Bagian 01 : The Same Sky (END...

By AyyaKanawut

47.6K 8.9K 2.4K

Langit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Lan... More

Tokoh || ☁️
The Same Sky : Chapter 01 ☁️
The Same Sky : Chapter 02 ☁️
The Same Sky : Chapter 03 ☁️
The Same Sky : Chapter 04 ☁️
The Same Sky : Chapter 05 ☁️
The Same Sky : Chapter 06 ☁️
The Same Sky : Chapter 07 ☁️
The Same Sky : Chapter 08 ☁️
The Same Sky : Chapter 09 ☁️
The Same Sky : Chapter 10 ☁️
The Same Sky : Chapter 11 ☁️
The Same Sky : Chapter 12 ☁️
The Same Sky : Chapter 13 ☁️
The Same Sky : Chapter 14 ☁️
The Same Sky : Chapter 15 ☁️
The Same Sky : Chapter 17 ☁️
The Same Sky : Chapter 18 ☁️
The Same Sky : Chapter 19 ☁️
The Same Sky : Chapter 20 ☁️
The Same Sky : Chapter 21 ☁️
The Same Sky : Chapter 22 ☁️
The Same Sky : Chapter 23 ☁️
The Same Sky : Chapter 24 ☁️
The Same Sky : Chapter 25 ☁️
The Same Sky : Chapter 26 ☁️
The Same Sky : Chapter 27 ☁️
The Same Sky : Chapter 28 ☁️
The Same Sky : Chapter 29 ☁️
The Same Sky : Chapter 30 ☁️
The Same Sky : Chapter 31 ☁️
The Same Sky : Chapter 32 ☁️
The Same Sky : Chapter 33 ☁️
The Same Sky : Chapter 34 ☁️
The Same Sky : Chapter 35 ☁️
The Same Sky : Chapter 36 ☁️
The Same Sky : Chapter 37 ☁️
The Same Sky : Chapter 38 ☁️
The Same Sky : Chapter 39 πŸ‘
The Same Sky : Chapter 40 END ☁️

The Same Sky : Chapter 16 ☁️

1K 214 50
By AyyaKanawut

Suara Bel berbunyi membuat Gema sedikit berlari untuk membuka pintu. "Sebentar!" Seru Gema agar bel tidak terus di tekan, Gema buru-buru membuka pintu dan senyum anak manis itu mengembang.

"Langit, kemana Oval dengan Yoga?" tanya Gema celingukan mencari kedua teman Langit yang biasanya selalu menempel dengan langit. "Mereka datang telat ada urusan katanya," jawab langit dan Gema ber-ohria saja.

"Ayo masuk langit, kita belajar di ruang aku saja," ujar Gema dan langit mengikuti kemana perginya Gema, langit menelisik rumah Gema memang Cukup besar dan luas juga. Langit melihat dua orang tua yang sedang bersantai, Gema menarik tangan Langit.

"Bunda, Papa kenalkan ini Langit teman kelas aku." Gema memperkenalkan langit pada kedua orang tuanya, Langit menatap Gema terkejut. "Hallo, Saya Heri papa nya Gema." Langit berjabat tangan dengan papa Gema.

"Hallo, tampan sekali langit seperti yang selalu Gema teriakan setiap pulang sekolah jika di antarkan lang—"

"Bunda!" Tegur Gema merengek karena bunda nya malah membongkar rahasia Gema yang satu itu. "Hahaha! Bunda benar kan? Salam kenal langit saya Nita," ujar sang bunda menyapa langit juga, Langit menjabat tangan Bunda Gema.

"Saya langit, Om dan Tante." Langit berucap dengan ramah. "Panggil bunda dan papa saja seperti Gema, tidak apa-apa kok." Bunda Nita mengusap pundak Langit, Langit tersenyum kikuk saat Bunda Gema itu menyarankan memanggil Bunda.

"Gapapa kok langit panggil bunda biar sama dengan Gema," ujar Gema nada suara nya sangat ceria Langit dengar. "Iya, Bunda dan Papa." Langit mengulangi lagi dan mereka kembali mengangguk.

"Jangan sungkan langit rumah ini menerima kamu," ujar Sang papa tanpa mengalihkan tatapannya dari televisi, Bunda Nita pun tersenyum dengan mengangguk setuju. "Nah, Gema ajak langitnya ke ruangan kamu bunda buatkan Minuman sama siapkan Kue, langit suka Kue kan? Bunda buat Kue tadi pagi."

"Saya suka bunda," jawab Langit dan Bunda Nita meminta Gema membawa langit masuk ke dalam, langit kembali di tarik oleh Gema masuk ke dalam ruangan lain. "Bunda sama papa Lo emang sering kumpul kalau Weekend?" tanya Langit dan Gema mengangguk pelan.

"Iya, biasanya kumpul bertiga juga kadang jalan-jalan keluar sih." Gema bercerita dan langit tersenyum tipis, Gema menyadari satu Hal kemudian menoleh ke arah langit. "Pasti bahagia Ya?" tanya Langit lagi dan Gema hanya diam tidak berucap apapun, Gema bingung menceritakan keluarga pada langit.

