BYEFRIEND

Galing kay hfcreations

8K 1.1K 80

"Life is still going on, meski sempat gagal move on." Keiyona, wakil ketua OSIS Akasia, malas mempercayai rum... Higit pa

PERKENALAN
PROLOG
1- Ruang Jones
2 - Kutukan Ruang Jones
3 - Jomlo Again
4 - Jomlowati Patah Hati
5 - Helm Bogo
6 - Paguyuban Jomlo Merdeka
7 - Awas, Kecoak
8 - Teleponan, Yuk!
9 - I Hate Monday
10 - Wita Sarasvati
11 - Kurang Peka
12 - Merindukan Kasih Sayang
13 - Ide Gila Lukas Pranaja
14 - Gebetan Baru Mantan
15 - Hoax
16 - Terlambat
17 - Penawaran Spesial
18 - Telepati (?)
19 - Kesepakatan
20 - Perihal Move On
21 - Jaljayo
22 - Ada Apa Dengan Keiyona
23 - Di Atas Vespa
24 - Dua Jomblo Jalan-jalan
25 - Malaikat Pelindung
26 - Hujan dan Patah Kesekian
27 - Patahan Jadi Serpihan
28 - Api Dalam Jerami
29 - Kembali Berbicara
30 - Jadian
31 - Garis Terdepan
32 - Jatuh Cinta
33 - Persiapan Bazar
34 - Alih Tugas
35 - Keluarga Besar
36 - Kabar Buruk Yang Tertunda
37 - Why ?
38 - Roboh
39 - Perasaan Sebenarnya
40 - Pelukku untuk Pelikmu
41 - Jahat
42 - Tamu Istimewa
43 - Keputusan
44 - Mencuri Dengar
45 - Tentang Jatuh Cinta
46 - Misi Khusus
47 - Pengakuan
49 - Malam Pesta
50 - Jogja dan Kembali

48 - Menuju Demisioner

118 19 0
Galing kay hfcreations


BYEFRIEND BY HAZNA NUR AZIZAH

Instagram : @hsnrzz_ & @hf.creations

****

Paguyuban Jomlo Merdeka

Gue:

Udah pada beli kado belummmm?

Upi:

Kado apaan?

Lukas:

Kado buat pesta, Pi

Lo mana tauuk!

Gue:

Buat pesta pala kau!

Buat acara perpisahan, Pi

OSIS reorganisasi sebentar lagi

Upi:

Oh

Waktu berjalan dengan cepat ketika kita menikmatinya. Rasanya baru kemarin Yona dan rekan-rekannya dilantik menjadi anggota OSIS Akasia, sebentar lagi masa bakti mereka akan berakhir. Demisioner dan menjadi purna. Meski Yona dan rekan-rekannya sering mengeluh saat menjalankan tugas mereka sebagai inti OSIS, bukan berarti mereka senang mengetahui masa kepengurusan mereka akan berakhir. Rasanya memang melegakan karena bisa lepas dari tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, tapi percayalah, mereka akan merindukan momen-momen yang sudah terlewat. Kemudian menangis di sudut ruangan, ingin kembali ke masa itu, ingin mengulang kembali peristiwa-peristiwa itu.

"Bentar lagi kita selesai, guys." Celetukan yang bersumber dari Ratih sukses mengambil alih seisi ruangan. Seketika atmosfer berubah sendu.

"Jangan mulai, dong, Ratih. Laporan gue masih belum selesai, jangan bikin gue mau nangis ...." Di sudut ruangan, Yona heboh merajuk. Bibirnya maju sepersekian senti.

"Masih ada beberapa hari sebelum kita resmi selesai. Nangisnya nanti aja, Yon," sahut Lukas yang langsung bangkit menghampiri Yona untuk menepuk-nepuk kepala cewek itu dengan amat sangat tidak lembut. Yang malah membuat Yona makin memberengutkan wajahnya.

"Jangan bahas-bahas demisioner lagi, dong! Please ... gue lemah."

Melihat Yona yang lebay begitu, seisi ruangan tak jadi larut dalam atmosfer yang sendu. Gelak tawa justru terdengar dari berbagai sudut.

"Lebay lo, Yon!" Rendy melempar kulit kuacinya, terkikik geli saat Yona memasang wajah murka karena kepalanya tertimpuk sampah itu. "Tapi ... gue juga bakal kangen, sih, kayaknya," lanjut cowok itu.

