Yes, I'm Cinderella!

By nebulaelcarinae

14.9K 620 71

Visi : Jadi orang kaya Misi : foya-foya Visi-misi : Nikahin anak tunggal kaya raya. Rachilla Putri Mahika (... More

1. GUE GAK MAU!
2. TINGGAL ATAU PERGI?
3. TUGAS PERDANA
#4. DUH ENAKNYA JADI BABU!
#5. Kok?
#6. Harus Gimana?
#7. Enggak Usah Ngejar!
#8. FOLLBACK DONG!
#9. Party's
#10. Party (2)
#11. Hari-hari Penuh Kejutan
#12. Mainan?
#13. Siapa sih?
#14. Japan
#15. Seberapa Pantas
#16. Kesalahan
#17. Raiden's Life
#18. Gift
#19. Gift (2)
#21. Apart Rahasia Raiden
#22. Bercanda kan?
#23. Nothing
#24. Fall?
#25. Chilla dan masalalu
#26. Who is He?
#27. Life is About Moment

#20. My Little Sister

392 24 0
By nebulaelcarinae

            Badan Chilla rasanya remuk akibat perjalanan panjang Jepang - Indonesia, setelah kembali ke mansion dia bahkan tidak bergerak sedikitpun dari kasurnya. Dia terlelap begitu pulas hingga harus di bangunkan oleh madam Chi untuk sarapan.

“Nona, ayo bangun. Tuan muda sudah menunggu untuk sarapan!”

         Madam Chi menyentuh lengan Chilla agar gadis itu segera bangun, jika di ingat Madam Chi dahulu nya tidak suka akan kehadiran Chilla dan menganggap gadis itu mencari keuntungan dari kebaikan tuan muda. Tapi seakan berjalan nya waktu dia mengetahui fakta-fakta yang membuatnya tidak membenci Chilla.

        Jika madam Chi - kepala pelayan menyukai nona muda ini bukan berarti semua pelayan demikian, beberapa diantaranya diam-diam menggunjing mengenai kehadiran Chilla khususnya pelayan yang masih muda. Chilla mengetahui hal tersebut namun dia tidak pernah melaporkan nya ke Raiden. Tidak penting!

Selagi para pelayan itu tidak menggangu ketenangan nya, dia tidak peduli.

“Madam, kepala ku pusing. Masih jet lag kayaknya, boleh izin skip sarapan?” tanya Chilla sambil memejamkan matanya.

Madam Chi paham dan segera keluar dari kamar Chilla.

***

Are you ok?”

       Suara Raiden mengusik tidur tenang Chilla, baru saja dia akan menikah dengan Min Yoongi tetapi Raiden menggagalkan nya dengan membangun dia dari alam mimpi.

          Chilla menatap Raiden yang berdiri disebelah kasurnya, dia tidak bergerak sama sekali dari tempat tidurnya.

“Pusing banget, sebelumnya engga pernah begini,” jawab Chilla dengan nada lemas.

          Tadi pusing Chilla hanya sedikit saja tetapi setelah dia makan dan minum obat pusingnya malah makin bertambah. Dia menatap nanar Raiden, untungnya ini weekend jadi dia tidak perlu ikut Raiden ke kantor.

“Udah minum obat?” Raiden bertanya setelah dia duduk di kasur Chilla.

           Sebenarnya dia ingin duduk di sofa akan tetapi suara Chilla yang parau membuatnya tidak dapat mendengar dengan jelas ucapan gadis itu.

“Udah,” jawab Chilla.

“Feeling better?” tanya Raiden.

“Justru tambah pusing,” ucap Chilla sambil memejamkan mata.

       Dia tidak kuat untuk melakukan percakapan dengan Raiden, sungguh pusingnya ini kian bertambah. Kepalanya ingin meledak seketika.

         Raiden jelas mengernyitkan dahinya, perasaan khawatir muncul dengan sendirinya. Chilla tidak akan mati kan? Dia lantas meninggalkan kamar Chilla setelah melihat gadis itu kembali tertidur.

         Raiden jelas marah, siapa yang memberi obat kepada Chilla. Apakah dosisnya sesuai atau tidak, sial! Raiden pusing sendiri memikirkan nya. Dia lantas memanggil Madam Chi untuk ke ruang kerjanya.

Madam Chi tiba di ruang kerja Raiden dengan pikiran yang gelisah.

“Ada yang bisa saya bantu tuan muda?” tanya madam Chi.

        Aura ruang kerja Raiden menjadi semakin pekat entah mengapa, madam Chi bingung kesalahan apa yang dia buat atau justru kesalahan maid lainnya?

“Kondisi Mahika bagaimana?” tanya Raiden tenang.

