Stay With You ✅️

By renkechan

27.5K 3K 1.2K

Kisah manis dua anak yatim piatu penghuni panti asuhan yang saling jatuh cinta. Berawal dari Seokjin yang men... More

PROLOG
Those Eyes
MY WISH
MY WISH pt 2
GIFT (?)
TAK ADA YANG BEDA, HANYA ...
RAHASIA (?)
RAHASIA (2)
KENAPA HANYA KAMU..(?)
Self
DIA MILIKKU (!)
DIA MILIKKU (!) 2
DIA MILIKKU (!) 3
KERAGUAN
PERJALANAN BARU DIMULAI
LIKU-LIKU
KUNCI
APA INI KEGELISAHAN?
NOT YOU
NOT YOU (2)
NOT YOU (3)
YES I'M
IKAN
YOONMIN
HARI BAHAGIA
PRESENT
PRESENT 2
KEHIDUPAN PERNIKAHAN
MABA VS MASA
JADI....
💜
IS IT FINE (?)
IS IT FINE (?) pt 2
IS IT FINE (?) pt 3
NO, IT IS NOT FINE
🖤
🖤🖤🖤
🖤🖤🖤🖤
ME, YOU + (SHE)
ME, YOU+ (SHE) 2
ME, YOU + (SHE) 3
ME, YOU+(SHE) 4
THE SISTER
THE SISTER (2)
JUST WE ARE
JUST WE ARE (2)

🖤🖤

451 53 44
By renkechan







"Bekal utuh, sering pulang larut, ponsel gak aktif. Astaga Kookie kalau aku jadi kamu, aku pasti udah buntutin suami kamu itu."

"Gimana mau buntutin dia mini? Perut aku aja segede ini. Aku gak bisa."

"Kenapa kamu baru cerita? Aku bisa bantu kamu buntutin kak Seokjin. Aku siap jadi mata-mata kamu."

"Entahlah - tapi aku pikir itu terlalu berlebihan. Harusnya aku percaya sama suami aku mini."

"Tapi ini tanda awal dia 'jajan' di luar Kook. Sekarang aku mau tanya. Emmm- ini pertanyaan sensitive tapi aku harus tau. Apa kak seokjin masih rutin melakukan seks sama kamu?"

Jungkook hanya bisa menggeleng pasrah. Pasalnya semenjak kehamilan keduanya, Seokjin memang jarang sekali meminta hal itu pada Jungkook. Bahkan ia tahan sampai usia kandungan Jungkook berjalan enam bulan hingga sekarang memasuki delapan bulan, hanya dapat dihitung jari mereka melakukan kegiatan 'suami-istri' tersebut.

Jimin sendiri merasa lelah menjelaskan keadaan ini pada sahabatnya. Bukankah hal seperti ini adalah tanda-tanda keretakan rumah tangga? Setidaknya itu yang sering ia lihat dalam drama televisi.

"Kook, aku cuma bisa bilang kalau sampai kak Seokjin macam-macam di luar sana, kamu gak sendiri. Kamu masih punya aku dan suamiku."

"Apa maksudmu?"

"Entahlah, tapi kali ini aku rasa aku harus bantu kamu. Hari ini apa aja jadwal kak Seokjin?"

"Ke kampus cuma sampai siang, setelah itu biasanya dia mampir ke toko kueku buat ngecek keadaan disana. Kakak bilang kalau tokoku udah hampir jadi. Lalu, dia pasti pergi ke minimarket buat ngecek keuangan dan gantiin beberapa pegawai biar mereka istirahat."

"Kalau gitu aku mau ke tempat kak Seokjin sekarang. Kamu gak apa aku tinggal sendiri?"

"Jangan mini, kayaknya gak- "

"Ini perlu. Semua buat kebaikan kamu sama dedek. Dedek harus tau kelakuan ayahnya!"

"Tapi-"

"Percaya sama aku Kook. Kamu tunggu di rumah. Jangan banyak pikiran. Istirahat aja ya."

