BROKEN VOW

By iLaDira69

28.1K 3.3K 166

Judul : Broken Vow Author : iLaDira69 Publish : 14 November 2023 🪴🪴🪴 Allen akan memilih meneruskan tidur p... More

Prolog
Part 1 - Pecahan Kaca
Part 2 - Lelaki Yang Tidak Bertanggung Jawab
Part 3 - Kunjungan Kontrol
Part 4 - Pengkhianat
Part 5 - Permintaan Julia
Part 6 - Finn
Part 7 - Perpisahan
Part 8 - Bertemu Kembali
Part 10 - Teka-teki
Part 11 - Kesempatan
Part 12 - Berkemas
Part 13 - Rumah Budhe
Part 14 - Sertifikat
Part 15 - Pantai
Part 16 - Jebakan
Part 17 - Dress Code
Part 18 - Cah Kailan
Part 19 - Tergila-gila
Part 20 - Karyawan Baru
Part 21 - Kantor Baru
Part 22 - Penawaran

Part 9 - Kehilangan Kendali

1.4K 188 13
By iLaDira69

Suara tangisan yang memecah keheningan tiba-tiba mengganggu ketenangan. Allen menautkan dahi, belum membuka kedua matanya. Suara asing yang semakin jelas menusuk pendengarannya, membuat Allen tiba-tiba membuka mata.

Dalam kondisi setengah sadar, Allen merespons dengan kebingungan yang tak terkira. Suara itu semakin keras, menariknya dari kenyamanan tidurnya, memaksa dia untuk bangun.

Allen merasa ada yang salah ketika melihat seprai dan susunan tempat tidur yang tidak sama dengan kamarnya. Kamar yang dominan dengan nuansa feminin, dihiasi dengan barang-barang penunjang seperti lemari, rak, meja rias, dan tirai jendela.

Lelaki itu langsung bangkit dan memeriksa tubuhnya. Allen, yang tidak tahu bagaimana dia bisa sampai di sana, masih merasa mabuk. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya: kilatan memori muncul, suasana gelap, tawa keras, dan anggukan kepala.

Namun, suara tangisan itu membuatnya fokus. Ia bergegas ke ruang tamu dan menemukan sumber tangisan yang menusuk telinga: Julia tengah menggendong Finn dalam upaya menenangkan bayi itu.

"Ibu, saya sudah menghangatkan susu untuk Finn. Ini, Bu," ujar Seren dengan sedikit terburu-buru sambil memberikan dot pada Julia.

"Kamu cepat pergi ke sekolah, sekarang sudah siang." kata Julia pada Seren yang telah lengkap dengan seragam sekolah dan tas punggung di belakangnya.

"Iya, Bu. Saya pamit pergi dulu."

"Hati-hati, Seren."

"Bapak ...," Seren terkejut dan terhenti dalam langkahnya ketika melihat Allen yang sedang memperhatikan aktivitas mereka.

Julia memutar badannya dan hanya melempar pandangan singkat pada lelaki itu.

Seren bergantian memandang Allen dan Julia, masih terkejut menemukan Allen tiba-tiba ada di apartemen setelah beberapa hari yang lalu dia datang berkunjung.

"Bu, Pak, saya pergi dulu."

Setelah Seren pergi, ruangan menjadi hening. Finn mereda setelah mendapat dot, kini dia memandang Julia dengan mata yang tenang dan polos.

Julia bergerak duduk di sofa, dan Finn langsung mengarahkan tangannya ke mulut wanita itu. Susu dalam dot habis dengan cepat, Julia melepaskan dot dan menyusui langsung.

Untungnya kali ini Finn tidak menangis lagi seperti sebelumnya ketika dia enggan menyusu secara langsung dari Julia.

"Julia, aku minta maaf. Aku nggak tahu bagaimana caranya aku sampai di sini," ucap Allen tiba-tiba, hendak mendekat namun terhenti karena Julia sedang menyusui Finn.

Sikap Julia yang mengusir Allen dari apartemen melukai harga diri Allen. Lelaki itu memikirkannya sepanjang hari dan berakhir dengan kegelisahan.

Akhirnya, ia pergi minum untuk merenungkan bagaimana mereka bisa bertemu lagi setelah hubungan mereka berakhir. Namun, tanpa sadar, Allen minum terlalu banyak dan kehilangan kendali. Ia mulai tertawa aneh, menyangkal hubungan yang tak masuk akal itu dan tidak bisa menerima keadaan ini begitu saja.

Dokter yang awalnya Allen kira bekerja sama dengan Julia mulai mencoba menerima kenyataan. Allen kehilangan sebagian ingatannya, yang anehnya hanya tentang Julia.

"Tolong, jangan datang lagi," ucap Julia tiba-tiba tanpa menoleh pada Allen. Dia hanya fokus pada Finn di pangkuannya, sambil berupaya melindungi bagian privasi dirinya dari lelaki itu.

Allen terkejut, menemukan sikap Julia masih sama seperti saat terakhir mereka bertemu. Julia telah berubah sejak melahirkan Finn. Sikapnya menjadi dingin dan menjaga jarak dengan Allen.

"Aku meminta maaf," Suara Allen pelan dan penuh penyesalan. Dia tidak bermaksud mengganggu ketenangan Julia. Allen juga tidak menyadari bagaimana ia bisa masuk ke apartemen itu dan bahkan tidur di kamar Julia.

