BROKEN VOW

由 iLaDira69

28.1K 3.3K 166

Judul : Broken Vow Author : iLaDira69 Publish : 14 November 2023 🪴🪴🪴 Allen akan memilih meneruskan tidur p... 更多

Prolog
Part 1 - Pecahan Kaca
Part 2 - Lelaki Yang Tidak Bertanggung Jawab
Part 3 - Kunjungan Kontrol
Part 4 - Pengkhianat
Part 5 - Permintaan Julia
Part 6 - Finn
Part 7 - Perpisahan
Part 8 - Bertemu Kembali
Part 9 - Kehilangan Kendali
Part 10 - Teka-teki
Part 12 - Berkemas
Part 13 - Rumah Budhe
Part 14 - Sertifikat
Part 15 - Pantai
Part 16 - Jebakan
Part 17 - Dress Code
Part 18 - Cah Kailan
Part 19 - Tergila-gila
Part 20 - Karyawan Baru
Part 21 - Kantor Baru
Part 22 - Penawaran

Part 11 - Kesempatan

1.1K 147 9
由 iLaDira69

Part 11 - Kesempatan

Beberapa minggu kemudian, Allen merasa gelisah dan tak bisa menjalani hidup dengan tenang. Pikirannya berantakan dan sulit untuk fokus saat bekerja. Akibatnya, timnya menjadi kebingungan karena kurangnya konsentrasi dari Allen.

Untuk menyegarkan pikirannya, Allen mencoba berjalan-jalan. Dia pergi menonton film sambil menikmati popcorn. Selain itu, dia juga pergi berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pribadinya seperti pakaian dan perlengkapan pekerjaan.

Secara kebetulan, Allen bertemu dengan Julia yang sedang menikmati makan siang di sebuah restoran, sambil membawa Finn dalam stroller. Kehadirannya membuat Julia terkesan kesal dan terlihat bahwa wanita itu enggan untuk berjumpa dengan Allen lagi.

"Mari kita selesaikan masalah ini," ucap Allen tanpa basa-basi.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Julia. "Aku nggak menyangka kalau kamu punya waktu luang yang banyak buat ngikutin aku."

"Aku nggak ngikutin kamu!"

Julia memutar bola matanya. "Seharusnya kamu nggak perlu nyamperin kalau kita bertemu. Anggap aja orang lain dan lanjutkan kegiatanmu."

"Sayangnya, aku nggak bisa terus-terusan seperti ini," jawab Allen dengan napas berat.

"Seperti apa?" tanya Julia sambil mengerutkan dahi.

"Mari kita selesaikan masalah ini. Bantu aku mengembalikan ingatanku."

"Kamu sudah tahu jawabannya!"

"Kali ini, aku mohon," potong Allen sebelum Julia memilih pergi. "Aku benar-benar minta maaf atas sikap kurang ajarku selama ini. Aku nggak bermaksud menyakiti kamu."

"Apa yang kamu inginkan? Kamu mau nuduh aku yang telah memalsukan pernikahan kita? Aku cuma memanfaatkan kamu dan mengambil keuntungan dari kamu? Buat apa? Aku juga bisa tanpa kamu."

"Ya, Julia. Aku minta maaf."

"Aku nggak pengin punya urusan lagi sama kamu."

"Kamu nggak bisa lari begitu aja!"

"Siapa yang lari?"

"Bukan maksudku seperti itu. Aku yang salah."

Julia memandang Allen tajam. Dia mencoba sabar di depan lelaki yang selama ini merendahkannya.

"Aku mengumpulkan beberapa bukti. Aku sudah cek ke Wedding Organizer dan vendor-vendor yang kita pakai untuk pernikahan. Kita memang mengadakan pernikahan, secara sederhana dan hanya mengundang orang-orang terdekat. Aku minta maaf sudah menuduh kamu menipuku selama ini."

Julia terlihat tenang, sejujurnya kecewa karena Allen semudah itu menuduhnya tanpa membuktikan terlebih dahulu. Lelaki impulsif yang sayangnya adalah suaminya.