Jungkook lelah memikirkan semua ini. Ia biarkan sahabatnya berbuat semaunya. Toh jika memang benar Seokjin berselingkuh, itu sudah sewajarnya bukan? Jungkook sudah tak secantik dulu lagi. Dan soal ranjang, ia juga tak selincah saat sebelum mengandung. Bisa saja Seokjin bosan bermain dengannya bukan?

Ah, Jungkookie ku yang malang.


























___

Tengah asyik meneguk sebotol air putih setelah mencoba menghabiskan bekal dari sang istri, Seokjin merasa perutnya sedikit mual. Di bangku taman, ia terlihat memegang ponsel dan mencoba menghubungi seseorang. Namjoon, sahabatnya itu tak terlihat sejak pagi. Padahal ada tuga akhir yang harus direvisi dan materinya ada pada pria bertubuh dempal tersebut.

Ingin rasanya Seokjin segera mengakhiri tugas-tugas yang belum terselesaikan sebab hatinya tak tenang. Sedari tadi ia terus memikirkan keadaan sang istri di rumah. Beberapa pesan bahkan tak satupun terbalaskan.

Wajah yang gelisah ditambah ponsel yang terus berada ditelinga membuat seorang yang kini sibuk bersembunyi dibalik pohon dengan kacamata hitamnya semakin yakin bahwa ada yang tak beres. Seorang yang selalu Jungkook panggil dengan sebutan 'mini' sangat antusias membantu sahabatnya untuk me'mata-mata'i seorang suami yang sebentar lagi menjadi seorang ayah.

"Pasti kak Seokjin lagi hubungi seseorang yang udah buat dia berpaling."

Beberapa saat setelahnya, Seokjin terlihat menutup ponselnya dan merapikan wadah bekal ke dalam ransel. Bak seorang detektif sungguhan, Jimin berjalan mengendap dari jarak yang cukup jauh. Terus berusaha membuntuti sosok pria tampan yang kini menjadi terduga.

Mengarah ke sebuah tempat parkir, Jimin yakin Seokjin akan pergi meninggalkan kampus. Bergegas ia berlari menuju mobilnya terparkir sebab tak ingin jika sampai tertinggal dan kehilangan jejak.

Perjalanan cukup jauh ketika Jimin mencoba mengekori sebuah mobil baru yang ada didepannya. Mobil tersebut tak mengarah pada toko kue milik Jungkook, juga tak mengarah pada minimarket milik Seokjin. Lalu kemana sebenarnya Seokjin ingin pergi?

"Halo."

"Mini kamu dimana?"

"Kook bentar ya, aku lagi ikuti mobil suami kamu. Gak akan lama kok. Udah iamu jangan cemas, kamu di rumah aja makan yang banyak! Bye Kookie."

Jimin lantas menutup panggilan telepon dari sahabatnya karena dirasa jika panggilan tersebut diteruskan maka ia akan kehilangan konsentrasi akan misinya.

Dan benar, beberapa saat kemudian terlihat mobil memasuki area kompleks perumahan elit dan berhenti tepat di depan rumah megah di blok paling depan.

"Gila! Gede banget rumahnya!"

Terkagum dengan hunian yang menjadi tempat singgah Seokjin, Jimin memuja bagaimana rumah tersebut terlihat begitu mewah dan elegan. Sendirinya melupakan bahwa rumahnya tak jauh berbeda dengan perumahan-perumahan yang ada disini.

Seorang pria tua (tukang kebun) terlihat akrab dengan Seokjin saat membukakan pintu pagar yang menutupi sebagian rumah tersebut dan Jimin segera keluar dari dalam mobilnya dan berjalan mengendap di balik tembok besar yang menghadang disebelah rumah tersebut.

Sialnya, pintu pagar tertutup rapat dan membuat Jimin tak dapat mengikuti pergerakan Seokjin sampai ke dalam rumah.

"Sial!"





















**

"Kak Seokjin."

"Iya. Namjoonnya ada? Tadi dia bilang suruh aku kerumah. Ada beberapa tugas akhir yang harus diperbaiki dan materinya ada di Namjoon."

"Ah masuk dulu kak. Kak Namjoon bentar lagi pulang kok."

"Oh, gak apa kalau gitu aku tunggu aja di luar."

"Eh jangan, panas banget di luar. Masuk aja yuk aku bikinkan minum dulu."

