AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

By nazieranff

4M 311K 321K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... More

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(2.) Cuddle, Babe!
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(5.) Zeya Ngidam?!
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(9.) Agaskar with Kuceh?!
(10.) Zeya Cemburu?
(11.) Salting?!
(13.) Viral Bareng?!
(14.) Let's Deep Talk
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(24.) Kondisi Baby
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(28.) Godaan Maut
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Menciptakan Kenangan
(49.) Ditinggal Sementara
(50.) Long Distance Marriage

(12.) Wapresma VS Maba

63.5K 6.2K 6.2K
By nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--2,5 RIBU VOTE AND 5 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?!

ABSENN DULUU, SPILL TAHUN LAHIR KALIANNNN😁😎☝️AGHU SIE 2003 YAAH

HAPPY GOES TO 500k READS REMOY🥹💓 JANGAN LUPA NABUNG YA TAHUN DEPAN BANGETTT NIHHHH

••••••••••••••••

"Mulai hari ini ku nyatakan, aku mencintaimu dan ku cemburui semua perempuan yang dekat dengan mu."
-Arazey Henessy Elthea-
••••••••••••••

Setelah sambungan telepon terputus, Zeya pun mengedarkan pandangan untuk mencari dimana kelompoknya berada melalui kalung id card yang dikenakan bagi setiap peserta mahasiswa baru.

Zeya bergegas mendekat pada segerombolan orang yang ia yakini bahwa itu adalah kelompolnya, yaitu kelompok 10.

Jika semua maba mengenakan seragam kuning dan rok berwarna coklat beserta alma yang senada, maka ada satu orang di antara kelompok tersebut yang berbeda.

Sudah bisa dipastikan, bahwa itu adalah mentor mereka. Namun ketika Zeya bergabung, nampaknya sang mentor sudah setengah jalan memberikan arahan dan briefing pada mereka.

"Kamu baru dateng apa gimana? Ini udah jam berapa? Kita udah mau selesai arahan kamu malah telat," omel Irish pada salah satu maba yang terlambat bergabung.

Zeya meneguk salivanya pelan, ia mengangguk. "Siap, Kak. Maaf, tadi di jalan lumayan macet juga."

"Itu jas alma kamu kenapa gosong?" tanya Irish lagi mendekat dan memegangi lengan Zeya. "Kan syarat ikut PKKMB harus berpenampilan rapi, kalau kayak gini emang enak di pandang?"

"Iya, Kak. Maaf." Hanya itulah yang bisa Zeya sampaikan, ia tidak bisa bersikap melebihi itu karena posisinya disini adalah mahasiswa baru.

Irish mendecak pelan lalu mendengus kasar. "Inget kan yang tadi udah saya sampaikan ke kalian, jadi sekarang kita masuk ke dalam sebentar lagi bakal pembukaan," ujar Irish kemudian mengayomi maba yang ia mentori.

"ZEYAAA!!!" Saat Zeya ingin beranjak, seseorang tiba-tiba memanggilnya yang membuat sang empu refleks menoleh pada sumber suara.

"VANDAAA?!!" Zeya terkejut saat tahu bahwa yang memanggilnya adalah Vanda, kekasih dari Galen.

Keduanya langsung berpelukan penuh rindu dan antusias bersama. "Van, lo ikut PKKMB juga?" tanya Zeya melihat seragam yang sama dipakai gadis itu.

Vanda mengangguk cepat. "Iya, Zey. Gue ngulang, soalnya gue nggak cocok di jurusan perawat kesehatan. Lo kan tau, gue Sukanya sastra."

"Ah iya, ya ampun tapi sayang banget tau kalau lo ngulang gini jadi maba kayak gue," sahut Zeya.

Keduanya masih setia berdiri di ambang pintu Gedung. "Ya mau gimana, daripada nanti gue terpaksa ngejalanin kuliah karena bukan minat gue kan juga percuma," balas Vanda.

"Iya, sih, lo bener. Berarti Ansley doang yang semester 3?" tanya Zeya lagi langsung diangguki oleh Vanda.

"Betul banget, dia jadi kating kita dong." Vanda tertawa geli membayangkan Ansley yang akan jadi kakak tingkat mereka. "Syukurnya dia nggak ikut organisasi kayak Kak Savion, jadi dia nggak akan muncul di acara PKKMB ini."

