Bagian 01 : The Same Sky (END...

By AyyaKanawut

43.2K 8.7K 2.4K

Langit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Lan... More

Tokoh || ☁️
The Same Sky : Chapter 01 ☁️
The Same Sky : Chapter 02 ☁️
The Same Sky : Chapter 03 ☁️
The Same Sky : Chapter 04 ☁️
The Same Sky : Chapter 05 ☁️
The Same Sky : Chapter 06 ☁️
The Same Sky : Chapter 07 ☁️
The Same Sky : Chapter 09 ☁️
The Same Sky : Chapter 10 ☁️
The Same Sky : Chapter 11 ☁️
The Same Sky : Chapter 12 ☁️
The Same Sky : Chapter 13 ☁️
The Same Sky : Chapter 14 ☁️
The Same Sky : Chapter 15 ☁️
The Same Sky : Chapter 16 ☁️
The Same Sky : Chapter 17 ☁️
The Same Sky : Chapter 18 ☁️
The Same Sky : Chapter 19 ☁️
The Same Sky : Chapter 20 ☁️
The Same Sky : Chapter 21 ☁️
The Same Sky : Chapter 22 ☁️
The Same Sky : Chapter 23 ☁️
The Same Sky : Chapter 24 ☁️
The Same Sky : Chapter 25 ☁️
The Same Sky : Chapter 26 ☁️
The Same Sky : Chapter 27 ☁️
The Same Sky : Chapter 28 ☁️
The Same Sky : Chapter 29 ☁️
The Same Sky : Chapter 30 ☁️
The Same Sky : Chapter 31 ☁️
The Same Sky : Chapter 32 ☁️
The Same Sky : Chapter 33 ☁️
The Same Sky : Chapter 34 ☁️
The Same Sky : Chapter 35 ☁️
The Same Sky : Chapter 36 ☁️
The Same Sky : Chapter 37 ☁️
The Same Sky : Chapter 38 ☁️
The Same Sky : Chapter 39 🍑
The Same Sky : Chapter 40 END ☁️

The Same Sky : Chapter 08 ☁️

928 199 21
By AyyaKanawut

Suara lonceng berbunyi dan pintu Cafe terbuka, senyum pria manis luntur melihat pemandangan di depannya yang terlihat manis namun membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Lula Deket juga sama Biru," gumam Gema saat melihat Kalula yang asik mengobrol bahkan tertawa bersama Biru, Gema menghela napasnya pelan kemudian menghampiri meja teman-teman nya.

Mereka akan kerja kelompok hari ini jadi sudah di jadwalkan untuk berkumpul di salah satu Cafe dekat sekolah, Gema sedikit terlambat karena papa nya memerlukan Gema tadi.

"Ha—hallo," sapaan Gema membuat ketiganya menoleh, Kalula tersenyum saat Gema datang. "Gema mau duduk samping Biru? Kalau iya aku pindah," ujar Kalula tapi Gema menggelengkan kepalanya.

"Gapapa Lula, aku disini aja sama langit kamu lanjutin aja." Gema tersenyum kecil dan duduk di samping langit, Gema menatap langit. "Langit udah lama bareng mereka?" tanya Gema dan langit menggelengkan kepalanya.

"Gak lama, gue juga baru datang." Gema mengangguk paham, Gema mengeluarkan alat-alat yang di butuhkan tanpa memperhatikan dua orang di depannya yang sedang asik mengobrol. "Jadi Gimana udah Nemu Materinya?" tanya Gema dan Kalula mendongak, Kalula tersenyum ke arah Gema.

"Udah, kita udah dapet konsepnya mau kayak apa nih sebentar aku jelasin supaya kamu paham nanti setuju atau gak nya kamu bilang ya jangan sungkan kan kita kerja bersama jadi harus ada persetujuan semua belah pihak," ujar Kalula dan Gema setuju dengan ucapan Kalula.

