AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

By nazieranff

4M 310K 321K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... More

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(2.) Cuddle, Babe!
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(5.) Zeya Ngidam?!
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(9.) Agaskar with Kuceh?!
(10.) Zeya Cemburu?
(11.) Salting?!
(12.) Wapresma VS Maba
(13.) Viral Bareng?!
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(24.) Kondisi Baby
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(28.) Godaan Maut
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Menciptakan Kenangan
(49.) Ditinggal Sementara
(50.) Long Distance Marriage

(14.) Let's Deep Talk

77.1K 6.4K 6.3K
By nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--2,5 RIBU VOTE AND 5 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?!

ABSENN DULUU, SPILL MINUMAN FAV KALIANNNN😁😎☝️AGHU SIE MANGGAA YAAH

HWHW MAAF YA BARU UPDATED, HAPPY GOES TO  600K PASREMOY THANK U  AYOKK RAMEIN SETIAP PARAGRAF YA🥹💓 SELALU KU INGATKAN JANGAN LUPA NABUNG TAHUN DEPAN KIW

••••••••••••••••

"Sejauh aku mengenalmu, baru kali ini aku dibuat benar-benar berat dilanda rasa cemburu."
-Arazey Henessy Elthea-
••••••••••••••

"Lo milihin baju dinas buat Irish untuk apa, Kak?" Kedua alis Agaskar mengerucut karena mendengar pertanyaan Zeya, lelaki itu merasa tak melakukannya terutama pada Irish.

"Lo berdua udah ngapain aja? Jujur sama gue."

Mendengar apa yang baru saja Zeya pertanyakan, Agaskar memundurkan kepalanya beberapa centi, dahinya langsung mengernyit membentuk garisan kecil. Alisnya terlihat mengerucut bingung.

"Hah? Apaan anjir, gue nggak ada milihin baju dinas!" tegas Agaslar membantah denga napa yang Zeya tuduhkan.

Zeya sudah memutar bola matanya malas, melirik sinis pada lelaki yang ada di hadapannya kemudian menunjukkan tampilan pada ponselnya.

"Lo lihat aja sendiri, ini cewek yang sok kating nyerang gue itu, kan?"

Agaskar yang membacanya sekilas, langsung menarik ponselnya utnuk lebih dibaca dengan seksama. Lelaki itu meneguk salivanya kasar kemudian menggeleng.

"Bangsat, Irish sialan, bisa-bisanya dia bilang kayak gini," celetuk Agaskar.

"Jadi, bener lo pilihin baju dinas buat dia?"

"NGGAK!" tegas Agaskar lagi meyakinkan. "Gue nggak pernah milihin baju dinas, ck. Buat apa, Zey? Mending buat lo, dan lo yang pake itu lebih menarik di mata gue."

"Nyenyenyenyenye...." Zeya mengejeknya seolah tak percaya dengan ucapan Agaskar.

Agaskar mendecak kasar. "Gue telepon dia di hadapan lo buat mastiin pesan yang dia kirim itu nggak bener."

Zeya sudah malas mendengar penjelasan lelaki yang banyak omong kosongnya termasuk Agaskar, perempuan itu menghela napas berat dengan menyilangkan kedua tangannya di dada sembari menunggu.

"Halow, Agaskar.... Kenapa nih nelepon gue malem-malem, sayang?"

Baru saja pembukaan sudah membuat kedua pundak Zeya melemas, mulutnya terbuka tak percaya dilanjutkan dengan perasaan kesal bertubi-tubi saat mendengar suara Irish di speaker sambungan telepon.

"Halo, Rish. Maksud lo apaan ngirim pap kayak gitu? Baju yang gue pilihin maksud lo?" ujar Agaskar tak mau basa-basi.

Irish terdengar tertawa dari seberang sana. "Ya ampun sayang, lo tuh cuman nanyain itu doang. Kan lo milihin gue waktu itu dress merah, karena katanya biar gue lebih hot?"

"Fuck!" umpat Agaskar. "Gue nggak ada bilang kayak gitu ke lo, lo nggak usah ngarang. Lo waktu itu nanyain ke gue bagus warna merah atau hitam, lo sendiri bilang tema pesta lo warna merah, gue milihin sesuai tema."

