AQLAM

By StorybookChums

64 11 1

Aqlam mengisahkan perjalanan jiwa seorang remaja yang tengah berkelana di jalan pencarian identitas dan impia... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15

Chapter 8

2 1 0
By StorybookChums

Bel berdentang sangat kencang, menandakan pergantian jam pelajaran. Selanjutnya adalah mata pelajaran Seni Rupa. Kelas Seni terbagi menjadi dua, yaitu Seni Rupa dan Seni Musik. Dimulai dari kelas A-D atau X1-4 akan mempelajari tentang Seni Rupa, sedangkan 4 kelas terakhir mempelajari Seni Musik. Itu terjadi selama satu semester, saat pergantian semester nanti mereka akan bertukar posisi.

Guru Seni Rupa yaitu pak Nandi memasuki ruang kelas Aghniya, tetapi kali ini tidak beliau tidak sendirian. Pak Nandi ditemani 4 siswa dibelakangnya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pagi anak-anak," sapa Pak Nandi sebelum memulai pelajarannya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi Pak!" Jawab murid-murid serentak.

"Baik, saya mau memberikan informasi kepada kalian," Pak Nandi mulai menjelaskan tujuannya.

"Di depan saya ada kakak-kakak OSIS yang akan memberikan surat edaran yang berisikan informasi kegiatan terbaru yang akan dilaksanakan,"

"Jadi sebelum itu, saya mau tanya. Siapa ketua kelasnya?"

Semua tatapan siswa dan siswi langsung tertuju pada Rafi, dan tentu saja Rafi sudah mengangkat tangannya. "Saya Pak!"

"Tolong kamu tuliskan nama-nama siswa yang ada di kelas ini, nanti kalau sudah selesai, berikan kepada saya. Tolong kumpulkan hari ini juga untuk keterangan data,"

"Baik Pak,"

Selanjutnya para OSIS membuka dengan salam dan menerangkan tujuan mereka yang membawa setumpuk kertas yang berisi informasi aktivitas terbaru.

"Halo semuanya, disini kami akan memberitahu sesuatu yang mungkin akan kalian suka. Tau apa? Sebelumnya saya mau memperkenalkan diri terlebih dahulu, saya Nathan dari seksi Humas OSIS, dan ini teman-teman saya yang akan membantu kegiatan saya,"

"Halo, Aku Maulana. Kalian bisa panggil aku Alan, aku dari bagian dokumentasi yang akan membantu Kak Nathan. Kebetulan aku juga masih kelas 10,"

"Hai guys, gue Veronika. Nothing special on me, because yang spesial pake telor, sedangkan gue gak pake telor. Gue juga bagian Humas, salken ya!"

Perkenalan Veronika membuat tawa di antara murid, tetapi mereka mengontrol diri agar tidak mengganggu para OSIS dan tujuannya.

"Assalamu'alaikum teman-teman, aku Aisyah dari bagian keamanan. Kalian bisa panggil Aku Caca, aku dari kelas 11-4,"

Setelah memperkenalkan diri masing-masing, para anggota OSIS memberikan surat edaran kepada masing-masing murid.

"Ssst! Raf!"

"Sstss!"

"Fi!"

Suara berbisik Kamil sangat mengusik Rafi. Yang pada akhirnya Rafi terpaksa melirik pada Kamil.

"Kok gak ikutan bagi-bagi kertas?" Bisik Kamil karena tidak mau suaranya terdengar oleh para OSIS.

"Siapa?" Tanya Rafi yang ikut berbisik.

"Ck, ya elo lah! Siapa lagi?" Kesal Kamil.

"Kan itu dipilih, gak semuanya."

Kamil ingin bertanya lagi, tetapi tiba-tiba selembar kertas mendarat di mejanya. Akhirnya Ia memilih untuk diam saja, dan menerima kertas tersebut.

Kertas yang berisi tentang informasi akan diadakan Camping membuat seluruh murid bertanya-tanya, sehingga menghasilkan suara riuh tersendiri.

