan dirinya. Satu tangan pria itu memeluk pinggang ramping Yeon soo, lalu pandangannya beralih pada manik mata sang istri yang terlihat terkejut.

"Can i kiss you?" Bisik Kun tepat di depan wajahnya.

Dengan sedikit malu, Yeon soo mengangguk sebagai jawaban. Kun tersenyum kecil, lalu detik berikutnya bibir lembut Kun menyentuh permukaan bibir ranum Yeon soo, membuat sang empu membeku dan menahan napasnya serta wajah yang merona tak bisa ia sembunyikan.

Sorakan lebih heboh memenuhi aula pernikahan. Semua orang bertepuk tangan bahagia, tapi tidak dengan beberapa orang. Mereka justru memandang sedih pada lelaki yang kini membalikkan badannya membelakangi acara tersebut.

Kesekian harinya mencintai dalam diam. Suka dan sedih telah menjadi kebiasaan. Meski aku berdiri di hadapanmu, kau juga tidak bisa melihatku, tidak menyadari perasaanku, apalagi kegugupanku. Park Yeon soo, aku tidak pernah menyesal karena jatuh cinta padamu. Bagiku, mencintaimu merupakan kebahagiaan yang luar biasa. Yeon soo-ya, selamat atas pernikahanmu. Kuharap kau bahagia selalu, karena kebahagiaanmu juga kebahagiaanku.

Yeon soo mengusap pipi Kun dengan lembut kala ia menyadari tetesan air mata membahasi wajah suaminya.

"Kau menangis?" Tanya Yeon soo tertegun

"Kau yang membuatku menangis. Terima kasih, Nyonya Qian"

Ini kali pertama ia melihat Kun menangis, tangisan bahagia. Pria itu mencium kening istrinya dengan penuh kasih sayang, kemudian mereka berpelukan dengan mesra.

•••

Acara berlanjut, kini mereka mengadakan pesta pernikahan. Pasangan pengantin baru itu tengah berada di ruang ganti pakaian.

Qian Kun, pria itu tak henti-hentinya tersenyum seraya memandangi gadis cantik yang tengah merapikan gaunnya.

"Kenapa menatapku sedari tadi?" Tanya gadis itu

"Karena kau cantik" jawab Kun yang langsung membuat gadis itu salah tingkah

Yeon soo tak menyahut, ia lebih baik fokus merapikan rambutnya, meski jantungnya masih tak aman. Kun terkekeh kecil, ia bangkit dari duduknya lalu memeluk sang istri dari belakang. Alhasil membuat sang dara berjengkit kaget.

"Aku mencintaimu" bisik Kun seraya mengecup singkat pipi Yeon soo yang memerah

"Hmm" balas gadisnya

"Hanya itu?"

"Lalu, kau mau apa?"

"Menghabiskan waktu bersamamu" Kun mengecup kembali pipi Yeon soo. Berulang kali hingga membuat gadisnya berdecak. Yeon soo melepaskan pelukan Kun lalu berbalik

"Kalau ingin cium di bibir cium saja, jangan mempermainkan seperti ini"

Mata Kun membulat kaget. "Siapa bilang aku ingin mencium bibirmu?"

"Eh?" Yeon soo menggaruk lehernya kikuk. Ia menjadi malu sendiri lalu bergegas hendak keluar dari ruangan tersebut. Akan tetapi, lengannya di tangan oleh sang adam. Sehingga dengan terpaksa ia berbalik

"A-apa yang sedang kau lakukan? Le-lepaskan, para tamu pasti sudah menunggu"

Sial, mengapa aku jadi gagap begini!?

"Kenapa kau terburu-buru, sayang? Biarkan saja mereka menunggu"

"Kun-ssi, tidak baik membuat tamu menunggu. Tamu itu ibarat seorang raja, jadi kita harus memuliakan raja, bukan?"

"Namun, raja yang sebenarnya ada di depanmu. Mengapa tidak memuliakan yang ini saja?" Kun menaikturunkan alisnya, menggoda si gadis.

"Kau ini-" Yeon soo terkejut dan matanya melebar kala Kun mengecup kilat bibirnya.

"Jangan lupa bernapas" Pria itu tersenyum meledek. Ia keluar lebih dulu meninggalkan Yeon soo yang masih membeku di tempat.

"Dasar suami tampan!"

Kun keluar dari ruangan dengan senyuman merekah. Ia berpaspasan dengan Dejun yang baru keluar dari toilet.

"Dejun-ssi" tegur pria itu

"Ah, Kun Ge. Selamat atas pernikahan kalian" Lelaki itu berujar dalam bahasa mandarin

"Terima kasih" balas Kun seadanya

"Kau tidak keberatan 'kan, jika kupanggil dengan sebutan 'Ge'?"

"Tidak, malahan itu terdengar bagus"

Dejun tersenyum tipis. "Di mana Yeon soo?"

"Oh, dia sedang mengganti pakaian"

Jawaban itu lantas membuat Dejun terdiam. Pikiran kotor langsung saja hinggap di benaknya. Apa itu artinya Kun Ge sudah melihat tubuh Yeon soo?

