30 Days With Mr. Arvand

By kelinci_pincang

8.3K 742 83

"Lo ribet banget sih jadi orang? Temen gue itu baik,ganteng, mapan, kurangnya apa coba?" "Kamu siapa? Datang... More

Prolog🌼
Part 1
Part 2
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12

Part 3

613 56 6
By kelinci_pincang

Selamat datang dipart 3 yah

Vierra termenung memikirkan keputusan yang sudah dirinya buat, apakah sudah tepat?

Sebenernya terserah sih dia mau ngasih syarat apa yang penting status Gue tetep jomblo. Batinnya sembari menatap keluar jendela, tiba-tiba sebuah notifikasi menyadarkannya.

Arvand Kakak Nabila_-

Ini punya kamu?
(Send A picture)

Kalo iya kenapa?
Ada yang salah?

Ada
Namanya aneh, konyol

Jujur gue gak perduli sih_-

Kamu tidak marah?

Kurang kerjaan, ngapain gue marah-marah.
Lo ngechat gue karna itu doang?

Iya

GILA!

Vierra menatap ponselnya dengan perasaan kesal yang tak terbendung lagi, "Demi apapun ya, gue kira ini penting!"

"Dan kenapa banyak banget yang ngatain Toko bunga gue, apa salahnya gue namain pake nama warna? Harus gitu gue namain pake nama gue, males banget!!!"

Sejujurnya, dirinya enggan jika harus berdekatan dengan seorang pria yang menurutnya tidak terlalu penting. Singkatnya, gadis itu enggan berurusan dengan seseorang yang tidak dikenal jika tidak menguntungkannya.

Seperti beberapa hari lalu, seorang customer datang membeli sebuket bunga untuk pacarnya bersama sahabatnya. Sayangnya, sahabat pria itu tertarik padanya dan mencoba untuk mendekatinya.

Dia tak menyukainya, bukan karna sok jual mahal atau pun ingin dikejar. Tapi, rasanya Vierra tidak bisa jika harus menghadapi pria yang menyukainya, dirinya akan mengusir pria tersebut, baik itu dengan membuatnya risih ataupun cara lainnya.

Dan kali ini, Kakak dari Nabila malah bersikap seolah mengenalnya. Ayolah, Vierra enggan menghadapi pertanyaan tidak jelas seperti ini. Dia lebih memilih mendengarkan beberapa lagu sembari membaca buku yang terpajang indah di tokonya.

Gadis itu menghela nafasnya, "Gue harus lakuin ini, karna memang ini cara yang paling baik buat bales semua kebaikan dia,"

Matanya menelisik ke arah tulip kuning yang melambangkan 'Persahabatan'. "Gue gak sejajar sama dia," bahkan bisa berteman dengan Rain,Hitto, dan Raihan Masih menjadi hal yang paling disyukurinya.

"Biar gimana pun, pangeran itu pasangannya putri Raja. Bukan Koki kerajaan, pelayan, atau bahkan budak sekalipun. Kisah cinta Cinderella itu adanya di dunia fiksi,"

"Karna di dunia nyata banyak banget yang mandang cinta bukan lagi dari hati. Tapi dari fisik, harta, tahta, dan juga jabatan" lanjutnya sembari menyesap coklat panas ditengah guyuran hujan yang membasahi atap rumahnya.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, "Vierra, makan malam dulu sayang"

Dengan cepat gadis itu bangkit dari kursi dan menghampiri ibunya, Wanita paruh baya yang sudah tua tapi sampai sekarang belum bisa menimang seorang cucu.

Gadis itu mengecup pelan pipi Ibunya," Hari ini ibu masak apa? Aku harap bukan daging-daging an lagi, aku maunya sayuran Bu" Ucapnya dengan nada merajuk yang menggemaskan,

Sang Ibu mencubit pelan pipi putrinya, "Iya-iya, Ibu masak sayur kesukaan kamu tuh!"

Matanya berbinar, "Kung lao?"

"Kangkung nak!" Koreksi sang Ibu, lantas Vierra tertawa terbahak-bahak.

"Lama-lama kamu kayak kambing, sukanya makan daun-daunan terus" lanjut sang Ibu sembari mencubit pelan pipi Putrinya,

Vierra tersenyum manis, "Gapapa, Artinya Ibu jadi kambing juga" dengan secepat kilat gadis itu berlari menuju ruang makan.

"VIERRA!!!!" Teriak sang Ibu sembari mengejar anak perempuan satu-satunya.

Tanpa Vierra sadari, Ponselnya berdering. Ada panggilan masuk dan dia tidak menyadarinya karna ponselnya tertinggal dikamar.



Sedangkan sang Penelfon diseberang sana sedang cemas, karna sudah beberapa hari belakangan ini Vierra seperti hilang tanpa kabar sampai dirinya menyadari jika gadis itu memblokir kontaknya.

"Lo kemana sih? Lo baik-baik aja kan Vi?"Ucapnya sembari mencoba menghubungi Vierra sekali lagi,

Pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan sosok sang adik yang tersenyum sembari menenteng beberapa Buku yang dia duga adalah tugas kuliah adiknya.