Zeya ikut tertawa. "Nggak mungkin sih seorang Ansley ikut organisasi kayak gituan, dia aja bisanya asik nge fangirl dan haluin bias-biasnya yang nggak bisa digapai itu."

"Lo bener, Zey. Kalau gue lebih percaya Sonia sih ya yang ikut gituan kalau dia kuliah, sayangnya dia nggak kuliah, jadinya kita cuman bertiga." Vanda memanyunkan bibirnya, tangannya masih menggenggam Zeya.

"Eh iya, si Sonia beneran nggak kuliah?"

Vanda menggeleng cepat. "Lo kan tau dia sehari-harinya sibuk casting iklan, casting film, casting-casting apalah gitu gue juga nggak paham. Dia juga banyak job model, jadi katanya mungkin dia kuliah di Universitas Terbuka aja."

"Emmmm gitu...." Zeya mengangguk-anggukkan kepalanya sembari berhayal. "Berarti di circle kita lengkap ya, ada artis, ada calon dokter, sama calon ibu bhayangkari."

"Ih, Zeyyy!!" Vanda mendadak malu dan salah tingkat, kemudian mereka tertawa bersama. "Tapi aaamiinnn sih, doain aja. Kak Galen juga masih tingkat dua."

"Gue aamiiinn in banget lah, biar nembus upacara pernikahan pedang pora," balas Zeya.

"Vann! Ayokk kita disuruh mentor buat baris disana!" ujar salah seorang maba lain yang mengajak Vanda.

Vanda mengangguk lalu mengacungkan jempolnya. "Oh, iya. Zey gue duluan, ya. Lo kelompok berapa?"

"Gue kelompok 10, awal banget. Lo?"

"Kelompok 35 demi apa kita jauh banget?! Yaudah kalau gitu gue duluan ya, Zey. Byeee!" Vanda dan Zeya saling berbalas-balasan lambaian tangan mereka sampai akhirnya Vanda hilang dari pandangan Zeya.

Begitu Zeya ingin mengambil Langkah untuk masuk ke Gedung, tiba-tiba langkahnya tertabrak dengan seseorang yang langkahnya hamper beriringan dengan mereka.

"Sorry-sorry, saya nggak sengaja, kamu nggak papa?"

Zeya sempat mendesis saat pundaknya tersenggol orang di sampingnya yang juga mau lewat, perempuan itu memegangi bahunya lalu melirik. "Iya nggak papa."

Pria berpakaian formal yang tak sengaja bertabrakan dengan Zeya itu terlihat sedang asik menelepon. "Arazey? Kamu Arazey, kan?" tanyanya.

Zeya yang tak memperhatikan dengan jelas siapa orang yang di hadapannya itu pun cukup terkejut mendengar pernyataannya, bagaimana pria itu bisa mengenalinya?

"Pak V-Vanoris, ya?" tanya Zeya memastikan karena ia sudah sedikit lupa.

Pria itu pun menjauhkan ponsel dari daun telinganya, ia tersenyum saat mengetahui bahwa itu adalah Arazey.

"Benar sekali, kamu nggak papa? Maaf saya terburu-buru tadi karena saya juga ada sambutan di acara PKKMB ini."

"Ng-nggak papa, Pak. Saya nggak papa," jawab Zeya spontan.

"Kamu—"

"KELOMPOKKK 10 KUMPULLLL!!!" teriak Irish cukup keras yang sejujurnya bertujuan untuk memanggil Zeya, karena hanya dirinya lah yang belum bergabung.

Zeya terpelonjat kaget mendengarnya. "Maaf, Pak, saya duluan." Zeya langsung pergi dari hadapan Vanoris dan meninggalkan sang dosen yang masih terpaku di depan pintu gedung.

Sedangkan Vanoris hanya memperhatikan gerak-gerik Zeya sampai ia bergabung pada kelompoknya, pria itu tersenyum kecil kemudian menggeleng. Dan ikut masuk ke dalam gedung menuju panggung.

•••••••••••

Acara pembukaan pun dimulai, setelah semua maba dirapikan barisan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing.

Karena ini adalah PKKMB Day 1 di Kampus utama, hingga dalam satu kelompok terdapat maba dari berbagai macam fakultas dan prodi.

Termasuk Zeya yang berada di kelompok 10, perempuan itu pun duduk di kursi yang sederet bersama beberapa maba lain.