Pak Nandi menepuk tangannya untuk menenangkan anak-anak yang mulai heboh, "Hei, hei! Dengar sini, kakak yang ada di depan akan menjelaskan. Tolong kalian perhatikan dengan baik,"


***

Setelah mendapatkan informasi tentang perkemahan yang akan dilaksanakan oleh seluruh siswa dan siswi kelas 10, ketua kelas mulai membentuk sebuah kelompok yang dibentuk secara adil. Yaitu dengan membuat sobekan kertas yang masing-masing diisi angka 1 sampai 4, dan kemudian digulung rapi. Masing-masing anak harus mengambil satu kertas untuk menentukan kelompoknya.

Aghniya mendapatkan angka 3, yang berarti Aghniya masuk ke dalam kelompok 3. Dimana kelompok 3 berisi Sarah, Rafi, Rifki, Rizki, Kaila, Rujhan, dan Nadia. Masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang, kebetulan kelas Aghniya memiliki 32 siswa, jadi kelompoknya terbagi rata.

Suatu kebetulan yang Aghniya tidak sangka, yaitu dia berada satu kelompok bersama Rafi.

"Aghni kita satu kelompok!" Jerit Sarah yang tampak sangat heboh.

"Iya, gak sangka banget,"

Aghniya menatap Nadia yang duduk di bangku paling kanan yang berada di belakang, itu adalah tempat dimana Nadia duduk. Berbeda dengan yang lain, Nadia sama sekali tidak memancarkan aura bahagia, dia terlihat biasa saja bahkan tanpa ekspresi.

Aghniya memilih untuk mendekati kursi Nadia, "Nadia," Aghniya memegang pundak Nadia secara lembut.

Saat Aghniya menyentuh pundak Nadia, Nadia sedikit tersentak. Disini Aghniya bisa menyimpulkan bahwa Nadia bukanlah orang yang menyukai keramaian dan interaksi, yang bahkan hal itu bisa membuat diri Nadia ketakutan.

"Kita satu kelompok," ucap Aghniya sangat lembut.

Nadia mengangguk, "iya, kita satu kelompok."

Bukan hanya Aghniya yang memperhatikan Nadia, ternyata Rafi juga telah memperhatikan mereka berdua. Sepertinya Nadia adalah orang yang sangat Introvert dan sangat tertutup. Sudah tidak menghiraukan Nadia lagi, Aghniya pun kembali ke tempat duduknya.

"Nanti kita ada ekstra paskib, kamu gak lupa bawa baju ganti kan?" Tanya Sarah yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Aghniya.

Aghniya dan Sarah memang sama-sama mengikuti ekstrakurikuler Paskibra di Sekolah. Awalnya Sarah tidak mengikuti ekstrakurikuler Paskibra, melainkan ekstrakurikuler pencak silat tapak suci. Aghniya dan Sarah membuat sebuah perjanjian, bahwa jika Aghniya mengikuti ekstrakurikuler pencak silat, maka Sarah akan mengikuti ekstrakurikuler Paskibra. Tapi lama kelamaan, mereka berdua hanya memilih ekstrakurikuler Paskibra, karena tidak terlalu susah dan tidak membuang tenaga berlebihan seperti pencak silat.

Tepat pukul 11.30, bel berdentang. Jam istirahat kedua pun tiba, ada yang pergi ke kantin untuk membeli jajan, ada yang hanya di dalam kelas untuk menghabiskan bekal, ada pula yang bersiap pergi ke Masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, dan salah satunya adalah Aghniya. Aghniya adalah salah satu perempuan yang sudah lebih dulu pergi ke Masjid, padahal Adzan dzuhur belum berkumandang.

Sebenarnya Aghniya datang lebih dulu ke Masjid untuk memeriksa notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya. Ia juga ingin melihat balasan pesan yang sebelumnya dikirim kepada penerbit.

Ternyata hal yang diragukan Aghniya benar terjadi, ceritanya belum di Acc. Tidak ada pesan lain dari akun penerbit yang Ia kirimi pesan permintaan, selain penerbit yang belum meng-Acc novelnya.

"Ternyata gak semudah itu," Aghniya menghembuskan nafasnya. Tidak ada lagi yang spesial untuk dibuka di ponselnya, Aghniya memilih untuk tidur sebentar sebelum Adzan dzuhur berkumandang.

