CYBERPUNK: THE VARIEGATION BL...

By jesuisciang

9.8K 1.5K 185

[Sci-Fic][Action][Romance] (ON HOLD) Sebuah negara bernama Rise dimana teknologi mengalami kemajuan pesat ter... More

OPENING
PROLOG CYBERPUNK: THE ARCHER
MAPS: KOTA DI NEGARA RISE
PROFILE: JAEDVIN & JEGAR
PROFILE: THE ARCHER
PROFILE: & MORE
CHAPTER 1: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 2: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 3: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 4: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 5: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 6: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 7: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 8: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 9: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 11: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 12: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 13: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 14: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 15: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 16: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 17: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 18: PART 3 - CALCULATION ZONE

CHAPTER 10: PART 2 - LOVESICK

246 43 8
By jesuisciang

***

[ RISE, Node. Year 2048 ] 

[18 years old Jaedvin & Jegar]

Pukulan yang Jeno berikan pada samsak untuk latihan sama sekali tidak membuatnya merasa puas. Cybertech figther itu kembali berusaha memfokuskan seluruh perhatiannya. Sudah satu bulan berlalu dari Jeno yang menceritakan mengenai Jaemin yang ternyata menjalin hubungan dengan pria dewasa bernama Sezra itu. 

Dan dalam satu bulan itu juga Jeno dan Jaemin sangat jarang bertemu, mungkin dalam satu bulan itu Jeno hanya bertemu Jaemin dua kali. Selain berusaha membuang jauh pikiran mengenai sahabatnya, Jeno juga berusaha mengabaikan Eric dan Karina yang terlihat tidak berhenti menyanyikan lagu patah hati.

Jeno sebenarnya sangat ingin melempar samsak ini pada kembaran sedarah dan tidak sedarahnya itu. Pukulan kembali Jeno berikan pada samsak di hadapannya, tidak mau mempedulikan apapun, Jeno memilih untuk tenggelam dalam dunianya.

Disisi lain, Ryujin yang baru masuk ke dalam ruang latihan terlihat mendelik saat melihat Jeno terlihat begitu fokus namun frustasi disaat bersamaan. Setelahnya, pemudi itu berteriak keras agar mendapatkan perhatian temannya, "Jeno! Seseorang mencarimu!"

"Jaemin?" Jeno berhenti memukuli samsak lalu menatap kearah Ryujin.

Mata Ryujin menyipit lalu menggelengkan kepalanya lambat, "Bukan. Dia salah satu dari penonton vip."

Keheningan memenuhi isi ruang latihan. Tidak ada satu pun yang berbicara, Kejadian ini cukup aneh, penonton vip biasanya merupakan kalangan atas. Walaupun mereka memiliki freepass untuk memasuki setiap ruangan atau tempat di dalam bangunan cybertech ring, orang-orang berego tinggi seperti mereka tidak akan mau repot-repot menginjakkan kaki berkeliling beberapa ruangan atau tempat kotor di bangunan cybertech ring. 

Jeno mendekat kearah kursi yang memanjang lalu mengambil botol minum miliknya sebelum keluar dari ruang latihan. Meninggalkan Karina, Eric dan Ryujin dengan banyak bertanyaan di dalam kepala mereka.

Saat Jeno keluar dari ruang latihan ia melihat pemuda yang kemarin menemuinya di tempat parkir. Jeno meminum air minumnya terlebih dahulu sebelum bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?"

"Menonton pertarunganmu." jawabnya singkat.

Tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut. Jeno memang akan bertarung siang nanti. Tapi pertanyaan Jeno sebenarnya lebih detail, "Maksudku, apa yang kau lakukan ditempat ini. Kau seharusnya berada di ruang vip."

"Aku punya freepass." pemuda manis itu menujukkan kartu freepass miliknya.

Jeno menghembuskan napasnya, "Baiklah. Sato?"

Wajah pemuda manis itu berubah menjadi sedikit muram saat menyadari jika Jeno tidak mengingat namanya. "Shota, namaku Shota."

"Maksudku, Shota." suasana terasa begitu canggung, Jeno mengusap tengkuknya sendiri, "Kau kemari untuk menemuiku?"

Pemuda itu menganggukkan kepalanya. Setelah itu Shota terlihat mengambil sesuatu dari dalam saku jas berwarna navy. Jeno menaikkan sebelah alisnya saat pemuda itu mengulurkan tangannya dengan tiga permen lolipop digenggaman. 

