D'E Sella Vian [End] [Terbit]

بواسطة huswarelci

1.1M 59.7K 1.9K

Bagaimana jika kalian sudah dijodohkan dengan seorang mafia? Tidak tidak, bukan cowonya yang seorang mafia... المزيد

Prolog
1. Kesepakatan
2. Him?
4. vicious
5. Kidding
6. Dia kembali
7. Agreement
8. Vian Yang Salah, Atau Orang Tuanya?
9. Three Years
10. Sick
11. ⚠️Dead⚠️
12. Job?
13. Share
Bio karakter
14. Naughty
15. Wolf
16. Vian.... (18+)
17. Kesal
18. Empat Sekawan
19. Pemimpin
20. Can?
21. Don't
22. Siluet
23. Remember
24. Card
25. Difficult
26. Amarah (18+)
27. Forgive me
28. Dor ⚠️
29. Manipulative⚠️
30. Rasa Yang Berubah
31. Girlish
32. Wedding (End)
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra part 3
Info Again
Detail
Novel dan Ebook

3. Never

38.6K 2K 21
بواسطة huswarelci


"Ngapain ndut?" Tanya Davian seraya mengambil amplop yang sepertinya berisi surat yang akan di masukkan oleh Tio ke dalam loker sekolah milik Relci.

Tanpa meminta izin terlebih dahulu, Davian langsung saja membuka amplop itu dan membacanya. Sedangkan Tio sudah waswas sekarang. Padahal dia udah bela-belain datang ke sekolah lebih awal buat ngasih surat itu.

Davian terkekeh setelah membaca surat tadi, "surat cinta, huh? Masih ada ternyata yang beginian." Davian kembali terkekeh. Pandangannya menelisik penampilan Tio dari ujung kepala ke ujung kaki.

"Lo mau nembak Relci dengan badan yang mirip tong ini? Haha.... ngelawak lo?" Ejek Davian.

"E-emang kenapa kalo badan a-aku besar? Relci bukan orang yang mandang fisik."

Davian merasa di tantang dengan perkataan Tio barusan. Dia mendekat dan mendorong tubuh besar Tio hingga membentur loker-loker di belakangnya, "nggak usah sok paling kenal Relci sialan!" Bentak Davian di depan wajah Tio sambil menarik kerahnya. "Lo-"

"Vian." Panggil Relci dingin, membuat tangan Davian yang hendak memukul Tio menjadi terhenti.

"Lepasin dia," Ucap Relci.

"Tapi dia-"

"Lepasin Cale Daviandra," Tekan Relci tidak ingin di bantah lagi.

Davian mendengus dan melepas genggaman tangannya di kerah baju Tio dengan kasar.

"Pergi ke kelas lo Tio." Tio mengangguk dan pergi dari sana.

"Nggak usah buat ulah, masih pagi." Peringat Relci dan hendak pergi dari sana juga.

"Kita udah ketemu, lo nggak lupa sama kesepakatan itu kan?"

Relci menghentikan kembali langkahnya. Ah benar, kesepakatan sialan itu. Dengan gerakan cepat, Relci menarik lengan Davian untuk lebih mendekat dan mencium bibir Davian. Dia hanya menempelkannya tidak lebih.

"Udah kan, Puas lo?" Relci mendorong Davian menjauh darinya.

"Nggak, gw nggak akan pernah puas sampai lo jadi pacar gw Relci."

"Mimpi." Setelah mengatakan itu, Relci benar-benar pergi dari sana meninggalkan Davian dengan kekehannya.

Davian mengusap bibirnya, ya tidak buruk juga kesepakatan kali ini. Walaupun sebenarnya dia ingin lebih, but.... it's oke, masih ada hari lainnya.

Saat Davian memasuki kelas, ternyata tidak banyak orang yang ada di sana. Ya, ini memang masih sangat pagi. Tapi biasanya ke tiga teman atau yang sudah dia anggap sebagai abangnya itu, selalu cepat kalau berangkat sekolah.

