Bagian 01 : The Same Sky (END...

By AyyaKanawut

43.3K 8.7K 2.4K

Langit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Lan... More

Tokoh || ☁️
The Same Sky : Chapter 01 ☁️
The Same Sky : Chapter 02 ☁️
The Same Sky : Chapter 03 ☁️
The Same Sky : Chapter 04 ☁️
The Same Sky : Chapter 05 ☁️
The Same Sky : Chapter 06 ☁️
The Same Sky : Chapter 07 ☁️
The Same Sky : Chapter 08 ☁️
The Same Sky : Chapter 09 ☁️
The Same Sky : Chapter 10 ☁️
The Same Sky : Chapter 11 ☁️
The Same Sky : Chapter 12 ☁️
The Same Sky : Chapter 13 ☁️
The Same Sky : Chapter 14 ☁️
The Same Sky : Chapter 16 ☁️
The Same Sky : Chapter 17 ☁️
The Same Sky : Chapter 18 ☁️
The Same Sky : Chapter 19 ☁️
The Same Sky : Chapter 20 ☁️
The Same Sky : Chapter 21 ☁️
The Same Sky : Chapter 22 ☁️
The Same Sky : Chapter 23 ☁️
The Same Sky : Chapter 24 ☁️
The Same Sky : Chapter 25 ☁️
The Same Sky : Chapter 26 ☁️
The Same Sky : Chapter 27 ☁️
The Same Sky : Chapter 28 ☁️
The Same Sky : Chapter 29 ☁️
The Same Sky : Chapter 30 ☁️
The Same Sky : Chapter 31 ☁️
The Same Sky : Chapter 32 ☁️
The Same Sky : Chapter 33 ☁️
The Same Sky : Chapter 34 ☁️
The Same Sky : Chapter 35 ☁️
The Same Sky : Chapter 36 ☁️
The Same Sky : Chapter 37 ☁️
The Same Sky : Chapter 38 ☁️
The Same Sky : Chapter 39 πŸ‘
The Same Sky : Chapter 40 END ☁️

The Same Sky : Chapter 15 ☁️

890 212 33
By AyyaKanawut

Langit merapikan rambut Gema yang berantakan karena Helm miliknya, Gema melirik kiri dan kanan banyak manusia yang berbisik-bisik entah membisikan apa padahal bukan Hal yang aneh Gema berangkat sekolah bersama langit.

Mereka sering pulang dan berangkat bersama dan sepertinya akhir-akhir ini mereka tidak bisa jauh satu sama lain, bahkan ketika berjauhan pun salah satunya akan mencari keberadaan yang lainnya. Langit menyadari pandangan Gema, langit melihat sekitar.

"Gak usah di liatin, gak ada yang aneh juga. Mereka norak! Lo tau norak? Nah itu mereka kayak gak pernah aja liat orang berduaan," ujar Langit dan Gema menatap pria itu sekarang. "Lagian kenapa kalau Gema berduaan dengan langit? Salah yaa?" tanya Gema tapi langit menggelengkan kepalanya.

"Gak ada yang salah, mereka yang norak. Udah gak usah di pikirin ayo ke kelas," ujar Langit mengalihkan agar Gema tidak terus memikirkan pandangan semua siswa pada Gema dan langit, Gema di tuntun oleh langit karena anak manis itu tetap saja melihat sekitar.

Langit takutnya Gema terjatuh karena tidak fokus jadi lebih baik Langit tuntun saja anak manis itu. "Daripada mikirin mereka mending Lo mikirin Gimana caranya kalahin gue pas kita main Game," ujar Langit dan Gema menoleh ke arah pria itu dengan cepat.

"Aku udah pernah bilang, aku tau gimana caranya menang tapi langit Mengalah buat aku biar aku menang!" Seru Gema dan langit menoleh dengan wajah mengejek pada Gema. "Apaan, Ogah gue harus ngalah." Langit menjawab dan Gema mendengus kesal.

"Langit mau apa? Nanti aku beliin tapi kasih aku kemenangan gimana?" tanya Gema berusaha bernegosiasi dan langit malah terkekeh pelan mendengar ucapan Gema, Gema memang Seperti itu anaknya dan Langit terkadang tak habis Fikir dengan Gema.

Gema bisa bermain Game bersama langit dan Gema sering sekali bermain dengan langit juga, Gema mengetahui hal-hal baru ketika bersama pria tampan di samping Gema ini. Langit mulai terbuka dengan Gema dan langit juga melihat ketulusan dari anak manis itu untuk langit.

Bukan hanya sekedar kasihan tapi benar-benar peduli dan ingin selalu ada, langit pun tidak paham tapi akan menjalani ini dengan senang hati. Mungkin benar Langit mulai jatuh hati pada Gema hanya saja langit masih Gengsi mengakui hal itu, langit dan semua gengsi tingginya.