"Tapi jangan kangen bagian narik kasnya, Ren. Suram dan seram!" Lukas bergidig ngeri saat mengatakannya.

"Suram dan seram karena elo suka banget nunggak!"

Dan, celetukan itu membuat seisi ruangan kembali tergelak, begitu puas. Tentu saja sebelum air mata kerinduan mengisi di sela hari setelah masa jabatan mereka berakhir.

^^^

"Selesai?"

Yona mengangguk untuk menanggapi pertanyaan cowok jangkung yang berdiri di sebelahnya. Tumpukan print outlaporan pertanggung jawaban yang belum dijilid berada di dekapannya. Yona berjalan keluar dari kios fotokopi dengan langkah lebar-lebar guna mengimbangi langkah kaki seseorang di sebelahnya.

"Sedih, nggak, sih ... masa bakti kita udah mau kelar aja minggu depan?" tanya Yona, masih membahas soal itu.

Sagara menarik bibirnya sampai membentuk garis lusur. Kemudian, mengangguk setuju. "Lo boleh nangis kalau mau," ucap Sagara.

Bibir Yona mencebik. Sagara tetap menjadi Sagara yang berbicara seperlunya. Padahal, Yona ingin mengobrol lebih panjang.

"Gar, lo udah nyiapin hadiah buat temen-temen?" Sambil berjalan keluar area kios, Yona melihat-lihat pernak-pernik imut yang ada di kanan dan kirinya.

"Belum. Lo udah?" Sagara mengikuti arah pandang Yona. "Mau cari sekarang?"

Yona mengangguk antusias. "Kuy!"

Tanpa menunggu detik berganti, Yona sudah memasuki sebuah kios tempat menjual pernak-pernik cewek. Sagara memilih mengekor, mengesampingkan kadonya yang bisa dicari setelah Yona selesai memilih kadonya sendiri.

"Nominalnya nggak boleh lebih dari yang udah ditentuin, ya."

Yona mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. "Siap, Bos!"

Mau tak mau, Sagara tertawa.

Ya, atas nama kesepakatan bersama, pengurus OSIS Akasia akan mengadakan acara kecil-kecilan, sehari setelah rapat besar. Di akhir acara itu akan ada kegiatan tukar menukar kado sebagai kenang-kenangan. Syaratnya, kado yang diberi tidak boleh lebih dari nominal yang sudah ditentukan. Biar adil dan tidak ada yang iri-irian.

Yona fokus memilih bingkai-bingkai berukuran imut yang ada di display, mulai dari memelototinya, hingga memegang-megang permukaan benda itu.

"Yang ini terlalu imut, nggak, sih?" Diambilnya salah satu bingkai berbahan dasar kayu yang dibentuk menyerupai sepeda untuk ditunjukkan pada Sagara.

"Terserah lo aja. Kalau lo suka, ya tinggal beli aja."

Seketika wajah Yona berubah masam. "Masalahnya ini kado, kan, bukan buat gue .... Kalau yang dapat cowok, bagaimana? Apa mereka mau pakai bingkai gemes kayak gini?" Pipi Yona mengembung seperti ikan buntal.

Jangan lucu-lucu, please .... Nggak semua orang kuat, Keiyona!

Andai Sagara bisa mengatakan hal itu.

"Kalau lo takut begitu, mending cari yang lain."

"Tapi ini gemas ... lucu, Gar!"

Napas panjang terembus. Sabar, Sagara. Sabar. Cewek memang ada aja tungkahnya. Sagara mencoba untuk tetap tenang. Cewek memang dilahirnya menjadi makhluk yang rumit. Meski begitu, tanpa cewek, dunia bukan apa-apa

"Beli dua kalau gitu. Satu untuk kado, yang itu untuk lo." Pilihan yang masuk akal, bukan?

Sejenak, raut Yona berubah riang, tapi kemudian kembali mendung saat cewek itu mengingat sesuatu. Isi dompetnya!

"Nggak ada duit kalau beli dua ... beli satu setengah boleh, nggak, sih?" tanyanya pada rumput yang bergoyang. Kenapa begitu? Karena saat berbicara, matanya sama sekali tidak menatap Sagara, malah menatapi kaktus mini yang ada di sudut ruangan.

Sagara gagal menahan kekehannya. Kerandoman Yona yang seperti ini memang tak pernah gagal membuatnya terhibur. Sagara memandangi Yona yang kembali sibuk memilih bingkai untuk hadiah. Sejak pengakuan saat itu, hubungannya dengan Yona terlihat semakin harmonis—karena nggak bisa dibilang romantis. Yona yang asyik dan humoris berhasil menorehkan warna-warna cerah pada kanvas Sagara yang awalnnya hanya terdiri dari warna hitam dan putih saja.

