My Alpha is My Prince

By dianBee29

1.1M 103K 4.5K

Seo Heachan seorang omega biasa yang selama ini menyembunyikan aroma feromon manisnya dengan parfum menyengat... More

part1
part2
part3
part4
part5: ujian
part6:Bersama pangeran
part7:Serangan
part8:My Omega
part9: Siapa Haechan?
part10
part11
part12
13
part14
part15
part16
part17
18
19
20
22
23
24
25
26
27.
28
29
30
Part31
part32
part33
34
part35
part36
part37
part38
part39
40
48
41
42
43
44
45
46
47
49
50
51: Ekstra Part

21

24.4K 2K 84
By dianBee29

Mata Haechan mulai mengerjap pelan hingga akhirnya terbuka lebar saat merasa dirinya berada di pelukan seseorang dengan napas yang teratur dan detak jantung yang berbunyi, feromon kayu-kayuan serta hutan pinus yang menyapanya secara langsung membuat detak jantungnya jadi berpacu lebih kencang dari sebelumnya.

Dengan takut-takut dia mengangkat wajahnya dan benar saja dia menemukan wajah tampan alpha nya serta pengeran putra mahkota yang terlelap dengan nyaman, lalu Haechan berusaha untuk melepaskan dirinya secara perlahan agar tidak menganggu tidur pangeran yang dia hormati meskipun hal itu sulit untuk dilakukan karena tubuhnya yang sedang dalam keadaan tidak baik dan Mark yang tiba-tiba saja mempererat pelukannya.

Akhirnya Haechan pasrah, dia diam dan kembali menatap wajah tampan yang selama ini tidak berani untuk dia pandang, wajah tampan dengan rahang tegas, bibir tipis, hidung bangirnya dan alis tebal yang menambah pesona ketampanannya yang selalu diidamkan oleh banyak omega di luar sana, membuat Haechan jadi berpikir ulang untuk tidak pernah jatuh cinta pada satu manusia di depannya ini serta alpha yang telah ditakdirkan, dia tidak boleh terlalu lancang untuk menaruh rasa pada seorang pangeran yang harus dia hormati.

Betapa lancang dirinya jika dia berani untuk melangkah jauh dengan mengatakan jika dia adalah omeganya, Mark terlalu sempurna dia pintar, menawan, kuat dan dihormati oleh semuanya bagaimana mungkin dia harus menarik Mark dalam lingkaran kehidupannya yang begitu suram, dengan perbedaan kasta yang berbeda jauh, Mark pantas mendapatkan yang terbaik daripada dirinya seperti Jeno dengan Jaemin.

"Akh...." secara reflek Haechan memegang tangannya yang sakit dan sangat panas dari biasanya, semakin dia menolak dan dekat dengan alpha maka simbolnya akan berubah seperti pisau dengan lelehan besi panas yang menusuk-nusuk kulitnya. "Dewi bulan, ini sangat sakit."

Haechan menangis pelan karena tidak kuasa menahan rasa sakitnya yang menjadi-jadi dan berbeda dari biasanya, rasa bersalah dan ketakutan seketika itu juga menyerangnya.

"Maafkan aku Yang Mulia." ucap Haechan pelan dan saat akan mengusap lembut pipi Mark, Haechan merenggangkan tangannya di udara, dia tidak berani untuk menyentuh wajah pangeran yang dia hormati itu.

Saat akan menurunkan, tiba-tiba saja mata emerald itu terbuka dan menggenggam tangan Haechan serta menempelkannya di pipinya, lalu dia mengusap lembut air mata Haechan yang masih terlihat basah.

Haechan tentu terkejut bukan main, mendadak dia berubah jadi patung karena terlalu terkejut serta tidak tahu harus bereaksi seperti apa di hadapan pangerannya dengan posisi yang sangat dekat serta berhimpitan, Haechan yang menjadikan lengan Mark sebagai bantalnya. "Yang Mulia...."

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu menangis, tapi aku mohon jangan menangis karena entah mengapa itu menyakiti perasaanku juga." Mark tetap mengusap lembut pipi Haechan lalu menyatuhkan kepalanya dengan kepala Haechan.

"Yang Mulia, kita harus bangun, posisi kita...." Haechan terlihat gugup dan panik sekarang, terlebih saat dia mendengar ucapan Mark yang sanggup membuat hatinya meleleh namun juga merasa bersalah.

