HER LIFE - END (OTW TERBIT)

Af ay_ayinnn

4.9M 263K 16.8K

Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarg... Mere

Baca dulu beb
PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44
PART 45
PART 46
PART 47
PART 48
PART 49
PART 50
PART 51
PART 52
PART 53
PART 54
PART 55
PART 56
JUST FOR FUN BEB!
PART 57 (END)

PART 22

96.1K 4.3K 102
Af ay_ayinnn

Setelah menelfon dan bertanya mengenai kontrakan dengan pak RW, kini Gavin sudah menemukan rumah untuk berteduh selama beberapa waktu ini. Rumahnya kecil, baru ini Gavin tinggal di rumah sekecil ini.

"Maaf, ya, Mas. Kontrakan disini kecil-kecil. Ini aja saya udah carikan yang paling besar, bersih, dan insyaallah terjamin bebas dari serangga-serangga." Kata pak RW selesai mengantar Gavin ke rumah itu.

"Gak apa, Pak. Lagian saya juga cuma bentar. Oh ya pak, mobil saya di depan gapura aman gak ya?" Tanya Gavin setelah menatap rumah di hadapannya.

"Aman, agak mepet kan parkirnya?"

"Ya kali saya parkir di tengah-tengah gapura?" Gavin terkekeh menanggapi pak RW dengan candaan. Pak RW pun juga tertawa kecil.

"Ya udah kalau gitu. Berhubung rumah ini dekat dengan rumah Vanya, bapak harap Mas bisa menggunakan kesempatan ini dengan baik. Sama saya minta tolong, jangan buat orang-orang disini salah paham ya."

"Siap, doain yang terbaik buat kita aja Pak."

"Pasti. Semoga Vanya juga mau pulang ke rumahnya. Kasian kalo orang tuanya cariin terus."

Yang Pak RW tahu mengenai Vanya dari Gavin adalah Vanya kabur dari rumah saat hamil, lalu Gavin yang notabene-nya teman Vanya datang kemari untuk mencari Vanya dan akan membawanya pulang ke rumah. Pak RW belum tahu siapa Gavin dan Vanya yang sebenarnya.

Setelah kepergian bapak itu, Gavin kembali menatap rumah yang akan ia tinggali beberapa hari ini. Selama hidup Gavin tak pernah merasa atau di suruh merasakan hidup dengan rumah sekecil ini. Sekarang tinggal bagaimana cara dia bertahan hidup.

•••••

05.40 wib.

Plak.

Plak.

Plak.

"Apa sihhh!" Dengan mata tertutup, Gavin memukul-mukul area badan yang terasa gatal karena digigit nyamuk. Pagi ini dingin, tapi badannya gatal-gatal.

Tak lama kemudian, dia memutuskan untuk bangun. Gavin menggaruk-garuk tengkuk dengan nyawa setengah sadar. Matanya mulai membuka. Satu kata untuk kesan pertamanya kali ini, sialan.

Drtt, drtt, drtt.

Mendengar hp berdering, laki-laki itu bergegas mengangkat telfonnya. Entah siapa yang menelfon sepagi ini, dia asal mengangkat saja.

"Ya?" Parau nya.

"Anjing, lo kemana?" Suara Kara.

"Lo gak pulang? Tidur dimana?"

"Tadi Mama nanyain lo kenapa gak pulang."

Cerewet sekali Kara hari ini, batin Gavin mencibir. "Emang lo gak dikasih tahu sama Kak Bevan?"

"Bevan sama temen-temen lo pergi dari semalem. Gak tahu kemana."

"Acel juga? Dia tahu kalo gue udah ketemu sama Vanya?"

"LO UDAH KETEMU SAMA VANYA?"

"Ck, Acel dulu gimana?"

"Nggak ikut mereka, Acel pulang. Belum ada yang tahu kalo lo udah ketemu sama Vanya. Tapi gak tahu sih kalo Bevan sama temen-temen lo udah tahu."