"Bagaimana langit Mau tidak?" tanya Gema dan langit tersadar dari lamunannya, Langit menoleh ke arah Gema dan kembali terkekeh Gema melihat langit Terkekeh akan mengeluarkan suaranya.

Pletak!!

"Ogah!! Berjuang sendiri." Langit menyentil kening Gema dan berlari lebih dulu anak manis itu mendengus kesal. "LANGIT NYEBELIN TUNGGU AKU!!" Gema berteriak karena langit meninggalkan Gema karena takut terkena serangan balikan dari Gema.

Gema berhenti berlari ketika melihat di depan kelasnya langit dan Biru tidak masuk ke dalam kelas melainkan berdiri dan saling melempar tatapan dingin, Gema tidak bisa membiarkan mereka terus seperti itu. Gema harus mencari cara agar keduanya akur, Gema berjalan ke arah langit dan Biru.

"Ayo masuk langit, ngapain coba di depan pintu kelas nanti ada Guru." Gema mendorong tubuh besar langit dan membawa pria itu masuk, Gema menoleh ke arah Biru. "Selamat pagi biru," sapa Gema setelah itu kembali fokus pada langit, Lebih baik mengamankan Langit daripada Biru. 

☁️☁️☁️

Gema melihat langit yang berdiri di depan karena wali kelas memanggil beberapa murid bermasalah untuk di beri nasihat dan salah satunya itu langit, pandangan Gema tidak teralih dari pria itu.

Langit seperti biasa tidak banyak bicara, memang Sulit sekali langit itu mengucapkan sepatah kata pun bersama orang lain. Berbeda bila bersama Gema, pria itu banyak bicara juga seperti Biru.

Pandangan mereka bertemu karena Langit merasa daritadi ada yang menatapnya dan benar saja Gema menatap langit tidak teralihkan kemana pun, langit balik menatap Gema.

Gema membuat Gestur menundukan kepala pada Langit agar pria itu tidak di lirik oleh guru, langit menurut dan kembali menundukan kepala. Gema terkekeh kecil ternyata langit bisa nurut juga, Gema memperhatikan guru berbicara lagi.

"Ada kemungkinan untuk mereka tidak lulus tahun ini jika mereka tidak bisa memperbaiki nilai yang benar-benar Hancur, kalian aman di masukan ke kelas 12A+ karena orang tua kalian banyak uang. Jika tidak mungkin dari kelas satu sudah di keluarkan, jangan merusak nama baik kelas 12A atas ketertinggalan nya kalian." Gema mendengarkan nasihat itu, memang jika di bandingkan yang lain Langit tertinggal jauh.

Gema mengingat sesuatu, Gema tiba-tiba mengangkat tangannya. "Bu Maaf boleh saya memberikan pendapat saya?" tanya Gema dan Guru itu menganggukkan kepalanya, Gema melihat beberapa murid yang maju ke depan. "Bagaimana jika mereka di ajarkan oleh anak-anak yang memiliki peringkat di kelas ini Saja Bu? Bisa satu anak pintar mengajarkan dua Temannya atau lebih Gitu, agar yang lain tidak tertinggal." Gema mengusulkan hal itu.

"Ide mu bagus Gema, tapi siapa yang suka rela ingin mengajarkan Anak-anak ini?" tanya Guru itu dan Gema langsung mengangkat tangan nya. "Aku sanggup Bu," ujar Gema lagi, hal itu jelas membuat semua orang terkejut.

Biru ikut mengacungkan tangannya juga seperti yang di lakukan oleh Gema, beberapa murid pintar lainnya pun mengacungkan tangannya. "Saya siap mengajarkan mereka Bu," ujar Biru dengan tersenyum kecil, Guru tersenyum melihat kekompakan murid nya ini.

"Baiklah, kalian pilih saja ingin mengajari siapa ibu serahkan teman-teman kalian pada kalian yang mau membantu dan menolong bersama." Guru itu berucap lagi dan Gema menganggukkan kepalanya pelan.

Guru mempersilahkan mereka untuk kembali ke tempatnya, Gema melihat Langit yang berjalan menghampiri Gema. "Langit, segitiga sama Yoga Gema ajarkan okey?" Gema berbicara pada ketiganya, mereka menoleh bersama.

"Emang Gapapa?" tanya Oval dan Gema mengangguk pelan. "Tidak apa-apa, nanti kalian tinggal tentukan saja mau dimana aku tidak sibuk kok." Gema menyanggupi dan mereka saling menatap, langit melihat Gema intens tidak mengalihkan tatapannya.

"Keren Nih gema mau ajarin kita, makasih ya Gema nanti kita buat jadwal deh dimana bisanya." Oval berucap dan Gema mengangguk setuju, Gema melihat Langit dengan senyum manis. "Mau kan langit belajar bareng Gema?" tanya Gema pada langit, langit menganggukkan kepalanya tidak masalah.