"Biarkan seperti ini dulu, tidak lama." Mark memotong ucapan Haechan dan meredam perasaan sedihnya, dia memejamkan matanya dia bisa merasakan kesedihan Haechan, dia tahu apa yang omeganya pikirkan yang tidak akan jauh dari dirinya yang takut dan berusaha menolak takdirnya ataupun menganggap dirinya terlalu sempurna untuk menjadi pendampingnya.

Mark merasa sangat sakit saat melihat omeganya kesakitan karena dia menolak takdirnya dan tandanya memanas, terlebih dari dekat dia mendengar omeganya menangis, ucapan kata maaf itu sangat menyanyat hatinya. Sebenarnya Mark sudah bangun saat Haechan bangun dan mencoba untuk melepaskan dirinya, tapi karena tidak ingin melepaskan dirinya jadi dia memeluknya dengan erat.

"Apapun yang terjadi aku akan tetap berada di sampingmu, 'My Omega' " ucap Mark dengan pelan.

Haechan terkejut bukan main, dia jadi berpikir apakah Mark sudah tahu tapi dia rasa tidak karena Mark tidak langsung menegurnya ataupun memaksanya untuk memberitahu tanda simbol takdir mereka, itu artinya dia masih aman sepertinya.

Sedangkan di depan pintu yang terbuka sedikit terlihat Doyoung yang terlihat terkejut bukan main melihat posisi Haechan tidur dengan putra mahkota yang tidur tepat di sampingnya, awalnya dia hanya ingin melihat kondisi Haechan tapi dia justru disuguhi oleh pemandangan romantis itu, dia memang tahu jika pangeran Mark menaruh rasa pada Haechan tapi dia tidak pernah berpikir jika hubungan mereka sudah sejauh itu.

Sedangkan Taeyong hanya tersenyum saja melihat pemandangan di depannya yang terlihat sangat manis serta membahagiakan itu.

"Yang Mulia permaisuri...." ucap Doyoung pelan dan tidak ingin mengganggu dua orang yang berada di kamar itu.

Mendengar suara Doyoung, Taeyong menarik pelan Doyoung untuk menjauh  dan menutup pintu kamar itu dengan pelan serta hati-hati juga.

"Yang Mulia permaisuri, pangeran dan. Haechan...." Doyoung menatap Taeyong bingung untuk menjelaskan semuanya saat permaisurinya itu membawanya menjauh serta berada di tempat yang sedikit sepi, sepertinya itu akan menjadi pembicaraan yang serius dan rahasia.

"Biarkan saja, anakku sedang dalam tahap jatuh cinta dan mencintai seseorang secara gila." ucap Taeyong dengan senyum senangnya dan sama sekali tidak terganggu.

"Yang Mulia bagaimana jika ada yang melihat mereka berdua? Posisi pangeran Mark akan terancam dengan berita tidak benar dan Haechan akan dicelah, Yang Mulia." Doyoung sangat khawatir.

"Aku tahu rasa khawatirmu tapi mereka akan baik-baik saja, percayalah tidak akan terjadi apapun sekalipun ada orang lain yang melihat dan membocorkan semuanya, mereka telah ditakdirkan untuk menjadi satu Doyoung, aku percaya hal itu." ucap Taeyong dengan lembut.

Doyoung mencoba mempercayai Taeyong serta berdoa semoga Haechan dan Mark baik-baik saja dan tidak ada yang melihat mereka berdua dalam posisi seperti itu selain dirinya dan Taeyong.

"Doyoung jangan pernah bocorkan pada siapapun, aku mohon biarkan Mark berusaha mendapatkan cintanya." ucap Taeyong denhan tatapan memohon dan membuat Doyoung terkejut karena tidak percaya Taeyong akan memohon padanya.

"Yang Mulia tidak perlu memohon seperti itu, saya akan tutup mulut Yang Mulia karena saya menyanyangi Haechan seperti adik saya sendiri." ucap Doyoung serius dan Taeyong tersenyum senang. "Boleh saya bertanya Yang Mulia?"

"Tentu saja, kau boleh bertanya apapun padaku." ucap Taeyong lembut.

"Mengapa Yang Mulia tidak mempermasalahkan jika putra mahkota bersama dengan Haechan, anda bahkan terlihat sangat senang beda saat dengan nona Mina, anda terlihat sangat memperingatkan Pangeran Mark untuk mengingat tanda pair fate abadinya?" tanya Doyoung sangat penasaran. "Maaf jika saya terlalu lancang Yang Mulia."

