Rumah Untuk Bayu | JJK

By Purplelight01_

49K 2.6K 341

Daun tidak dihadirkan untuk membenci angin yang menjatuhkannya. Tak pula menaruh dendam pada alam yang membua... More

Prolog
CHAPTER 1 : Fortius
CHAPTER 2 : Persaingan
CAST
CHAPTER 3 : Melewati batas
CHAPTER 5 : Kontras kasih sayang
CHAPTER 6 : Ke mana harus pulang?
CHAPTER 7 : Ancaman
CHAPTER 8 : Pertengkaran
CHAPTER 9 : Ketakutan
CHAPTER 10 : Mencoba lebih dekat
CHAPTER 14 : Disalahkan
CHAPTER 17 : Dipaksa pulang
CHAPTER 18 : Kekanakan yang sebenarnya
CHAPTER 20 : Rindu
CHAPTER 30 : "Maaf, Bu."
CHAPTER 31 : Rencana
CHAPTER 32 : Berpikir
Vote Cover
CHAPTER 33 : Maaf dan terima kasih
OPEN PRE-ORDER
Info
Gratis Ongkir
Hari terakhir
Diskon 20-35%
Special Chapter
Diskon 40%

CHAPTER 4 : Bukan hanya luka

1.3K 124 24
By Purplelight01_

"Kakak dari kecil udah kehilangan sosok seorang ibu. Wajar kalau kakak selalu minta diperhatikan. Bayu udah dewasa, harus ngerti kenapa bunda selalu manjain kakak. Berat lho, Nak jadi kakak."

Bayu menghela napas. Sudah berkali-kali kalimat serupa meluncur dari bibir ibundanya. Namun, tak sekalipun Bayu berhasil mematahkan anggapan tersebut. Jika dulu, Bayu bisa memahami. Sekarang lain lagi. Bayu dan Wil sudah sama-sama dewasa, bisa mengurus diri sendiri. Bundanya tak perlu melibatkan diri terlalu jauh.

"Tolong tugasnya kakak sekalian dikerjain. Enggak susah kok cuma tinggal tulis ulang jawaban Bayu ke buku tulis kakak. Kakak juga kalau lagi sehat pasti ngerjain sendiri, orang peringkatnya aja di atas Bayu."

Padahal, yang sakit kakinya, mengapa jadi Bayu yang harus mengerjakan tugas sang kakak? Justru Bayu yang benar-benar merasa sedang tidak enak badan sekarang.

Kali ini, apa lagi yang Wil inginkan? Tidak puaskah anak itu mengerjainya habis-habisan selama di sekolah tadi? Pertama, Wil menjadi penyebab Bayu dihukum pada jam pelajaran pertama. Kedua, Wil membuat Bayu menghabiskan uang jajannya bulan ini untuk membayar tagihan ibu kantin yang dibebankan padanya. Terakhir, Wil membuatnya melewatkan makan seharian ini.

"Bayu, dengar enggak bunda ngomong?"

"Dengar, Bun. Tapi, aku mau ganti baju dulu, istirahat juga, baru ngerjain tugas. Lagian, tugasnya buat hari Kamis kok. Sekarang baru Selasa."

"Bunda itu cuma mengingatkan, biar Bayu enggak lupa. Kata kakak tadi Bayu dihukum karena enggak ngerjain tugas? Belajar disiplin dong biar bisa masuk tiga besar kayak kakak. Bunda, kan, jadinya bangga kalau Bayu berprestasi juga."

Rasa laparnya langsung menguap begitu saja. Setelah dituduh macam-macam, diceramahi, dibandingkan pula. Kurang menyedihkan apa? Sayangnya, Bayu tidak bisa menyanggah. Memilih menelan bulat-bulat semua yang dituduhkan.

"Iya, Bun. Sekarang langsung aku kerjain tugasnya."

"Nah, gitu dong. Anak baik enggak boleh melawan kalau dibilangin. Bunda begini karena sayang sekali sama kalian berdua. Bunda mau kalian maju dan sukses sama-sama."

Bayu sangsi. Orang asing sekalipun bisa melihat siapa yang lebih disayang sang bunda. Bundanya terus mendorong Wil ke depan, sementara Bayu justru semakin merasa asing dan tertinggal.

"Kalau lapar, makan dulu aja. Bunda udah masak udang goreng saus mentega. Mumpung masih hangat."

"Bun, aku alergi udang."