Kalula menjelaskan apa yang tadi sudah di tentukan agar Gema paham, Gema senantiasa mendengarkan agar dirinya tidak salah menanggapi. "Okey-okey aku setuju aja, jadi ketua kelompok aku pilih Biru dan sekertaris nya Kalula gimana langit?" tanya Gema menoleh pada langit, langit mengangguk dirinya mengikut saja.

Biru menatap Gema seperti ingin protes tapi ketika Gema menatapnya balik Biru menghela napas pelan. "Gimana Biru? Keberatan jadi ketua tidak?" tanya Gema dan Biru menggelengkan kepalanya tidak keberatan karena Biru tidak mau menolak keinginan Gema.

"Okey semuanya setuju, kita tinggal bagi tugas. Langit jangan protes kalau Biru kasih tugas dan Biru jangan beda-beda in tugas untuk Gema, Kalula dan Langit." Biru mengangguk dan Kalula terkekeh pelan, Gema berani berbicara seperti itu dan hanya Gema yang melakukannya.

"Kamu doang Gema yang berani kasih nasihat ke Langit sama Biru yang keras kepala, kepala mereka itu batu." Kalula berucap pada Gema, Gema menatap si kembar bergantian. "Kalau ada yang protes aku timpuk pake buku," jawab Gema, ucapan Gema membuat Kalula tertawa pelan.

Gadis itu semakin cantik ketika tersenyum, katakan saja Gema aneh merasa Insecure Melihat Kalula. "Aduh!" Gema mengaduh dengan kuat ketika telinga nya di sentil pelan oleh Langit, Gema menoleh ke arah langit.

Bugh!!

"Kamu! Kenapa sentil telinga aku?!" tanya Gema dengan sewot setelah memukul bahu langit menggunakan Buku, Langit memutar bola matanya malas. "Lo Insecure liat Kalula," ujar langit dan mata Gema membola terkejut.

"Apa? Lo emang In—Hm!!" Gema buru-buru menutup mulut langit agar pria itu tidak mengoceh lagi, mata Gema melotot ke arah Langit meminta langit untuk diam jangan banyak bicara. "Mending kamu nulis jangan banyak ngomong!" Seru Gema menyerahkan buku, Balpoin dan satu lembar kertas pada Langit.

☁️

"Langit itu Cake punya ku!" Seru Gema tidak terima saat Langit memakan satu suapan Cake yang Gema pesan tadi, Langit tidak peduli dan malah mengunyahnya dengan santai. "Dasar nyebelin!" Kesal Gema tapi Langit malah lanjut mencomot makanan Gema lagi.

Bugh!!

"Sakit Bego!!" umpat Langit dan Gema mengeluarkan tatapan Galaknya pada Langit. "Kamu jangan nyebelin aku bilang, pesen sendiri kenapa jadi makan pesanan ku!" Kesal Gema pada langit dengan sewot.

"Ribet lo tinggal pesen lagi juga," ujar Langit semakin menjadi kali ini mengambil minuman yang Gema pegang juga, Gema mendengus kesal dan beranjak untuk memesan lagi. "orang nyebelin satu dunia itu Langit, awas aku pesen lagi kamu makan!" Gema meninggalkan meja dan Langit tersenyum tipis, interaksi langit dan Gema di perhatikan oleh Biru dan Kalula.

"Kemarin aku liat Gema deket sama Biru sekarang sama Langit, kalian Gak saingan kan rebutan Gema?" tanya Kalula pada kedua amak kembar itu, Langit dan Biru saling menatap. Tatapan datar juga dingin, Kalula bingung melihat keduanya. "Udah-udah jangan saling lempar tatapan Fokus sama tugas." Kalula memasang buku di tengah-tengah agar keduanya tidak saling bertatapan.

Langit menyuapkan Cake milik Gema ke mulutnya lagi, lebih baik menikmati cake yang Gema pesan daripada bertatapan dengan pria di depannya. Langit melihatnya saja sudah muak, ingin rasanya langit tenggelamkan pria itu.

