Cousin Love

By langiittbiruuu

2.2K 454 46

Assalamuallaikum wr. wb. sebelum baca alangkah baiknya follow akun wattpad ini NO PLAGIAT ❌ Kisah ini diambi... More

|| PROLOG🍓
Satu🍓
Dua🍓
Tiga🍓
Empat🍓
Lima🍓
Enam🍓
Tujuh🍓
Delapan 🍓
sembilan 🍓
Sepuluh🍓
sebelas🍓
dua belas🍓
tiga belas🍓
lima belas🍓
enam belas🍓
tujuh belas🍓
delapan belas🍓
sembilan belas🍓
duapuluh🍓
dua puluh satu🍓
dua puluh dua🍓
dua puluh tiga🍓
dua puluh empat🍓
dua puluh lima🍓
dua puluh enam🍓
dua puluh tujuh 🍓
dua puluh delapan🍓
dua puluh sembilan🍓
tiga puluh🍓
info!!
tiga puluh satu🍓
tiga puluh dua🍓
tiga puluh tiga 🍓
tiga puluh empat🍓
tiga puluh lima🍓
tiga puluh enam 🍓
tiga puluh tujuh🍓
tiga puluh delapan🍓
tiga puluh sembilan🍓
empat puluh 🍓

empat belas🍓

59 11 0
By langiittbiruuu

Helo!!
Seperti biasa sebelum baca alangka baiknya tekan bintang dulu yah!!

Semoga selalu suka, Aamiin.

Tandai typo!!

Selamat membaca all

°°°


"Aaaakkhh!! Manis banget sih, nggak bisa gini gue mah. Ya Allah, jika memang Kak Fadel jodoh hamba, nggak apa-apa Ya Allah hamba ikhlas lahir batin, Tapi jika beliau bukan jodoh hamba, sekiranya pikir-pikir lagi, soalnya hamba juga orang." ucap Ara dengan tegas mengadakan pandangannya ke atas, seraya berdoa dengan sungguh-sungguh.

"Gini amat yah naksir berat sama sepupu sendiri," gumamnya dengan senyum-senyum tidak jelas, gadis itu seperti lupa kalau lelaki itu sudah mempunyai kekasih. Akan tetapi ia tidak pernah untuk mundur lagian mereka belum Sah.

Dering ponsel gadis itu berbunyi dengan nyaring menandakan ada panggilan masuk, segera ia melihat siapa yang menelponnya. Mala. nama sepupunya tertera di layar ponsel itu, segera ia mengangkatnya.

"Raa, lo dimana anjir, lo ketiban pintu wc?" kata Mala dengan ngegas, Ara pun menjauhkan ponselnya dari telinganya, suara sepupunya sangat melengking.

"Iya iyaa nih mau ke situ, sabar dong ada something tadi." setelah mengatakan itu gadis itupun memutuskan panggilan dan segera berjalan menuju teman-temannya.

Gadis itu melirik jam ditangannya, sepertinya sudah hampir larut, ia pun mempercepat langkahnya.

Sesampainya di warteg, gadis itu segera duduk dan langsung mengambil es teh pesanannya tadi.

"Lo dari mana sih, lama amat hanya buang air kecil doang, tuh makanan lo nganggur dari tadi." ucap Jiya dengan melihat sahabatnya yang baru saja datang.

"Hehe sorry, kalian udah kelar makan?" tanya Ara,

Mereka hanya mengangguk, menunggu Ara akan sangat lama apalagi perut mereka sejak tadi meronta-ronta untuk diisi,

"Abisnya lo lama banget, hehe sorry ya Ra." sambung Nanda.

"Gapapa," jawab Ara tidak masalah, gadis itupun segera menghabiskan makanannya.

****

Universitas Mitra Pratama, gadis itu yang baru saja memarkirkan motornya, segera melepas helmnya dan memperbaiki rambutnya yang sedikit acak-acakan,

Gadis itu semalam tidak bisa tidur akibat kejadian yang tidak ia duga, bahkan perkataan Fadel masih terngiang-ngiang di pikirannya, ia masih berpikir apakah semalam ia bermimpi.

"Ck, tiap hari makin menjadi-jadi nih perasaan." ucapnya dengan keluh, akan tetapi tidak bisa dipungkiri rasa senang terus menjalar ketika berbicara dengan Fadel.

"Lo kerasukan? Gue perhatiin senyam senyum mulu." kata Kaila yang baru saja datang bersama yang lain.

"Senyum itu ibadah," sambung Jiya.