Belum banyak perempuan yang berada di Masjid, dan Aghniya hanya sendiri. Sarah tidak mengikuti sholat berjamaah, dia lebih memilih untuk sholat belakangan. Karena Sarah ingin sholat dengan keadaan tenang tanpa suara anak-anak yang berisik, Sarah cenderung suka tidak fokus jika mendengar suara-suara bising.

Setelah hampir 15 menit berlalu, salah satu siswa memasuki Masjid dengan keadaan sudah berwudhu dan akan mengumandangkan Adzan.

Saat adzan berkumandang, Aghniya terbangun. Ia pun berjalan ke tempat wudhu perempuan.


***

Para peserta ekstrakurikuler Paskibra telah berkumpul di lapangan sekolah. Peminat ekstrakurikuler Paskibra cukup banyak, ekstrakurikuler yang memiliki peserta banyak lainnya yaitu Dewan Ambalan.

Dewan Ambalan sendiri yaitu organisasi dalam pramuka tingkat penegak. Dewan Ambalan bertugas untuk mengatur sebuah kegiatan Pramuka Penegak.

Saat ini Paskibra akan menyiapkan penampilan untuk pengibaran bendera di hari Pahlawan, pada tanggal 10 November. Dan masing-masing sudah mendapatkan tugasnya, Aghniya menjadi salah satu yang membawa sang pusaka. Dari 17 pasukan pengiring, 8 pasukan pembawa bendera (salah satunya Aghniya), dan 45 pengawal. Formasi tersebut bukan semata-mata dibentuk, melainkan ada makna di balik formasi tersebut. Yaitu hari kemerdekaan Indonesia, mereka memang sengaja memakai formasi hari kemerdekaan. Karena untuk melatih formasi baru membutuhkan waktu lebih lama lagi.

Pembina pasukan terdiri dari 5 orang, dan mereka adalah alumni sekolah itu.

Mereka semua sudah siap dengan posisi masing-masing, dan pembina mulai menginstruksikan aba-aba. Aba-aba akan diambil alih oleh danton setelah perintah dari pembina.

Dimulai dari jalan di tempat, lalu langkah tegak maju yang serasi sehingga membuat alunan suara yang indah. Dan mulai membuka formasi sebelum sampai tiang bendera. Para anggota lain mengambil posisinya masing-masing, seperti pembaca-pembaca, dirigen, hingga pemimpin barisan. Hingga formasi yang tersisa hanya formasi pembawa bendera yang terdiri dari 8 orang. Mereka pun membuka formasi terakhir yang akhirnya menyisakan 3 orang saja.

Pelaksanaan pelatihan pengibaran bendera dilakukan sampai jam 5 sore. Sebelumnya mereka juga sudah mendapatkan istirahat saat ba'da ashar dan sudah melaksanakan kewajiban mereka. 

Continue Reading

You'll Also Like

13.7M 549K 80
"I know that we will never be a real couple, but we can at least be nice to each other Aneel" I told him. I've had enough. Tears were starting to pri...
600K 30.4K 24
Tooty Townsend bore a child at the age of sixteen. Now, four years later, she has her hands full raising Harris and trying to make a living. An unexp...
8.1M 342K 52
"I hope you realize you made the worst f**king decision of your life." She could feel his cold icy blue eyes piercing through her soul. "I didn't as...
13.3K 606 4
-𝙄𝙣 𝙒𝙝𝙞𝙘𝙝,𝙔/𝙉 𝙞𝙨 𝙖 𝙥𝙤𝙥𝙪𝙡𝙖𝙧 𝙘𝙖𝙢𝙜𝙞𝙧𝙡 𝙬𝙝𝙤 𝙛𝙞𝙣𝙙𝙨 𝙖 𝙘𝙖𝙢𝙗𝙤𝙮 𝙜𝙧𝙤𝙬𝙞𝙣𝙜 𝙚𝙭𝙩𝙧𝙚𝙢𝙚𝙡𝙮 𝙥𝙤𝙥𝙪𝙡𝙖𝙧. 𝙏𝙝...