"Xiaojun-ah"

Kedua makhluk berjenis kelamin laki-laki itu kompak menoleh. Dejun berdehem sebentar.

"Hey, selamat atas pernikahanmu" Lelaki itu langsung mengganti bahasanya.

"Terima kasih. Aku senang kau datang" balas Yeon soo terharu

"Sudah menjadi kewajibanku sebagai sahabatmu" balas lelaki itu

"Di mana yang lain?" Tanya Yeon soo

"Entahlah, aku rasa mereka berpencar mencicipi semua makanan di sini"

Yeon soo tertawa, dan tawa itu membuat Dejun tenang.

"Kun Hyung, tolong kau jaga Yeon soo dengan baik. Dia memang sulit diatur, tapi dia cukup penurut apalagi kalau ada imbalannya" ujar Dejun bergurau

"Yaaa, aku tidak begitu" protes Yeon soo tak terima

"Benarkah? Apa itu artinya aku harus bersiap?" Sahutan Kun refleks membuat Yeon soo memukulnya. Hanya pukulan kecil, itu pun tidak terasa.

Dejun menyaksikan itu, ia tersenyum tipis. "Aku ingin berpamitan"

"Sekarang?"

"Ya, kepalaku sedikit pusing dan ingin istirahat"

"Astaga, kau sakit?" Yeon soo bertanya cemas

Lelaki Xiao itu menggeleng. "Setelah tidur pasti membaik"

"Kalau begitu menginaplah di sini, akan kusuruh orang menyiapkan kamar untukmu" tawar Kun, mengingat ini hotel milik Qian Group

"Tidak usah, Hyung. Lagipula hanya pusing ringan, tidak begitu parah. Aku pulang saja" tolak Dejun secara halus

"Baiklah jika itu maumu" Kun hanya bisa setuju. Tak baik memaksa seseorang, bukan?

"Kau pulang dengan siapa?"

"Sendiri"

"Kau yakin? Bagaimana jika kupanggil Zhan Oppa, atau Yangyang?"

"Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri"

Yeon soo mendengus. Sahabatnya keras kepala, sama saja dengan dirinya. "Berhati-hatilah saat pulang. Hubungi aku jika kau sudah tiba di rumah, 'ya"

Dejun mengangguk. Setelah benar-benar berpamitan, barulah lelaki itu keluar dari area ballroom. Sepeninggal Dejun, Kun menggengam tangan Yeon soo membawanya untuk lebih dekat dengan tamu lain.

"Ini dia yang ditunggu sedari tadi" ucap Yongqin. "Hey, selamat atas pernikahan kalian. Aku berharap semoga kalian lekas diberikan keturunan"

"Untuk sekarang aku tidak mau. Aku masih ingin menghabiskan waktu dengan Kun, tanpa berbagi kasih sayang" sahut Yeon soo seraya memeluk Kun dari samping

Kun tersenyum lalu mengecup singkat pucuk kepala istrinya. "Setuju, aku juga tidak mau berbagi kasih sayang."

Yongqin memutar bola matanya malas. "Dasar budak cinta"

"Kun Ge" seru Sicheng memeluk Kun. "Selamat atas pernikahan kalian, aku turut bahagia."

"Terima kasih" balas Kun

"Yeon soo-ya, selamat ya. Jika kau butuh sesuatu untuk meluluhkan pria, katakan saja padaku" ujar seorang wanita. Dia Nakomoto Naomi, istri dari Dong Sicheng yang kini tengah menggandeng seorang anak laki-laki berusia 3 tahun.

"Tentu, Eonni. Terima kasih telah datang" Yeon soo menyahut lalu ia berjongkok untuk menyamakan tubuhnya pada anak kecil tersebut. "You yu, bisakah kau memberikan pelukan pada bibi yang baru menikah ini?"

Dong You Yu, anak kecil itu mengangguk lalu memeluk Yeon soo. Ia mengucapkan selamat dalam bahasa mandarin. Untung Yeon soo mengerti, jadi ia tak harus mempermalukan diri sendiri untuk bertanya.

Setelah berbincang-bincang sebentar. Naomi memutuskan untuk pulang sebab putra kecilnya merengek.

"Bolehkah aku tetap di sini? Sampai Taeyong Hyung datang" pinta Sicheng pada istrinya

"Tentu, tapi jangan sampai pulang larut malam, oke?"

"Tentu, sayang. Aku akan pulang tepat waktu" Sicheng mencium pipi sang istri lalu mengantar Naomi ke parkiran. Pria itu memerintahkan sang supir untuk membawa dunianya sampai rumah dengan selamat.

Sicheng kembali masuk ke dalam dan mendapati Kun yang kini hanya berdiri bersama Yongqin saja.

"Di mana Yeon soo?" Tanya Sicheng

"Pergi menemui teman-temannya" jawab Kun seraya meminum sampanye. "Di mana Taeyong? Apa dia tidak akan datang?"

"Aku rasa dia telat, kau tahu sendiri bagaimana pekerjaannya, 'kan?"