“Kondisi nona muda kurang baik, tuan. Saya ingin melaporkan kepada tuan muda tetapi saya tadi harus mengurus pelayan yang melakukan kesalahan,” jawab Madam Chi mantap.

“Sampai sekarang saya belum menemui nona muda,” lanjut madam Chi.

        Raiden puas dengan jawaban madam Chi, dia tidak mencurigai beliau karena bagaimanapun madam Chi adalah pengasuh nya dari kecil. Lagi pula dia melihat Chilla diperlakukan sama seperti dirinya oleh madam Chi.

“Saya punya satu tugas, Ma'am. Tolong cari tau siapa yang mengantarkan makanan dan obat ke Mahika. Jangan sampai dia lepas,” ucap Raiden dengan sorot mata tajam.

“Apakah Mahika melakukan kesalahan yang tidak saya tau selama dia tinggal di mansion?” tanya Raiden memulai analisanya.

        Madam Chi tentunya kaget dengan pertanyaan Raiden, dia tidak yakin bahwa Raiden tau mengenai gosip yang beredar di mansion terkait Chilla.

“Maaf jika saya lancang tuan muda, nona tidak pernah melakukan kesalahan akan tetapi sejak tuan membawa nona ke mansion banyak gosip yang beredar,” ucap Madam Chi tenang.

        Ini adalah saatnya dia membungkam mulut-mulut pelayan yang bermimpi menjadi nyonya di mansion ini, dia mampu membungkam mereka untuk tidak bergosip tapi hanya di depannya saja. Di belakangnya dia tidak mampu mengontrol orang-orang itu.

“Gosip apa?” tanya Raiden heran.

“Gosip ini beredar di kalangan pelayan muda, saya sudah berusaha menghentikan nya tetapi mereka bebal,” jawab Madam Chi.

“Gosip yang paling parah adalah nona muda merupakan wanita yang hanya bertugas memuaskan nafsu tuan,” lanjut Madam Chi.

        Raiden menatap tajam madam Chi, dia terdiam dengan pandangan heran. Bagaimana bisa gosip murahan itu beredar di mansion nya. Dia saja baru berani mengecap bibir Chilla, itupun dengan provokasi tidak langsung dari Evelyn.

“Lalu yang paling terbaru adalah gosip tentang nona menjebak tuan muda agar bisa tinggal di mansion,” ucap madam Chi Lalu dia melanjutkan ucapannya, “dan memanfaatkan kekayaan tuan untuk berfoya-foya dengan temannya.”

        Raiden menggebrak meja dengan keras. Dia tidak sanggup mendengar gosip murahan dari para pelayan tersebut. Tidak ada satu pun gosip yang benar, alasannya menampung Rachilla bukan lah hasil dari jebakan gadis itu.

Dia selalu sanggup mengusir banyak hama dari hidupnya dan Rachilla bukan hama yang harus diusir.

“Tolong carikan penyebar gosip itu dan pastikan sore nanti temui saya seperti biasa, madam Chi!” perintah Raiden tegas.

Madam Chi menurut dan berpamitan setelah Raiden menyuruhnya pergi. Bahkan setelah kepergian madam Chi, kemarahan dari seorang Raiden tidak kunjung reda.

Sialan, pelayan itu!

****

        Chilla menatap heran dokter wanita yang sudah lumayan tua berada di kamarnya, bahkan dokter itu berbincang dengan Raiden. Dia sungguh tidak sadar dari tadi, apakah dokter itu tadi memeriksanya?

“Benar dia memakan sesuatu yang tidak boleh dikonsumsi saat dia meminum obat dengan zat tersebut. Seharusnya dia diberi bubur saja, mengapa kamu ceroboh Raiden?” tanya dokter itu.

          Chilla mendengar jelas perkataan dokter tersebut, dia memilih memejamkan mata saja dan mendengar percakapan dua orang tersebut.

“Saya tidak tau kalau dia sakit, madam Chi salah mempercayai seseorang. Tapi tidak berakibat buruk kan?” tanya Raiden cemas.

“Tidak terlalu buruk, tetapi tidak baik juga. Saya sudah resep kan obatnya nanti tolong ditebus ya!” jawab dokter tersebut.

“Kalau kamu sayang sama dia, coba kasih perhatian lebih. Sebagai teman atau pasangan memberi perhatian lebih pada orang sakit tidak lah buruk,” saran dokter itu lagi.

        Dokter itu berpamitan pulang dan Raiden mengantarkan nya ke depan, Chilla sudah membuka mata tapi badannya sudah digerakkan. Dia lebih memilih berbaring di kasur tanpa mengatakan apapun.

         Tanpa di duga Raiden kembali lagi ke kamar Chilla, dengan terburu-buru gadis itu menutup mata kembali.

“Kamu ini menyusahkan tetapi herannya saya tidak pernah keberatan jika kamu yang melakukan hal tersebut,” ucap Raiden sambil menatap Chilla.