Tak ada yang berbeda antara Zeya dengan para maba-maba umumnya, hanya saja ia sedang membawa calon bayi di perutnya.

Pembukaan dibawa oleh MC, sementara seluruh panitia yang tergabung dalam organisasi BEM berada di pinggir panggung. Sialnya, Agaskar terlepas memantau dimana Zeya sekarang.

"Anjir, banyak banget. Dimana Zeya?" gumam Agaskar mencoba menyapu pandangannya pada seluruh maba-maba yang hadir di gedung.

Hanya melihat Agaskar yang berdiri saja mampu membuat beberapa maba yang berjarak cukup dekat dengannya histeris, Agaskar sendiri tak menyadari hal itu sebab fokusnya hanya untuk mencari Zeya.

"EH EH ITU WAKIL KETUA BEM TAUUU!"

"ANJIRR COK GANTENG BANGETT AAAKKKKKKK SUMPAHH!"

"ITUUU KAK AGASKAR NAMANYA, WAKIL KETUA BEM KITA!"

"AUTOO MASUK BEM AH BIAR BISA KTMU SETIAP SAAT!"

Teriakan itu juga ada di sekeliling Zeya, dimana teman-teman sekelompok yang tak ia kenal pun juga meneriaki nama SUAMINYA.

Zeya sejujurnya sudah tak heran, karena memang sejak SMA seperti itu, bukan?

Namun, rasanya ini lebih extra. Pesona Agaskar sebagai wakil ketua BEM rupanya lebih kuat dibanding ia menjadi ketua geng motor Wolviper saat SMA dulu.

"Apa sih alay banget, kayak nggak pernah lihat orang ganteng aja," celetuk Zeya memutarkan bola matanya.

Zeya melihat keberadaan Agaskar yang berada di samping panggung dengan menggunakan jas almameter berwarna coklat yang sama dikenakan oleh Zeya.

Tubuh tinggi semampai dan wajah dengan pahatan yang nyaris sempurna, siapa yang tak menggilai sosok lelaki itu?

Padahal Agaskar tidak mencari-cari perhatian atau tebar pesona, ia hanya diam berdiri dengan kedua tangan yang bersanggah di belakang punggungnya diiringi tatapan ke atas panggung untuk melihat sambutan pembukaan.

Dan di sampingnya ada Savion, ketua BEM Universitas Scorpion. Kedua lelaki ini memang menjadi pusat perhatian sejak awal Zeya datang, bahkan ada beberapa MABA yang sudah heboh mungkin mengetahui bahwa ketua dan wakil BEM Uniscop setampan itu.

Tapi, tentunya yang paling menyita perhatian semua orang adalah sosok Agaskar Vakenzo Delvan, mahasiswa semester 5 dari fakultas Teknik yang merupakan wakil ketua BEM nya.

Sedangkan Savion disorot karena ia menginjak mahasiswa semester 5 di Fakultas Kedokteran. Sejarah per organisasian, sangat jarang anak kedokteran mengikuti organisasi mengingat jadwal praktik yang tak terhitung, namun Savion sanggup mengimbanginya bersamaan.

Karena belum juga menemukan Zeya, Agaskar pun berniat untuk menyemangati sang istri memalui sebuah pesan yang dikirimkan via chat.

Zeya yang sedang mendengar sambutan itu kaget mendapati notifikasi Agaskar dan langsung membalasnya sembari memperhatikan suaminya dari kejauhan, meskipun Agaskar tak bisa menangkap keberadaannya, yang penting Zeya melihatnya.

Mendapati balasan Zeya demikian, Agaskar menarik sudut bibirnya. "Nantang dia," gumam lelaki itu kemudian langsung berbisik pada Savion.

"Bilang ke MC gue izin mau manggil salah satu maba yang kehausan, apalagi konsumsi baru dibagiin pas istirahat. Kasihan dia," ujar Agaskar berbisik pada sang ketua BEM.

"Oke siap," jawab Savion mengacungkan jempol kemudian menghampiri sang MC.

Sangat mudah, sang MC lalu memberikan microfon pada Agaskar dan mempersilahkan lelaki tersebut menaiki panggung.

Bergegas Agaskar pun melangkah naik yang langsung disoraki oleh seluruh maba yang hadir, maba perempuan maksudnya.

