.
suasana di ruang makan kini sedikit canggung semuanya berkumpul karna sang kepala keluarga meminta untuk berkumpul, lengkap.
di kursi tunggal sudah di isi dengan James, selaku kepala keluarga. di samping kanan ada dua orang, dan di sebelah kiri ada dua orang. bayi kecil yang di bawa oleh Leo kini di pangku oleh sang pembawa.
mata kecilnya menatap pemuda pemuda itu dengan penuh tanya, sebenarnya mereka siapa? dan kenapa bisa bersama dengan dirinya dan juga Leo? sepengetahuan nya Leo tinggal sendiri dan tidak memiliki keluarga seperti dirinya.
meleka siapa ya? jahat tidak ya? nanti kalo jahat sepelti kakak Naya lagi! uhh Igel takut. bayi kecil itu membatin yang tidak tidak.
dirinya mengetahui ketika Naya jahat adalah ketika dirinya di taruh di dalam kardus, Rigel memang tidak tidur dia hanya memejamkan matanya karna sakit nya menyerang itu membuat dirinya pusing dan berakhir tidak bisa tidur. setelah selesai meletakkan Rigel di kardus Naya berucap yang tidak sepantasnya Rigel dengar, ucapan itu juga di dengar oleh Rigel dengan seksama. hingga beberapa menit dirinya merasa mengantuk dan memilih untuk memejamkan mata.
di rasa dirinya akan nyaman ternyata ada yang mengangkat dirinya, luka nya terasa sakit tapi itu semua di halukan oleh rasa kantuk yang menyerang.
sekarang dirinya tengah binggung di ruang makan, dirinya di suapi bubur berwarna merah sedikit putih sepertinya itu bubur beras merah, tapi Rigel tak tahu pasti itupun dirinya baru merasakan ini pertama kali, buburnya cair bukan kental entah Rigel juga tidak tahu kenapa bisa secair itu.
Rigel memakan makanannya dengan di suapi Leo juga dengan mata yang terfokus untuk menatap satu orang yang membuatnya terpesona, wajahnya tegap nya memikat rasa penasaran yang ada di tubuh Rigel. rahang nya tegap, hidungnya mancung, bibirnya tipis sereta rambut yang sedikit ada warna abu-abu.
selesai makan, semuanya kembali di kumpulkan di ruang keluarga. sudah ada kepala keluarga abang yang paling pertama di susul oleh abang kedua, ketiga, dan terakhir Leo serta Rigel.
kepala keluarga menatap Rigel dengan seksama, bukan tatapan tajam hanya menatap biasa. Rigel tak kalah juga, dia membalas tatapan yang di berikan oleh James. matanya berkedip lucu kepalanya berpindah pindah dari yang memiring ke kiri ke kanan dan seperti itu terus.
tadi Rigel sudah di tawari susu oleh Leo tapi dirinya menolak, di paksa oleh Leo tetap saja menolak, akhir dengan Leo yang memilih untuk mengalah.
suasana semakin dingin mereka di sini hanya diamn, menatap sosok kecil, bayi, yakni Rigel. mata mereka dengan intens menatap Rigel, Rigel menjadi binggung dirinya harus menatap siapa, benar-benar tidak ada takut takutnya Rigel ini.
" abang " Rigel menarik telinga Leo dengan tangan kecilnya, untuk mendekat ke arah mulutnya. James terkejut dengan perlakuan yang Leo maupun Rigel tunjukan, dia terkejut karna Leo tidak marah dan juga dirinya terkejut karna Rigel terlalu berani.
" hm?. " Leo membalas perkataan Rigel dengan deheman, matanya terfokus untuk menatap tangan kecil Rigel yang ada tanda lahir di punggung tangannya, sedikit besar tapi itu tak masalah supaya nanti ketika Rigel hilang dirinya akan mencari dengan mudah.
" kenapa meleka semua menatap Igel sepelti itu, Igel jadi saltin " kurang g sayang, bisikan itu mampu membuat Leo terkekeh sedikit keras, itu mengundang semua yang ada di ruang tamu ini untuk menatap Leo, begitupun dengan penjaga pintu. memang bisa sedikit terdengar.
penjaga atau sebut saja bodyguard, mereka terheran-heran dengan situasi sekarang siapa yang sudah berani meluluhkan hati keras dari tuan mudanya?. oh ya San baru tidak ada di sini jadi dirinya tidak bisa melihat tuan mudanya terkekeh.
Leo menjauhkan tangan Rigel dari telinganya, kemudian membalikkan badan Rigel menjadi menatap dirinya, tangan kecilnya di pegang di usap nya tangan itu dengan sayang, tangan Rigel dingin.
di usapnya rambut yang berwarna pirang sedikit putih pekat itu dengan tulus, tangan besarnya kini sudah tidak lagi mengelus tangan kecil Rigel tetapi mengelus kedua pipi Rigel yang tirus, memang awalnya pipi itu chubby tapi sekarang sudah tidak. karna gizi nya kurang.
" mereka adalah Daddy, serta abang abangnya. abang Leo. Rigel ingin kenalan? " tanyanya lembut, lagi lagi dan lagi itu membuat semuanya yang ada di sini tercengang. kenapa bisa sosok Leo pria berhati serta berotak batu itu bisa luluh dan berucap dengan halus hanya karna bocah kecil ini.
" tapi.. "
" tapi kenapa Igel? "
" Igel takut, jika meleka sama sepelti kakak Naya " lirihnya, tangan Rigel memainkan satu jemari Leo yang pas dengan genggaman kedua tangannya, di goyang goyangkan tangannya itu dengan volume kecil.
