AQLAM

Galing kay StorybookChums

64 11 1

Aqlam mengisahkan perjalanan jiwa seorang remaja yang tengah berkelana di jalan pencarian identitas dan impia... Higit pa

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15

Chapter 9

2 1 0
Galing kay StorybookChums

Setelah peringatan Hari Pahlawan terlewati, tibalah saatnya para siswa sibuk untuk mempersiapkan kegiatan perkemahan pramuka yang tinggal lima hari lagi pelaksanaannya.

Kesibukan itu pun dirasakan oleh Aghniya, yang sudah sangat terlihat bersiap untuk kegiatan pramuka nanti, sebelumnya dia telah berhasil melakukan pengibaran bendera bersama anggota pengibar lainnya, ini tentunya menjadi pengalaman dan ilmu baru untuk Aghniya, ia sangat bersyukur diberi kesempatan untuk mengikuti berbagai ekstrakurikuler di sekolah itu.

Hari itu, di taman sekolah, di bawah sinar matahari yang hangat, Aghniya dan Sarah duduk di bangku taman, tempat yang sudah menjadi favorit mereka, di bawah pohon Ek yang rindang cocok untuk melepas penat dan menikmati hembusan angin yang sejuk setelah melaksanakan sholat Dzuhur.

"Aghni, aku capek banget akhir-akhir ini," ucap Sarah dengan nada mengeluh sambil menyandarkan punggungnya dan mengayun-ayun kedua kakinya di bangku kesukaan mereka.

Aghniya yang seperti biasa, sedang melanjutkan cerita di notepad ponselnya mengalihkan atensinya pada Sarah. Dia menyimpan ponsel itu di pinggir tempat dia duduk, mencoba mendengarkan dengan seksama apa yang menjadi keluhan sahabat dekatnya itu.

"Kenapa, Sar? Cerita sama aku!" Ujar Aghniya dengan senyumnya yang manis.

Sarah tidak langsung merespon, dia memejamkan matanya sambil mendongakkan kepalanya ke atas pohon mencoba menenangkan pikirannya sejenak, setelah membuang nafas kasar dia baru menjawab, "Aku belum setor hafalan Juz 'Amma lagi ke Bu Zahra, aku juga belum hafal do'a sholat dhuha itu, yang ditugasin sama Pak Fadhli. Mana tugas mapel lain banyak lagi, belum kegiatan diluar jam pelajaran kita, aaaah... Aku stress Aghni." Ucapnya dengan geram tanpa melirik Aghniya.

Aghniya hanya tersenyum menggelengkan kepalanya dengan pelan, dia merasakan betapa tertekannya sahabatnya itu, "Aku kira apa, Sar." Ucapnya sambil menepuk paha Sarah dengan pelan.

"Emang kamu gak ngerasa stress gitu?" Tanya Sarah yang kemudian menegakkan duduknya dan sepenuhnya berbalik berhadapan dengan Aghniya.

"Ya, aku juga sama sih ngerasa banyak tekanan akhir-akhir ini karena kesibukan kita, cuma kita jangan ngeluh dan patah semangat gitu. Kalo kamu lelah, istirahat dulu aja, lalu nanti bangkit lagi. Semua bakalan baik-baik aja selagi kita memasrahkan segala urusan kita sama Allah." Ucap Aghniya dengan penuh ketenangan dan menentramkan hati.

Sarah merasa terenyuh mendengarkan itu, dengan wajah yang menggemaskan dia terus menatap sahabat dekatnya itu seolah meminta wejangan lebih lanjut.

Aghniya yang peka pun melanjutkan, "Tau gak, Sar, dulu sahabat Rasulullah, Salman Al-Farisi pernah ngalamin masa sulit juga. Di satu titik hidupnya, dia ngerasa terpuruk dan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi dia gak nyerah gitu aja. Salman memutuskan buat cari ilmu, bekerja keras, dan berusaha sebaik mungkin."

Sarah mendengarkan dengan antusias, dia tertarik dengan kisah yang dibagikan oleh Aghniya. "Terus terang, aku belum pernah denger ceritanya. Gimana selanjutnya, Aghni?"

Aghniya kembali tersenyum, "Salman Al-Farisi kemudian bertemu dengan seorang ahli ibadah yang bijaksana. Dia menanyakan rahasia kebahagiaan dan kesuksesan. Ahli ibadah itu menjawab, 'Jangan biarkan masalah dan kesulitan membuatmu putus asa. Alihkan bebanmu kepada Allah, dan terus berusaha dengan tulus. Sesungguhnya, setiap kesulitan pasti diikuti kemudahan.'"