"Jadi, pilih yang mana?" tanya Sagara.

Yona menggeleng. "Masih belum nemu. Lucu-lucu semua soalnya."

"Beli dua aja, kalau gitu."

"Kan, barusan gue bilang, kalau duit gue—"

"Gue bayarin."

Kalimat Yona terhenti. Mata bulatnya mengerjap-ngerjap beberapa saat setelah Sagara memotong ucapannya.

"Beneran lo?"

"Meragukan gue?"

"Ck. Enggak, ah. Gue pantang dibayarin."

Adalah satu di antara banyaknya sifat Yona yang membuat Sagara jatuh jati pada cewek itu. Yona tidak suka merepotkan. Berbeda dengan orang-orang kebanyakan yang menyukai gratisan, Yona lebih memilih membayarkan.

Kecuali kalau sedang berbelanja bersama abangnya. Sudah beda kasusnya.

Yona terus memandangi bingkai itu. Terlihat jelas bahwa Yona menyukainya. Di tengah kegiatan Yona mengamati benda yang ingin dibelinya itu, tiba-tiba Sagara mengambil alih bingkai itu.

"Gue ambil ini untuk hadiah minggu depan," ucapnya.

Yona mengerjap beberapa saat.

"Semoga lo yang dapat."

Ada haru yang merekah dalam kalbu. Ada sipu yang tergambar di pipi bulat itu. Yona menunduk malu. Seluruh wajahnya pasti memerah. Yona bergerak berpindah tepat. Untuk mengambil satu bingkai yang lain, kemudian membayarnya tanpa pikir panjang.

Terkadang, sikap Sagara yang manis seperti itu membuatnya lupa, kalau sejatinya status mereka cuma teman. TEMAN. Sengaja di-caps lock biar mudah dibaca dan dipahami.

"Keiyona, tunggu!"

Yona tetap berjalan dengan tempo cepat, sama sekali tidak menghiraukan panggilang Sagara. Sayangnya, Yona tidak bisa pulang sendiri. Uang sakunya habis dan satu-satunya orang yang bisa membawanya pulang dengan selamat saat ini adalah ...

"Cepetan!" seru Yona pada Sagara. Dalam hati ia berdoa, semoga rona kemerahan di wajahnya tersamarkan oleh kulitnya yang makin sore makin kusam.

^^^

Laporan pertanggung jawaban Yona telah selesai. Yona jadi punya banyak waktu luang malam ini. Cewek itu terduduk di depan meja belajarnya sambil mengingat-ingat, kegiatan apa yang sudah dilakukannya dan apa saja yang belum. Karena terbiasa sibuk, memiliki banyak waktu luang membuatnya lumayan gabut.

"Nyuci piring, sudah. Ngerjain PR, sudah. Makan malam, sudah. Nyapu lantai, sudah. Gangguin Bang Kala, sudah. Bantu Kalingga PDKT sama gebetannya, juga sudah." Diacaknya rambut serupa surai singa yang belun disisir itu. "Gue gabut banget sekarang .... Apa yang belum gue kerjakan?"

Setelah mengatakan itu, Yona teringat pada bingkai yang tadi sore ia beli bersama Sagara. Seketika, senyumnya mengembang. "Mari merepotkan diri sendiri!" serunya begitu riang.

Yona mengoprek tasnya dengan semangat empat lima. Mengambil buku dan peralatan menulis lainnya. Setelahnya, Yona mengambil kantong plastik berisi bingkai kotak yang menurut Yona membosankan—tapi itu bukan masalah karena sebentar lagi akan disulap menjadi sesuatu yang lebih menarik. Selain buku, alat tulis, dan bingkai, Yona juga mengambil lem kertas dan tali. Jangan lupakan polaroid yang sudah tersebar di atas meja.

Yona meregangkan otot sebelum memulai aksinya.

Tangannya mengepal di udara. "Keiyona, fighting!"

****

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

4.6M 270K 32
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.3M 268K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
917K 50.1K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.8M 259K 67
"Kalau umur gue udah 25 tahun dan gue belum menikah, lo nikahin gue ya?" "Enggak mau ah, lo tepos!" Cerita ini tentang Mayluna dan Mahesa yang sudah...