"Makasih," ujar langit pada Gema, langit menoleh ke arah depan lagi setelah mengucapkan terimakasih. Gema harap teman-teman langit dan juga langit bisa meningkat, agar mereka tidak terus mendapatkan Ucapan seperti itu dari Guru wali kelas mereka. 

☁️☁️☁️

"Berarti deal di rumah Gema? Nanti kabarin aja Lo kapan bisanya Gem," ujar Oval dan Gema mengangguk paham, mereka berjalan menuju parkiran bersama. Gema dan langit ada oval juga Yoga mereka memarkirkan motor di tempat yang sama, jadi tidak ada salahnya berjalan sama-sama.

"Iya nanti aku kasih kabar sama Langit biar kalian di kasih tau, langit juga tau kok alamat rumah ku." Gema berucap lagi dan mereka menoleh ke arah langit, Oval juga Yoga berdehem kecil hal itu membuat Langit menoleh.

"Kenapa Lo?" tanya Langit dan mereka berdua menggelengkan kepalanya. "Gapapa Lang, kita lagi sakit tenggorokan aja sih." Oval menjawab dan Langit mendengus kesal.

"Gue sering nganterin Gema pulang atau berangkat bareng Gak usah norak Lo Val!" Kesal langit dan Oval terkekeh kecil. "Lah, gue kan gak ada bilang kok sewot, Gue cuma bilang sakit tenggorokan aja."

Gema terkekeh saat oval menggoda langit seperti itu, langit memang emosian anaknya jadi kadang terpancing oleh Oval atau Yoga. "Langit kayaknya lagi Datang bulan Val jadi agak emosian," ujar Yoga dan Oval tertawa sangat kencang sekarang.

"Heh, masa seperti itu." Gema yang menegur dan Oval malah semakin tertawa, Langit mendengus dan menuntun Gema meminta Gema untuk pergi bersamanya daripada melayani para orang Gila ini. "Mending kita pergi daripada Ngobrol sama orang sinting." Gema terkekeh mendengar ucapan Langit. 

☁️☁️

Gema mengerutkan keningnya bingung saat motor langit berhenti di salah satu tempat, langit mengangkat Gema dan menurunkan anak manis itu membuka Helm juga tidak lupa. "Langit kita dimana?" tanya Gema dan langit melihat sekitar, langit tersenyum tipis.

"Ada yang mau kenalan sama Lo," ujar Langit dan Gema semakin bingung dengan ucapan langit itu, Langit menggengam tangan Gema dan menuntun anak manis pergi ke tempat yang Langit tuju.

Gema melihat sekitar, Gema maju dan memeluk lengan langit. Tubuh Gema merinding saat melihat tempat begitu sunyi dan sepi, Langit menoleh menyadari Gema yang seperti takut. "Gak usah takut Gak ada apa-apa kok," ujar Langit meyakinkan Gema, Langit tidak jauh berjalan dan langsung berhenti.

Gema melihat langit meminta penjelasan pada pria itu. "Ini Mama," ujar Langit dan Gema langsung berjongkok langit terkekeh mengikuti Gema. "Kenapa gak bilang kalau mau ketemu mama langit?" tanya Gema berbisik, langit tidak menjawab dan fokus menatap ke arah depan.

"Kenalan gak harus janjian kan?" tanya Langit kali ini menoleh ke arah Gema, Gema mengangguk kecil. "Hallo Tante, aku Gema tem—"

"Calon pacar langit," ujar Langit memotong ucapan Gema, Gema menoleh terkejut. "dia Gema Ma, dia anak kecil nyebelin sekarang mungkin masih calon tapi Langit janji bakal bawa Gema kesini dengan status baru. Mama harus sayang sama Gema dan terima gema juga, gema anak baik kok walaupun Main Game gak pernah menang." Langit berucap dan kalimat akhir membuat Gema mendengus.

Gema tidak menyangka langit akan membawa nya bertemu dengan sang Mama yang selama ini menjadi alasan langit Bertahan, Gema menatap langit pria itu banyak bicara ternyata bila bertemu dengan mama nya.

Gema tersenyum rasanya gema mulai paham, langit sudah terbuka dengan Gema itu artinya Gema di terima di hidup langit. Gema yang menyadari hal itu memegang pipinya, pipi Gema memerah seketika. "Kenapa aku malu," gumam Gema dengan menundukan kepala.

Satunya aku update lagi nunggu ini rame yaaaa semua nya 

Vote And comen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

500K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
147K 12.8K 56
TERSEDIA DALAM BENTUK PDF. MIWERLAND SEKALA CAKRABUANA Sekala itu batu, jarang berbicara bila tidak terlalu penting, berandalan, sering tawuran. Tapi...
48.1K 3K 10
"jika aku memberimu satu permintaan, apa yang akan kau lakukan Bright?" wanita tua itu bertanya pada bocah 12 tahun yang telah menolongnya "aku ingin...
245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...