"Huh... gue udah temuin Vanya di desa terpencil. Kak asli, ini gue digigit nyamuk terus," Adu Gavin di telfon. Tangannya tak menganggur sebab sedari tadi terus menepuk-nepuk kaki agar darahnya tidak diambil banyak oleh nyamuk.

"Terus sekarang lo mau apa?"

"Niat gue, hari ini gue mau ketemu sama Ibu angkatnya Vanya. Gak mungkin gue ajak Vanya ketemuan. Gue rasa dia takut sama gue."

"Bego, orang mana yang gak takut kalau masa lalu dia sama lo buruk banget?"

Buruk bagi Kara tidak seperti buruk bagi Vanya karena yang Kara tahu Gavin hanya menghamili Vanya. Selebihnya Kara anggap Gavin dan Vanya sepasang teman baik.

"Ya makannya, ini gue mau nebus kesalahan gue. Bilang ke Mama, kemungkinan gue pulangnya lama. Kalian juga tolong doain semoga gue bisa bawa pulang Vanya."

"Gampang itu mah. Lo mau yang lebih bernyali gak Vin?"

Gavin mengerutkan kening, "Apaan?"

"Barusan Bevan chat dia udah bawa mobil lo balik. Jadi, have fun ya! Selamat menikmati kehidupan lo di desa."

"HAH?! ANJING! KAK LO GILA?!" Dengan kolor dan kaos rumahan, Gavin berlari keluar menuju gapura desa. Bahkan saat ini wajahnya masih murni wajah bangun tidur.

Sampai di gapura, benar saja mobilnya sudah tidak ada. Terus nasibnya sekarang gimana? Uang cash Gavin cuman tinggal 400 ribu.

"KAK MEREKA UDAH BALIK?! PLEASE MINIMAL KASIH GUE CASH DULU. TINGGAL 400 RIBU NJING CASH GUE!"

"Berisik Vin! Udah, Mama udah transfer lo 100 juta. Gunain tuh uang sebaik mungkin selama di sana karena sekarang lo gak bisa pulang sebelum berhasil bawa pulang Vanya."

"COK?!?!! MAU DI TRANSFER 500 JUTA JUTA JUGA UANG GUE GAK BISA DI PAKE BODOH. DISINI GAK ADA ATM!"

Tut. Tut. Tut. Tut.

Tiba-tiba telfon dimatikan oleh Kara. Gavin menghembuskan nafas panjang serta kasar. Kadang, keluarga dan temannya memang gila kayak gini.

"Hai, mau kemana?" Tanya lembut seorang gadis. Bisa dibilang dia adalah kembang desa disini.

"Hai? Gue cuma lagi jalan sehat." Demi apapun Gavin malu dengan kondisinya saat ini.

Rambutnya masih berantakan. Bajunya juga baju tidur, belum kolornya yang bergambar polkadot. Semoga saja orang ini tidak mencium bau jigongnya deh.

"Eh, kata Keyshila, kamu ganteng." Celetuk gadis disebelahnya. Gavin menatap dua orang itu bergantian.

Setelahnya, dia menyengir, "Makasih ya." Tak mau berlama-lama lagi, Gavin pergi sedikit tergesa kembali ke kontrakan.

"Gue emang ganteng anjir," Cibir Gavin di perjalanan.

"HEI!! NAMANYA SIAPA?! KEY MAU EMH--"

"Lova diem! Jangan jujur gitu dong ke orangnya. Kalau dia ilfil gimana?" Tegur Keyshila atau yang kerap disapa Key oleh orang-orang.

"Astaga, yang namanya suka sama orang itu harus berani malu, Key."

"Ya tapi enggak gitu. Ngomong-ngomong dia kesini ngapain ya?" Pikir Key.

"Iya ya? Padahal kayak orang kaya."

"Ish kalo itu mah emang! Gak lihat mobil yang di depan gapura kemarin? Menurutku dia kesini mau pastiin mobilnya gimana."

"Lah Pak Rama gak kasih tahu kamu tentang orang itu? Tamu disini kan biasanya pada lapor RW."