"Gak perlu repot Jennie."

"Gak repot kak ayo masuk!"

Lagi dan lagi Seokjin tak dapat menolak. Pikirnya, tak apa kalau hanya sebentar. Toh Jennie bilang Namjoon akan segera pulang bukan?

Jennie berjalan riang menuju dapur. Tak lupa ia ambil ponselnya yang sedari tadi ia charge di samping televisi ruang keluarga. Saat ia mengecek ponselnya, sebuah pesan masuk dari kakak Sepupu yaitu Namjoon.

'Je, Seokjin udah dateng? Dia bilang mau ke rumah. Kabari kakak kalau dia udah sampai. Kakak masih ada urusan.'

Secepat kilat wanita cantik dari keluarga Kim tersebut mengetik....

'Iya kak, kak Seok....' (deleted)

'Kak Seokjin belum datang kok. Kakak selesaiin aja urusannya. Nanti kalau kak Seokjin udah datang, Jennie kabarin kak Namjoon. Love you!'

Tak tau apa maksud dari ketikannya sendiri, namun Jennie merasa jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya. Apa dia mencoba jadi anak nakal sekarang? Ah bukannya tidak apa menjadi nakal sekali saja? Toh selama ini Jennie selalu menjadi anak baik. Ia ingin merasakan gejolak remaja yang selama ini belum pernah ia rasakan.

Seketika ia mengintip dari balik tembok dapur yang langsung berseberangan dengan ruang tamu, Jennie tersenyum saat melihat betapa pria yang ia cintai terlihat begitu tampan. Rambutnya, alisnya, matanya, hidungnya - dan - bibirnya , ah Jennie seperti orang gila. Bagaimana kini ia membayangkan bibir itu menyapu belah bibir tipisnya.

Menggeleng cepat !

Sebuah ide gila terlintas. Ia berjalan menuju lemari kusus dimana obat-obatan yang setiap hari ia konsumsi berada disana. Mengambil sebuah tube yang berisikan obat yang selalu ia konsumsi saat ia tak bisa tidur (sesuai anjuran dokter) - "ini pasti berhasil!" . Jennie menyiapkan segelas minuman berwarna orange dan setelah itu ia masukkan dua butir obat tidur kedalamnya.
















"Maaf, Jennie tidak nakal. Jennie cuma mau kak Seokjin."

































*
*
*

"Silakan diminum kak."

"Oh, iya. Terimakasih Je."

Cuaca memang sedang panas, Seokjin yakin minuman berwarna itu akan sangat segar jika masuk dalam tenggorokannya. Tanpa menunggu lama, ia teguk minuman tersebut sampai habis.

Reaksinya cukup lama, setelah berbincang kurang lebih lima menit dan Jennie berpamitan untuk kembali ke dapur dan mengambil cemilan, disaat itulah Seokjin merasakan kantuk yang luar biasa hingga ia tertidur disana.

Katakan saja jika Jennie sudah gila (?) Ya, benar. Ia sudah gila karena Kim Seokjin. Pria tampan yang kini tengah tertidur bersandarkan bantalan sofa lembut dirumahnya. Tangan mungil nan lembut berhasil membelai pipi sebelah kanan Seokjin hingga akhirnya ia memberanikan diri mengecup pelipis pria yang kini tengah tak sadarkan diri.

"Jennie sayang kak Seokjin."

Kembali setelahnya ia mengarahkan bibir manisnya ke atas bilah bibir Seokjin.......






















































-tbc-

Continue Reading

You'll Also Like

20.7K 1.3K 33
Kisah dua murid yang jatuh cinta pada guru mereka. Sebab itu yang membuat mereka menjadi murid yang giat belajar. Mengejar cinta sampai ke negeri Cin...
29.1K 2.4K 37
Pernikahan Seokjin dan Jungkook harus kandas karena ibunda Seokjin yang tak pernah merestui Jungkook menjadi bagian dari keluarga Kim. Hingga perjodo...
7K 551 13
Khayalan tingkat tinggi
21.1K 1.5K 4
Book 2 of A Time to The Future. . Need anymore description? Guess Not.