I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

14

37.9K 2.6K 35
By SriNNingsih

Tok.. Tok.. Tok..

Cklek

Thalia membuka pintu ruang kerja Duke Aaron. Sang pemilik ruangan pun menghentikan aktivitasnya melihat Putrinya berjalan menghampiri sambil membawa nampan berisi kue kering beserta teh hangat. Senyuman paling manis pun terbit di bibir Nathalia.

"Selamat Pagi, Ayah!" Sambutnya sambil menaruh nampan itu.

Kedua mata Duke Aaron masih memperhatikan kue yang di bawa Thalia dengan penuh minat.

"Aku membuatnya sendiri, Ayah!" Ujarnya tersenyum manis, sambil menaruh nampan berisi kue dan teh hangat.

"Bolehkan aku mencicipinya?" Jemari Duke Aaron mengambil kue itu di sambut anggukan semangat Thalia.

"Enak!" Seru Duke Aaron jujur setelah merasakan kue buatan Thalia. Ia mengambil 2-3 kue buatan putrinya.

"Syukurlah kalau Ayah suka," Sahut Thalia senang.

Duke Aaron menyantap beberapa kue Nathalia, kemudian ia menatap putrinya satu-satunya intens. Thalia menyadari tatapan itu. "Apa apa, Ayah?" Tanya Thalia yang duduk di sofa tak jauh dari meja kerja Duke.

"Sayang, apa kau benar-benar akan tinggal di Denally setelah mengusulkan konsekuensinya karena mengakhiri pertunanganmu?" Tanya Duke Aaron.

Thalia mengangguk mantab. "Aku tidak akan menyesali keputusanku Ayah. Jika aku mengetahui hukumanku sesuai dengan keinginanku sendiri. Kenapa tidak dari dulu aku mengakhiri pertunangan dengan Pangeran Ricard. Raja Liam memang yang terbaik!" Thalia tertawa membuat Duke Aaron memijit pelipisnya.

Flashback ON

Raja Liam menghela nafas panjang. "Jika kau mengeluarkan keputusan itu, maka akan membuat nama kedua belah pihak tercoreng. Apa kau siap dengan konsekuensinya?" Tanya Raja Liam.

"Tidak, tidak ada yang akan berakhir, Ayah! Aku tidak setuju!" Sahut Pangeran Ricard membuat kedua mata Thalia membola sempurna.

'Brengsek!' Batin Thalia mengumpat.

Raja Liam menatap tajam Putranya. "Kalau memang kau tidak setuju, lantas apa yang sudah kau lakukan ini sudah membuatku malu Nak!" Seru Raja Liam yang menatap datar putranya.

Ricard tertegun, ia masih terdiam. Salsabila menatap sendu Ricard, dalam hati dia merutuki dirinya sendiri karena sudah membuat Ricard dalam keadaan sulit.

"Kau akan mendapat hukuman dariku, Ricard! Mulai besok pagi, kau akan mengunjungi wilayah utara dekat perbatasan. Selesaikan permasalahan di sana, kau pasti tahu kan rumor perampokan yang sulit di taklukan. Bantu Duke di wilayah utara untuk menangkap para pelaku perampokan. Kau tidak di izinkan untuk kembali ke istana jika wilayah utara belum aman!" Akhirnya keputusan final di ambil oleh Raja Liam.

Perasaan Ricard sedikit mengganjal, ia tidak terima pertunanganmya berakhir. Tetapi, ia juga tidak mau kehilangan wanita yang ia cintai. "Ayah, aku keberatan. Aku akan menerima hukuman itu. Tapi, tidak dengan mengakhiri pertunangan!" Ricard bersikukuh.

Tindakan pemuda itu membuat Salsabila kembali terperangah--ia di kejutkan oleh keputusan Raja Liam dan perkataan Ricard. Hatinya sakit karena kedua orang itu.

"Tidak ada bantahan!" Putus Raja Liam.

Ratu Julie menghela nafas panjang. "Sayang, apa kau tidak terlalu kejam pada Putramu?" Tanya Ratu dengan nada lembut.

Raja Liam menggelengkan kepala menjawab pertanyaan sang Ratu. "Tidak, keputusan ini sudah benar," Jawabnya singkat.