Tanpa mengeluarkan suara, Jeno menunjuk dirinya sendiri sebagai sebuah pertanyaan jika pemuda bernama Shota itu menawarkan permen lolipop pada Jeno. Melihat Shota menganggukkan kepalanya penuh semangat, Jeno menerima tiga permen lolipop dengan rasa yang berbeda-beda itu dan memasukkannya ke dalam saku celana.

"Terima kasih." beberapa orang yang melewati lorong terlihat mulai berbisik kecil, bahkan Jeno juga sangat yakin jika Karina, Eric dan Ryujin tengah mengintip di balik pintu ruang latihan karena Jeno bisa merasakan ada sedikit bagian pintu yang mengenai punggungnya. "Lebih baik kau pergi sekarang."

Shota menganggukkan kepalanya paham. Dengan kecepatan penuh pemuda itu berlari menuju jalan yang terarah pada ruang vip. Meninggalkan Jeno yang hanya menghembuskan napasnya berat. Jeno bukan tipe orang yang tidak peka. 

Dari sikap Shota, cybertech figther itu bisa menangkap jika pemuda dari kalangan atas itu tengah berusaha mendekatinya secara romantis. Sebenarnya Jeno tidak begitu tahu bagaimana ia harus merespon. Hati milik Jeno sendiri sudah terisi penuh oleh seseorang yang sekarang justru menjalin hubungan dengan pria yang Jeno yakini tidak benar-benar mencintainya. Rasanya sulit untuk mengosongkan hatinya sendiri, bahkan saat seseorang ternyata secara terang-terangan menujukkan ketertarikannya pada Jeno.

Pintu ruang latihan terbuka menunjukkan kedua teman dan kembarannya yang menatap terheran. Setelahnya melirik kesekitaran, memastikan jika pemuda yang menemui Jeno pergi. Karina membulatkan matanya lalu memukul bahu kembarannya itu, "Dari mana kau mengenalnya?"

"Dia sendiri yang menghampiriku di parkiran." Jeno menjawab seadanya.

Mata ketiga orang itu membulat terkejut dengan mulut sedikit terbuka. Sepertinya pemuda itu benar-benar menyukai Jeno, bahkan tidak mempedulikan statusnya sebagai bagian dari kalangan atas. Tanpa merasa malu datang menghampiri Jeno. Bukankah Jeno baru saja mendapatkan jackpot. 

Bagi beberapa orang, ini bisa menjadi kesempatan yang bagus untuk meninggalkan Node dan tinggal di kawasan elit. Tidak peduli walau menjadi seorang simpanan, beberapa orang rela melakukan apapun untuk tinggal dikawasan yang lebih layak.

Sebuah suara membuat keempat orang yang berkumpul di depan pintu melirik kearah sosok manis yang datang dengan kedua tangannya terlihat membawa sebuah plastik berisikan beberapa kue. Ia terlihat memakai pakaian panjang dan sebuah topi hitam, "Siapa yang menghampiri Jeno?"

"Jaemin!" Jeno tidak bisa menyembunyikan senyumannya saat menyadari jika sahabatnya datang kemari, "Kau datang tiba-tiba, mengapa tidak memberitahuku?"

Pemuda tampan itu mendekat kearah sahabatnya yang selalu terlihat cantik. Ia mengambil dua plastik berisikan kue itu lalu memberikannya pada Eric. Secara tidak langsung menyuruh temannya itu untuk menyimpan plastik yang Jaemin bawa. 

Karina membuka pintu ruang latihan lebih lebar karena tahu jika Jeno pasti akan membawa sahabat cantiknya masuk dan duduk bersama mereka untuk beberapa menit. Namun semuanya terdiam mematung saat menyadari jika Jaemin tidak datang sendiri. Mata mereka teralihkan pada sosok jangkung yang baru datang menghampiri mereka.

"Aku datang bersama Sehun." Jaemin mengatakan hal tersebut dengan sangat ringan, bahkan tampak tidak merasa terganggu saat Sezra merangkul bahunya dan memberikan satu kecupan kepala bagian belakang milik Jaemin yang terhalang oleh topi hitam. "Sehun bilang, dia ingin melihat pertarunganmu."