"Eh, ya ampun. Bunda lupa, Nak. Karena kakak enggak enak badan, bunda masakin makanan kesukaan dia biar makannya enak. Bunda lupa Bayu enggak bisa makan udang," sesal Anggia. "Bayu mau dimasakin apa kalau gitu? Coba Bayu enggak pilih-pilih makanan, kita tinggal makan bareng."

"Bun, aku ada alergi. Bukan pilih-pilih makanan. Bunda enggak usah masak lagi. Aku nanti bikin telur mata sapi aja. Lagi pengin."

"Oke. Nanti bekas masaknya diberesin lagi, ya, Nak. Papa enggak begitu suka kalau rumah berantakan."

Pemuda itu tersenyum masam. Memangnya apa yang ia harapkan? Sang bunda akan memaksa memasak sesuatu untuknya? Tidak akan pernah. "Iya, Bunda tenang aja."

"Bunda tinggal dulu, ya, Nak. Tugasnya jangan lupa."

Sebelum menenggelamkan diri bersama tugas sekolah, Bayu mengambil ponsel, lalu mengetik sesuatu pada direct message instagramnya.

Luckystar
Bunny, cowok sedih itu hina enggak sih?

Littlerabbit
Enggak.
Cewek dan cowok dikasih organ lengkap pada setiap penciptaanya. Kalau cewek punya hati, berarti cowok juga sama. Jadi, cowok sedih itu bukan sesuatu yang hina. Normal untuk mereka yang memiliki hati.

Bayu menyunggingkan senyum tipis. Ia tidak tahu akun littlerabbit itu milik siapa, tetapi hampir tiga tahun ini mereka berkomunikasi, saling menumpahkan keluh satu sama lain. Keduanya pun sepakat untuk tidak mengungkap identitas masing-masing demi kenyamanan. Dan sejauh ini, semua baik-baik saja.

Luckystar
Thank you!

Littlerabbit
Kalau mau cerita, gue open 24 jam.

Bayu hanya memberikan tanda love, tanpa membalas lagi. Selanjutnya, pemuda itu langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang sudah melambai memanggilnya.

***

Jam yang terpatri di dinding sudah menunjuk angka satu, yang artinya sudah lewat tengah malam. Namun, grup chat di ponselnya masih ramai. Ada Arsen yang terus mengomel karena tidak bisa tidur, padahal dia harus bangun pagi-pagi sekali. Aries pamer foto usai mengisi acara di salah satu mal.

[Fortius]

Aries

Aries
Bisa-bisanya ada yang dapat foto gue padahal gue udah di pojok.

Hanin
Ri, gila rame banget.
Lo baru pulang?
Kok acaranya sampai jam segini?

Aries
Selesai jam 10 tadi.
Diajak makan dulu sama Mas Andra.

Naren
Gue kira ketemu fans dulu.
Foto-foto manja.

Arsen
Foto apaan?
Aries biasanya langsung minggat setelah manggung.

Sabil
Nih, ya, Ri.
Gue mau kasih masukan boleh?
Kalau mau manggung, tuh, bilang-bilang.
Nanti, sebelum mereka minta foto suruh beli dagangan gue dulu.

Bayu terkekeh membaca pesan dari sahabat-sahabatnya. Aries seorang drummer. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, anak itu bahkan sudah sering manggung di sana-sini. Tidak hanya drummer sebenarnya, Aries bisa bernyanyi, jago bermain gitar, dan piano. Satu kelemahannya, dia tidak begitu suka terjebak dalam keramaian.

Hanin
Jualan aja lo, Bambank.

Sabil
Yang penting halal.
Nanti gue bikin lightstick official buat Aries biar ala oppa-oppa koreya.

Hanin
Eh, iya keren tuh, Ri.
Bikinin, Bil.

Aries
Gue main drum ngapain pake lightstick segala anjir.

Sabil
Kan biar kece.
Aesthetic gitu
Buat lo free design.

Pemuda itu memejamkan mata saat ulu hatinya terasa perih. Sebenarnya sudah terasa semakin menjadi setelah magrib tadi, tetapi Bayu mendiamkannya. Lagi pula, tidak ada obat lambung di kotak obat.

Naren
Yung, dari tadi ngintip doang lo.

Hanin
Nanti kena azab.

Arsen

Sabil
Anjeer 🤣

Hanin
Gue enggak tahu kalau insomnia berpengaruh terhadap kepribadian seseorang 🤣

Naren
Cuma gue yang waras emang.