         Tangannya dia letakan di dada bahkan dengan gerakan cepat dia duduk di kasur Chilla, dia memperhatikan gadis yang biasanya cerewet tetapi sekarang gadis itu malah tertidur lelap layaknya putri tidur.

“Kamu tuh mirip sama adik perempuan saya yang sudah tiada, mirip dari segi muka sih enggak,” ucap Raiden yang sekarang mengelus rambut panjang Chilla.

“Kelakuan kamu membuat saya teringat pada dia, apakah saya salah mengganggap kamu sebagai teman sekaligus adik perempuan saya yang telah lama hilang?” tanya Raiden yang masih terus mengelus rambut Chilla.

        Chilla berdecak dalam hati, mana ada teman apalagi kakak adik yang mukbang bibir. Otak Raiden ketinggalan di Disneyland kah?

Raiden terkekeh setelah mengucapkan hal tersebut.

“Tapi mana ada kakak adik yang melakukan hal seperti di gala dinner kemarin? Saya rasa itu kesalahan yang harusnya tidak akan pernah kita ulangi,” ucap Raiden dengan sungguh-sungguh.

        Chilla lagi-lagi mengumpat dalam hati, walaupun kepalanya pusing akan tetapi sifat julidnya tidak tidur. Bagaimana bisa dia percaya begitu saja dengan omongan pria itu, dipancing dengan sebutan gay saja membuat dia hampir kehilangan napasnya.

“Pertama kali saya bawa kamu ke mansion untuk meminta klarifikasi kamu, bagaimana mungkin seorang wanita tiba-tiba menyerahkan diri ke orang asing. Saya heran dan saya tertarik dengan kisah dibalik sikap berani kamu,” ucap Raiden.

Lagi-lagi pengakuan Raiden diluar nalar.

Tertarik karena kebodohan Chilla? Raiden benar-benar butuh psikolog.

“Sudah terlalu jauh saya bicara, sekarang saya harus memikirkan cara bagaimana menghabiskan orang-orang yang ingin membuatmu mati,” ucap Raiden lalu menghela napas.

        Chilla tercekat jadi pusing nya ini telah direncanakan oleh seseorang? Sial! Dia kesal tapi takut juga mendengar perkataan Raiden.

       Raiden hendak keluar dari kamar tetapi sebelum itu dia mencium kening Chilla, sudah dia bilang kan jika Chilla ini seperti adik kecilnya yang telah lama hilang. Sedangkan Chilla lagi-lagi kesal dengan sikap Raiden.

Tuan muda nya ini ketempelan apa?

      Dia menahan lengan Raiden, dirinya ingat salah satu scene di drama Korea. Biasanya ini kan yang dilakukan oleh pemeran utama ketika sakit?

“Jangan tinggalin aku, kak ... ” ucap Chilla lirih.

Dia sengaja menambahkan panggilan kak pada Raiden, kan dia sudah dianggap adik kecil.

       Raiden terpaksa duduk kembali dan mengusap surai hitam Chilla, wajah gadis kecil nya itu terlihat sangat gelisah entah apa yang sedang dimimpikan nya. Karena Chilla tidak nah lepas terpaksa Raiden mengubungi pak Alex untuk membelikan resep yang telah dituliskan oleh dokter.

“Kak, kak ... ” panggil Chilla gelisah.

Aktingnya sangat jago! Setelah ini dia akan mendaftar casting saja di Korea daripada menjadi Influencers, siapa tau dia bertemu aktor tampan dan menikah. Ah Chilla tidak sabar!

        Berbeda dengan Chilla yang bersemangat dalam hati, Raiden semakin gelisah dengan Chilla. Setau dia gadis itu tidak memiliki kakak, jadi yang dimaksud ‘kak’ disini itu siapa?

       Menepis pikiran anehnya, Raiden kini mengusap dahi Chilla yang nampak mengerut.

“Kamu engga sendiri, I'll always here baby,” bisik Raiden.

Chilla merinding!

***

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 1.4K 30
!! FOLLOW SEBELUM MEMBACA !! Irene itu... Lemah Namun dia menyembunyikan kelemahan nya di hatinya, tertutup dengan rapih. Karena orang orang hanya me...
327K 32.3K 36
SOME PARTS ARE DELETED. Sudah terbit di Playstore: https://play.google.com/store/books/details?id=4yvdDwAAQBAJ The Side Story of The Dimitris 18+++ (...
468K 43.3K 104
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
Found You By Joeyun

General Fiction

147K 4.7K 17
Aku bukan orang yang tidak percaya cinta. Dan bukan karena patah hati karena ditinggal cewe. Tidak. Bukannya bermaksud menyombongkan diri (tapi c...