***


Ruangan Direktur Kim, pemilik dari cybertech ring. Ruangan ini Jeno datangi sekali saat ia diterima menjadi bagian dari cybertech figther. Setelah itu, Jeno tidak pernah memasuki ruangan ini, dan siapa sangka ternyata Jeno memiliki kesempatan untuk megunjungi ruangan yang didominasi oleh kayu jati dan beberapa barang mahal juga koleksi-koleksi senjata yang menempel di beberapa dinding. 

Keberadaan Jeno disini jelas bukan untuk membicarakan hal yang baik. Semua bisa terlihat dari wajah Direktur Kim yang memerah karena menahan amarah.

"OAKS! APA YANG KAU LAKUKAN!" seorang pemuda dengan tubuh tegap dan jangkung itu berdiri frustasi dihadapan Jeno, "KAU HAMPIR MEMBUNUH LAWANMU! JIKA LAWANMU SUDAH TIDAK BISA BERDIRI BERHENTI MENGHAJAR! INI BUKAN PERTARUNGAN JALANAN! KITA MEMILIKI ATURAN!"

"Maafkan aku Direktur Kim." kata maaf memang tidak menyelesaikan masalah. Tapi setidaknya secara emosional itu membuatnya terdengar menyesali apa yang sudah ia perbuat. 

Tidak ada pembelaan yang bisa dikeluarkan oleh pemuda tersebut, karena Jeno cukup tahu diri untuk mengetahui jika yang ia lakukan adalah salah. Salahnya karena meluapkan emosi yang seharusnya diluapkan pada pria yang sudah menjadi kekasih sahabatnya satu bulan ini.

Pemilik dari cybertech ring itu menghembuskan napasnya kasar sebelum kembali duduk di kursinya. Beberapa menit kembali Jeno habiskan di dalam ruangan itu dengan mendengarkan celotehan dari orang dewasa yang cukup berumur itu dengan malas. Jeno rasa ia hanya harus duduk diam dan mendengarkan saja hingga ia diizinkan untuk kembali keluar.

Beruntung Jeno tidak diberatkan untuk memberikan ganti rugi. Jeno hanya diperintahkan untuk berhenti bertarung selam satu minggu. Ia bisa kembali ke cybertech ring minggu depan. Seminggu itu, Jeno tidak diizinkan memasuki bangunan cybertech ring. 

Sebenarnya ini adalah keputusan yang cukup berat bagi Jeno, tapi pilihan ini lebih baik daripada harus mengganti rugi. Ayolah, uang tidak tumbuh dari polusi yang memenuhi bumi. Jeno tidak akan mau mengeluarkan uangnya untuk mengganti rugi.

Jeno berjalan melewati lorong yang terlihat semakin ramai saat langkahnya semakin jauh. Pulang adalah tujuan utamanya sekarang. Ia hanya akan mengambil tas dan helm miliknya, setelah itu pulang dan tidur. 

Jeno ingin mengosongkan pikirannya. Jeno mengumpat dengan suara sangat kecil saat melihat ada dua orang yang berdiri di depan pintu ruang latihan, Jaemin dan Shota. Pemuda tampan itu mengatur napasnya lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah pintu ruang latihan.

Menyadari jika sahabatnya tengah berjalan mendekat Jaemin tersenyum kecil lalu berjalan untuk menghampiri Jeno. Namun, suara lain ternyata lebih dulu menggapai Jeno, membuat Jaemin segera menghentikan langkahnya.

"Jeno kau baik-baik saja?" Shota bertanya dan mendekat pada Jeno tanpa melihat kearah sekitaran.

Jaemin memundurkan tubuhnya. Ia membiarkan Jeno bersama dengan sosok yang sama sekali tidak ia kenal. Lirikan yang diberikan oleh Jeno seakan menjadi isyarat bagi Jaemin untuk tidak pergi dan Jaemin bisa memahaminya. 

Jadi Jaemin diam berdiri memberi jarak sambil menunggu Jeno selesai berbicara dengan penonton vip itu. Yang menjadi masalah, Jaemin merasa jika seseorang yang Jeno sebut namanya dengan Shota itu sama sekali tidak mau meninggalkan Jeno. Hingga dibutuhkan waktu cukup lama hingga keduanya ditinggalkan berdua.