"Finn adalah putraku. Aku meminta maaf karena meragukan kamu selama ini dan sikapku yang keterlaluan membiarkan kamu berjuang sendiri."

"Lalu?" tanya Julia tiba-tiba.

Allen terkejut, dia sedang merangkai kalimat agar Julia tidak tersinggung. Allen mengakui kesalahannya, Julia tidak pernah menipunya. Masa lalu mereka, Allen telah melupakan kenangan buruk itu.

"A-aku ...,"

"Julia, Julia, Sayangku."

Julia dan Allen berhenti bicara dan menoleh pada asal suara.

Seorang wanita berusia lima puluhan menghampiri mereka dengan senyum lebar dan langkah anggun.

"Oh, Tuhan! Julia, Allen, kita bertemu di sini. Apa kabar, Sayang?" ucap wanita itu dengan senyum lebar.

"Kami baik, Budhe," sapa Julia sambil memeluk wanita itu dengan senyum lebar.

"Nak Allen, kamu sudah sembuh, Sayang?"

"Sudah, Budhe." jawab Allen tak kalah ramah seperti Julia.

Dahlia, Budhe Julia pengganti kedua orang tuanya. Dahlia merawat Julia sejak sekolah menengah atas hingga lulus kuliah. Julia hidup mandiri setelah itu dan mereka jarang sekali bertemu.

Dahlia dan suaminya adalah pebisnis sukses yang sangat sibuk dan jarang pulang ke Indonesia.

Terakhir kali mereka bertemu adalah saat pernikahan Julia. Mereka bahkan datang dari Brazil hanya untuk menghadiri acara tersebut.

"Ini pasti Finn?" tebak Dahlia tepat pada bayi di dalam stroller.

"Iya, Budhe."

"Lucunya," ucap Dahlia dengan gemas sambil mencubit pipi Finn pelan.

Finn bangun dan menggeliat, dia merengek manja dan Julia mengeluarkannya dari sana.

"Cucu Budhe besar sekali, sama seperti papanya."

"Iya, Budhe," jawab Julia sambil meletakkan Finn di pangkuan Dahlia.

Dahlia mengagumi bayi itu dan menciumnya gemas. Dia terpesona, bayi yang baru berusia beberapa bulan terlihat lebih besar dari usianya.

"Budhe kapan datang? Pakde ikut?" tanya Julia dengan antusias sambil mengusap bahu Dahlia.

"Iya, ikut. Kami sampai kemarin pagi. Masih capek tapi ada meeting tadi. Ini Budhe beli makanan, Pakde kamu ngambil mobil di basement," jelas Dahlia.

"Berapa lama Budhe di sini?" tanya Allen ikut meramaikan percakapan.

"Paling lama satu bulan. Kalian berdua datanglah ke rumah Budhe. Tadinya Budhe mau telepon, tapi karena udah ketemu di sini. Budhe ngajak sekarang aja. Bawa Finn ke rumah supaya ketemu Pakde."

"Iya, Budhe. Kami akan datang," jawab Allen, mendahului Julia.

Julia memandang tajam pada Allen, namun lelaki itu pura-pura tidak menyadarinya.

"Ya, menginaplah beberapa hari. Budhe mau main sama Finn. Besok atau lusa, Allen sibuk nggak Minggu ini?" tanya Dahlia.

"Nggak, Budhe. Aku baru menyelesaikan proyek, sekarang agak santai," jelas Allen.

"Nah, itu. Ah iya, Budhe nggak bisa lama-lama. Pakde kamu sudah menunggu."

"Ya, Budhe. Besok saja kami bertemu Pakde."

"Budhe tunggu ya, ini Pakde kamu sudah menelepon," ujar Dahlia sambil memutar bola mata.

Julia segera mengambil Finn dari pangkuan Dahlia yang sedang menerima telepon. Wanita itu pamit pergi dan mengingatkan pada pasangan muda itu agar tidak lupa datang berkunjung ke rumahnya.