"Ummmm maca cihhh...."

Mendengar suara yang semakin dibuat imut membuat Zeya ingin muntah dan kesal, rasanya kedua tangannya itu sudah siap menjambak abis rambut Irish.

"Apasih ulat bulu, gatel banget sama suami orang," geram Zeya.

"Rish, nggak usah berlebihan. Gue sama lo nggak ada hubungan apa-apa, lagian soal baju itu motif fashion nya beda dari yang gue pilihin, karena nggak se-seksi itu!" ujar Agaskar.

"Kan gue ngikutin apa yang lo suka, Gas. Salah, ya? Lo kan katanya suka cewek seksi, kebetulan body gue juga seksi kok."

Agaskar sampai harus memijat kepalanya sendiri, sepertinya bukan Irish lagi yang gila melainkan dirinya yang dibuat gila oleh teman wanita satu organisasinya tersebut.

"Sekali lagi gue bilang sama lo, nggak usah ngirim pap-pap nggak jelas ke gue. Nggak ada yang menariknya dari diri lo, dan gue paling nggak suka kalau lo ngarng cerita!" papar Agaskar mulai emosi.

"Hellow? Ngarang cerita gimana sih, maksud lo, Gas?"

Agaskar mendecak. "Ya yang barusan lo kirim pesan ke gue, baju dinas baju dinas anjing persetan baju dinas. Lo minta gue pilih dress buat lo ulang tahun model bajunya nggak se seksi itu!"

"Ummmm nggak usah marah-marah gitu lah, Gas. Santai aja kali, kan gue cuman bercanda, bawa happy aja lah. Iseng aja kok gue, siapa tau lo tertarik daripada cewek bookingan lo."

"Nggak! Nggak akan tertarik sama yang suka nyerahin diri." Itu adalah kalimat terakhir yang Agaskar ucapkan sebelum sambungan telepon terputus olehnya begitu saja.

Sedangkan Zeya, kedua matanya mengerjap beberapa kali mencerna apa yang baru saja Irish ucapkan tentang suaminya.

Irish terbungkam beberapa saat, baru saja ia ingin menyahut, telepon rupanya sudah diputus oleh yang bersangkutan. Gadis itu berpikir sejenak, mengapa Agaskar dikirim begitu saja langsung marah?

"Pasti dia lagi nge-booking cewek, makanya nggak mau ketahuan kalau dia aslinya bajingan." Irish tertawa kecil. "Apa dia lupa siapa gue sebenarnya?!"

"Nge-booking cewek? Kak?" Zeya sampai tak bisa berkata-kata lagi mendengar obrolan yang semakin memanas.

"Zey, Zey dengerin gue dulu!" Agaskar langsung menggenggam kedua tangan Zeya dengan erat, ia memperbaiki posisi duduknya menghadapi Zeya dan menatapnya dengan intens.

"Jadi gini sayang, kalau lo nanti udah rutin masuk kuliah setiap harinya, lo bakal tau alasan lebih jelas kenapa gue bangun image kayak gitu di kampus," tutur Agaskar mencoba menenangkan sang istri.

Agaskar juga mengusap kepala Zeya dengan lembut. "Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo nggak akan gue khianatin cinta yang udah kita bangun sejauh ini."

"Orang-orang di kampus taunya gue brengsek, bajingan, suka nidurin banyak cewek, gonta-ganti dan lainnya. Gue tau lo sakit kalau denger soal itu, tapi lo perlu tahu, kalau mereka tau gue cowok yang nggak suka kayak gitu, mereka bakal berusaha hancurin kita, Zey."

"Maksudnya?" Zeya benar-benar masih tak mengerti apa maksud suaminya.

"Lo kalau denger cowok yang suka bo cewek, gonta-gant, bajingan dan brengsek, lo mau deketin dia, nggak walau dia ganteng dan kaya raya?" tanya Agaskar lebih dulu.

Zeya spontan menggelengkan kepala. "Itu tujuan gue, biar cewek-cewek diluar sana nggak ada yang deketin gue, atau baper sama gue meski gue nggak ada niat baperin dia," timpal Agaskar.

"Gue ngebuat image kayak gitu, biar cewek-cewek di kampus ilfeel sama gue. Dengan kayak gitu, mereka nggak ngedeketin, ngegodain, atau apapun yang memicu hancurnya rumah tangga kita."