"Aku pesan yang baru," ujar Gema dengan ceria setelah duduk di kursinya, Gema menyembunyikan makanannya dari Langit. "Diem langit, awas aja Curi makanan ku lagi. Aku laporin satpam dan minta satpam buat usir kamu," ancam Gema pada Langit, Langit tersenyum kecil menanggapi ancaman Gema.

Gema menikmati makanannya sesekali melihat interaksi Kalula dan Biru, Gema sudah selesaikan tugasnya jadi waktunya Gema bersantai. Kalula begitu akrab dengan Biru bahkan Kalula tertawa sambil memukul Bahu Biru, Gema mencuri pandang pada Biru juga.

Pria itu tersenyum sesekali saat Kalula membuat lelucon lucu, Gema menghela napasnya dengan menyedot minuman yang baru dirinya pesan tadi. "Akrab sekali, Biru dan Lula." Gema bergumam dengan pelan agar mereka tidak mendengar ucapan Gema, Langit jelas mendengar tapi pria itu hanya diam saja tidak berkomentar apa-apa. 

☁️☁️☁️

"Bir—"

"Biru kita jadi mampir ke toko untuk perlengkapan kan?"

Gema merapatkan bibirnya ketika Kalula berucap lebih dulu pada Biru, Biru menoleh pelan dengan senyuman andalanya. "Iya boleh, nanti gue hitung berapa pengeluaran nya dan kalian bayar pas tugas kelompok udah selesai aja." Biru berucap pada anggotanya, Gema dan Kalula mengangguk bersama.

Biru menatap Gema, Gema sedikit mundur saat Biru menunduk dan menatap Gema. "Gue duluan sama Lula, gak bisa anterin Lo pulang atau Lo mau ikut?" tanya Biru tapi Gema menggelengkan kepalanya dengan ribut. "Gak usah, Aku bisa Naik Tax—"

"Dia bareng gue," ucap Langit memotong Gema, Gema menoleh ke arah Langit. Langit menggenggam tangan kecil Gema dan menatap Kalula dan Biru bergantian. "Gue duluan sama Gema, kalau ada apa-apa kabarin Gema aja." Langit berpamitan pada Kalula dan gadis itu mengangguk semangat.

"BIRU, LULA AKU DULUAN!!" teriak Gema pada kedua temannya karena langit tidak memberikan Gema waktu untuk berpamitan, Biru menatap keduanya dengan datar tangan Biru terkepal kuat sekarang.

"Hallo Biru, ayo berangkat." Biru menoleh ke arah Kalula dan mengangguk pelan, Biru berjalan lebih dulu di ikuti Kalula di belakang. Biru menggunakan Mobil karena dirinya memang di fasilitasi mobil oleh sang papa, berbeda dengan langit yang kemana-mana menggunakan Motornya.

Gema menatap langit yang sedang Fokus memasangkan Helm di kepalanya, Langit sangat tampan hanya saja tidak ada senyum di wajah Langit. "Langit," panggil Gema dan langit mendongak pelan.

Tangan Gema terulur ke arah pipi langit, Gema membuat senyuman di wajah langit dan langit mengerutkan keningnya bingung. "langit coba banyak senyum, langit itu ganteng tau kalau senyum terus." Gema berucap dengan tersenyum kecil.

"Sayang nya gue gak mau senyum," jawab langit dan Gema mengembungkan pipinya. "aku buat Langit senyum, jangan sebut Aku Gema kalau aku gak bisa buat langit senyum." Gema berucap dengan bangga, mereka bertatapan sekarang.

Gema terkejut saat Langit mengangkat tubuh Gema dan mendudukan Gema di atas motor besar milik Langit itu, Gema terkejut ketika wajah Langit dan Gema begitu dekat hingga hidung mereka bersentuhan. "Coba, Coba buat gue senyum pake usaha Lo." Langit menantang Gema.

