I WANT YOU (END)

Από SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... Περισσότερα

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

13

35.1K 3K 27
Από SriNNingsih

"Tahu apa kau tentang kebenaran. Kau saja baru muncul disini kan, Ace?" Bentak Pangeran Ricard.

Kedua mata Thalia membulat sempurna, ia melemparkan tatapan mata penasarannya untuk melihat sosok berjubah dan bertundung hitam yang kini sudah berdiri tak jauh di belakangnya. Netra emas madunya bergetar melihat betapa tinggi dan gagahnya tubuh pria yang menjadi malaikat mautnya nanti. 'Mampus! Male Antagonis akhirnya keluar! Thalia, hidupmu terancam kali ini!' Hatinya menangis-ingin rasanya dia lari dari Ballroom ini.

Ace terkekeh, ia melepas tundung jubahnya. Bibirnya menyunggingkan senyuman penuh arti.

Thalia tertegun, kedua matanya melebar karena takjub. Ia mengagumi pemandangan indah di depan matanya itu. Sungguh benar-benar ciptaan penulis novel yang begitu sempurna tiada cela sama sekali. Pangeran Ricard sudah tergolong sangat tampan sebagai tokoh utama, tapi tak menggetarkan hati Thalia. Sebaliknya, sosok Ace ini lebih tampan lagi dan mampu membuat Thalia terjatuh akan pesonanya.

Rambutnya hitam legam, kedua matanya sangat berbeda dengan Pangeran Ricard memiliki iris sebiru laut yang menurun dari Ayahnya. Pria satu ini, Ace memiliki warna iris mata yang langka yaitu berwarna merah--Thalia berani bertaruh pasti warna cantik nan menyeramkan itu, pasti menurun dari Ibu Kandungnya.

Ace menatap Thalia sejenak sebelum ia melemparkan tatapan tajamnya kepada Ricard. Alisnya hitam dan tebal yang membuat ekspresi wajahnya tegas meskipun mimik wajahnya datar tanpa ekspresi. Hidung mancung, bibirnya jangan lupa sangat sexy--Iman Thalia hancur sudah, ia benar-benar terpesona melihatnya.

Tubuhnya tegap dan gagah--memakai jubah saja terlihat bagaimana postur tubuhnya, apalagi saat memakai pakaian casual. Damage ulti bisa 2 kali lipat menguar sempurna menyerang mata setiap wanita yang memandangnya. Pria itu lebih tinggi kira-kira 10 cm selisihnya dari Pangeran Ricard. Tubuh Nathalia saja sudah 180 cm beda kira-kira 10 cm lebih tinggi Ricard. Thalia melongo takjub dengan manusia raksasa yang kini berdiri di depan matanya.

'Bagaimana jika dia disandingkan dengan raga asli Thalia yang hanya 175 cm. Sudah bisa di pastikan, dirinya lah manusia pendek yang pernah ada.' Dumel Thalia dalam hati.

'Hei Nat! Mata lu rabun memang ya? Ini mah, lebih sempurna Ace daripada pujaan hatimu si Ricard. Astaga, lihat apa kau ini hingga buta tak bisa lihat yang bling-bling!' Batin Thalia mengumpati Nathalia

'Kenapa jomplang sekali sih, sosok Ricard dan Ace?' Batin Thalia kembali bertanya- tanya.

"Lantas, apa karena aku baru datang hingga kau tak mau menerima kesaksianku?" Tanya Ace dengan santainya.

Pangeran Ricard mendengus kesal. "Tentu saja, kesaksianmu meragukan Ace. Karena kau baru hadir di ruangan ini!"

"Kata siapa aku baru datang?" Tanya Ace enteng. "Aku sudah berada di sini ketika Raja dan Ratu memberi sambutan. Kau saja yang tidak terlalu memperhatikan karena kau terlalu fokus pada gadis itu," Jelasnya.

"Aku melihat dengan jelas sekali kakak. Kedua nona muda itu berdiri bersama, mereka mengambil dan memakan kue bersama, setelah berpelukan. Nona Nathalia beranjak menuju meja lain, memang melewati Nona Salsabila yang tengah berdiri dan menatap Nona Nathalia pergi. Tapi, Nona Nathalia tidak menyenggolnya sama sekali ada jarak saat mereka berdua saling berpapasan," Ace menjelaskan kronologinya.

Ace mendekati Ricard, senyuman tipis menghiasi wajah tampannya. "Jadi bagaimana menurutmu tentang penjelasanku, Kakak? Kau pasti memahaminya," Seringainya membuat merinding lawan bicaranya.

Thalia diam mematung mendengar Ace membelanya, otaknya mencoba mengingat-ingat alur ceritanya. Yang benar harusnya Ace menarik paksa Nathalia keluar Ballroom setelah membela Salsabila dengan mengancam akan membunuh Nathalia jika masih berani mengganggu Salsabila.