Maba laki laki? Mereka hanya melirik sinis pada kehadiran Agaskar yang sedari awal berhembus kabar dimana lelaki itu banyak digilai oleh para kaum hawa. Tentunya rasa 'iri' dalam diri tak bisa terhindari.

"Emmm selamat pagi sem—"

"AAAAAAAAAAAA!!!!"

"Anying, belum juga ngomong udah teriak kayak cacing kepanasan aja lo semua," gumam Savion greget tentunya dengan nada yang pelan, hanya dirinya yang mendengar.

Agaskar sendiri harus terhenti ucapannya begitu para maba menyorakinya entah karena apa. "Selamat pagi semuanya, perkenalkan saya Agaskar Vakenzo Delvan, wakil presiden mahasiswa periode 2023/2024."

"AAAAAAAAAAAA!!"

"SUMPAHHHH GANTENGGGG BANGETTTTT DIA!"

"GUE PASTI MASUK BEM SIH DEMI KAK AGASKAR!"

"GILAAAAAA! PAS DILIHAT MAKIN DEKET MAKIN CAKEP!"

Zeya semakin mual mendengar pujian-pujian berlebihan yang dilontarkan sebagian orang saat melihat keberadaan Agaskar di atas panggung, meskipun yang mereka katakana sesuai fakta.

"Saya disini bukan mau sambutan. Tapi untuk memanggil salah satu maba yang meminta pada saya," ucap Agaskar membuat Zeya mendadak deg-degan tiba-tiba.

"Kepada maba dari fakultas kesehatan prodi psikologi, atas nama Arazey Henessy Elthea yang gabung di kelompok 10 harap maju ke depan mengambil air minum yang kamu minta pada saya," final Agaskar.

Zeya membelalakkan kedua matanya sempurna, jantungnya hampir meledak begitu mendapati namanya cukup keras dipanggil menggunakan microfon oleh Agaskar.

Mulutnya terbuka cukup lebar yang langsung ia tutup dengan telapak tangannya. Seketika satu gedung ricuh dan heboh hanya untuk mencari-cari keberadaan maba yang dipanggil oleh sang wapresma.

Terutama kelompok 10 yang itu berarti mereka berdekatan dengan sosok yang dimaksud oleh Agaskar. "Eh, lo kan yang Namanya Arazey. Itu dipanggil Wapresma!" tegur salah satu orang.

Zeya mematung, ia hanya diam membeku dengan ekspresi kaku. Bingung harus berbuat apa, karena wajahnya memerah malu. "Kak Agaskar gilaaaa!!!!" cecar Zeya mengepalkan kedua tangannya.

Meskipun belum mendapati dimana keberadaan sang istri, Agaskar sudah dapat membayangkan bagaimana respon Zeya saat namanya dipanggil di hadapan ribuan orang seperti ini, ia tertawa geli.

"WOY! YANG NAMANYA ARAZEY HENESSY ELTHEA KELUARRR! WAPRESMA MANGGIL DIA CUMAN KARENA MAU NGASIH AIR MINUM!"

"CAPER BANGET MINTA MINUM SAMA WAPRESMA, SAMA MENTOR KAN BISA."

"IDIHHHH NAJISS CAPERRR HUUUUUU!!!"

Meskipun banyak yang menjadi tim pro yang menyoraki panggilan tersebut, tak sedikit juga yang berada di tim kontra terlebih yang sebelumnya memuja-muji Agaskar, tentu mereka tidak terima akan panggilan itu.

"Ayok yang namanya disebutkan oleh wapresma kita harap ke atas panggung karena durasi sudah mulai menipis," ujar sang MC ikut memanggil.

Dengen tubuh yang gemetar, Zeya meneguk salivanya pelan, wajahnya benar-benar memerah malu. Bayangkan saja ia berdiri di antara ribuan maba yang sedang duduk, kemudian menyela barisan untuk berjalan maju ke depan.

Sedangkan Agaskar, seketika senyum tercetak di wajah lelaki itu saat mendapati keberadaan sang istri yang mulai berjalan mendekat menuju arah panggung.

Agaskar sudah menggenggam satu botol air minum di tangannya. "Dateng juga lo," ujar Agaskar tertawa puas menatap raut wajah istrinya yang benar-benar menahan malu.

Zeya meneguk salivanya kasar dan menyambut air minum tersebut langsung dari tangan Agaskar yang ada di atas panggung, sialnya perempuan itu langsung berbalik badan tanpa mengucapkan terima kasih.