Sarah memandang Aghniya dengan mata penuh pengharapan, "Terus gimana lagi?"

Aghniya melanjutkan, "Dengan semangat yang baru, Salman memulai perjalanan hidupnya. Dia menyerahkan segala urusannya kepada Allah, berusaha keras, dan akhirnya meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Kuncinya adalah ikhtiar dan tawakal, usaha dan pasrah."

Sambil mendengarkan cerita itu, Sarah merasa semangatnya kembali menyala. "Aghni, makasih ya. Aku jadi ngerasa punya kekuatan lagi. Makasih selalu ngingetin aku buat menyerahkan semua urusan sama Allah."

Aghniya tersenyum puas, "Sama-sama, Sar. Ingat, hidup ini memang penuh dengan ujian dan tantangan, tapi dengan semangat, doa, dan usaha yang ikhlas, kita pasti bisa melewati semuanya. Dan selalu ingat, Allah tidak akan memberikan beban kepada hamba-Nya melebihi batas kemampuannya."

Setelah percakapan penuh hikmah itu, Sarah teringat kalau HP nya tertinggal di kelas.

"Aghni, aku tinggalin HP di kelas. Bentar ya, mau aku ambil dulu." Ucapnya sambil beranjak meninggalkan Aghniya.

Tanpa menunggu jawaban Aghniya, Sarah pergi dengan cepat menuju kelas.

Sambil menunggu sarah kembali, Aghniya melihat HP nya lagi, terlihat ada satu pesan baru di WhatsApp-nya.

Rujhan

"Aghni, kamu dimana sekarang?"

12:06

"Aku di taman belakang Lab-kom."

12:09

"Aku kesana ya!"

12:09

Aghniya merasa sedikit aneh mengapa tiba-tiba Rujhan akan mendatanginya. Mungkin ada hal penting yang mau dibahas, Aghniya pun tidak membalas pesannya kembali, sampai tidak lama terlihat Rujhan yang sudah berjalan dengan tergesa-gesa ke arahnya.

"Aghni!" Sapa Rujhan saat berhenti di seberang Aghniya dengan jarak yang agak jauh namun masih terdengar jelas.

"Kenapa, Han?" Tanya Aghniya dengan bingung. Rujhan terlihat sedikit terengah-engah, sepertinya dia baru saja dari Masjid, terlihat dari sarung dan kopiah yang dia pegang.

Rujhan terdiam, dia menatap Aghniya dengan tatapan serius, seolah ingin mengungkapkan sesuatu yang lama tertahan. Aghniya agak heran melihat ekspresi Rujhan yang begitu khusyuk.

Sebelum Aghniya sempat bertanya lagi, Rujhan memberanikan diri untuk bicara. "Aghni, ada yang ingin aku omongin sejak lama."

Aghniya yang penasaran langsung bertanya, "Apa, Han? Serius amat sih mukanya, bikin cemas tahu." Ucap Aghniya mencoba sedikit mencairkan suasana diantara mereka yang terasa sedikit aneh baginya.

Rujhan menarik nafas panjang sebelum melanjutkan, dia merasa salah tingkah sendiri, "Aku boleh sambil duduk ya?" Tanyanya dengan gugup melihat ke sekeliling taman, takutnya ada yang melihat mereka mengobrol berdua dan menimbulkan spekulasi yang negatif.

Aghniya semakin dibuat bingung, dia mengangkat alisnya dengan penuh tanda tanya. "Ya tinggal duduk aja, Han! Kita juga gak deketan kok, kenapa kamu keliatan takut diliat orang gitu?!" Ucap Aghniya dengan senyum tipis yang masih menyimpan tanda tanya pada gelagat aneh temannya itu.

Rujhan mengambil nafas perlahan, setelah duduk bersila di seberang bangku yang diduduki Aghniya, dia pun mengeluarkan kalimat yang selama ini dia tahan dengan tatapan lurus pada gadis di depannya itu, "Aku mau jujur sama kamu, tapi kamu jangan marah ya!" Ucap Rujhan mengawali kalimatnya dengan hati-hati.

"Kenapa harus marah? Kalo mau jujur ya jujur aja, Han!" Timpal Aghniya dengan serius, dia sudah mengantisipasi apa yang kira-kira akan diutarakan oleh lelaki di depannya itu.

"Sebenarnya... sebenarnya aku suka sama kamu, Aghni." Ucap Rujhan dengan mantap, kini beban di hatinya terasa terangkat setelah mengatakan kata-kata itu.