"Karena Haechan istimewa, aku percaya jika dia akan menjadi omega anakku dia sangat cocok dengan Mark, aku mempercayai jika mereka adalah pair fate abadi tinggal menunggu kebenaran untuk terungkap." ucap Taeyong dengan senang meskipun sebenarnya dia sudah tahu jika mereka adalah pasangan yang ditakdirkan hanya saja dia tidak memberitahu Doyoung dan membuat tabib istananya bertanya-tanya.

"Jadi seperti itu ya Yang Mulia, baiklah saya akan mencoba percaya seperti Yang Mulia, jika dilihat-lihat mereka memang sangat cocok satu sama lain." Doyoung tersenyum kecil.

"Baiklah, sekarang ayo kita kembali kau harus melihat kondisi Haechan bukan." ucap Taeyong dengan lembut dan Doyoung menganggukkan kepalanya.

Sedangkan di dalam kamar Haechan, Mark akhirnya merenggangkan pelukannya.

"Bagaimana keadaanmu, apa ada yang sakit?" tanya Mark membangun suatu percakapan agar Haechan tidak berfokus pada ucapannya, karena dia yakin pasti sekarang omeganya sedang berpikir keras akan di identitasnya diketahui atau tidak olehnya.

"Sudah cukup baik Yang Mulia." jawab Haechan gelagapan.

"Luka di perutmu masih sakit?" tanya Mark serius.

"Sedikit Yang Mulia dan tenagaku sepertinya benar-benar terkuras habis, tubuhku terasa lemas." jawab Haechan jujur lalu dia melihat pandangan matanya kabur, matanya tidak kuat untuk terjaga dia ingin terpejam kembali. "Dan sekarang pandanganku kabur Yang Mulia."

Mendengar ucapan Haechan membuat Mark seketika itu juga panik serta khawatir, dia langsung bangun dari tempat tidur tentu setelah melepas pelukannya dengan lembut. "Aku akan panggilkan Doyoung Hyung."

Mark membuka pintu dan bertepatan dengan Doyoung serta Taeyong yang berada tepat di depan pintu. "Doyoung Hyung cepat lihat Haechan, dia merasa lemas dan pandangannya mengabur."

Mendengar ucapan Mark yang sangat khawatir dengan keadaan Haechan membuat Doyoung dengan cepat masuk ke dalam dan memeriksa keadaan Haechan.

Lagi-lagi dia merasakan mana yang menipis seperti saat itu pertama kali dia memeriksa Haechan.

Lalu Doyoung melihat luka yang disebabkan oleh energi hitam yang ternyata sudah di dalam tahap pemilihan sembuh, seperti akan sembuh total dia kembali dibuat bingung mengapa Haechan memiliki sistem tubuh yang dapat sembuh dengan cepat layaknya seorang yang mempunyai element penyembuh sepertinya, tapi dengan mengorbankan banyak mana-nya.

Haechan terlihat pucat memandang Doyoung yang terlihat serius serta kebingungan. "Aku baik-baik saja Hyung, hanya sangat lemas dan kelelahan."

"Lukamu sudah tidak sakit?" tanya Doyoung denagn memperhatikan Haechan.

"Hanya terasa sedikit Hyung, apa ada yang salah dengan tubuhku?" tanya Haechan penasaran.

"Tidak ada, kau mengalami pemulihan yang cepat." ucap Doyoung yang masih tercengang.

"Hyung, bolehkah aku tidur mataku sudah tidak kuat untuk tetap terjaga." ucap Haechan pelan dan Doyoung terkejut melihat detak jantung Haechan yang melemah.

"Jangan tidur dulu Haechan, Hyung mohon." Doyoung panik dan membuat Taeyong serta Mark jadi khawatir.

"Pangeran Mark, karena anda hanya satu-satunya alpha di sini dengan tingkat mana yang cukup tinggi, apakah anda bisa mentransfer sedikit mana anda untuk Haechan jika tidak dia tidak akan selamat." ucap Doyoung cepat dan Mark serta Taeyong terlihat terkejut begitu pun dengan Haechan.