Key adalah anak dari RW kampung ini. Namanya pak Rama, sudah beberapa tahun ini beliau menjabat sebagai RW kampung. Kalau Lova, dia hanya teman dekat Key sejak kecil.

"Kemarin kata ayah, dia kesini cuman mau PKL."

"Apa itu PKL?" Tanya Lova, maklum dia hanya lulusan SD. Orang tuanya tak sanggup membiayai sekolah Lova sebab mereka pun hanya bekerja sebagai pemulung.

"PKL itu sekolah. Em kuliah juga bisa sih. Kayaknya dia kuliah deh," Jawab Key yang sebenarnya juga tak begitu paham. Dia memang lulusan SMA tapi di sekolah Key hanya tidur dan membuat onar. Pak Rama sampai kewalahan dengan panggilan sekolah untuk menangani kasus Key.

"Eh, Lov, dia ngontrak di deket rumah Vanya ya?" Lanjut Key bertanya.

"Iya!! Kemarin habis dari ladang aku lihat dia di kontrakan itu."

"Wah, ke sana yuk! Kalau ditanya alasan bilang aja kita mau ke ladang." Ajak Key semangat.

"Mandi dulu ah Key," Ucap Lova.

"Alahh, biasanya juga gak mandi. Nggak pakai sandal juga," Sindir Key tahu kalau Lova ingin pencitraan juga di depan si ganteng itu.

Lova tersenyum memperlihatkan giginya, "Siapa tahu kecantol sama Mas-Mas kaya. Lumayan Key bisa naikin derajat ibu, bapak."

Umur mereka 22 tahun, tapi belum ada laki-laki yang mau meminang mereka. Ah bukan mereka saja, gadis-gadis disini kebanyakan belum menikah.

Selain karena kampung yang bisa dibilang kumuh, gadis-gadis disini juga terlihat seperti memiliki kebiasaan jorok. Seperti contohnya saat ini, Key dan Lova main selalu tidak memakai sendal. Pakaian yang mereka pakai juga pakaian kemarin. Memang biasa untuk mereka, namun tidak untuk orang luar.

Lalu untuk Key, dia memang menang di wajahnya yang sangat cantik juga manis. Ada beberapa laki-laki disini yang meminang Key. Bahkan sampai berani mengumpulkan uang demi bisa membeli seserahan yang bagus. Sayang pinangan-pinangan tersebut Key tolak mentah-mentah.

"Ya udah, ayo kita mandi. Nanti kamu dateng ke rumah ku ya, Lov? Kita ke sana bareng," Ucap Key diangguki Lova.

Mereka berpisah karena rumah mereka tidak satu arah. Tidak tahu hal gila apa yang akan Key lakukan, semoga itu tidak membuat Gavin risih. Semoga juga otak Lova bekerja hingga paham mana yang baik dan mana yang buruk.

•••••

Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Baru ini Vanya bangun siang dari tidur malamnya. Ayumi pun tak mempermasalahkan hal itu sebab semalam Vanya benar-benar menggila. Ayumi sampai bingung harus bagaimana agar Vanya bisa tenang.

Untung setelah dibangunkan El kemarin, malamnya Elen cepat terlelap sehingga tidak rewel. Kini, gadis kecil itu sedang sarapan di ruang tv. Tv tabung menyala menayangkan sebuah berita. Elen dengan seksama menonton berita itu walau layarnya buram-buram.

"Pa-pagi, M-ma," Sapa Elen yang sebetulnya masih takut.

"Hai sayang, makan apa?" Tanya Vanya lalu duduk di sebelah putrinya.

"N-nenek bu-buatin su-sup. Ma-mama mau ma-makan?" Tawar Elen dibalas gelengan oleh Vanya.

Vanya tersenyum melihat putrinya lahap dengan sarapan pagi ini. Dia senang kalau Elen mau makan banyak. Menatap Elen yang sibuk dengan tv membuat Vanya menoleh, melihat ada apa di tv karena Elen sangat khusuk menontonnya.

