(,) sebelum (.)

By Arrinda_sell

333K 30.3K 4.3K

Koma sebelum Titik. "Tau gak Mas, soal dua tanda baca ini?" Hujan menatap pria itu lalu melanjutkan kalimatny... More

πŸ’01
πŸ’02
πŸ’03
πŸ’04
πŸ’05
πŸ’06
πŸ’07
πŸ’08
πŸ’09
πŸ’10
πŸ’11
πŸ’12
πŸ’13
πŸ’14
πŸ’15
πŸ’16
πŸ’17
πŸ’18
πŸ’19
πŸ’20
πŸ’21
πŸ’22
πŸ’23
πŸ’24
πŸ’25
πŸ’27
πŸ’28
πŸ’29
πŸ’30
πŸ’31
πŸ’32
πŸ’ending

πŸ’26

8.8K 972 130
By Arrinda_sell

Hujan menatap butik di depannya sangsi. Pasalnya, butik yang mereka datangi merupakan butik terkenal yang namanya sudah tidak asing di kota ini.

"Bang, ini serius kita fitting baju di sini?" pertanyaan sarat akan keraguan itu terlontar.

Khatulistiwa yang sedang melepas seatbel-nya menoleh, kepalanya mengangguk mantap. "Kamu gak ada masalah kan?"

Hujan segera menggeleng, bukan tokonya yang masalah buatnya. Tetapi harga yang pastinya akan merogoh kocek dalam.

"Gak usah khawatirin apapun. Kan udah Abang bilang, Abang bakal urusin semuanya." ujar Khatulistiwa menggenggam tangan Hujan.

Hujan menghembuskan napas pendek, usai pembicaraan mereka sebulan lalu. Khatulistiwa segera menyiapkan semuanya. Mulai dari undangan, dekor, bahkan sekarang baju pernikahan.

Sempat Hujan menawarkan untuk membantu, toh tabungannya masih utuh. Tetapi dengan keras Khatulistiwa menolak usulannya.

"Yuk keluar." ajaknya yang Hujan tanggapi dengan anggukan.

Keduanya masuk ke dalam toko. Dan benar saja tebakan Hujan. Sederet gaun elegan nan mewah sudah menyambutnya begitu masuk.

"Pak Khatulistiwa. Saya tidak menyangka bahwa hari ini Anda akan membawa seorang gadis kemari." sang pemilik toko menyambut ramah. Sepertinya Khatulistiwa dan si pemilik toko sudah saling mengenal baik.

Dan apa katanya tadi?

Gadis?

Andai wanita cantik itu tau, bahwa Khatulistiwa akan mempersunting seorang janda.

"Sudah waktunya juga. Kebetulan udah dapet. Jadi sebelum diambil orang, saya harus mengikatnya." pungkasnya mengedipkan satu matanya jenaka.

Sang pemilik toko hanya tertawa lalu beralih kepada Hujan yang hanya menyimak sedari tadi.

"Mari." ajaknya menuntun Hujan masuk ke dalam salah satu ruangan khusus. Khatulistiwa menunggu sambil bermain ponsel.

15 menit kemudian Hujan keluar dengan anggunnya. Khatulistiwa yang menyadarinya, mengangkat kepalanya. Dirinya termangu melihat tubuh mungil itu terbalut oleh gaun putih yang sangat cocok di tubuhnya.

Dan untungnya gaun tersebut tidak terbuka. Cukup sopan menutup bahu.

"Cantiknya." gumamnya berdiri menghampiri Hujan yang sekarang salah tingkah.

"Gimana, Bang?" tanyanya sangsi.

Bukannya menjawab, Khatulistiwa malah menghidupkan kamera ponselnya lalu mengambil beberapa gambar Hujan yang tidak siap untuk di foto. Ekspresi melongonya begitu menggemaskan di mata Khatulistiwa.