"Gue nggak mau ngerusak kepercayaan lo, Zey, gue juga nggak mau buat lo sakit hati meskipun apa yang terjadi kadang bukan bersumber dari gue. Jadi gue pikir dengan bangun image kayak gitu bisa meminimalisir retaknya rumah tangga kita."

Agaskar masih menggenggam tangan Zeya, kali ini ia mengelus punggung tangan yang mulus itu. "Jadi gue sebenarnya nggak enak, Zey. Kadang gue cape, dan cuman lo yang mampu ngisi energi gue dengan penuh."

"Gue bukan geer, tapi emang dari SMA gue rishi aja banyak cewek yang kayak ngejar-ngejar gitu. Sampai gue kuliah sekarang malah tambah parah, bahkan kalau lo tau, senior gue ada yang sampai telanjang di depan gue."

DAMN!

"Itu pernah terjadi, Zey. Dia kating semester 8, posisinya gue maba, waktu dies natalis dia bener-bener ajak gue satu ruangan. Di depan mata gue, dia telanjang. Lo masih ingat kan, di malam itu gue minta lo jemput gue pas hujan-hujan?"

"J-jadi...."

"Iya, sayang. Yang lo tau, iman gue lemah, kan? Itu berlaku cuman sama lo, gue nggak segampang itu lemah di depan cewek mau dia telanjang sekali pun justru gue jijik sama dia."

Deeptalk antar Agaskar dan Zeya malam ini benar-benar panas, mengejutkan dan mengesankan. Dimana keduanya saling mengungkapkan perasaan satu sama lain, bulan purnama bahkan menjadi saksi bisunya.

"Gue nggak tau kenapa cewek jaman sekarang bisa semurah itu nyerahin diri ke cowok yang bukan mahramnya, senakal-nakalnya gue nggak pernah nyicipin cewek. Gue pertama kali ngelakuin juga sama lo pas udah jadi suami istri," imbuh Agaskar lagi.

Zeya bingung harus bereaksi mana lagi mendengar cerita Agaskar yang sangat sulit masuk dalam penalaran logikanya, perempuan itu memejamkan matanya dalam-dalam. Ia mau kecewa bagaimana?

"Kenapa lo nggak mau sama cewek-cewek yang ngejar lo, Kak?" tanya Zeya, telapak tangannya bersimpuh di samping wajah Agaskar.

"Because ur my wife," jawab Agaskar tenang. "Dan gue suka ngejar daripada dikejar, gue suka cewek yang jual mahal ketimbang mudah diraih kayak mereka-mereka."

"Zey," panggil Agaskar dengan nada beratnya. "Gue berani sumpah, gue nggak pernah macem-macem di belakang lo. Image yang gue bangun itu semata-mata biar cewek-cewek di kampus nggak suka sama gue, nggak ngedeketin gue karena gue risih."

Zeya diam, tak menjawab apa-apa, perempuan itu menarik tangannya dari genggaman Agaskar yang tadinya sangat erat.

Raut wajahnya murung dan sendu, kepalanya menunduk seakan belum mempercayai semua apa yang Agaskar sampaikan.

Agaskar menghela napas singkat. "Nggak papa kalau lo nggak percaya saat ini, tapi saat lo udah mulai rutin turun kampus lo bakal paham dengan sendirinya kenapa gue ngelakuin itu."

Tiba-tiba tubuhnya didekap erat oleh Zeya membuat sang empu merasa terkejut, perempuan itu meletakkan dagunya di pundak sang suami.

"Of course, Kak. I trust you."

"Gue percaya, kok, gue cuman kaget karena ada cewek segila itu deketin lo sampai harus ngirimin pap-pap yang nggak seharusnya dia kirim ke suami orang," ujar Zeya.

"Iya sayang, gue paham. Nanti gue bakal publis tipis-tipis soal hubungan kita yang sebenarnya, lo nggak usah khawatir." Agaskar melepaskan pelukan, menyisir rambut kecil Zeya ke belakang daun telinganya.

"Soal Irish, dia emang cewek gila yang udah tau image gue kayak gitu tapi masih deketin gue karena gue tipe cowok bendera merah yang dia suka katanya."