Saya
Apotek yang buka 24 jam sekitar sini di mana, ya, Nin?

Arsen
Lo sakit?

Aries
Lo sakit?

Naren
Lo sakit

Hanin
Lo sakit?

Sabil
Lo sakit?

Meski masih meringis-ringis menahan sakit, Bayu menyempatkan diri tersenyum melihat reaksi sahabatnya. Mereka mengirim pesan bersamaan menanyakan hal yang sama.

Saya
Enggak kok.
Perih doang perut gue.

Hanin
Lo biasanya pakai apa?
Siapa tahu ada yang cocok.

Saya
Apa aja deh.

Arsen
Pakai go-send aja gimana?
Biar gue tanya papa obatnya apa.
Lo enggak usah ke mana-mana, Yung.

Naren
Mau dianterin makanan juga enggak? Lo pasti telat makan, 'kan?

Sabil
Atau mau gue ke sana?

Aries
Balik dari sini gue mampir, deh, Yung.

Saya
Enggak usah.
Tapi, makasih perhatiannya.
Mau gue bawa tidur aja.

Bayu langsung menutup ruang obrolan, kemudian membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Baru saja matanya hendak terpejam, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Bayu sengaja memilih pura-pura tidur, takut jika itu sang bunda dan berujung mengomel lagi seperti tadi. Beruntung kamarnya selalu dalam keadaan gelap.

Curiga karena sang bunda tak juga menghampirinya, Bayu kembali membuka mata dan melihat seseorang berdiri di dekat meja belajarnya seperti tengah mencari sesuatu.

Orang itu mengendap-endap, berusaha meredam suara sekecil apa pun. Tangannya bergerak, memindahkan satu per satu buku ke sisi lain. Namun, seseorang mencekal pergelangan tangannya, mengunci pergerakannya.

"Buku mana lagi yang kali ini mau lo ambil?"

"Lepas!"

"Gue benar-benar enggak ngerti punya salah apa sama lo sampai lo kayak gini, Kak."

"Gue bilang lepas!"

"Gue capek, Kak. Sumpah."

Hanya dengan penerangan seadanya, Wil tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi adik tirinya sekarang. Namun, suara Bayu yang terdengar lirih dan sedikit gemetar cukup menyadarkan Wil kalau anak itu tidak baik-baik saja.

"Satu-satunya alasan kenapa gue bersikap kayak gini karena gue enggak mau lo ada di sini, sama kita."

"Oke, gue terima lo mau melakukan apa pun. Tapi tolong, jangan minta gue jauh dari Bunda."

Wil meninggalkan kamar itu tanpa mengatakan sepatah kata pun. Pemuda itu tersenyum puas usai mendengar ucapan adik tirinya. Sebahagia itu. Bayu memang mainan yang tidak pernah membuatnya merasa bosan.

Bayu mengunci pintu kamarnya. Kali ini ia berhasil memergoki Wil yang hendak menjahilinya kembali. Bagaimana dengan besok dan seterusnya?

Tubuh pemuda itu terbungkuk saat perutnya yang semula perih berubah nyeri. Bayu berusaha menekan titik sakitnya, tetapi tak memberi efek apa pun. Susah payah ia melangkah ke tempat tidur, berbaring, dan membiarkan malamnya dihabiskan dengan rasa sakit.

|Bersambung|

Kak ini Goodbay-u, ya? Iyaa dengan alur, tokoh, dan segalanya yang lebih mendetail daripada 27 episode di goodbay-u. Banyak penambahan yang ga ada di sana. Pokoknya aku pastikan kalian puas. Cerita ini terbit awal tahun depan insya Allah kalau aku panjang umur, jadi ikutin terus ya biar sempat baca.

Continue Reading

You'll Also Like

11M 344K 71
You and Jungkook were childhood best friends. Theres just one thing...You hadn't realized he was in love with you.
19.6M 596K 42
"Give me your hand." He ordered and i looked at him confused. He sighed before taking my left hand. I gasped when he suddenly put an engagement ring...
16.3M 670K 48
In which Jeon Jungkook agrees to marry Song Taehee(you) because of some reasons. She's happy. While he isn't. She does everything for him. While he d...
28.9M 1M 39
{#1 in teenagers} {#2 in fiction} {#2 in popular} "You better not tell anyone about this." "Aw why not? I'm sure your fandom of desperate girls wo...