" mereka tidak jahat seperti kakak Naya sialan itu, percaya sama abang okeii? " Rigel mengangguk kecil, dirinya masih ragu dengan semua ini. Leo membatin di kata 'sialan' itu.
badan Rigel di kembalikan ke posisi utama, matanya kembali melihat pemuda pemuda yang ada di depannya itu, di awal tatapan mereka semua menajam tetapi sedetik kemudian berubah menjadi tatapan biasa.
Leo mengangguk dengan menatap Daddy nya yakni James. semua penuh dengan pertanyaan,
siapa anak ini?
mengapa anak kecil ini ada di rumah ku?
anak kecil ini berbahaya tidak?
" ekhmm.. jadi siapa yang kau bawa itu Leo Mein Gatson, yang terhormat " ucap James, dirinya sedikit risih dengan orang asing. biasanya orang asing akan di ungsikan terlebih dahulu supaya lebih mengenal, serta kepala keluarga mengetahui latar belakangnya.
" hanya anak kecil yang kutemukan di rumah markas ku, " jawabnya santai. dirinya tidak mengetahui jika jiwa bapaknya sudah menggebu-gebu.
" kau tau kan jika orang asing yang masuk ke dalam, setelah itu harus di ungsikan terlebih dahulu? supaya kita lebih mengenalnya serta kita akan tahu latar belakangnya? " ucapnya panjang lebar kali tinggi.
" i know, tapi menurut ku bayi ini tidak se-berbahaya itu. juga Leo menemukan bayi ini di dalam kardus, dia meringkuk kesakitan, badannya panas " jelas Leo.
" biarkan bayi itu yang menjelaskan dengan sendirinya Leo, "
" Rigel jelaskan pada pria tua itu, semuanya " Leo menyuruh Rigel untuk menjelaskan semuanya dan segalanya.
Rigel menatap Leo dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. namun tangan besar Leo segera menipis air yang hendak turun dari mata cantiknya Rigel.
" sebelumnya, maaf jika kedatangan Ligel di sini membuat semuanya tidak nyaman, Ligel awalnya tinggal di panti asuhan, entah motifasi apa ibu selta bapak Ligel membuang Ligel, Ligel setiap halinya menuluti apa semua ucapan yang ibu selta kakak panti suluh, jika tidak Ligel tidak akan mendapatkan makanan. dua hali sebelumnya Ligel ada di panti, Ligel bangun pagi tlus lihat semua anak anak panti yang sudah makan, Ligel mau. Ligel mandi setelah itu Ligel menghampili ibu dan kakak panti ke luang kelualga. Ligel bilang bahwa Ligel lapal, setelah itu Kakak Naya kakak panti Ligel mengajak Ligel ke lampu melah yang ada di depan, Ligel duduk selta membawa kaleng, banyak olang yang mengasih uang di kaleng nya Ligel. "
Leo memanggil salah satu maid ketika Rigel sedang berbicara, menyuruh maid itu membawakan satu dot susu vanilla khusus untuk Rigel, karna di keluarga ini semuanya tidak suka dengan susu entah karna apa, dengan cepat datanglah salah satu maid di tengah ucapan Rigel.
maid selesai, lantas membungkukkan badannya untuk berpamitan pergi dari tempat itu. Leo menyodorkan dot itu dan di terima oleh Rigel.
beberapa tegukan Rigel telan, dirinya kembali berucap setelah mencium pipi Leo, Leo terkejut dengan aksi barusan dirinya di kecup?.
" hehe maaf abang, telus kakak selta Ligel ke walung yang ada di tempat itu, kakak panti membeli satu loti dan membelikannya kepada Ligel, Ligel tidak tahu jika loti itu sudah beljamul. Ligel makan makan saja kalna di situ posisi Ligel sudah lapal sekali. pulang pulang ke panti pelut Ligel sakit, sakit sekali. Ligel tidul dengan tidak sengaja di lantai. salah satu teman panti Ligel masuk ke dalam kamal setelah Ligel di tendang bebelapa kali Ligel diem kalna pelut Ligel sakit. di hali kedua Ligel belsih belsih baleng semuanya Ligel dapat bagian belsihin lantai kamal mandi, waktu Ligel mau nyikat bagian pinggil wc. Ligel nyikat sampai belsih Ligel balik Ligel teljatuh, jatuh peltama itu kepala Ligel, Ligel di kamal mandi tidak ada yang menolong, dengan sisa kekuatan Ligel, Ligel bangun setelah teljatuh lagi di lantai, setelah Ligel tidak mengingat lagi, Ligel telbangun udah ada di dalam kaldus " Rigel sendari berucap dia memperagakan bagaimana dirinya terjatuh, menahan sakit perut, pusing dan sebagainya.
diam. semuanya diam. mendengarkan ucapan Rigel barusan. padahal awalnya hanya si suruh untuk memperkenalkan diri, kenapa ini malah memperkenalkan latar belakang hidupnya.
" eunghh, Ligel salah belbicala ya? Kenapa semuanya teldiam " Rigel kembali memasukan benda silikon itu kedalam mulutnya, Leo memposisikan Rigel dengan nyaman. menyamping, tangan besarnya mengusap ngusap kening Rigel agar bocah itu tertidur dengan pulas.
kepala keluarga sudah tidak tahu sekarang, kepala penuh dengan dendam, dia tidak terima jika Rigel di perlakukan tidak baik oleh orang lain, entah apa lagi yang membuat dirinya menjadi seperti ini.
" kau pintar sekali bocah, ucapan mu semuanya baik, kau belajar bicara dengan siapa hm? " salah satu anak James mendekat ke arah Leo, dia mengelus kepala Rigel dengan hati hati, agar tidak merasakan sakit.