Raut wajah Zeya benar-benar bete dibuat saat mendengar nama Irish melintas di indera pendengerannya. "Udah, Kak, gue nggak mau denger lagi soal irisan timun itu," ujarnya.

"Why?" tanya Agaskar dengan mengulum senyum walau ia sudah tahu apa jawabannya. "Cemburu, hm?"

"Emang nggak boleh?" Zeya memukul pelan lengan Agaskar. "Awas aja lo kegoda sama ulat bulu itu, Kak!"

••••••••••••••

Hari ini adalah PKKMB day 2, seperti yang sudah Savion instruksikan dan sampaikan kemarin jika semua anggota pada organisasi BEM yang jadi panitia akan berpisah ke fakultas masing-masing.

Hingga masing-masing dari mereka yang menjadi panitia karena bergabung di BEM lah yang akan mengayomi seluruh maba dari fakultas tersebut. Agaskar dan Savion sendiri berpisah.

Karena Agaskar akan mengunjungi dan memantau fakultas Teknik, sedangkan Savion ada di barisan fakultas kedokteran yang jarak gedungnya cukup jauh dan berjarak meskipun masih satu lingkungan.

Sekitar pukul 06:09 pagi, Zeya pun tiba tepat di fakultas kesehatan. Perempuan itu baru saja turun dari mobil dan mendapati suaminya sudah menunggu dirinya disana lebih dulu.

"Kak!" panggil Zeya langsung menghampiri.

Agaskar langsung menyambut kedatangan istrinya itu, karena ia sendiri sudah berada di kampus sejak jam 4 dini hari karena harus briefing bersama panitia lain. Hingga keberangkatan mereka dilakukan secara terpisah.

"Istri gue udah sarapan, hm?" tanya Agaskar merangkul Zeya.

Tak banyak orang yang datang, karena acara dimulai jam 8 pagi nanti. Namun meskipun banyak, nampaknya Agaskar juga tidak peduli dengan banyaknya pasang mata yang menyorot keberadaan mereka.

Zeya mengangguk pelan sembari tersenyum. "Udah kok, Kak. Sarapan bubur tadi sama Bi Sakura," sahutnya.

"Yaudah nih ada camilan yang bisa lo makan selagi nunggu acara mulai, karena kan PKKMB fakultas itu agak siangan dibanding Univ." Agaskar menyodorkan Zeya beberapa roti.

"Thank u my husband." Di akhir kata, suara Zeya mengecil membuat senyum di wajah Agaskar tercetak gemas melihatnya.

"Apa tadi lo bilang?" ujar Agaskar. "Ulang-ulang gue nggak denger."

"Makasih, Kak."

"Nggak, tadi bukan itu yang gue denger."

"Itu kok yang gue bilang tadi, lo nya aja yang nggak denger," sanggah Zeya meyakinkan.

"Arghhh kalau aja nggak disini udah gue terkam lo!" Agaskar gemas dan mencoba mangacak-acak rambut Zeya.

"Ih, Kak! Rambut gue udah dicatok tau, nanti rusak lagi," sahut Zeya bete.

"AGASKARRR!!!"

Sudah bisa ditebak itu suara siapa, dari kejauhan Irish menghampirinya. Padahal sudah tahu jarak antara Fakultas Teknik dengan Fakultas Kesehatan ini cukup jauh.

"Dicari kemana-mana ternyata lo disini," celetuk Irish.

"Lo ngapain ikutin gue kesini?" tanya Agaskar.

"Ya gue mau manggil lo, lah. Lo panitia bukan, sih? Itu lagi briefing buat PKKMB Fakultas kita," balas Irish.

"Iya bentar lagi sabar, gue masih ada urusan," balas Agaskar.

Zeya dan Irish sama-sama saling bertukar pandangan satu sama lain, apalagi mengingat kejadian mereka kemarin.

Dan mereka masih bertemu lagi di esok hari mengingat Irish adalah mentor di kelompok Zeya.

"Aduh lama, Gas, udah ayo cepetan itu lebih pen—" Saat Irish mencengkeram tangan Agaskar dan menariknya, sontak dengan refleks Zeya langsung memisahkan cengkeraman tersebut.