Julia tidak memberikan respons, dan akhirnya Allen memilih untuk meninggalkan apartemen tersebut. Dengan langkah yang berat, dia menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari pintu lobby.

Sesaat setelah duduk di dalam mobil, Allen merenung dan mencoba keras mengingat bagaimana ia bisa sampai ke apartemen Julia dengan kondisi menyedihkan.

Allen menyadari kekacauan yang telah ia ciptakan di apartemen Julia, menyebabkan ketidaknyamanan bagi penghuni lainnya hingga mereka melempar protes. Raut wajahnya menunjukkan penyesalan yang mendalam, merutuki tindakannya yang sangat tidak pantas bagi seorang lelaki dewasa.

Dengan langkah mantap, Allen keluar dari mobil dan memutuskan untuk membeli makanan sebagai tanda permintaan maaf dari area sekitar apartemen.

Dalam hatinya, Allen merasa kurang yakin dan tidak percaya diri dengan tindakannya. Namun, tujuannya hanya ingin meluruskan kesalahpahaman. Ia sungguh-sungguh tidak bermaksud mengganggu.

Allen berdiri di depan pintu Julia dan menekan bel. Setelah menunggu beberapa saat tanpa ada respons dari Julia, dengan kepalan tangan yang tegang, Allen memutuskan untuk menunggu sebentar dan menekan bel lagi.

Akhirnya, pintu terbuka dengan ekspresi kesal di wajah Julia. Allen mencoba untuk bersikap ramah, meskipun dalam keadaan gugup. Jantungnya berdebar kencang, sulit merangkai kalimat yang tepat.

"Aku tidak bermaksud ...,"

Suara tangisan bayi tiba-tiba terdengar, menghentikan kata-kata Allen. Dia menoleh ke dalam rumah, melihat Finn yang berada di boks bayi, sedang menggeliat dan menangis keras.

"Finn ...,"

"Aku nggak membutuhkan permintaan maaf dari kamu. Cukup pergi dari sini saja," kata Julia dengan tegas, dan menutup pintu.

Allen menahan pintu dengan sigap dan mengikuti Julia masuk. Bayi itu terlihat rewel pada pagi ini, membuat Julia mulai merasa lelah dan pusing, ditambah lagi dengan kehadiran Allen yang mengganggu.

"Aku akan menenangkannya," ujar Allen, mencoba membantu.

"Berhenti! Jangan!" pekik Julia, menghentikannya. "Jangan sentuh anakku dengan bau alkohol sialanmu!"

Allen terkejut, tidak menyadari aroma alkohol yang melekat pada dirinya.

"Maaf, aku akan membersihkannya," ucap Allen penuh penyesalan, lalu segera pergi ke kamar kecil.

Julia hanya bisa menghela napas panjang dan kembali fokus menenangkan Finn. Namun, bayi itu terus menangis tanpa henti hingga Allen kembali dari kamar kecil.

"Biarkan aku yang menggendongnya," pinta Allen.

Julia tetap diam, menjauhkan Finn ketika Allen mendekat. Meskipun agak memaksa, Allen mengambil alih dari Julia. Ia memeluk Finn dan meletakkannya di bahunya. Dengan luar biasa, bayi itu berhenti menangis seketika.

Julia terkejut dan terdiam, tidak bisa berkata-kata. Dia membiarkan Allen menggendong bayi itu sambil sedikit menjauh. Julia merasa sedikit lega ketika beberapa saat kemudian ruangan hanya dipenuhi oleh keheningan setelah tangisan Finn mereda.

Allen memandang Finn dengan senyum lebar. Ia menuju sofa dan duduk, sementara Finn terlihat tenang di pangkuannya.

Julia memutuskan untuk mencuci dot dan meninggalkan Allen bersama Finn bermain di ruang tamu. Dengan jelas, dia mendengar suara tawa dan ocehan kencang dari Finn.

Wanita itu membiarkan Allen berada di apartemennya hingga Finn tidur nyenyak. Julia sibuk membersihkan dan menata barang-barang, termasuk mengangkat kain bayi dari jemuran dan menyusunnya di keranjang. Kesibukan itu menjadi cara Julia untuk mengatasi rasa canggung yang terjadi di ruangan yang sama dengan Allen.

Julia mendekati Allen yang sedang memperhatikan Finn di boks bayi. Ketika lelaki itu menoleh padanya, mereka berdua saling diam beberapa saat.

"Terima kasih," kata Julia pelan.

"Ya," jawab Allen singkat.

Allen menangkap ekspresi Julia yang seakan-akan ingin menyuruhnya pergi segera. Meskipun begitu, dia merasa canggung karena telah membantu menenangkan Finn.

"Aku akan pulang," ucapnya.

"Ya."

Allen mengangguk dalam diam dan kemudian meninggalkan apartemen itu.

Julia menutup pintu dengan cepat begitu Allen keluar, hal itu meninggalkan perasaan tersendiri di dalam diri Allen.

***

Jakarta, 30 November 2023

Komen dong gaes!

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 246 28
Naskah pilihan WattpadRomanceID kategori Kisah Klasik di Sekolah - periode Juli 2023 Terlalu klasik. Jatuh cinta dengan teman, sahabat, atau bahkan s...
1M 49.2K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.2M 61.4K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
10.2K 1K 12
Side story of Ales and Sean's life that have safely landed on their destination ❤️