Raja Liam beralih menatap Thalia. "Dan sekarang, untuk Lady Nathalia, Putri Duke Zeyrav. Aku memutuskan untuk mengakhiri pertunangan kalian berdua dan sesuai kesepakatan, konsekuensi apa yang kau inginkan? Aku akan mengabulkannya jika sesuai dengan pertimbanganku."

"Terimakasih, Yang Mulia!" Senyum manis terbit di wajah Thalia, setelah ia mendengar keputusan Raja Liam pada Ricard. "Jika Yang Mulia tidak keberatan, saya mempunyai sedikit keinginan untuk merombak Peraturan dan Pelayanan Rumah Sakit di pusat kota Orthello." Jawab Thalia.

Raja Liam mengangkat sebelah alisnya. "Mengapa kau tertarik dengan hal itu, Lady?"

"Saya tertarik, karena mengingat tempo hari saya pernah berkunjung ke Rumah Sakit Pusat di kota Denally. Pelayanannya mohon maaf, menurut saya sungguh buruk, dan saya tahu bahwa kematian Ibu serta kasus keguguran di Kerajaan Orthello ini juga mulai beranjak naik." Jawab Thalia yang membuat Duke Aaron dan Xandros terkejut mendengarnya, tak luput dengan keterkejutan semua orang yang berdiri di Singhasana yang menghadap Raja Liam.

Raja Liam mengangguk, ia mengetahui kalau pelayanan Rumah Sakit di Orthello ini memang buruk dan angka kematian Ibu dan Keguguran mulai beranjak naik.

"Kalau seperti itu kau akan pergi dan menetap di Denally sampai masalahmu selesai, Nat. Dan kau tahu, usulanmu itu memiliki tanggung jawab berat!" Xandros menyela karena sedikit keberatan.

"Xandros benar, Sayang! Kau mengusulkan akan ke Denally untuk merubah kualitas Rumah Sakit disana, terutama kasus banyaknya kematian Ibu hamil dan Keguguran," Duke Aaron menghela nafas panjang. "Kau tahu, itu tugas berat dan aku tidak yakin kau bisa mengatasinya," Duke Aaron mencoba memberikan Thalia pengertian.

Thalia tersenyum, ia sangat antusias. "Semua tidak akan berat Kakakku serta Ayah tampanku. Karena memang rencana ini merupakan keinginanku. Aku ingin suatu saat bisa membangun Rumah Sakitku sendiri. Makanya, aku tertantang sekali untuk bisa bergabung di RS Pusat dan ikut memajukan kualitas pelayanan RS. Jadi, aku membutuhkan pengalamannya. Aku yakin, aku bisa mengembangkannya dan merubahnya menjadi lebih baik."

Xandros terdiam, ia ragu pada Nathalia karena dari awal gadis itu tidak pernah bepergian hingga menginap selama beberapa hari. Akan kah Thalia sanggup melewati hari-harinya di luar sana.

Duke Aaron mengangguk. "Baiklah, jika itu keputusanmu. Aku akan mendukungmu. Katakan pada Ayah jika kau membutuhkan bantuan, Sayang!" Duke Aaron pun mau tidak mau menyetujui keputusan Putrinya.

Thalia mengangguk. "Terimakasih, Ayah!"

Raja memberikan keputusannya, setelah mempertimbangkan keinginan, alasan dan keputusan Thalia. Pada akhirnya, Raja Liam mengeluarkan persetujuan untuk mengakhiri pertunangan antara Ricard dan Nathalia dengan Konsekuensi untuk keduanya juga sudah di berikan.

Thalia di beri tugas oleh Raja sesuai keinginannya sendiri-Raja Liam terlihat sangat menyayangi Nathalia, meskipun gadis cantik itu terkenal akan keburukannya. Thalia sampai heran sendiri, bagaimana bisa Nathalia asli membuat Raja Liam begitu percaya padanya?

Flasback END

Thalia akan pergi ke Denally dengan waktu yang tak terbatas-ia di tugaskan memperbaiki kualitas Rumah Sakit Pusat di Denally, sesuai dengan keinginan Thalia.