"Apaan sih lo suka banget maksa-maksa? Kalau dia bilang nanti tuh ya nanti, baru juga jam 6, acaranya jam 8. Yakali briefing 2 jam lebih dulu," ujar Zeya menjadi penengah mereka.

"Heh maba! Lo nggak usah ikut campur urusan gue, ya, lo tuh baru maba bukan panitia. Dan ini urusan panitia, kita juga cape kali ngurusin orang kayak lo selama 3 hari," imbuh Irish.

"Ya kalau lo cape nggak usah jadi panitia, ribet banget hidup lo. Udah ribet, caper, alay, tolol lagi." Zeya tidak segan-segan mengucapkan hal tersebut pada Irish.

Irish yang mendengar itu seketika dibuat bungkam, kedua matanya mengerjap tak berhenti diiringi mulut yang terbuka lebar.

"Gas, kok lo diem aja sih, gue digituin?" ujar Irish mencoba memegangi tangan Agaskar.

"Nggak usah pegang-pegang nggak bisa, lo? Kok gatel banget?" Zeya mulai emosi melihat tangkah laku Irish yang dianggap benar-benar membuatnya naik pitam.

"Suka-suka gue, lah. Kenapa sih lo maba ngatur-ngatur? Songong banget lo ya udah dari kemarin juga." Irish mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah Zeya.

Zeya sontak langsung menepisnya kasar. "Terserah gue, lah. Apa hak lo ngatur-ngatur gue juga buat nggak ngelawan lo? Karena lo senior? Senior kayak lo nggak pantes dihormati."

"Mana ngirim pap-pap ke cowok lagi, nggak malu sama harga diri lo?!"

Wowww.... Agaskar menyunggingkan sudut bibirnya, ia mengangguk-anggukkan kepala begitu mendengar apa yang baru saja istrinya ucapkan. Jarang-jarang ia melihat Zeya seperti ini.

Irish tertawa sinis. "Oh, jadi lo lagi cewek yang ditidurin bareng Agaskar tadi malam? Lebih murahan mana sama lo yang tidur sama cowok?!"

"JELAS LO, LAH!" tegas Zeya spontan. "Lo ngirim pap seksi nggak jelas emang ada harganya? Gue ada sih dari mahar."

Terakhir Agaskar melihat perilaku Zeya semacam ini adalah saat masa-masa mereka awal kenal dan dijodohkan, dimana Agaskar yang merupakan senior Zeya berusaha menjatuhkan dan membully nya habis-habisan di sekolah.

Dan sialnya, justru Agaskar juga yang jatuh ke dalam hati gadis itu sedalam-dalamnya dan menjadi bucin tolol.

Agaskar sendiri tak mengerti, dahsyatnya sihir istrinya itu hingga sekarang mereka sudah punya calon bayi.

"Awas aja lo ya—"

"Awas apa? Lo pikir gue takut sama lo?!" timpal Zeya mendongakkan kepala melebihi Irish, langkahnya maju ke depan mendekati gadis itu.

Irish hanya berhentak kesal, dan mengerang, ia kemudian beranjak dari tempat dari pergi meninggalkan Zeya dan Agaskar yang masih setia berada di tempat, tepat di depan gedung FKS.

"Nice, babe..." puji Agaskar bertepuk tangan. "Lo seksi banget pas kayak gitu."

"Dih nggak jelas lo, Kak. Gue cuman kesel aja sama dia, apalagi inget mukanya yang tiba-tiba ngelabrak gue kemarin," cetus Zeya. "Terus apalagi pas dia ngirim pap kayak gitu."

"Tapi gue suka lo kayak gitu," ungkap Agaskar.

"Lo suka gue marah-marah, Kak?"

Agaskar mengangguk cepat sembari menaik turunkan alisnya. "Itu artinya kan lo cemburu sama gue."

Zeya diam mematung, ia langsung membuang pandangannya ke arah lain semakin membuat Agaskar gemas, itu artinya kepercayaan dirinya tidak salah mengatakan bahwa istrinya itu cemburu.

"Kalau gitu gue balik dulu ya sayang, jaga diri disini. Jangan nakal, kalau butuh apa-apa hubungin gue aja, sejauh-jauhnya jarak kita gue bakal tetep dateng. Kalau mau nonton di live youtube ketik aja channel FKT UNISCOP," ujar Agaskar menangkup kedua pipi Zeya.