Setelah Dahlia pergi, Julia segera menunjukkan wajah kesal pada Allen karena sikap lelaki itu yang bersedia datang bersamanya.

"Apa maksud kamu? Sekarang kamu berpura-pura baik di depan Budhe?" ucap Julia tanpa menyembunyikan emosinya.

"Aku akan memperbaiki hubungan kita. Besok kita ke rumah Budhe kamu," jelas Allen dengan senang, dia memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka lagi.

"Kamu benar-benar luar biasa," sindir Julia sambil tersenyum. "Kemarin menuduhku penipu, besok apa lagi?"

Allen terdiam, membuat Julia kehilangan selera makan. Dia meminta pegawai restoran untuk membungkus makanannya.

Pegawai restoran melaksanakan tugasnya, meskipun bingung karena harus membungkus makanan sebelum disajikan di meja.

"Julia, beri aku kesempatan kali ini. Kita sudah berjanji sama Budhe Dahlia akan datang besok."

"Aku akan berbicara dengan Budhe dan Pakde," ucap Julia dengan tegas.

"Julia, tolong, jangan lakukan ini. Aku sudah berjanji pada Budhe dan Pakde kamu,"

"Itu masalah kamu," jawab Julia enteng. Dia bangkit dari kursi saat pegawai restoran memberikan makanan yang sudah dibungkus.

"Kali ini aja, aku berjanji, hanya kali ini," pinta Allen sambil memohon kepada Julia. Dia agak memaksa mengambil alih stroller dari Julia karena wanita itu kesulitan membawa barang-barangnya. "Aku akan mengantar kamu ke mobil. Di mana kamu parkir?"

Allen tampaknya tidak akan berhenti, Julia terpaksa memberikan kunci mobilnya pada lelaki itu.

Allen dengan pasti memastikan Julia menunggu dengan tenang di lobi sebelum pergi ke basement. Julia menggoyangkan mainan di atasnya agar Finn tetap tenang. Bayi itu terlihat gelisah dan mengeluarkan suara kecil yang khas.

Beberapa saat kemudian, Allen kembali, memarkir mobil Julia di depan lobi. Dengan cekatan, dia membantu Julia memasukkan barang-barangnya ke bagasi dan Finn beserta stroller-nya ke jok belakang mobil.

"Aku akan mengantar kamu pulang," ucap Allen sambil membuka pintu penumpang untuk Julia.

Julia menunjukkan ekspresi kesal karena, seperti yang diduga, Allen tidak berniat berhenti begitu saja.

"Nggak perlu!"

"Sekalian,"

"Kamu nggak perlu ikut besok kalau mau mengantarku sekarang!" tekan Julia memberikan ancaman.

Allen tetap menunjukkan wajah tenang meskipun di dalam hatinya, perasaannya sedang senang. Julia akhirnya memperbolehkan Allen untuk ikut ke rumah Budhenya besok.

"Baiklah, kamu hati-hati," pesan Allen sambil menutup pintu.

Dia mengelilingi bagian depan mobil dan membuka pintu kemudi untuk Julia, mempersilakan wanita itu masuk dan meninggalkan mal.

***

Jakarta, 09 Desember 2023

Hello, kalian bisa baca duluan novel ini di Karyakarsa. Harganya murah meriah.







繼續閱讀

You'll Also Like

16.1K 1.6K 24
[he fell first, he fell helplessly harder] Ini tentang dia, perempuan berusia 22 tahun yang dipaksa oleh dunia untuk menjadi kuat. Bahwa ia tidak bol...
2.7K 290 6
bagaimana jadinya jika SMA MoriMori yang khusus laki-laki terdapat satu murid cewek? eeee... antara surga dunia sm neraka dunia sih:v Sedikit ooc WAR...
6.8K 632 1
Arvino #02 [21+] Bibirku mencium kasar lehernya, memberikan tanda kemerahan di sana, memastikan bahwa besok pagi wanita itu tidak akan bisa ke mana-m...
5.2K 351 11
Disclaimer!!! Hanya cerita fiksi bukan nyata!!!