Senyuman Jeno tunjukkan pada sahabatnya itu. Tapi, semakin ia mendekat pada Jaemin. Jeno baru menyadari jika Jaemin terlihat semakin kurus, bukan hanya itu Jeno juga melihat sebuah luka diantara pelipis sahabatnya itu. "Jae, luka apa ini?"

Luka yang terlihat sudah kering itu Jeno sentuh dengan jari telunjuknya. Walau sudah kering, sepertinya luka itu masih memiliki efek sakit karena Jaemin meringis kecil saat Jeno menyentuhnya. Jaemin menggelengkan kepalanya, "Aku terjatuh, pelipisku tidak sengaja menghantam tembok."

"Kapan?" tanya Jeno sambil meniup lembut pelipis sahabatnya yang terluka itu.

"dua minggu yang lalu?" Jaemin kembali bertanya membuat Jeno menaikkan sebelah alisnya bingung.

Jeno menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil sebagai jawaban, lalu menarik lengan sahabatnya itu untuk masuk ke dalam ruang latihan sebelum seseorang tiba-tiba datang mengganggu, "Ayo masuk."

Suara ringisan membuat Jeno menghentikan langkahnya. Jaemin terlihat menggigit bibir bagian bawahnya. Sesuatu terasa tidak benar. Cybertech figther itu melihat kearah tangannya yang memegang pergelangan tangan Jaemin. Tanpa berpikir panjang Jeno sedikit menaikan kain dari baju lengan panjang yang Jaemin pakai, menunjukan beberapa luka yang disebabkan oleh sebuah ikatan. Jeno menatap kearah luka itu dengan amarah yang mulai naik ke atas kepalanya. Jaemin bukan tipe orang yang suka mengenakan baju berlengan panjang, seharusnya Jeno menyadari itu sedari awal sahabatnya ini datang.






[Next: CHAPTER 11 PART 2 – LOVESICK]

[end of this chapter]

Halo, selamat datang di chapter 10 ∩˙▿˙∩ sampai ketemu hari jum'at dan sabtu depan untuk cyberpunk (´⌣'ʃƪ) Dan kita ketemu lagi besok di cerita dragon slayer <(‾︶‾)>

CPTA MEME:

Shota pas jeno lupa namanya:


EXTRA:

Teater the archer: Bawang Merah & Bawang Putih PT.5

Jaemin: "Semua! Bersiap untuk part ke 5!" berteriak lalu memberi arahan pada agar para pemeran segera menaiki panggung teater.

[di panggung teater]

Ningning: 'Pada satu hari Ayah Yiyang meninggal dunia.'

Yiyang: "Renjun Putih, ayah akan mati sebentar lagi. Tolong harta yang ayah tinggal dikubur bersama ayah." Yiyang bebaring di lantai panggung.

Renjun: "Iya," menutup mulit dan hidung Yiyang, "cepat mati sekarang!"

Yiyang: memukul tangan Renjun, "Guanlin, titip Renjun Putih ya."

Guanlin: "Jangan tinggalkan kami!" Guanlin memukul-mukul pelan bahu Yiyang, "Aku juga tidak mau mengurus Renjun Putih!"

Jisung: "Sudah kubilang jangan menikah dengan Yiyang!" Jisung menatap iba pada ibu Guanlin.

[di bangku penonton]

Ryujin: "Hehe, ceritanya semakin menarik."

Karina: "Aku bertaruh Renjun Putih akan menghabisi ibu dan kakak tirinya dalam satu hari."

Eric: "Apa hanya aku yang merasa skenarionya sedikit berbeda dengan cerita aslinya?"

Promote:

[02/12/2023] teodora nouri <3

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 210K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
SAMA AKU AJA By Ry

Science Fiction

1.3M 61.6K 35
🌹 🌹 🌹 🌹 Oya. Cerita ini aku private! So, yang mau baca, bisa follow terlebih dahulu 😄 Muachhhh...
4.5K 194 93
DIMOHON UNTUK PARA READERS UNTUK TIDAK VOTE TERLALU BANYAK DI NOVEL TERJEMAHAN KARENA AKAN KENA BANNED/HAPUS DARI WATTPAD MTL DARI VERSI WEBSITE RAW...
170K 7.1K 35
"Dia seperti mata kuliah yang diampunya. Rumit!" Kalimat itu cukup untuk Zira menggambarkan seorang Zayn Malik Akbar, tidak ada yang tidak mengenal d...