"Love you babe, muachhhh!!" Itu adalah kalimat yang Agaskar keluarkan setelah pergi berjalan menjauhi Zeya, tak lupa lelaki itu melemparkan kiss bye kepadanya.

Zeya tersenyum sembari membalas lambaian tangan Agaskar. Sangat lucu, suami siapa itu? Zeya sampai dibuat nge-blush dan salting berat setiap harinya mendapatkan suami sesempurna Agaskar.

••••••••••••••

Zeya baru saja memasuki area gedung fakultas yang sangat besar itu, terlihat beberapa maba yang sudah datang. Namun Zeya sendiri bingung ingin berinteraksi dengan siapa? Sepertinya mereka memiliki teman masing-masing.

Saat ingin menepikan diri di pojok sembari menunggu instruksi untuk kumpul, tiba-tiba seorang perempuan menghampiri Zeya yang membuat langkahnya kembali terhenti.

"Hai, bentar mau nanya. Lo udah minta TTD Presma sama Wapresma, belum?" tanya seseorang itu. "Soalnya kita juga diminta buat minta TTD ke semua UKM kampus dan besok dikumpul, kan?"

Sial, Zeya baru mengingat bahwa ada tugas dari PKKMB kemarin untuk meminta TTD Presma dan Wapresma beserta UKM kampus. Zeya menepuk jidatnya, mengapa ia harus lupa hal sepenting ini?

Zeya pun menggeleng. "B-belum, gue lupa banget juga. Lo udah? Kalau belum boleh bareng nggak, hari ini? Kan besok udah harus dikumpul?"

Perempuan itu pun mengangguk cepat. "Boleh-boleh, gue juga lagi nyari temen, nih. Cuman UKM katanya ada di lokasi gedung kita PKKMB univ kemarin, dan presma sama wapresma nya nyari sendiri."

"Nggak usah khawatir, soal TTD Presma sama Wapresma nanti aman, kok," ujar Zeya. "Yang gue khawatirin susahnya minta TTD UKM, sih, pasti ngantre."

"Bentar-bentar, lo Zeya, kan? Mantannya Wave?" tanya perempuan itu dengan antusias, terlihat dari pakaiannya bahwa sudah jelas ia juga maba yang sefakultas dengan Zeya.

Zeya mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba mengenali. "I-iya, kok tau?"

Zeya benar-benar dibuat kaget keheranan, padahal perempuan ini tadi menghampirinya hanya untuk bertanya mengenai TTD, mengapa sekarang ia tiba-tiba tahu bahwa Zeya adalah mantan Wave?

Perempuan itu pun menampilkan id card nya yang tadi terbalik. "Azora, lo masih inget gue, nggak?"

Azora? Sudah lama nama itu tidak terlintas dalam benak maupun indera pendengaran Zeya. Dan ini adalah kali pertama Zeya kembali mendengarnya yang serasa terdengar asing namun ia tahu siapa Azora.

"K-Kak Azora?" ulang Zeya tak mempercayai seseorang yang ia kenal ada di hadapannya sekarang. "Kak Azora Severine Jeavie?"

Azora mengangguk cepat, gadis manis nan mancung dengan rambut lurus sebahu itu pun mengangguk cepat. "Iya, Zey. Gue Azora, sahabat Wave yang pernah lo cemburuin dulu pas pacaran sama dia."

Zeya tertawa dan langsung menarik Azora ke dalam dekapannya, seakan menumpahkan kerinduan karena lama tak bertemu. "Kak Azoraa!!"

Azora pun spontan membalas pelukan Zeya dengan hangat. "Zey, kangen banget gue sama lo, apa kabar? Kata Wave lo udah nikah, kan?"

"Iya, Kak. Kabar gue baik, kabar kamu sendiri gimana?"

"Kabar gue baik juga, gue udah merhatiin lo dari awal PKKMB Univ kemarin tau. Apalagi pas Wapresma manggil nama lo ke depan, cuman sayangnya gue nggak yakin karena gue lupa nama asli lo," tutur Azora.