"Hai kamu, kok nggak ucapin terima kasih nih sama Kak Agaskar yang udah kasih air minum yang kamu minta? Ayok sini naik dulu ke atas panggung," ujar sang MC.

Mendengar itu Zeya semakin ingin dibuat pingsan saja disini daripada harus berhadapan dengan ribuan orang ditambah pro dengan Agaskar, suaminya.

Zeya sudah memberikan kode, gigi atas dan bawahnya menyatu ditambah mata yang melotot ke Agaskar, sialnya respon Agaskar hanya membalas ejekan dengan menjulurkan lidah pada Zeya.

Zeya tidak bisa kesal, mengingat ia diperhatikan oleh banyak orang. Mau tidak mau langkahnya berbalik dan naik ke atas panggung atas permintaan MC tersebut, dan berada di tengah-tengah.

"Makasih Kak Wapresma atas minumnya, soalnya saya haus," ujar Zeya menyahut di microfon itu seketika disambut oleh sorakan.

Entah sorakan suka dan tidak suka, semuanya bercampur menjadi satu. Agaskar kemudian berbisik sedikit mendekat pada daun telinga Zeya. M

"Makanya, lain kali jangan coba nantang gue, sayang, mau lo bercanda pasti gue anggep serius sebagai tantangan," bisik lelaki itu.

Rasanya Zeya ingin sekali menonjok Agaskar detik ini juga, ia pun langsung berlari turun ke bawah panggung dan kembali ke tempatnya daripada harus berlama-lama disana.

"Waduhhh! Ada apa nih antara wapresma kita sama maba dari fakultas psikologi?" MC menaik turunkan alisnya seraya menatap keberadaan Agaskar dan Zeya secara bergantian.

Kejadian itu dihebohkan dengan berbagai mulut yang dilanjut dengan tepuk tangan meriah satu gedung, Zeya yang sudah kembali ke tempat awalnya itu seperti sudah tidak memiliki muka lagi.

Irisih yang menjadi mentor kelompok 10 tadi pun merasa terkejut mendapati hal yang baru saja terjadi di atas panggung, melihat Zeya adalah maba yang ia tegur tadi karena terlambat.

Gadis itu melipat kedua tangannya di dada, berdiri tepat di samping Savion yang juga ikut heboh sebagai teman dari Agaskar sendiri, hanya ia yang diam sinis melihat insiden tersebut dan sangat tidak suka.

"Jadi itu yang namanya Arazey Henessy Elthea, sebenarnya dia siapa, sih?" Irish bergumam kesal. "Pas banget dia kelompok 10, lihat aja nanti."

••••••••••••••

Tanpa dirasa, acara PKKMB telah selesai dan hari sudah menjelang sore menuju maghrib. Seluruh maba pun dipersilahkan untuk bubar dan masing-masing kembali pulang ke rumah.

Ini baru hari pertama, masih ada dua hari lagi yang harus dilalui oleh seluruh maba. Dan besok, di hari kedua mereka akan melakukan PKKMB sesuai fakultas masing-masing.

Zeya mengelus perutnya. "Yeay, udah selesai. Saatnya kita pulang ya, baby," ujar Zeya mengajak calon bayi nya berbicara.

Jidat Zeya dipenuhi keringat, ia nampak lelah hari ini. Mau tidak mau seperti itu, meskipun disarankan dokter jika Zeya yang sedang hamil muda tidak diperbolehkan untuk terlalu sering lelah.

Agaskar yang memantau keberadaan Zeya itu pun kembali lepas, kepalanya tak bisa diam berputar hanya untuk mencari-cari Zeya di antara banyaknya maba yang sudah bubar.

"Sial, mana dia? Udah nggak kelihatan lagi," gumam Agaskar.

Agaskar tak bisa pergi, karena ia sebagai wapresma ada rapat akhir sebagai penutup setelah acara berlangsung. Dan perkiraan lelaki itu pun pulang pada malam hari, dimana Zeya sudah dipastikan pulang sendiri.

kak agaskar🚩
17:54
Hati-hati pulangnya sayang, kalau ada apa-apa kabarin gua
Gua pulang malem, karena masih ada rapat akhir sama yg lain buat besok
Love you muach

Zeya sempat berhenti melangkah sejenak untuk membuka notifikasi pesan dari suaminya, Agaskar. Perempuan itu tersenyum membacanya, saat ingin membalas, tiba-tiba botol minum yang ia pegang dirampas ke lantai oleh seseorang.