"Iya ibadah, apalagi di senyumin kak Fadel, pengen ngajak berumah tangga deh." batin Ara, gadis itu bahkan menggelengkan kepalanya nampak salting dengan otaknya yang random.

"Raa!! Araa!!" teriak Jiya sambil menggoyangkan bahu gadis itu.

Ara yang tersadar pun, seketika terbengong ketika melihat sahabat-sahabatnya terus menatapnya dengan tatapan heran.

"Ah iya," jawab Ara dengan tersenyum kikuk,

"Ah sudahlah, ayok masuk ke kelas," sambung Nanda, ia yakin Ara pasti sedang mode salting.

Kini mereka pun segera menuju kelas, sebentar lagi mata kuliah pertama akan dimulai, menunggu hampir 30 menit. Akan tetapi dosen belum juga datang.

"Etdah, nih dosen jadi masuk nggak sih." ucap Jiya ketika melihat jam ditangannya.

Dari arah pintu suara ketua tingkat, membuat sebagian dari mereka merotasikan pandangannya.

"Hari ini nggak jadi masuk, barusan gue dapat kabar Pak Dosen sedang ada kegiatan untuk menguji." ucapan Ketua tingkat membuat mereka berdecak kesal, namun sebagian bersorak ria.

"Alhamdulillah deh, gue juga lagi nggak mood masuk." kata Kaila dengan senang, disetujui oleh yang lainnnya.

"Eh gimana kalau kita main biliard." saran Yudi, membuat ke 4 gadis itu saling pandang.

"Ngajak kita nggak?" tanya Kaila.

"Kalau mau yah ayok, lagipula gue gabut dirumah jam segini." sambung Oky.

"Gimana kalian mau ikut?" tanya Gifar, membuat ke 4 gadis itu berpikir, sepertinya ikut tidak masalah.

"Boleh deh."

"Eh tapi gue laper, gimana makan dulu." usul Ara membuat mereka setuju.

****

Disisi lain Azka tengah mondar mandir sendiri, melihat tugas kuliah yang semakin hari semakin padat, mengambil air minum meneguk nya hingga tandas, sejak tadi duduk dan menyelesaikan tugas kuliah membuat otaknya seakan panas.

"Akhirnya kelar juga." ucapnya melihat jam di dinding, ia jadi merindukan adiknya, bagaimana gadis itu sekarang. Segera ia mengambil ponselnya, mencari nama Ara dan menghubungi gadis itu.

"Halo Raa." ucap Azka

"Lo gabut yah, nelpon gue, tumbenan." jawab Ara dengan sarkas, membuat Azka memegang dadanya seolah shock dengan ucapan Adiknya itu.

"Heh curut, mau dapat dimana lo Saudara seperti gue yang masih sempat-sempatnya nelpon adiknya ketika dia lagi sibuk kuliah."

Disebrang sana Ara terkekeh, ia hanya bercanda mengatakan hal itu, ternyata Abangnya masih sempat menelponnya walaupun sering menguras emosi.

"Alay anjir, bang kirimin uang dong buat adik lo yang super duper cantik ini." ucap Ara dengan merayu, gadis itu sedang ingin membeli sesuatu, sebab itu ketika Azka menelpon ia tidak tanggung-tanggung untuk meminta.

"Ck, nyesel gue nelpon lo, ntar gue transfer." jawab Azka, cowok itu tidak masalah jika Ara meminta uang kepadanya, akan tetapi ia sering kesal ketika gadis itu membeli hal yang menurutnya tidak penting, ia pernah bertanya kenapa Ara memberi barang itu padahal itu tidak berguna. Yang dijawab oleh gadis itu malah membuatnya ingin membuang adiknya ke rawa-rawa.

"Barangnya lucu makanya gue beli." Walau tidak berguna akan tetapi sayang kalau tidak dibeli karena itu lucu. Ingat LUCU.

"Aduh makin sayang deh, semoga langgeng sama kak Dara."

Mendengar nama kekasihnya membuat Azka menepuk keningnya.

"Mati gue Raa, gue lupa kalau ngabarin cewek gue."

"Putus, nggak tanggung jawab gue."

Azka pun segera mematikan ponselnya, mencari nama kekasihnya segera menepolnya, satu panggilan tidak terjawab, membuatnya merasa cemas.

Hingga panggilan ke dua masuk,

"Sayangg" panggil Azka kepada Dara.

"Kamu jangan marah yah, aku lupa ngabarin." lanjutnya dengan menggigit jarinya.