Mentransfer mana memiliki resiko jika tubuh sang penerima tidak kuat menahan aliran energi mana pemberi sekalipun dia kehilangan mana-nya maka akan tetap berakhir dengan kematian, menstasfer mana sesuatu hal yang sangat jarang dilakukan terlebih bukan sepasang belahan jiwa ataupun saudara yang memiliki aliran darah yang sama.

"Doyoung itu akan sangat beresiko untuk Haechan, jika dia tidak kuat menahan aliran mana milik Mark." ucap Taeyong yang khawatir.

"Iya saya mengerti Yang Mulia, hanya saja jika kita tidak melakukannya sekarang nyawa Haechan juga tidak akan selamat, ini posisi yang sulit Yang Mulia. Jika kita membiarkan Haechan tanpa mentransfer mana milik pangeran  detak jantungnya akan terhenti dan kita kita kehilangan Haechan sedangkan jika kita mencoba mentransfer mana milik pangeran ada kemungkinan Haechan selamat, jika tidak maka tidak ada cara lain untuk menolongnya." jelas Doyoung dengan keputusan yang sulit dengan Haechan yang sudah berubah sangat pucat.

"Hyung, apapun yang terjadi... Aku mohon tolong jaga ibuku...." Haechan terbata-bata dia tidak tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya yang mendadak lemas, padahal tadi dia masih merasa baik-baik saja di dalam pelukan Mark, dia berpikir mungkin karena dia terlalu menolak takdirnya karena itu Dewi bulan marah dan menghukumnya, Haechan tidak masalah karena dia tahu dia salah.

Mark tidak akan membiarkan omeganya pergi, dia tidak mau kehilangan Haechan karena dia belum mengklaim Haechan sebagai miliknya, masih banyak hal yang harus mereka lakukan.

Tanpa banyak bicara lagi Mark menggenggam tangan Haechan dan menstanfer energi mana-nya sebuah cahaya hijau terang menyelimuti tangan Haechan.

"Akh...." rintihan kesakitan terdengar begitu keras, proses transfer mana memang menyakitkan pada penerima, tak lama sisa energi hitam yang masih menempep akhirnya keluar juga secara perlahan hingga Haechan benar-benar bersih, lalu kembali jatuh pingsan dan Mark menghentikan mengirim  mana-nya.

Mata Doyoung terbelalak dan dia bisa merasakan energi mana yang menguat. "Pangeran coba genggam tangan Haechan anda bisa merasakan mana-nya yang kali ini terasa sangat nyata."

Dengan cepat Mark menggenggamnya dan benar saja, dia bisa merasakan energi mana milik Haechan membuatnya kembali bertanya-tanya sebenarnya siapa Haechan.

"Bagaimana Mark, apa benar Haechan memiliki mana?" tanya Taeyong penasaran.

"Iya Bubu, Doyoung Hyung tidak berbohong. Coba Bubu merasakannya." ucap Mark yang terkejut.

Taeyong ikut merasakan dan ternyata benar, pelayan kesayangannya memiliki mana yang hanya dimiliki oleh anggota kerajaan dan membuat sangat penasaran siapa sebenarnya pelayanannya.

Perhatian mereka teralihkan saat Haechan yang mulai membuka matanya dan betapa terkejutnya mereka saat warna bola mata Haechan yang berubah yang awalnya hitam menjadi biru laut, sangat indah.

"Bagaimana keadaanmu sekarang, ada yang sakit?" tanya Mark yang khawatir dan menggenggam tangan Haechan lembut.

"Saya merasa lebih baik daripada sebelumnya Yang Mulia, ini sangat aneh apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Haechan yang masih dengan pelannya.

"Tidak apa-apa itu hanya efek dari energi hitam dan sekarang kau haik-baik saja." ucap Mark dengan lega dan langsung memeluk Haechan di depan Taeyong serta Doyoung sampai membuat Haechan memerah malu.

"Yang Mulia bisa tolong lepaskan... Permaisuri dan Doyoung Hyung melihat kita." cicit Haechan pelan, tapi Mark tidak mempedulikannya.

"Jangan pernah mengatakan kau akan menyerah seperti itu, aku tidak suka!" ucap Mark dengan serius serta menatap Haechan tajam, saat dia melepaskan pelukannya.

Tapi Haechan tahu dibalik mata tajam itu tersimpan rasa takut serta khawatirnya, lalu Haechan menundukkan kepalanya. "Maafkan aku."