KRAKKKKKKKK!!!

Zeya terkejut, karena itu adalah air minum yang diberikan oleh Agaskar tadi, dan juga sudah diminumnya setengah. Seorang perempuan merampas hingga membantingnya ke lantai membuat air minum itu tumpah.

"Lo itu maba, sadar diri, kek. Lo pikir dengan caper ke wapresma itu lo keren?" papar Irish melipat kedua tangannya di dada, ia terlihat murka pada Zeya.

"Pake minta air minum segala lagi, najis tau nggak, sih!" Irish menginjak-nginjak botol plastik tersebut.

Zeya mengerjapkan matanya beberapa kali. "M-maaf, Kak. Saya nggak berniat caper sama sekali, saya—"

"TERUS APA?!" Irish benar-benar memarahi maba yang ia mentori. "Gue ini mentor lo, lo kalau ada apa-apa ya harus gue. Kan fungsi gue sebagai mentor buat ngejagain lo yang juga anggota kelompok 10."

"Malah lo minta hal kayak gitu ke wapresma, sampai disebutin tau nggak kelompok 10 nya, dimana gue naro muka, hah?! Dianggap mentor nggak becus gue disana karena lo," tutur Irish lagi.

Zeya hanya bisa menunuduk, karena ia sebagai maba juga harus menjaga sikap dan attitude-nya. "I-iya, Kak. Maaf saya salah," ucapnya sayu.

"Maaf-maaf, bisa lo cuman maaf aja. Apa susahnya sih tinggal chat gue atau cari gue, udah tau kan siapa nama gue?" ujar Irish lagi.

Lantas Zeya menggeleng semakin membuat emosi Irish memuncak. "LO TAU NGGAK TAU NAMA MENTOR LO SENDIRI? SIALAN LO YA BARU JUGA MABA UDAH SONGONG AJA."

"Nama gue, Irish Elexina Zeverly, mentor kelompok 10. Gue udah perkenalan ya, di grup. Lo kemana aja? Apa selama di grup lo nggak ada kontribusi apa-apa, hah?!"

DAMN!

Zeya baru mengetahui sekarang jika nama mentornya adalah Irish, Irish Zeverly? Apakah Zeya tidak salah dengar jika ia bertemu dengan orang yang mengirimkan DM pada Agaskar tadi malam?

"N-nama Kakak, Irish Zeverly?" tanya Zeya lagi memastikan.

"Iya! Kenapa?" jawab Irish spontan dengan sinis. "Lo baru juga maba udah kurang ajar banget ya sama senior!"

Di Tengah keterkejutan Zeya yang baru tahu bahwa Irish adalah mentornya, Irish sendiri melihat keberadaan Agaskar yang nampak memperhatikannya dari kejauhan. Sontak gadis itu mulai merencanakan sesuatu.

"Kenapa lo diem aja, hah?!" celetuk Irish lagi.

"Sorry, Kak. Gue nggak ada bermaksud buat caper atau tebar pesona ke Wapresma, dia sendiri yang mau ngasih itu," sahut Zeya.

"Halahhhh! Alesan aja lo, di antara ribuan maba juga ngapain Agaskar nyariin dan nyebut nama lo secara lengkap? Ngeles aja lo maba tolol!" maki Irish.

Kali ini Zeya tidak tinggal diam. "Apa lo bilang? Gue tolol? Lo yang tolol anjing, jangan mentang-mentang lo senior bisa seenaknya ya bangsat! Lo pikir gue takut sama lo?"

Irish membuka mulutnya sempurna saat mendengar sahutan Zeya yang melebihi pedas dibanding dirinya. "Oh—berani ya lo sekarang, gue ini mentor lo!"

Zeya tersenyum sinis, ia menatap intens gadis di depannya. "Mau mentor kek, mau senior kek, selagi lo bukan Tuhan atau orang tua gue, gue nggak takut sama lo! Lo pikir lo siapa? Cuman mentor aja belagu."

"Emang ada di kampus ngajarin para mentor marahin anggota kelompoknya cuman karena masalah sepele? Emang lo nya aja yang sinting, cewek gila. Lo suka kan sama Kak Agaskar?!" final Zeya benar-benar meluapkan emosinya yang menggebu-gebu.