Anggukan kepala lantas Kun berikan ketika Yongqin mengatakan itu.

Di tempat yang sama, seorang pria berwajah tegas masuk ke dalam aula pernikahan. Pria itu mengedarkan pandangannya dan menangkap seorang gadis cantik mengenakan gaun berwarna navy, tengah asik memakan beberapa cupcake hingga mulutnya menggembung.

Pria itu tercengang melihat kelakukan sang gadis, ia tak menyangka kalau gadis itu merupakan salah satu tamu undangan sahabatnya.

"Seperti tidak pernah makan saja" cibir pria itu lalu berjalan pergi dari sana.

"Itu dia" seru Sicheng melihat pria itu datang

"Hey, sobat. Selamat atas pernikahanmu. Maaf aku datang terlambat" Pria itu memeluk Kun bahagia

"Tidak apa. Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk datang, meski kutahu jadwalmu sangat padat, 'kan?"

Lee Taeyong, pria itu hanya terkekeh. "Di mana istrimu? Sejak kau memberikan kartu undangan, aku jadi penasaran terhadapnya"

"Dia sedang berjumpa dengan teman-temannya," Mata Kun menangkap sang istri yang tengah duduk tak jauh dari mereka. Nyonya muda Qian itu makan keripik yang entah ia dapat darimana, ditemani dengan segelas orange juice. "Itu dia. Yeobo, kemarilah"

Yeon soo menoleh, ia bangun lalu berjalan ke arah kumpulan pria tampan itu.

"Ada apa?" Tanya gadis itu.

"Taeyong-ah, perkenalkan dia istriku, Park Yeon soo. Ah tidak, maksudku Qian Yeon soo." Kun merangkul pinggang Yeon soo. "Yeobo, perkenalkan sahabatku, Lee Taeyong."

Taeyong membulatkan matanya sempurna.

Gadis yang kulihat ternyata bukan tamu, melainkan istri sahabatku! Gumam pria itu di dalam batinnya

"Ah, jadi kau pria pilot itu? Wah, senang bertemu denganmu" seru Yeon soo heboh sendiri

"Ah, iya. Selamat atas pernikahan kalian" sahut Taeyong sedikit merasa aneh

"Kun sering menceritakan tentangmu padaku, tak kusangka akan bertemu hari ini" Gadis itu tersenyum lebar

Pria Lee itu hanys tersenyum. "Istriku mengirimkan hadiah untukmu. Dia tidak bisa datang karena harus mengunjungi Ibunya yang sakit" jelasnya seraya memberikan paper bag berwarna abu-abu ke tangan Yeon soo

"Benarkah? Terima kasih atas hadiahnya. Semoga Ibu mertuamu lekas sembuh, 'ya" balas Yeon soo

"Terima kasih"

Ramah sekali. Di mana Kun menemukannya? Kembali pria Lee itu membatin heran, kemudian menatap sang sahabat.

"Emm, kalau begitu, kalian berbincanglah. Aku mau ke sana dulu" ucap Yeon soo seraya menunjuk ke arah meja berisi dessert.

"Hmm, katakan padaku jika kau lelah. Maka kita akan istirahat" sahut Kun setelah mengusap lembut kepala sang istri.

"Oke" Yeon soo berlari kecil menuju tempat yang ia hendaki

Setelah Yeon soo meninggalkan mereka, Taeyong masih saja menatap gadis itu yang kini sudah bergabung dengan para tamu yang lain.

"Kau pasti terheran-heran melihat istri Kun Hyung, bukan?" Tebak Sicheng.

"Ya" jujur pria itu. Bukannya tersinggung, Kun malah tertawa kecil.

"Katakan, pertanyaan apa yang hendak kau utarakan"

"Bagaimana kau bisa menemukannya? Dia terlihat sangat periang. Jauh sekali dengan kepribadianmu, Kun"

"Yeon soo dikirimkan Tuhan untuk Kun, agar pria ini tidak terlalu monoton dalam hidupnya" Yongqin menjawab seraya menyenggol lengan Kun

"Benar, itulah mengapa aku sangat bersyukur bisa bertemu dengannya. Menjalin kasih sayang dan mengucapkan janji suci pernikahan. Kalian tahu? Ini tidak pernah terbayang olehku." Kun memasukkan tangannya ke dalam saku celana. "Awalnya aku berpikir, kalau mencintai itu hanya sekali, menikah pun juga sekali, tetapi ternyata takdir berkehendak lain. Aku sungguh menemukan kebahagiaan yang sebenarnya."

Yuhuuuu...
Akhirnya yaaa gaes, Tuan Qian kita berhenti menduda dan Nona Park kita berhenti melajang ~\(≧▽≦)/~

Kehidupan pernikahan mereka akan dimulai dari sini, nih
Nantikan terus kelanjutan ceritanya, yaa'(*∩_∩*)′

See u♡

Continue Reading

You'll Also Like

356K 4K 82
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
757 91 11
Ga pakek deskripsi-deskripsian langsung aja baca. Jangan lupa follow dulu sebelum baca, coment dan vote juga ya Thank you ❤
219K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
438K 44.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...