"Cantik banget. Cocok. Cinta Abang bisa overdosis kalo gini." katanya mengaruk tengkuknya. Agaknya bukan hanya Hujan yang salah tingkah melainkan Khatulistiwa juga.

"Udah klop?" wanita tadi keluar sambil bertanya. Khatulistiwa dan Hujan kompak menoleh.

"Iya, untuk saya ini udah bagus. Tapi gak tau di Rain-nya." tutur Khatulistiwa menatap Hujan yang kini menunduk menatap gaun putih itu.

"Aku suka. Ini aja."

Akhirnya fitting baju Hujan selesai juga. Pun Khatulistiwa demikian.

"Kamu istirahat ya, abis ini. Abang ada urusan." katanya saat mobil Khatulistiwa berhenti di depan rumah Hujan.

"Iya. Abang juga hati-hati." balasnya meski sedikit heran saat menangkap adanya ekspresi khawatir di wajah Khatulistiwa. Ingin bertanya, tetapi Hujan sungkan.

Turun dari mobil, Hujan melambaikan tangan meski agaknya percuma saat mobil Khatulistiwa meleset begitu saja meninggalkan Hujan yang menatap kepergiannya dengan hati risau.

Semoga tidak terjadi masalah serius.

Malam harinya, Hujan mengirim pesan pada Khatulistiwa. Namun tidak ada balasan. Padahal centang dua meski masih berwarna abu-abu.

Beruntung di menit kesepuluh, Khatulistiwa membalas dengan mengatakan bahwa dia sedang sibuk mengurus pekerjaan di kantor.

"Sibuk banget, pasti." monolognya menatap ponselnya gamang.

Ting!

Hujan mengerjap lantaran ada nomor asing masuk ke dalam ponselnya. Sebuah pesan beruntun masuk menjadikan Hujan membuka isi pesan tersebut.

"Gimana nih, Katu? Gue takut. G-Gimana kalo gue hamil."

"Lo ngomong apa sih? Abang yakin gak bakal terjadi apa-apa."

"Tapi tetap saja! Terlebih hari itu masa subur gue."

"Lo gak lupakan buat minum obatnya?"

"G-Gue, telat sehari minumnya. Saking syok-nya, jadi lupa kalo hari itu juga gue harus minum."

"Yakin sama Abang. Gak bakal terjadi apa-apa."

"Tapi kalo misal perkataan Abang gak sesuai, gimana?"

"Abang bakal tanggung jawab."

Hujan nyaris menjatuhkan ponselnya saat dua suara tak asing itu terdengar. Jantungnya bertalu-talu hebat, dan belum usai rekaman tersebut, sebuah foto juga menyusul.

Terdapat Khatulistiwa dengan baju yang masih sama seperti tadi siang. Terlihat pria itu berada di ruangan rumah sakit, berdiri di samping brankar Bintang dengan tangan saling bergenggaman.

Mencoba menahan gejolak dalam dada, Hujan menelepon nomor asing yang sudah mengiriminya informasi itu. Tetapi suara operator yang menyambutnya. Sudah pasti nomor Hujan diblokir.

Kini pertahanannya luruh juga.

"Abang ternyata saja dengan dia." gumamnya menatap kembali foto yang diambil secara diam-diam tersebut.

Seharusnya Hujan sadar ketika Khatulistiwa mengatakan sibuk dengan pekerjaannya. Padahal setaunya, hari ini adalah hari liburnya.

"Maaf, Bang. Sepertinya kita memang bukan jodoh." Hujan sudah memutuskan langkah apa yang akan ia ambil.

Dia akan pergi sejauh mungkin. Menjauh sejauh-jauhnya dari kota yang memiliki sejuta kenangan pahit.

💍💍💍

Khatulistiwa mengerjap begitu suara-suara samar tertangkap indera pendengarnya. Membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah langit-langit rumah sakit.

"Anda bisa pulang hari ini."

Khatulistiwa menoleh ke asal suara, dokter serta 2 perawat ternyata baru saja memeriksa kondisi Bintang.