Seperti pepatah yang mengatakan sekali tepuk dua lalat kena. Thalia juga tak akan membuang waktunya untuk segera membuka bisnis butiknya, mumpung dia akan tinggal di Denally.

Beruntungnya, Thalia mendapat kebebasan pulang kembali, jika ia merasa rindu akan rumahnya--kurang baik apa Raja Liam padanya? Dia juga diizinkan kembali jika sudah terlihat adanya perubahan meskipun itu hanya memakan waktu singkat misalnya.

Tak henti-hentinya Thalia bersenandung, ia merasa lega dan bebas telah lepas dari ikatan pertunangannya. Thalia sempat terkejut, ketika Pangeran Ricard tak menyetujui tindakannya. Thalia tak peduli lagi, terpenting ia bebas dari nasib buruknya.

***___***

Pangeran Ricard berdiri di balkon kamarnya, ia memikirkan kejadian kemarin yang membuat pertunangannya dengan Nathalia batal. Ia merasa ada yang mengganjal, kosong, dan lebih sensitif.

Salsabila sudah undur diri setelah ia berhasil mengusirnya secara halus, hatinya bimbang, dan dalam keheningan Pangeran Ricard masih merutuki isi hatinya yang merasa dilema. Raja Liam juga tidak membiarkan anaknya bebas setelah membuat pertunangannya dengan Nathalia berskhir.

Raja menghukumnya dengan memerintahkan Oangeran Ricard pergi ke wilayah utara untuk membereskan para perampok yang sedang gencar-gencarnya menjarah perbekalan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.

"Persiapan kita sudah selesai Pangeran!" Ujar Daniel, orang kepercayaan Pangeran Ricard.

"Baiklah, besok kita berangkat. Untuk hari ini aku akan istirahat lebih cepat, jika wanita itu datang katakan padanya kalau aku sibuk!" Pangeran Ricard segera berbalik menuju walk in closed untuk berganti baju tidur setelah selesai memberi titah.

"Baik Pangeran! Saya permisi dulu." Jawab Daniel kemudian berjalan keluar.

Tepat Daniel keluar lebih cepat dan berjalan santai di lorong istana, ia melihat wanita memakai gaun pastel berjalan kearahnya atau lebih tepatnya pergi kearah kamar Pangeran Ricard.

Daniel mengenali wanita tersebut, tak lama wanita itu tersenyum dan berhenti di depannya. "Permisi, Tuan!" Sapanya ramah.

Daniel membalas tersenyum dan mengangguk. "Nona Salsabila, ada keperluan apa Nona di sini?" Tanyanya.

"Seperti biasanya, aku ingin menemui Pangeran Ricard, Tuan!" Jawabnya. "Apa Pangeran Ricard ada di ruangannya?"

Daniel mengangguk, "Mohon maaf, Nona Salsabila! Tapi untuk malam ini, Pangeran Ricard berpesan agar Nona Salsabila untuk tidak menemui Pangeran terlebih dahulu. Karena Beliau sibuk dan tidak bisa di ganggu."

Salsabila mendengus, "Kenapa tidak mau menemui ku? Padahal besok pagi Ricard berangkat ke utara kan?" Tanyanya kesal.

"Benar, Nona! Pangeran berpesan seperti itu. Nampaknya beliau tak ingin bertemu dengan siapapun untuk malam ini."

Salsabila menghela nafas panjang. "Ya sudahlah. Besok pagi saja aku akan menemuinya." Ia berbalik meninggalkan Daniel.

Daniel menatap punggung Salsabila hingga hilang dalam pandangannya. Setelah ia rasa Salsabila pergi Daniel kembali ke ruang kerja Pangeran Ricard untuk mengambil beberapa kertas yang akan ia bawa besok pagi.

Sosok cantik bersembunyi di balik tiang lebar, ia menatap Daniel sampai masuk ke ruang kerja Pangeran Ricard. Dengan cepat, Salsabila segera berjalan menuju tempat dimana pujaan hatinya berada. Salsabila bukan wanita yang mudah menyerah, ia ingin bertemu Pangeran Ricard untuk menjelaskan insiden itu, ia takut di benci oleh laki-laki yang ia cintai.