Gema berkacak pinggang saat Langit menantang nya seperti itu. "Kamu tantang aku?!" tanya Gema dengan sewot, Langit tanpa ragu malah menganggukkan kepalanya.  "Kalau aku berhasil buat Langit senyum, aku dapet apa?" tanya Gema menantang Langit balik.

"Apapun yang Lo mau Gue turutin kalau Lo bisa buat gue senyum," jawab Langit santai, seperti benar-benar menantang Gema. "Okey, aku minta apapun yang aku mau tunggu aja waktunya, wajah Ganteng langit bakal senyum  terus." Gema berucap dengan wajah manisnya.

Mereka bertatapan sekarang tatapan yang begitu dalam apalagi Langit, Langit memang tidak banyak Bicara tapi jika Gema peka tatapan Langit begitu penuh kekaguman pada Gema. "Okey Gue tunggu," ujar Langit tiba-tiba setelah selesai menatap Gema.

Langit membantu Gema untuk duduk dengan benar di atas motor, Langit naik ke atas motor dan menarik tangan Gema membuat Gema memeluknya. "Jangan di lepas, peluk gini aja biar Lo gak jatuh." Gema mengangguk pelan.

Motor Langit segera melaju pelan meninggalkan parkiran Cafe, Gema tersenyum di balik punggung Langit. Langit membenarkan spion motornya Hingga terlihat wajah manis Gema disana, Gema menyadarkan dagu nya ke bahu Langit.

"Mau ikut sama Gue ke satu tempat dulu Gak?" tanya Langit sedikit berteriak takut Gema tidak mendengarkan ucapannya. "Boleh, kemana?" tanya Gema balik dan langit hanya mengangguk saja tidak menjawab ucapan Gema.

"Ikut aja nanti juga Lo tau," lanjut Langit lagi, Gema menatap Langit dengan tatapan sebalnya memang sangat menyebalkan Langit itu untung Gema sabar menghadapi Langit. "Jangan terlalu malam pulangnya nanti takut Papa marah," ujar Gema dan Langit hanya mengangguk saja.  

☁️

Motor besar milik Langit berhenti di satu angkringan dan Gema mengerutkan keningnya merasa familiar dengan tempat ini, Langit membantu Gema turun dan membukakan helm juga. Mata Gema membola saat mengingat sesuatu, Gema menatap Langit dengan berbinar. "Langit-Langit ini tempat yang mau Aku datangin tapi Meru sama Keano belum ada waktu!" Seru Gema semangat, tangan Langit di pegang oleh Gema.

"Iya? Ini tempat Favorit Gue, Gue kalau mau apa-apa nyari tempat ini." Langit berucap dengan menatap tempat yang sudah ramai oleh manusia, Gema menarik tangan Langit tanpa sadar. "Ayo masuk, aku mau beli-beli yang banyak juga!" Seru Gema sangat senang terlihat dari senyum manisnya.

Langit mengikuti langkah kaki Gema sebenarnya Langit ingin makan jadi dirinya pergi ke tempat yang biasa Langit datangi, tapi siapa yang akan mengira Gema suka tempatnya dan malah berencana ingin datang ke tempat ini.

Udah ada Tokoh baru aja yang kemarin aja belum ku kasih Visual yaaa, ngadi-ngadi emang si Ayya. Hehe... Maaf yaa, soalnya belum aku tentuin mau pake siapanya.

Jangan lupa ramein.

Vote and comen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

298K 26.7K 58
Bagaimana jika kamu menyelamatkan anak dari orang yang tidak kamu kenal?? Dan kamu akhirnya mengurus anak itu. 24 Januari 2022 •Mewgulf •Louisevian P...
190K 12.2K 41
[end] semua orang yang mengenal diri nya sebagai baby Devils. Terlihat ramah baik dan hangat tetapi tidak jika dia sudah memulai dunia gelap nya.
502K 84.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
4K 399 37
Namanya Radika, usianya hanya terpaut satu bulan saja. Di mana Radika berada maka Magenta selalu jadi bayangannya. Begitu pun sebaliknya. Satu perbed...