"Pak Khatulistiwa, istri Anda sudah boleh pulang hari ini. Dia dan kandungannya baik-baik saja." ujar sang dokter ramah yang membuat Khatulistiwa sempatkan mengerjap. Kepalanya mengangguk kaku.

"Kalau begitu kami permisi dulu."

Mereka pun berlalu meninggalkan dua orang yang sama-sama diliputi keheningan.

"Gue keluar dulu sebentar urus administrasi." katanya yang diangguki Bintang.

"Makasih Katu." ucapnya yang tidak ditanggapi Khatulistiwa.

Keluar dari ruangan Bintang, Khatulistiwa merogoh ponselnya yang ia alihkan menjadi mode pesawat sejak semalam.

Ponselnya bergetar menandakan ada beberapa pesan masuk. Segera Khatulistiwa membukanya.

Mulai dari grup, hingga pesan Hujan yang dikirim sejak 10 jam lalu.

Langkah kakinya terhenti saat Hujan meneruskan sebuah rekaman suara serta foto yang ada dirinya bersama Bintang.

|harusnya Abang bilang
Kalo Bintang ada posisi
Tersendiri di hati bang
Katu. Tapi maaf,
Kita tidak bisa bersama.
Sekarang, Abang fokus
Sama Bintang dan anak
Kalian. Rangkailah
pernikahan
Bang Katu meski bukan
Aku orangnya.

Khatulistiwa segera berlari menuju mobilnya. Dia tidak menyangka semuanya akan kacau seperti sekarang.

"Gak Rain. Abang gak ijinin kamu ninggalin aku." seharusnya Khatulistiwa jujur sedari awal.

Entah siapapun yang mengirimkan foto serta rekaman percakapanmya bersama Bintang, sudah dipastikan bahwa seseorang ingin menghancurkan hubungannya.

Tiba di rumah Hujan, khatulistiwa segera mengetuk disertai seruan memanggil sang empunya rumah agar keluar.

"Rain, bukain pintu. Abang janji bakal cerita semuanya. Itu semua hanya salah paham, Sayang."

Sayangnya pintu itu tidak bergerak sama sekali.

Ting!

Khatulistiwa menunduk menatap ponselnya. Ternyata itu adalah pesan dari Hujan.

|Abang gak usahmerasa bersalah.
Sekarang jangan cari aku, ya.
Dan kalo Abang datang dan aku
Gak ada buka pintu, itu artinya
Aku udah pergi.

Khatulistiwa menggelengkan kepalanya. Cepat dia hubungi nomor Hujan namun suara operator menyambutnya.

"Tidak, Rain. Kamu gak bisa lakuin ini ke Abang. Pokoknya di mana pun kamu sekarang, Abang tetap akan mencari. Bila perlu, dengan cara kotor sekalipun." monolognya meremas ponselnya erat.

💍💍💍

Yakin Hujan gak bakal berjodoh dengan Bang Katu?

Gimana untuk part ini?

Seberapa persen kegalauan kalian berkurang?

Ada yang ingin disampaikan untuk Hujan?

Atau untuk Khatulistiwa?

Ataunya lagi pemeran yang lain?

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Sayang ReLuvi banyak2😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

309K 785 4
bocil diharap menjauh
448K 26.5K 31
Story Kedua Neo Ka🐰 Duda Series Pertama By: Neo Ka Gayatri Mandanu itu ingin hidup simpel, tidak ingin terlalu dikekang oleh siapapun bahkan kadang...
1.7M 175K 66
TAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes "Kita kapan akan bercerai?" - Aliyah, istri. "Kamu ajakin saya kumpul kebo?" - Jesse...
706K 1.8K 5
Siapa tak kenal Yola, siswi yang selalu menggunakan pakaian ketat dan pendek, hanya untuk memperlihatkan betapa besar payudara nya. Terlibat hubunga...