"Diberitahukan bahwa putra bungsu keluarga Maldeva sedang mencari sang pujaan hati yang hilang beberapa tahun inj. Apakah pemirsa ingin tahu siapa sosok wanita beruntung itu? Mari simak beritanya sesaat lagi."

Ada wajah laki-laki itu di sana. Tangan Vanya mengepal. Melihat gambar wajah itu semakin besar, Vanya langsung spontan mematikan tv. Remote-nya pun tak sengaja terlempar hingga membuat Elen terlonjak kaget.

"SIAPA YANG SURUH KAMU LIHAT TV ELEN?!"

Tiba-tiba Vanya berdiri lalu berlari kecil menuju ketempat dimana tv nya berada. Hal itu membuat Elen yang tadinya menikmati sarapan jadi ikut berdiri melihat apa yang akan Mamanya lakukan.

BRAK!

Kedua mata Elen membulat melihat Mamanya membanting tv. Hancur sudah tv tabung peninggalan uyut untuk hiburan Elen di rumah, mengetahui mereka tidak punya hp.

"TV ITU GAK BAIK BUAT KAMU, NGERTI GAK?!!" Vanya menggoyang-goyangkan kedua bahu Elen kasar membuat anak itu ketakutan.

Elen menangis, bahunya terus digoyang-goyangkan kasar oleh Mamanya. Dia tidak pernah melihat Mamanya seperti ini. Elen rasa ini bukan Vanya karena yang Elen tahu Vanya selalu bersikap lembut kepadanya.

"M-ma? Hiks a-aku ta-takut," Elen menangis. Dia benar-benar takut dengan Vanya saat ini.

"GAK USAH NANGIS! SEMUA INI CUMA KARENA TV KAN?! DIBILANG ITU GAK BAIK BUAT KAMU! KATANYA MAU PINTER? KENAPA MALAH LIHAT YANG GAK JELAS HAH?"

Dari luar, Ayumi tergesa-gesa masuk ke dalam rumah. Baru saja dia ingin berkebun, suara Vanya terdengar keras hingga ke luar rumah.

"Astaga! Vanya, lepasin Elen!" Tarikan Ayumi berhasil membawa Elen ke dalam dekapannya. "Kamu kenapa sih??"

Sungguh Ayumi tak tahu ada apa dengan Vanya. Semalam Vanya juga gini. Bedanya dia hanya gelisah, seperti orang dikejar rentenir. Namun sekarang, dia malah berteriak-teriak.

Belum lagi Ayumi kaget melihat tv yang sudah pecah. Serpihan kacanya menyebar kemana-mana. Ditatap lah Vanya dengan tatapan tak Ayumi mengerti.




Bersambung.

Kwkwkw abis ketemu Abun, Bryan, Yoriko, Yasmin, Amara aku jd ngestuck😅

Mau 500 vote!!

Harus bisa dan kayaknya bisa krna readersnya aja alhamdulillah tembus 2k lebihhh. Sama kalo ngevote dari prolog dong😔 jgn cuma 1 part doang...

Terimakasii❤️

30 11 23.

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

Miloka Af not known >3

Teenage Fiktion

15.6K 1.2K 59
Squel dari cerita : Vettara "Kalau penyesalan memang datang di akhir cerita,mungkin seharusnya dari awal gue ga sebodoh ini"Ucap Milo. "Tidak ada kat...
ALZELVIN Af Diazepam

Teenage Fiktion

4M 240K 30
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
Cuek & Pendiam Af A.Qsw

Teenage Fiktion

1M 55.4K 56
Yang satu Cuek, dingin, irit bicara, acuh tak acuh. Yang satu lagi Pendiam, pemalu, lugu nan polos. Apa jadinya jika mereka berdua terikat suatu hubu...
ARDEO MAHENDRA Af nyai

Teenage Fiktion

514K 50K 48
Ardeo Mahendra. Wajah sempurna perpaduan Rio dan Tata. Cowok murah senyum yang terkesan genit dengan sejuta pesonanya. Remaja SMA yang suka sekali al...