Dara yang mendengar rengekan Azka ingin sekali tertawa, marah juga ia tidak bisa. Cowok itu selalu punya cara untuk membuat moodnya membaik, contohnya semalam ia ingin makan coklat dan lainnya, cowok itu malah memesankan untuknya, ia jadi bingung bagaimana menghabiskan semuanya.

"HAHAH!!" suara gelak tawa mendengar dari sebrang sana, membuat Azka mengeritkan keningnya.

"Kok kamu ketawa?aku salah yah?" tanya Azka.

"Nggak kok, lagian kamu segitunya takut aku marah."

"Nggak boleh marah, tadi aku habis ngabarin Ara makanya keingat kamu jadi langsung aku telpon deh." Terang Azka, ia begitu merindukan kekasihnya, akan tetapi hubungan LDR membuat batasan antara mereka.

Sepasang kekasih itu sedang asik membicarakan perihal kegiatan masing-masing, menurut mereka hubungan LDR tidak masalah, akan tetapi komunikasi menjadi satu hal penting dalam hubungan, LDR juga membuat mereka menjadi pribadi yang saling mengerti antara satu sama lain.

Banyak rintangan dalam hubungan LDR, namun kepercayaan selalu jadi utama agar hubungan tetap awet.

****

Metro, kali ini menjadi salah satu tempat para remaja itu kunjungi, terlihat sepi karena jam segini pasti belum banyak yang berdatangan, masuk di area tempat main biliard, memesan 2 meja untuk mereka bermain.

"Boro-boro main, megang sticknya aja nggak bisa." ucap Kaila dengan lesu,

"Tutor dong sepuh puh sepuh." kata Jiya ketika melihat sahabat cowoknya mereka sangat lihai dalam bermain. Seolah itu gampang, namun dicoba ternyata sangat sulit.

"Tuh hari main 2 jam ngapain aja kalian?" ucap Oky, yang baru saja kembali ambil stick bersama Gifar.

Para lelaki itupun mengangguk membenarkan ucapan Oky, mereka terkesan penasaran, para gadis itu bermain 2 jam apa yang mereka lakukan.

"Oh itu, yah latihan mukul bola." jawab Jiya.

"Masa sih? Coba pukul kita mau liat." pinta Aprian membuat para gadis terdiam membisu.

"Ayok, kita mau lihat, udah sampai mana aja." ulang Aprian.

"Mukul doang kan?" tanya Gifar,

"Ck,  nggak bisa nih seperti ini, ayok gays kita tunjukin kehebatan kita."  Jawab Kaila dengan berusaha percaya diri.

"Kehebatan apa Kaila, kehebatan goib?" batin Ara.

Kini para gadis itu masing-masing sudah memegang stick biliard, masing-masing mencoba fokus memegang gagang stick seolah-olah sudah lihai dalam bermain.

Hingga dalam hitungan detik, mencoba namun hasilnya nihil, tidak ada tanda-tanda tongkat itu mengenai bola, selalu meleset membuat mereka frustasi sendiri.

"Ck, ada yang salah nih." ucap Jiya dengan menggeruru kesal.

Akan tetapi para cowok hanya tertawa melihat aksi mereka.

"Hahaha anj! Gue ngakak sumpah." Aprian memegang perutnya akibat tertawa terpingkal-pingkal.

Yudi pun menyerka air matanya yang keluar, akibat tertawa melihat pemandangan itu.

"Gue yakin 2 jam main hanya liatin bola." sambung Oky ikut tertawa.

"Latihan pantau bola." lanjut Gifar.

Mereka tertawa akibat merasa lucu, bagaimana bolanya tidak kena, kalau gagang yang dipegang sudah salah.

"Udahlah mau pulang aja." ucap Ara dengan pasrah, ia berharap bisa main bersama Fadel, mungkin ia akan mencari cara agar sedikit modus kepada cowok itu

"Oke-oke kita ajarin, ntar gantian-gantian biar semua dapat giliran." ucap Gifar membuat yang lain setuju.

Ara pun segera mengambil tempat duduk, memperhatikan teman-temannya yang sedang berusaha bermain. Ia akan menunggu giliran, matanya kesana kemari, tempat itu sepertinya sudah lumayan ramai, ia baru menyadarinya.

Hingga matanya menangkap satu objek yang baru saja masuk dari arah pintu. Mengucek matanya berusaha melihat kembali apakah ia tidak salah lihat.