Dari sini pula, konflik antara kakak dan adik di mulai. Terjebak cinta segitiga dan saling memperebutkan sang tokoh utama.

"Alurnya sudah tidak sama! Akhirnya aku udah merusak jalan ceritanya," dumel Thalia pelan.

Kedua mata merah Ace kembali menatap intens Nathalia yang sedari tadi diam dengan ekspresi yang rumit. Bibirnya terukir senyuman tipis saat gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Ia tampak sedikit frustasi.

Keheningan terjadi beberapa saat karena hati Pangeran Ricard mulai ragu, ia menatap Salsabila yang menunduk ketakutan. Sudah ada 3 orang yang mengatakan hal yang sama. Tak mungkin, ia membela mati-mati gadis polos itu sebab akan terjadi masalah dan namanya akan tercoreng jika memang terbukti Nathalia tidak bersalah.

'Tapi jika memang benar dengan kesaksian mereka, kenapa Salsabila melakukan hal tersebut?' Tanya Pangeran Ricard dalam hati.

Salsabila bergerak mendekati Pangeran Ricard. "Maafkan aku, aku jatuh bukan karena kesalahan Lady Nathalia. Aku saja yang tidak berhati-hati ketika berjalan," Kata Salsabila dengan nada bergetar, "Maafkan aku Lady Nathalia. Karena insiden ini, aku jadi merusak pesta Pangeran Ricard dan membuatmu kesal padaku," Sesalnya mulai menangis sesenggukan. Thalia memutarkan bola matanya malas, ia geli melihat drama Salsabila.

"Ya sudah, ayo ke dalam kita obati lukamu Bila!" Ajak Pangeran Ricard. Ia bersiap pergi bersama Salsabila.

Thalia berdecak kesal sambil melihat kedua tangannya di dada. "Pangeran Ricard, seperti ini kah perlakuan anda pada saya yang mempunyai status tunangan anda?," Sahut Thalia kemudian, mulutnya gatal ingin bersuara setelah melihat Ricard memberikan perhatian pada Salsabila.

"Pangeran dengan seenaknya anda menuduh saya dan sekarang anda ingin pergi bersama wanita itu tanpa meminta maaf pada sata atas perlakuan anda pada saya?" Tanyanya kesal, Sontak kedua muda-mudi itu terdiam dan berhenti di tempat.

Rahang Pangeran Ricard mengetat. Ia menahan amarah dan gengaman tangannya tak terasa mengerat membuat Salsabila meringis kesakitan karena jemari cantiknya teremas erat.

Xandros menatap nyalang Pangeran Ricard-perbuatannya cukup berani untuk ukuran pewaris Duke, jika Pangeran tidak terima Xandros bisa saja mati di gantung karena berani menatap garang Putera Mahkota.

Duke Aaron beserta Raja Liam mendekati Thalia dan yang lainnya, kedua pria itu penasaran pada apa yang terjadi karena sebagian atensi para tamu terlempar di samping meja penjamuan.

"Sayang, apa yang terjadi?" Duke Aaron menghampiri Puterinya, ia menatap khawatir jika Nathalia melakukan hal-hal impulsif lagi.

"Beruntung Ayah dan Sang Raja di sini. Ayah, aku sebagai kakak Nathalia merasa tidak menerima perlakuan Putera Mahkota kepada adikku," Ucap Xandros dengan nadanya yang berwibawa.

"Apa yang terjadi Nak?" Tanya Duke Aaron.

"Maafkan hamba Yang Mulia Raja, Putera Anda yang sekaligus Tunangan adikku Nathalia, dia sudah menuduh Nathalia melukai Nona Salsabila, padahal faktanya Nona Salsabila jatuh karena cerobohannya sendiri. Ada saksinya Yang Mulia termasuk Pangeran Ace," Jelas Xandros sambil menunjuk ke arah Pangeran Ace yang diam dengan ekspresi datar.

"Hamba mohon kebijaksanaannya Yang Mulia, apa pantas Pangeran Ricard berlaku demikian kepada Nathalia? Padahal di sini status Nathalia adalah Tunangan Pangeran Ricard," Ujarnya lagi.

"Wah, Kakak Nathalia keren nih. Tapi bisa juga di bilang Wong Edan," Batin Thalia kaget mendengar aduan Kakaknya.

Raja Liam memijit pangkal hidungnya, ia tak menyangka akan ada insiden di pesta yang telah ia adakan untuk puteranya itu. Kedua matanya menatap Pangeran Ricard tajam "Kalian semua ikut aku ke Singhasana kerajaan. Kita selesaikan permasalahan ini di sana," Ujar Raja Liam kemudian berlalu meninggalkan Ballroom. Ia tak menyangka Putera Mahkota akan membuat namanya sedikit tercoreng karena ulahnya.