Salsabila segera membuka pintu kamar Pangeran Ricard, sang pemilik kamar terkejut karena keberanian wanita itu mendatanginya--biasanya Ricard lah yang membawanya ke ruangannya. Tak lama wanita itu berhambur memeluk Pangeran Ricard, ia menangis tersedu-sedu.

Pangeran Ricard luluh, ia tampak khawatir, "Bagaimana kau bisa kesini, Bila? Bagaimana jika kau tertangkap mengunjungiku malam-malam begini sendirian? Kau bisa terkena masalah," Omel Pangeran Ricard.

"Aku minta maaf Pangeran! Semua salahku! Aku akan lebih berhati-hati dan tidak membuatmu terkena masalah lagi." Ujar Salsabila sambil menangis sesenggukan. "Aku khawatir setelah mendengar Raja Liam menghukum anda, Pangeran Ricard."

Pangeran Ricard mengelus punggung dan membelai surai rambut Salsabila. "Aku tidak apa-apa. Ayah tidak akan menghukumku dengan hukuman berat. Tapi, aku malah lebih khawatir jika kau yang mendapatkan hukuman." Jawabnya sambil tersenyum.

Salsabila menggeleng pelan, ia melepas pelukannya. "Tapi, kau akan pergi ke utara besok pagi karena itu hukuman serta perintah Raja. Aku tidak bisa jauh-jauh darimu Pangeran!"

"Tidak akan lama, Sayang!" Jawab Ricard lembut. "Dengar, setelah semua masalah di utara selesai aku akan segera kembali dan menemuimu."

"Kau tidak membenciku kan, Ricard?" Tanyanya dengan suara parau.

Pangeran Ricard tertegun, hatinya tak tega melihat Salsabila sedih hingga meneteskan air matanya. Kedua jemarinya menghapus air mata Salsabila yang jatuh. "Aku tidak membencimu, aku mencintaimu Bila," Ujarnya lembut.

Pangeran Ricard mengecup bibir Salsabila dan melumatnya lembut. Salsabila membalas ciuman Pangeran Ricard, ia mengalungkan kedua tangannya di tengkuk Pangeran Ricard agar lebih memperdalam ciuman mereka berdua.

Pintu kamar perlahan tertutup dan menyembunyikan kedua manusia yang sedang berciuman--entah apa yang mereka berdua lakukan selanjutnya.

***___***

Suara keramaian pasar membuat Thalia bersemangat memulai harinya, setelah melakukan perjalanan panjang akhirnya ia tinggal di Kota Denally.

Ia menempati mansion mewah, meskipun tak semewah dan sebesar mansion milik Ayahnya, Duke Aaron. Tapi, cukup luas untuk dirinya dan 6 orang pelayan serta 6 orang pengawal yang akan menjaga Thalia selama di Kota Denally.

Ia berencana menghabiskan waktu senggangnya 2 hari untuk bersantai- santai sambil mempersiapkan pembukaan bisnis bajunya. Setelahnya, ia akan mengunjungi Rumah Sakit di kota itu serta memulai tugas sosialnya di sana.

Thalia mencoba beberapa kue dan makanan yang di jual di pasar tersebut. Ia bersama Yasmin asyik memilih kue cantik yang terpajang di meja, tak lupa mulut Thalia juga tidak berhenti mengunyah kue yang ia pegang. Kesibukan kedua wanita itu membuat pria dengan jubah hitamnya mendekat kearah mereka.

"Sepertinya kue tersebut enak sekali. Sehingga, Lady serius menikmatinya sampai tidak memperhatikan sekeliling seperti itu," Ujar suara bariton membuat Thalia menoleh cepat untuk melihat siapa yang ada di belakangnya.

"Ohh, Pangeran Ace!" Ujar Thalia sambil tersenyum kikuk.

🌹🌹🌹

Sebenarnya kalian bingung kagak sih soal panggilan Thalia dan Nathalia??

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘

Continue Reading

You'll Also Like

697K 48.8K 37
Ketika seorang mahasiswa kedokteran bernama Astrella Hunter yang hobi membaca novel tiba-tiba mengalami kejadian yang tak terduga dalam hidupnya. Set...
605K 23K 30
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
10.1K 1.3K 42
Ada seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Da...
1.5M 133K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...