Davian mengangkat bahunya tidak peduli, dan memilih untuk duduk di kursinya. Toh kalau mereka nggak sekolah pasti bakal ngabarin dia nanti.

Davian mengeluarkan handphone hendak bermain Game, tapi dia malah di kejutkan dengan suara pintu yang di buka dengan sangat keras.

"Mana yang namanya Davian?!" Tanya salah satu siswa berbadan besar yang mendobrak pintu tadi.

Semua yang berada di ruangan itu kompak menatap ke arah Davian. Sontak saja siswa tadi mendekati Davian dan menggebrak meja di depannya.

"Jadi lo yang berani buat adek kesayangan gw nangis hah?!" Teriak orang berbadan besar itu di hadapan Davian.

Davian tidak menjawabnya, dia malah melihat ke arah belakang pria itu. Dan benar saja, ternyata si gendut tadi.

"Jawab gw brengsek!" Emosi pria besar itu dan menarik Davian untuk berdiri berhadapan dengan dirinya.

Davian tidak takut sedikit pun, dia malah membuat gerakan menepuk-nepuk pundaknya yang di pegang pria itu, seolah-olah sedang menghapus debu di sana. "Ternyata bocah itu bukan cuma gendut, tapi juga pengecut, huh." Ucap Davian dengan menatap ke arah Tio.

"Dasar brengsek, Hajar dia!" Perintah siswa tadi pada ke tiga temannya yang lain.

Perkelahian itu tidak bisa di hindari, dengan posisi Davian yang dikeroyok empat orang. Benar-benar para pecundang sialan.

Semua siswa lain yang berada di kelas jadi ikutan panik, ada yang berteriak, dan ada juga yang berlari ke luar untuk memanggil guru.

●●●●

Plak!

Satu tamparan keras melayang ke pipi Davian yang masih terdapat luka segar dan sekarang di tambah lagi dengan yang ini. Sudut bibirnya kembali mengeluarkan darah.

"Kenapa kau terus membuat ulah Davian?!" Tanya Garvi dengan nada tinggi. Dia sangat kesal karena di panggil oleh kepala sekolah akibat ulah Davian, padahal dia sedang meeting dengan klien penting di kantor tadi.

"Kau sudah besar, bukan anak kecil lagi yang berkelahi hanya karena masalah sepele. Kenapa juga sikap mu sangat berbanding terbalik dengan kakak mu Varesh? Seumur hidup dia tidak pernah bertingkah sepertimu yang membuat malu Daddy seperti tadi."

Davian tidak menjawabnya, dia hanya diam dan terus memandang ke bawah. Lagian dia juga sudah terbiasa dimarahi seperti ini.

Melihat Davian yang tidak merespon apa-apa membuat Garvi menjadi frustasi, dia tidak tau lagi harus mendidik Davian seperti apa.

"Daddy lelah, urus saja masalah ini sendiri dengan orang tua siswa tadi."

Sampai mobil Garvi keluar dari parkiran pun Davian tidak kunjung mengangkat kepalanya.

_________________________________
________________________

"Lo harusnya di rumah aja nggak usah ikut nonton." Ucap Elio sedikit meringis melihat kondisi wajah Davian yang babak belur. Belum lagi aura yang di keluarkan kembaran dan temannya sejak tadi membuat dia merinding.

Elias dan Brayen juga belum berbicara dengan Davian sejak perkelahian di sekolah tadi pagi. Davian hanya lepas dari pandangan mereka sebentar dan sudah mendapat masalah.

"Vian pengen ketemu Relci." Ucap Davian tiba-tiba.

Elio berdecak, "lagi? Ngapain sih dek? Lo tau kan dia bakal tetep nolak walaupun lo berusaha deketin terus."

"Vian tetep mau ketemu Relci." Kekeh Davian.