***___***

Suanana hening dan begitu dingin mencekam, entah bagaimana kelanjutan pesta perayaan ulang tahun putera mahkota masih berlanjut ataukah di bubarkan. Mereka yang terlibat sekarang berdiri di hadapan Raja dan Ratu dengan posisi kepala tertunduk. Thalia masih sempat-sempatnya lirik kanan dan kirinya, ia penasaran apa yang terjadi selanjutan. Dalam hati ia berharap status pertunangannya akan usai setelah ini.

Xandros dan Pangeran Ace berdiri di samping Thalia, mereka berdua menyadari kelakuan Thalia, hanya Xandros yang memegang tangan Thalia dengan gestur menenangkan gadis itu. Thalia melemparkan senyuman manis pada Xandros.

"Katakan padaku, apa yang terjadi Pangeran Ricard? Aku ingin tahu dulu darimu," Ucap Raja Liam dengan kedua mata tajamnya siap menebas leher siapapun lawan bicaranya.

Pangeran Ricard menunduk "..." Ia tetal diam.

Salsabila maju satu langkah, ia memberanikan diri untuk mengeluarkan suara "Mohon Maaf Yang Mulia ini semua hanya sa..."

"Nona, aku tidak bertanya kepadamu," Pungkas Raja Liam yang membuat Salsabila terbungkam. Sang Raja sangat tidak menyukai orang-orang yang berani ikut campur ketika Raja sedang melayangkan pertanyaan pada seseorang. Salsabila beringsut, ia mengigit bibirnya.

"Maafkan saya Ayah. Tolong jangan membuat Bila takut. Ini semua hanya salah paham," Jelas Pangeran Ricard cepat.

"Jika salah paham kenapa bisa sampai runyam dan membuat kegaduhan diantara para tamu. Kau membuat malu Ayah," Balas Raja Liam dengan nada tegasnya.

Ace tersenyum miring "Ada sedikit insiden Ayah. Dimana insiden tersebut sempat membuat tuduhan pelaku kepada Nona Nathalia,"

Raja Liam menghela nafas panjang "Dan kau menuduh Nona Nathalia, Ricard?" Tanya Raja Liam di sambut anggukan Pangeran Ricard.

"Mohon maaf Yang Mulia Raja. Ini bukan kesalahan Pangeran Ricard. Ini semua murni kecerobohan saya Yang Mulia, mohon Yang Mulia berbesar hati memaafkan kecerobohan saya," Ujar Salsabila lagi.

Thalia menggelengkan kepala mendengar ocehan Salsabila yang tentu saja sangat riskan membuatnya mati terpenggal. "Begitu bucinnya si Salsabila," Batin Thalia mengejek.

Raja Liam mendengus kesal "Bukan kepadaku kau harus meminta maaf Nona, melainkan kepadanya," Jawab Raja sambil menunjuk ke arah Nathalia. Salsabila menatap Raja dengan pandangan rumit.

"Meskipun meminta maaf saja, saya rasa tidak cukup Yang Mulia. Insiden tadi jelas membuat nama Nona Nathalia yang sudah buruk menjadi lebih buruk. Sedangkan saya tahu bahwa Nathalia sekarang telah berubah dan baru saja sembuh," Duke Aaron mulai membuka suara untuk membela Nathalia.

"Benar, belum lagi tentang adanya isu serta gosip bahwa kedekatan Pangeran Ricard dan Salsabila membuat posisi Nathalia sebagai tunangan terancam. Kita juga tahu kemana pun Pangeran pasti Salsabila ada di sampingnya. Itu semua membuat nama keluarga Duke Aaron dan Keluarga kerajaan menjadi buruk," Xandros menambahkan sedikit isu miring.

"Benarkah itu Tuan Xandros?" Tanya Raja Liam.

Xandros mengangguk "Benar, ada banyak saksi. Dan tentu saja Yang Mulia juga paham dan tahu kalau Nona Salsabila sering mendatangi Istana bukan?"

Raja Liam mengangguk menyetujui, ia memang sering melihat Salsabila di Istananya hanya saja saat bertemu dia masih sendirian "Lalu solusi apa yang ingin kau berikan sebagai jalan tengah ini?" Tanya Raja Liam.

Xandros menoleh menatap Nathalia-gadis itu menatap lurus ke arah Raja Liam "Mohon maaf lancang Yang Mulia, untuk hal itu biarkan Nathalia memutuskan sendiri apa yang ingin dia utarakan," Ujar Xandros sambil menepuk lembut bahu Nathalia.

"Apakah dengan solusi yang saya ungkapkan. Akan menjamin keselamatan dan kedamaian kedua belah pihak?" Tanya Thalia pada Raja Liam.