"Ya Allah..." Ucap Aghniya dalam hati. Ia sangat terkejut mendengarnya. Suasana di taman menjadi hening seketika.

Tidak jauh dari mereka, Sarah yang dari tadi sudah kembali, mendengar pernyataan Rujhan dari balik dinding.

Aghniya dengan suara penuh penekanan mencoba memastikan, "Rujhan... kamu serius?"

Rujhan mengangguk langsung, "Serius, Aghni." Jawabnya, "maaf mungkin aku terkesan buru-buru dan tiba-tiba gini, tapi aku bener-bener suka kamu dari pertama kali kita ketemu, Aghni. Dan aku gak bisa nunda buat ngungkapinnya lagi."

Sejenak, suasana terasa canggung. Aghniya mencoba mencerna kata-kata yang baru saja didengarnya. Sementara itu, Sarah di balik dinding mencoba untuk memproses perasaannya yang tiba-tiba terluka, ia simpan tangannya di dadanya, merasakan hal yang sakit di sana namun tidak tahu apa penyebabnya.

Sarah tersenyum pahit, berusaha meredakan rasa sakit yang mulai menjalar di hatinya. Tidak pernah sedikitpun terbesit dalam pikirannya jika lelaki yang selama ini dia sukai menyukai sahabat dekatnya sendiri.

Aghniya dan Rujhan kembali melanjutkan percakapan mereka, saat itu Aghniya pun jadi lupa tentang Sarah yang belum kembali dari kelas. Rujhan mencoba memberikan penjelasan lebih lanjut tentang perasaannya. Di sisi lain, Sarah pergi kembali ke kelas dengan mata yang sudah berembun.

"Aghni, aku gak mau membuat situasi jadi canggung antara kita. Aku cuma ingin jujur." Ucap Rujhan

Aghniya pun menimpali, "Aku ngehargain banget kejujuran kamu, Han. Tapi aku butuh waktu buat mikirin semuanya."

Rujhan mengangguk, "Tentu, aku ngerti, Aghni. Aku nggak ingin buat kamu jadi gak nyaman. Kamu gak perlu buru-buru menjawabnya, sampai kapanpun, aku siap nunggu kok."

Aghniya memutuskan untuk tidak menjawab pernyataan Rujhan saat itu juga, dia mencoba menghargai perasaan Rujhan, karena jika ditolak langsung mungkin akan membuat Rujhan sakit hati. Aghniya pun segera kembali ke kelasnya lebih dulu, namun dia tidak dapat menemukan Sarah dimanapun.

"Cari Sarah ya?" Tanya Deva yang memperhatikan Aghniya.

"Iya, Dev. Kamu liat dia gak? Tadi kita di taman, katanya dia ngambil HP dulu ke sini tapi belum balik lagi." Ucap Aghniya dengan khawatir.

"Tadi aku gak sengaja berpapasan sama dia, tapi dia lari gitu gak tahu kemana, sambil nangis keknya," kata Deva menjelaskan.

Aghniya langsung panik mendengar itu, dia segera ke luar lagi dari kelas mencoba mencari Sarah di manapun dia bisa menemukannya. Setelah kejadian di taman barusan, membuat Aghniya secara tidak langsung merasa begitu bersalah pada sahabat dekatnya itu, dia tidak tahu harus mengatakannya bagaimana nanti pada Sarah.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

13.3K 606 4
-𝙄𝙣 𝙒𝙝𝙞𝙘𝙝,𝙔/𝙉 𝙞𝙨 𝙖 𝙥𝙤𝙥𝙪𝙡𝙖𝙧 𝙘𝙖𝙢𝙜𝙞𝙧𝙡 𝙬𝙝𝙤 𝙛𝙞𝙣𝙙𝙨 𝙖 𝙘𝙖𝙢𝙗𝙤𝙮 𝙜𝙧𝙤𝙬𝙞𝙣𝙜 𝙚𝙭𝙩𝙧𝙚𝙢𝙚𝙡𝙮 𝙥𝙤𝙥𝙪𝙡𝙖𝙧. 𝙏𝙝...
1.5K 116 8
Cita-cita sederhana masa muda berdampingan dengan luka yang dimiliki masing-masing, berpijak di tempat yang sama untuk tetap merasa hidup.
1.5K 122 7
2 brother are strict and ks is youngest . . . . . . aage ka Janne ke liye story padho ❤️❤️
19.5K 884 5
{BTS ot7 × Reader} The Story about The Kind Doctor and Her Obsessed Psycho Patients. WARNING 🚫. Soft Hearted People kindly Stay Away from This FF. T...