Zeya tertawa kecil mendengarnya. "Ya ampun, Kak. Harusnya tegur aja kalau Kak Azora kenal aku, aku sumpah sama sekali nggak tau kalau ada Kak Azora disini. Kok bisa Kak Azora jadi maba, sih? Kan seangkatan sama Kak Wave."

"Bisa, dong!" jawab Azora dengan antusias. "Ya gue pengin pindah jurusan aja sih, minat banget gue di psikologi ini."

"Berarti Kak Azora ngulang, gitu?" Azora pun menganggukinya. "Nggak usah sayang-sayangan sih, namanya juga Pendidikan."

Azora Severine Jeavie—perempuan yang umurnya sepantaran dengan Wave dan merupakan sahabat lelaki itu. Ia adalah orang yang pernah menjadi titik cemburunya Zeya pada Wave saat menjalin hubungan.

Karena kedekatan Wave dengan Azora sudah tak terkira, hingga Zeya beberapa kali pernah menaruh curiga pada Azora. Pernah bertengkar, namun kembali berbaikan. Bisa dikatakan teman namun sesekali menjadi musuhan.

Tak bisa dipastikan, karena hubungan Azora dengan Zeya tak ada masalah. Dan sudah sangat lama keduanya lost contact semenjak Azora pindah sekolah SMA keluar negeri demi menjauhi Wave.

Ada banyak kisah dibalik hubungan antara Azora-Wave-Zeya yang pernah terjadi, namun tak bisa dijabarkan secara rinci dalam satu kisah disini. Yang pasti, Azora memang menyukai Wave namun Wave tetap mencintai Zeya.

Itulah yang memfaktorkan Azora pindah sekolah keluar negeri untuk bisa melupakan sahabatnya dari SMP, namun usaha punya usaha tetap saja Azora sulit melupakannya hingga memutuskan balik ke Indonesia dengan kabar yang tak mengenakkan hati.

"Lo udah ketemu Wave belum, Zey? Waktu keluar dari penjara, Wave sempet cerita dia sempet ketemu lo di suatu acara tapi nggak lama ada suami lo?" tanya Azora basa-basi.

Zeya terdiam sejenak, ia mencoba mencernanya beberapa saat. "Iya, Kak, sempet ketemu. Tapi yaudah gitu aja, kita cuman saling tanya kabar."

"Suami lo.... Yang jadi Wapresma itu, kan?" tanya Azora lagi menaik turunkan alisnya. "Karena gue pernah tau musuhnya Wave, lo nikah sama musuhnya dia, kan?"

"I-iya... Kak." Zeya menjawab dengan sedikit ragu-ragu. "Terus Kak Wave sekarang pasti bahagia, kan? Udah dapet yang baru pasti?"

Kali ini Azora yang dibuat terdiam dengan pertanyaan Zeya, gadis itu menunduk pelan sembari menguras sedikit memorinya tentang Wave. Dengan senyum hambar dan berusaha tegar ia menggeleng.

"Kalau itu gue kurang tau sih, Zey. Walaupun gue sahabatnya, Wave kan emang orangnya agak tertutup gitu," jawab Azora.

"Oalahhhh gituu ya ternyata...." Zeya pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Padahal sebenarnya Wave selalu bahas lo terus di hadapan gue, Zeya, batin Azora sendu.

••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI???

Kiraaa kiraaa kenapaaa sih Irish sebegitu ngebetnyaa pengen milikin Agaskar?!😌

Anw anw menurut kalian gimana sikap Agaskar membangun image red flag padahal aslinya green flag? Setuju kah?😁

Nantikan kisah Azora dan Wave lebih lengkap di versi novel ASKARAZEY nanti💓di wattpad hanya kilas-kilasan inti aja

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

Apa yang mau disampaikan sama Irish?

Apa yang mau disampaikan sama Azora?

SIAP MENUNGGU UPDATED BAB BARU? SPAM "🍏" SEBANYAK-BANYAKNYA YAA. UPDATED BERGANTUNG DI TARGET...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Jumat, 8 Desember 2023 (3594 kata)

Continue Reading

You'll Also Like

525K 6.5K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
70.4K 6.9K 35
Sarocha Chankimah, adalah seorang model yang harus merelakan karirnya karena menikahi seorang pengusaha kaya raya yang usianya terpaut jauh darinya...
4M 310K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
6.5M 278K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...