Mendengar keributan di pojok gedung membuat Agaskar yang memang sedaritadi memantau interaksi antara Irish dan Zeya, berniat ingin menghampiri, meskipun Agaskar sendiri masih sibuk mendengar arahan dari teman-teman BEM.

"WOI, KAR! LO MAU KEMANA?" panggil Savion, Agaskar tak menyahut apapun dan terus berjalan mendekat.

Menyadari Agaskar yang akan dating, Irish yang ingin menampar Zeya pun mengurungkan niatnya. Ia langsung menarik tangan Zeya menuju rambutnya, seolah memaksa Zeya untuk menjambak.

"ARGHHHHH!! SAKITTT BANGETTT!!" rintih Irish bersandiwara.

Agaskar yang baru setengah jalan melihat hal itu langsung bergegas berlari menghampiri dan menjadi penengah keduanya. Zeya sendiri terkejut dan kebingungan karena tangannya yang ditarik tiba-tiba.

"INI ADA APA SIH RIBUT-RIBUT?!" ujar Agaskar setelah mencoba memisahkan antara Zeya dan Irish.

"Gas! Maba ini udah kurang ajar tau, bisa-bisanya dia narik rambut gue," celetuk Irish menggandeng lengan Agaskar yang langsung ditepis oleh sang empu.

Zeya hanya dapat mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, ia tak habis pikir dengan apa yang Irish ucapkan. "Kak Agaskar, lo percaya sama gue, kan?"

"Agas, lo udah lama kan kenal gue dan gue juga jadi sekretaris lo di BEM. Masa lo lebih percaya sama MABA yang lo kasih air minum ini ketimbang gue?" ungkap Irish bersikukuh mencari pembelaan.

"Kak—"

"UDAH CUKUPP! GUE PUSING!" sanggah Agaskar menghela napas Panjang. "Gue banyak urusan, dan sekarang juga masih harus rapat."

Irish dan Zeya pun saling berpandangan satu sama lain menunggu respon Agaskar selanjutnya, lelaki itu mengusap wajahnya frustasi karena memang benar-benar lelah mengurus banyak hal.

"Gas, dia yang salah bukan gue," ucap Irish lagi.

"Kak Agaskar, gue nggak ngelakuin itu, Kak," sambung Zeya lagi berharap agar Agaskar percaya padanya.

"Sorry, gue lebih percaya sama dia." Agaskar mempertegas pembelaannya.

"Lo emang suka bikin ribut, Rish. Nggak senior, nggak seangkatan, bahkan maba lo ajak ribut. Gue muak sama tingkah lo!"

Kak Agaskar lebih percaya ucapan gue? Jantung Zeya berdegup kencang. Hatinya benar-benar luluh mencair keseluruhan dari bongkahan batu gengsi yang tadinya membeku di hati.

Zeya sadar, ia sebenarnya telah mencintai Agaskar

••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI???

KELEAN KALAU JADI ZEYA MALUU ATAU JUSTRU SENANG NIH KENA NOTICE?

Kalau di season 1 kalian pernah baca, Arazey tuh belum pernah secara terang-terangan yang dengan tulus banget bilang kalau dia cinta sama suaminya. And finally, dengan hadirnya Irish, Zeya ngaku kalo dia udah secinta itu sama Agaskar eakk. SIAPA SENANGG?!

SIAPAAA YANGGG MAUU BANTU ZEYA BASMI PELAKOR? KOMEN SINI CEFFAT! >>>

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

Apa yang mau disampaikan sama Irish?

SIAP MENUNGGU UPDATED BAB BARU? SPAM "🍄" SEBANYAK-BANYAKNYA YAA. UPDATED BERGANTUNG DI TARGET...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Sabtu, 2 Desember 2023 (3546 kata)

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.3M 76.1K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
NAJESA By 세이시

Teen Fiction

188K 11K 41
Ke mana pun mereka pergi, rumah dan keluarga adalah tempat untuk kembali. Tapi, kehangatan dan keramahan rumah, tak berlaku baginya. "Karena rumah, t...
2.5M 122K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
568K 77.6K 26
(SELESAI) Karena ada yang layak diingat, meski banyak yang patah di sebuah rumah. Bagian dari Loversation untuk Ardan.