Ekspresi Raja Liam datar "Tergantung apa yang kau katakan Nona Nathalia,"

Thalia menoleh ke Xandros dan tersenyum tipis "Yang Mulia Agung, mohon maafkan Thalia jika sedikit lancang," Thalia mulai membuka mulutnya, ia kembali menatap Raja Liam "Saya tahu kalau pertunangan ini di latar belakangi oleh hubungan politik kedua belah pihak. Yang nantinya akan membuat keduanya mendapatkan keuntungan yang sama, belum lagi dengan perasaanku kala itu sangat mencintai Pangeran Ricard,"

"Semenjak saya sembuh dari koma saya sadar Yang Mulia bahwa Cinta tak harus memiliki. Setelah saya renungkan memang perjalanan pertunangan saya dengan Pangeran Ricard hanya akan menimbulkan konflik di kemudian hari,"

Thalia menghela nafas panjang "Saya tahu satu fakta jika pertunangan ini berakhir maka akan membuat kerugian salah satu pihak yang berani mengusulkan hal tersebut,"

"Yang Mulia, setelah apa yang terjadi hari ini dan apa yang telah saya alami beberapa bulan lalu setelah saya melakukan pertunangan ini. Apakah saya akan mendapat hukuman jika saya mengusulkan pada Yang Mulia untuk mengakhiri semua ini?" Tanya Thalia dengan nada tegas.

Raut wajah terkejut terlihat nyata di setiap wajah yang berdiri menghadap Raja Liam di Singhasana tersebut. Sebagian mereka menatap Nathalia horor-Thalia berani mengusulkan untuk mengakhiri pertunangan dan tidak takut pada hukuman yang akan ia dapatkan. Gadis itu terlihat tak ada keraguan ataupun rasa takut dalam dirinya.

Pangeran Ricard juga menatap rumit Thalia, ia merasa gadis itu berubah. Nathalia jauh berbeda dengan gadisnya dulu yang suka mengejar, menempeli, menggoda serta mencari perhatiannya dengan bersikap manja padanya. Tapi Pangeran Ricard tak menggubrisnya karena Salsabila selalu ada di sampingnya, dunianya terisi oleh Salsabila dan membuat Nathalia tergeser.

Deg

Rasa sakit tiba-tiba menyerang Pangeran Ricard tepat di hatinya, ia bingung kenapa merasakan hal itu setelah Nathalia berubah sedemikian rupa. Dalam hati, ia tak terima dengan perlakuan Nathalia, tapi di satu sisi ia sangat mencintai Salsabila. Ia tak mau kehilangan keduanya.

Raja Liam menghela nafas panjang "Jika kau mengeluarkan keputusan itu, maka akan membuat nama kedua belah pihak tercoreng. Apa kau siap dengan konsekuensinya?" Tanya Raja Liam.

"Tidak, tidak ada yang akan berakhir Ayah. Aku tidak setuju," Sahut Pangeran Ricard membuat kedua mata Thalia membola sempurna.

"Brengsek," Batin Thalia mengumpat.

"Mohon maaf Yang Mulia hamba siap menerima konsekuensinya," Ujar Thalia mantab. Ricard menoleh menatap rumit tunangannya itu.

"Karena hamba ingin anda mengakhiri pertunangan ini, tak masalah jika menggunakan namaku untuk menutupi sebab berakhirnya pertunangan ini. Karena jika hal itu terjadi, memang rumor jelek akan beredar serta akan menyudutkan anda dan Pangeran Ricard. Berhubung namaku juga sudah terkenal jelek, maka saya akan menerimanya. Lebih baik pertunangan ini berakhir daripada melanjutkan tetapi kedua hati tidak saling menaut untuk mencapai satu tujuan. Bagaimana Yang Mulia?"

Raja Liam menatap Nathalia dengan tatapan menelisik, ia tak menjumpai keraguan dalam diri Nathalia.

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

311K 32.7K 35
Amadia Dulce Fidel merupakan bangsawan dari keluarga Fidel. Tepatnya, putri pertama Grand Duke Baltasar Andres Fidel. Dia diasingkan oleh keluarganya...
697K 48.8K 37
Ketika seorang mahasiswa kedokteran bernama Astrella Hunter yang hobi membaca novel tiba-tiba mengalami kejadian yang tak terduga dalam hidupnya. Set...
1.1M 156K 64
Seorang youtuber hits, Shailene Olivera harus mati karena terjatuh ke dalam kolam renang dan tersetrum. Lalu dia terbangun dalam dunia aneh yang cuac...
1.3M 181K 45
Julia gadis 12 tahun yang meninggal akibat menghirup kebocoran gas, tiba-tiba terbangun di tubuh balita kecil! Bagaimana ini? Balita itu bahkan belum...