"Lah itu kan Kak Fadel." gumamnya,  ia berusaha sedikit menunduk, malu kalau kedapatan cowok itu ia berada di sini. Akan tetapi nasib baik tidak berpihak padanya. Fadel pun sempat melihat dirinya.

Gadis itu panik bukan main, berusaha menyembunyikan dirinya, ketika melihat cowok itu mendekat ke arahnya.

"Duh, kok kak Fadel jalan ke arah sini." panik, namun juga jantungnya ingin lompat, kenapa pesona cowok itu selalu kuat.

"Hey Araa." ucap Fadel kepada Ara,

Deg

"Omg!!, dia manggil gue?Huaaaa mamaa"  batinnya panik sekarang.

Berbalik dan tersenyum kikuk, matanya sibuk mencari bantuan sahabat-sahabatnya namun sepertinya mereka tidak melihat ke arahnya dan sibuk bermain. Ck dasar.

"Eh Kak Fadel, kok disini?" tanya Ara berusaha tenang.

Fadel pun melihat ke arah belakang, ia yakin gadis itu tidak sendiri melainkan bersama teman-temannya. "Kamu disini ngapain?" tanyanya.

"Jualan sembako kak," batinnya dengan sabar.

"Main..."

Fadel mengeritkan keningnya. " Sejak kapan suka main biliard?"

"Sejak liat video kak Fadel waktu main biliard," Jawabnya dengan asal ceplos, sadar dengan ucapannya gadis itu menutup mulutnya.

"Video?" tanya ulang Fadel,

"Oh itu, emm iya, gue suka main soalnya dulu pernah main sama bang Azka heheh."

Fadel pun mengangguk percaya, "Jadi udah tahu main?"

Ara pun dengan senang hati menggelengkan kepalanya. " Belum hehe,"

"Sini gue ajarin." Kalimat yang keluar dari mulut cowok itu membuat Ara tercengang, apa yang ia dengar tidak salah?

"Hah? Ajar? Kak Fadel mau ajarin?"

Fadel pun mengangguk membenarkan ucapan gadis itu, Sedangkan Ara mati-matian menahan senyumnya yang ingin terbit sekarang juga, ia sedikit mencubit lengannya apakah ia bermimpi? Dan tentu saja itu membuatnya meringis ternyata bukan mimpi.

"HUAAA MAMAA!! MAU PINGSAN!" pekiknya dalam hati, padahal baru saja ia berkhayal bermain bersama cowok itu, akan tetapi sekarang seolah semesta mendengar doanya.

"Jadi gimana? Mau?" tanya Fadel.

"MAU BANGET NGGAK PAKE TOLAK, KAK FADEL HALALIN ARA SEKARANG JUGA BOLEH LAHIR BATIN!!"  Lagi-lagi gadis itu terus membatin,

"Oh boleh kak hehe." jawab Ara dengan tersenyum manis. Bodoamat ia dikira cegil, gadis itu emang cegil kalau menyangkut Fadel.

"Yasudah ayok,"  Fadel memesan meja untuk mereka berdua, membuat Ara lagi dan lagi terus berucap syukur, kapan lagi ia akan begini.

Di ujung sana, para sahabatnya memperhatikan gadis itu. "Buset tuh anak diajarin siapa?"ucap Yudi menggelengkan kepalanya.

" Omg!! Itukan Kak Fadel, Ya Tuhan ganteng banget dari arah manapun, pantes tuh bocah tergila-gila." ucap Kaila dengan heboh, menyaksikan pemandangan itu membuat jiwa jomblonya meronta-ronta.

"Pacar Ara?" tanya Oky.

"Calon masa depan Ara yang benernya." jawab Nanda.

"Sejak kapan tuh anak punya calon?"tanya Gifar.

"Sejak jaman siti Nurbaya, tuh anak udah lama crushin sepupunya sendiri." jawab Jiya.

"Gue kira cupu, ternyata suhu." lanjut Aprian.

"Yaps, this is cegil."


Asikkk gimana yah jadi Ara? Pasti senang diajarin crush sendiri.

😁
Spam "lanjut"

Tinggalkan jejak kalian dengan vote!
Hehehhe

Next part...

Continue Reading

You'll Also Like

527K 19.7K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 38.7K 17
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
24.5K 1.9K 39
*MEMBUAT BAPER DAN EMOSI!!!!! "Maaf" "Maaf?" "Maaf, aku gak bisa, sekali lagi aku minta maaf" setelah itu Senja berlalu pergi dari hadapan Arga, Senj...
4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...