"Mending ayo buruan jalan jangan nanya itu," ujar Gema menarik tangan langit lagi, Gema masuk ke satu ruangan dan langit menatap ruangan itu memang sangat luas dan penuh buku juga. "Ini tempat aku belajar langit walaupun sendiri aku suka tempat yang luas, tapi saat Meru dan Keano datang juga kita bermain disini kok." Gema bercerita tentang ruangan.

Gema memang di fasilitasi begitu banyak tapi anak manis tidak mau di beri mobil atau motor, dia lebih suka menggunakan angkutan umum atau di antar jemput oleh papanya tapi akhir-akhir ini sering dengan langit atau Biru juga. "Lo suka ngerasa kesepian Gak kalau bunda sama Papa Lo sibuk?" tanya Langit dan Gema menggelengkan kepalanya. "Tidak, bunda tidak sibuk papa pun jika ada waktu luang pasti langsung pulang dan berkumpul." Gema menjawab seadanya karena memang itu ada nya.

Langit duduk di karpet berbulu yang ada di ruangan itu, Gema mulai mengeluarkan Barang-barang miliknya langit hanya memperhatikan saja. "Langit belajar dari mata pelajaran yang paling Rendah nilainya apa?" tanya Gema, bukan apa-apa gema akan mengajarkan dari pelajar yang paling sulit.

"Lo pasti tau sih pelajaran apa yang paling sulit buat gue," ujar langit dan Gema mengusap tengkuknya. "Ohh... Matematika kan?" tanya Gema dan langit menganggukkan kepala nya.

"Okey kita mulai dari Matematika, sebentar aku ambil buku-buku nya dulu sekalian Chat Oval dan Yoga Suruh cepat datang." Langit menganggukkan kepalanya paham, Gema meninggalkan langit untuk masuk ke ruangan lain. Langit menelisik setiap sudut rumah, rumah nya tidak terlalu banyak orang namun sangat Hangat di dalamnya. 

☁️☁️

Suara ketukan pintu membuat keempat orang yang sedang belajar menoleh bersama, pintu di buka dan terlihat Orang tua Gema yang masuk masing-masing membawa nampan makanan dan Minuman Juga.

"Ini kue sama Minuman lagi, istirahat dulu jangan belajar terus nanti mata nya sakit." Bunda Nita berucap dan memberikan Minuman yang dirinya buat, Ini kedua kalinya mereka mengantarkan makanan setelah tadi makanan sudah habis. "Waduh, jangan repot-repot Om dan Tante." Oval berucap dengan sopan. 

"Jangan belajar terus sudah, di lanjut lagi nanti kalian juga butuh istirahat terutama kamu Gema." Papa nya berucap dengan mengusap kepala Gema pelan, Gema mengangguk. Memang mereka belajar dari pukul 8 pagi hingga sekarang pukul 2 siang, mereka tidak mau saat di tawari makan jadi bunda Nita memberikan cemilan dan juga minuman lagi.

"Langit, Oval dan Yoga siapa di antara kalian yang jago bermain Catur? Ayo tanding dengan saya." Sang papa bertanya pada ketiga teman anaknya. "Papa," rengek Gema papanya kebiasaan jika ada teman Gema pasti selalu mengajak bermain catur, bunda Nita terkekeh kecil.

"Langit Om, dia jago semua jenis permainan bahkan Olahraga juga." Oval menepuk pundak langit, langit menyikut Oval dengan kuat. Umpatan pelan Oval terima dari Langit, Gema melihat interaksi langit dan teman-teman nya.

"Ayo langit bermain Catur dengan papa, jika menang kamu langsung mendapatkan restu dari papa tapi jika bisa kalahkan papa itu juga."

"Papa!" Seru Gema saat papa nya berucap seperti itu, Langit terkekeh mendengarnya. Langit melihat Gema yang malu karena ulah papanya. Sang papa menghiraukan Gema, Gema merengek pada Bunda Nita. "Tidak apa-apa Sayang, supaya papa dengan langit dekat."

"Okey papa saya terima tantangannya," jawab langit dengan santai. "Saya suka Jiwa-jiwa seperti kamu langit, saya tunggu di ruangan depan. Kalian berdua juga jika langit kalah, kalian harus ikut bermain catur dengan Om." Papa Heri menunjuk teman-teman langit kemudian beranjak duluan dari sana di ikutin bunda Nita juga.

"Maaf semuanya, papa memang kayak Gitu kalau udah akrab." Gema berucap dengan malu. "Keren tau Gema papa Lo Gaul, kayaknya kalau di ajak ngobrolin tentang Motor pasti nyambung Lang. Buruan ayo, ambil hatinya biar dapet restu!" Seru Oval menarik tangan Langit untuk bangun.

Langit, oval dan Yoga berpamitan pada Gema untuk bertemu papa Gema, Gema menghela napasnya sabar. Papa nya memang seperti itu, untung Langit dan teman-teman nya tidak canggung dengan Sang papa.