"Kakak lagi ngapain? Nelfon Kak Nabila? Mending bantuin aku ngerjain ini dulu deh, pusing kepalaku!"

Pria itu menggelengkan kepalanya, "Engga. Kakak lagi telfon Vierra, ga diangkat"

"Oh Kak Vierra, dia kayaknya lagi jauhin kakak deh. Tapi ya baguslah, Aku pengen liat cewek sebaik kak Vierra bahagia. Walau sebenernya aku lebih seneng Kak Vierra jadian sama kakak sih.."

Ucapannya itu mendapat balasan tatapan Tajam dari kakaknya,

"Maaf kak, tapi serius. Kak Vierra baik banget, sosok yang jarang aku temuin. Hatinya tulus, baik, walau keliatan galak"

Dia emang baik, sampe-sampe sering jadi bahan bully batinnya tanpa berniat menjawab pertanyaan sang adik.

Pria itu Raihan, lebih memilih membantu sang adik untuk mengerjakan tugas kuliahnya daripada harus menghadapi keinginan aneh adiknya.

Dia emang baik, dan satu-satunya cewek yang gak terpesona sama Gue Lagi, itu hanya bisa dia ucapkan dalam hatinya.

Disisi lain, Arvand menatap aneh kearah Roomchatnya. Malam ini, pria itu sudah berada didalam kamarnya. Mengapa Vierra seperti kesal karna menerima pesan darinya, bukanlah Vierra dan Raihan tentu sering berbalas pesan dengan topik tidak jelas kan?

Sayangnya Arvand lupa, dalam sebuah persahabatan ada yang di sosial media tak saling sapa tapi di dunia nyata seperti saudara. Jujur saja, Arvand memberikan syarat ini karna dirinya yakin 100% Vierra adalah gadis gadis genit yang biasa dia lihat. Tapi, mengapa sekarang dirinya mulai ragu?

"Saya pastikan kamu tidak akan mempertahankan topengmu dalam waktu lama, Vierra"Arvand yakin jika gadis itu akan luluh nantinya.

Kenapa? Karna dirinya tampan, kaya, berwibawa, dan merupakan calon suami impian setiap orang.


Tapi Arvand lupa, tidak semua orang mempunyai jalan fikiran yang sama. Termasuk seorang gadis yang kini sedang tersenyum memandangi ribuan bintang dilangit.



"Kamu gak tidur Vi?"Panggil sang ibu, Yang membuat Vierra menolehkan kepalanya,

Gadis itu tersenyum, "Eh Ibu. Nanti aja bu, Aku masih betah disini"

"Raihan sebentar lagi mau menikah ya?"

Vierra menganggukkan kepalanya, "Iyah Bu, dia lagi nunggu restu dari kakaknya Nabila. Bantu doa aja Bu, supaya Dia cepet dikasih restu"

Sang Ibu berjalan kearahnya, "Kamu gapapa kan Vi?"

"Emangnya aku kenapa? Aku baik-baik aja Bu" Kini Vierra menatap lekat wajah Ibunya,

"Kamu dari dulu bareng terus sama Raihan, emang ga ada perasaan sama sekali? Kamu gak cemburu? Kamu gak baper karna selama ini dia baik sama kamu?" Pertanyaan panjang lebar tersebut membuat Vierra mengulum senyumnya,

"Bu, sebaik apapun orang sama kita. Batas ya tetap batas. Aku gak papa kalau itu yang bikin Ibu khawatir. Dia baik, ganteng, kaya, perduli lagi"Ucapnya sembari mengingat-ingat kebaikan Raihan selama ini,

"Tapi bu, sebaik apapun dia sama Aku, bukan berarti dia suka sama Aku. Dan juga sebaliknya, selama apapun kita bareng belum tentu kita saling suka." Lanjutnya lalu mengelus pelan tangan sang Ibu.

"Aku gak papa Bu." Ucapnya lagi, guna menenangkan hati Ibunya.

Tapi benarkah Vierra benar Baik-baik saja? Apakah tidak terbesit perasaan Cemburu ataupun takut kehilangan dihatinya?

Sepertinya gadis itu belum menyelami hatinya lebih dalam, sehingga belum mengerti apa yang dirasakannya saat ini.























Hellow brohkk maaf ya updatenya lama, tapi jangan lupa Vote dan komen yaw

Continue Reading

You'll Also Like

128K 5.6K 44
Sequel Luci Is A Fat Girl❤ Orang bilang,mempertahankan itu lebih sulit dari pada mendapatkan.Hal itulah yang di alami oleh Adrian dan Luci dalam memp...
1.5M 102K 39
Hanya sebuah cerita pesakitan dari dua entitas berwujud manusia. Mereka adalah Arshadara Bilqis dan Khalifah Fil Ardhi, dua insan yang bersatu dalam...
109K 7K 22
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...
1K 157 15
"Aku tidak mencintai milik orang lain, aku mencintai Raga sebelum dia dimiliki orang lain."