"Aku maafkan lain kali tidak." ucap Mark dengan serius.

"Haechan warna bola matamu sangat indah, biru laut yang cerah." ucap Taeyong yang kagum dan Haechan kebingungan.

"Maaf maksud Yang Mulia?" tanya Haechan yang bingung.

"Warna bola matamu berubah, Haechan Hyung ingin tanya dan jawab dengan jujur." ucap Doyoung yang masih terlihat terkejut serta kagum, Haechan sendiri dia terlihat bingung tapi menganggukkan kepalanya. "Apa keluargamu memiliki darah bangsawan?"

Haechan terlihat berpikir keras tapi tak lama dia menggelengkan kepalanya. "Aku rasa tidak Hyung, ibu hanya omega biasa, jika tentang ayahku aku tidak tahu."

Haechan terlihat menundukkan kepalanya dan menutup matanya.

"Ah tidak apa Haechan, maaf jika pertanyaanku menyinggungmu." Doyoung jadi merasa bersalah.

Lalu tak lama Haechan mengangkat kepalanya dengan cepat dan menggeleng pelan seketika itu juga mereka bertiga melihat warna bola mata Haechan yang biru kembali menjadi coklat seperti biasanya. "Tidak Hyung, Hyung tidak salah aku baik-baik saja."

"Tidak perlu dipikirkan lagi Haechan, warna bola matamu sudah kembali seperti semula, mungkin tadi hanya efek dari transfer mana milik Mark." ucap Taeyong dengan lembut dan menenangkan Haechan yang terlihat kebingungan. "Bubu akan menyuruh pelayan untuk membawakan makanan ke sini, kau belum makan bukan? Dan kau juga harus makan putra mahkota."

Taeyong keluar dari kamar Haechan. Doyoung terlihat bingung dengan Haechan yang begitu misterius.

"Iya mungkin karena efek transfer milik pangeran, jadi ada sedikit perubahan pada dirimu yang terlihat seperti seorang anak bangsawan dan membuat Hyung kebingungan tadi tapi karena warna bola matamu telah kembali seperti semula, mungkin itu hanya sekedar efek transenfer." ucap Doyoung dengan lembut.

"Itu tidak membahayakan untukku bukan Hyung?" tanya Haechan takut.

"Tidak, kau akan baik-baik saja yang perlu kau lakukan istirahat yang cukup, jangan terlalu banyak berpikir dan makan yang teratur, mengerti." Doyoung tersebut lembut dan Haechan mengangguk mengerti dengan tersenyum juga.

Lalu setelah itu Doyoung keluar dari kamar Haechan serta masih memikirkan soal Haechan yang berbeda, apa yang dikatan permaisuri Taey benar, Haechan istimewa mungkin karena itu Mark jatuh cinta.

Tak lama Taeyong kembali dengan membawanya nampan makanan untuk Mark serta Haechan juga, tapi pelayan lain tidak ada yang dibiarkan untuk masuk ke dalam kamar Haechan.

"Kalian makanlah, Bubu akan keluar dan Haechan aku sangat senang bisa melihatmu sudah pulih kembali seperti biasa, setelah makan jangan lupa untuk istirahat lagi dan Mark kembali ke paviliunmu, jangan menempatkan Haechan pada situasi yang sulit jika ada yang melihatmu di sini." ucap Taeyong lembut, Mark hanya mendengus malas mendengar perintah ibunya meskipun tidak salah juga.

TbC
Maafkan typo dan lainnya ya
Dari tadi eror mau buka part ini, sekalinya bisa malah ke up sendiri tadi terus aku unpublis karna kurang dikit ceritanya😭
Makasih banyak untuk semua yang sudah baca, sampai bertemu di part selanjutnya 💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

238K 26K 40
__________________ Doyoung di tinggalkan di hari pernikahannya, sementara Jaehyun di Campakkan tepat semenit sebelum Janji Suci di ucapkan.
119K 9.6K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
77.2K 5.4K 47
mimpi apa bisa di jodohin sama crush yang di idam idam kannn 🥵 ! start 01 juli 2022 ! end 24 september 2022
9.1K 1.3K 9
Johnny Seo si ganteng keturunan Korea-Amerika ini datang ke Thailand buat nemenin mommy-nya perjalanan bisnis selama 30 hari. [!]Warn : Gay, Yaoi, Bo...