Brayen menghela napas berat, dia juga nggak tega terus melihat Davian seperti ini, "Relci pasti ada di sini juga, yang bakal balapan sama Elias nanti Bintang."

Mendengar hal itu, buru-buru Davian bangun dari duduknya menuju tempat diamana kemungkinan Relci dan teman-temannya berada sekarang.

"Ngapain lo bilang sih?" Tunding Elio pada Brayen.

"Biarin aja, kalau nggak dia bakal gitu terus," jawab Brayen.

"Relci." Panggil Davian saat sudah berada di tempat Relci dan teman-temannya.

"Apa?" Jawab Relci tanpa melihat ke arah Davian, dia sedang sibuk membuka kotak makanan yang entah punya siapa, namun sepertinya Davian tau itu punya siapa.

"Gw mau ngomong sebentar," jawab Davian.

"Nggak bisa, Gw lagi sibuk," tolak Relci mentah-mentah masih dengan kegiatannya.

"Sebentar aja."

Relci mengehela napasnya, dan mengarahkan perhatiannya ke Gema yang ada di samping dirinya, "makan sampai habis oke? Aku pergi sebentar. Gw titip Gema, jangan sampe lecet." Peringat Relci pada teman-temannya sebelum pergi dengan Davian.

Setelah sampai di tempat yang hanya ada mereka berdua, Davian langsung menjatuhkan kepalanya di bahu Relci, "sebentar aja, biarin gw gini sebentar," pinta Davian pelan.

Sedangkan Relci hanya pasrah saja, dia tidak melakukan apapun selain membiarkan Davian bersandar di bahunya. Dia tau kalau Davian sudah bersikap seperti ini pasti sudah terjadi sesuatu, tapi sebentar,

"Muka lo kenapa?" Tanya Relci tersirat nada khawatir setelah menjauhkan Davian sedikit darinya.

Davian menggeleng, "kalau gw nanya jawab Vian," tekan Relci.

"Berantem tadi pagi," adu Davian akhirnya.

Relci mencoba menyentuh memar-memar yang ada di pelipis Davian, "udah di obatin?" Davian mengangguk.

"Relci?" Panggil Davian pelan.

"Kenapa, Ada yang sakit?" Tanya Relci.

Davian kembali menggeleng, "kalau gw yang duluan datang dalam hidup lo, apa lo bakal nerima gw?"

Mendengar hal itu, Relci langsung menjauhkan dirinya dari Davian, "mungkin, kalau emang lo yang gw mau." Setelahnya Relci pergi dari sana, meninggalkan Davian yang dalam pikirannya sendiri.

'Apa gw harus ngebunuh Gema juga biar lo mau sama gw Relci?'

_________________________________
________________________

Yang udah baca Gema Relci pasti tau ini udah sampe bagian mana kan? Estrella memang belum muncul.

Jangan lupa vote, komen, and follow

See you all.....

Jum'at, 1 Desember 2023
Ig : huswarelci
Ttk : huswarelci


واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

VINCENZO✓ بواسطة LynxVers04

قصص المراهقين

909 50 12
"Vincen, gue bawah bekal buat lo." "Hm" ...... "Vincen, gue boleh nebeng gak sama lo?." "Gak, sibuk." ...... "Vincen, mau gak jadi pacar gue...
491K 29.3K 52
#FOLLOW DULU SEBELUM BACA! #MASA REVISI Biasanya di dalam sebuah hubungan, cowo lah yang akan memegang kendalinya. Namun, Bagaimana jika yang terjadi...
932 318 7
PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ‼️⚠️ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. 17+ "Mah Echa gamau di jodohin, kakak aja belum nikah masa Echa duluan...
132K 26.7K 36
Salah satu petugas isekai memberiku misi mengumpulkan kuota cinta dari Male Lead. Berhubung pilihan hanya ada dua, hidup atau mati, maka aku pun mene...