☁️☁️☁️

Bahu langit di senggol pelan oleh Oval pria itu menoleh ke arah Oval, alis langit mengerut. "Liat sana," ujar Oval dan langit langsung menoleh ke arah yang Oval tunjuk disana Gema dan orang tua nya sedang mengobrol.

Mereka di depan rumah Gema sedang merokok bersama jadi mereka tidak masuk tapi pintu masuk langsung terlihat ke ruang tamu dimana keluarga Gema sedang mengobrol dan duduk bersama. 

"Bahagia banget Lo gak mau keluarga kayak gitu?" tanya Oval dan Langit terkekeh kecil. "Keluarga gue ancur dari dulu," jawab Langit dan Oval medengus kesal. 

"Maksud gue, Lo gak mau buat keluarga bahagia kayak Gitu? Buruan tembak Gema biar Lo punya Impian kayak Gitu juga," ujar Oval lagi dan Langit mendengus kesal. "Gak semudah itu Val masukin anak orang ke hidup gue yang berantakan Gini," ujar Langit mulutnya mengeluarkan Asap rokok.

"Lo bisa Kok Gapai semua yang Lo punya Lang, Lo bisa sembuh dari semua hal yang Lo lalui cuma Lo butuh waktu aja." Oval berucap dan Langit menghela napasnya pelan. "Gue cuma pengen di anggap ada sama Papa nya Biru, Gak ada yang lain. Dari dulu itu satu-satunya Hal yang gue pengen Val," ujar Langit lagi, langit sering berandai-andai bisa di Anggap keberadaan oleh sang papa.

"Gue masih gak ngerti apa yang buat papa Lo susah banget liat Lo ada Lang, selain masalah itu." Oval berucap dengan bingung, Langit terkekeh kecil bila di pikir lagi benar apa yang di katakan oleh Oval sebelum kejadian buruk itu papa nya sudah tidak menganggap keberadaan Langit.

Langit selalu mencari perhatian papa nya tapi yang selalu langit dapatkan hanya amarah, langit kecil tidak bisa melakukan Kesalahan sekecil apapun apalagi jika tidak ada Mama nya entah apa salah langit. Langit pun tidak paham hingga sekarang, Langit sama seperti Biru tapi mengapa hanya langit yang tidak pernah di anggap keberadaan nya.

"Kayaknya gue Mati juga papa gak peduli sama Gue Val, Papa Cuma Liat Biru doang tanpa Liat di tempat lain ada yang sama butuhnya sosok papa dalam hidup Gue." Langit terkekeh dengan miris, miris sekali hidupnya ternyata. "Lo masih punya gue Babi! Lo gak boleh mati, Lo harus bisa buktiin ke papa Lo tanpa Lo di liat sama dia aja Lo bisa hidup bahagia dan semua hal yang Lo suka bisa Lo Gapai," ujar oval lagi sambil menepuk pundak Langit.

"Thanks Val, gue gak tau harus balas apa ke Lo tapi kayaknya kalau waktu itu Lo gak datang ke apartemen gue Lo bisa lihat Mayat gue besok pagi nya." Langit berucap lagi dan Oval merinding membayangkannya. "Gue gak sanggup bayangin hal itu Lang, gue pernah baca kalimat kayak Gini—"

"Gue lebih baik Dengerin cerita dia di Jam-jam istirahat Gue dan di saat kesibukan gue daripada gue harus datang ke pemakaman nya besok pagi. Lo jangan sampe gitu ya Lang, Lo masih punya Gue, yoga dan anak-anak The Sky bahkan sekarang Lo punya Gema juga." Oval berucap lagi, Langit menganggukkan kepalanya.

"Gue mau Kejar semua Hal yang gue suka, demi diri gue, demi Gema dan demi orang-orang yang masih anggap gue ada." Langit berucap lagi, oval mengangguk setuju. "Gue dukung Lo yang kayak Gini Lang, sumpah dah!"

Aku udah double Update semuanya, hehe... Ramein jangan Lupa yaaa.

Vote And comen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

52.6K 1.4K 22
Kisah tentang seorang duda kaya raya yang ingin menikahi anak lelakinya namun kenyataan tak semulus keinginan. penuh dengan adegan 21+.mohon perhati...
544K 28.9K 66
(π‚πžπ«π’π­πš π₯𝐞𝐧𝐠𝐀𝐚𝐩 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐒𝐚 𝐝𝐒 𝐊𝐚𝐫𝐲𝐚𝐊𝐚𝐫𝐬𝐚) Cover mentahan from Pinterest β€’ "Apapun yang sudah jadi takdir lo, lo nggak...
327K 35.4K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
127K 8.7K 20
[Dalam penulisan cerita terdapat Typo, mohon dimaklumi.] SEQUEL DARI CERITA "MY BOYFRIEND IS BADBOY" Cast : - Sebastian Devano - Edo Serrano - Adit...