Headmaster [BL]

By Hulk_Ijok

252K 12.3K 333

[MINIMAL FOLLOW LAH YA BIKIN CERITA SUSAH ‼️] [Ganti CoverπŸ’ž] [BANTU PROMOSI CERITA INI. TERIMA KASIH πŸ’žπŸ’] "... More

01
02
03
04
05
06
07
08
10
11 πŸ”žπŸ”ž
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

09

6.9K 528 19
By Hulk_Ijok

Happy reading

Janlupa vote ya, thank you 💗

jangan jadi silent reader dong😊

"hiks... hisk..." Terdengar isakan kecil dari ruangan guru Sejarah yap Sabrina, setiap guru mendapatkan ruangannya masing-masing jadi gak kayak disekolah lain yang satu ruangan buat semua guru.

Darren yang mendengar isakan itu bergegas keruangan, kenapa Darren bisa tau? Setiap kali jam istirahat Darren akan berkeliling ke ruangan guru-guru untuk mengecek kondisi mereka tentunya.

Tapi ini belum istirahat kenapa? Sebab perkejaan Darren sudah selesai jadi ia memutuskan untuk mengecek kondisi guru-guru lain.

"Sabrina? kamu kenapa?." tanya Darren penasaran.

"hiks... hiks... Ta-tadi waktu a-aku ngajar di hiks... kelas ada murid yang telat hiks... terus aku tegur ta-tapi dia ngelawan terus dia mempermalukan akuu.. hiks... aku diketawain sama murid-murid."

"Siapa nama nya? biar aku hukum?."

"A-aku kurang tau hiks..."

"Sekarang antar aku ke kelas itu." Sabrina mengangguk terlihat senyum kemenangan di wajah nya tapi tidak dilihat oleh Darren. Dasar ular.

Selang beberapa menit Darren dan Sabrina sudah berada di depan pintu kelas, Darren terkejut melihat kelas nya.

'I-ini bukan nya kelas Gabriel?, tu-tunggu jangan bilang kalo yang ngelawan Sabrina itu.... GABRIEL!.'

"Kamu yakin ini kelasnya?."

"Iya ini kelas nya."

'Fiks ini pasti Gabriel.'

Saat Darren dan Sabrina masuk ke kelas murid yang tadinya kesana-kesini menjadi diam dan kembali ke tempat masing-masing saat melihat yang datang
itu Darren kepala sekolah disana.

Gabriel tersenyum melihat Darren yang menatapnya, saat melihat kearah samping Darren Gabriel memutar malas matanya siapa lagi kalau bukan Sabrina.

'Aduh mag gue kambuh lagi.' Gabriel memegang perutnya yang sakit.

"Gabriel sini kamu!." Bentak Darren, Gabriel yang merasa terpanggil langsung berdiri dan berjalan menuju Darren. Bentakan Darren tidak membuat Gabriel takut sama sekali ia tau saat Darren membentak nya di kelas itu karena ada siswa/i lain di sana jadi dia harus tegas.

"Kenapa pak?."

"Minta maaf sekarang ke bu Sabrina."

"Gak mau! Saya kan gak salah!." Kini Gabriel yang membentak Darren.

"Kalo kamu memang gak salah kenapa bu Sabrina bisa nangis!."

"Bu Sabrina nangis? hahaha.... buk! ibuk itu udah dewasa masa nangis! haha.... lawak."

"GABRIEL ALGANTARA!." Mendengar bentakan keras dari Darren yang tidak pernah ia dengar membuat keberanian Gabriel menciut. Gabriel sama sekali tidak pernah dibentak seperti ini oleh Darren.

"Ma-maaf..." Lirih Gabriel. Jantung nya berdebar kencang ketakutan, Gabriel berlari keluar dari kelas.

Senyum puas terlihat di bibir Sabrina tapi tidak satupun yang menyadari nya kecuali kedua teman Gabriel Afgan dan Saka. Kedua teman Gabriel berlari ke luar untuk menyusul Gabriel.

Deg..

'Tu-tunggu tadi gue ngebentak Gabriel.'

.
.
.
.

"Hiks... hiks..." Terdengar isakan kecil di sudut ruangan Rooftop. Terlihat Gabriel duduk dengan memeluk lutut nya.

"GABRIEL!? LO DIMANA?." Dari tangga terdengar panggilan dari Saka yang mencari keberadaan Gabriel, sedari tadi Saka dan Afgan tidak menemukan keberadaan Gabriel.

"Udah jangan teriak lagi! Gabriel pasti ada di rooftop karena disitu tempat yang nyaman buat sendiri."

"Dia pengen sendiri tapi kita malah nyusul dia?." Ucap Saka melihat kearah Afgan untuk mendapatkan jawaban.

"Kita nyusul dia buat mastiin kalo Gabriel gak kenapa-kenapa." Saka yang mendapatkan jawaban dari Afgan hanya beroh ria saja.

Ceklek.

"Gabriel?." panggil Afgan dan Saka bersamaan dengan pelan.

"GABRIEL!!." Saka yang melihat Gabriel terkapar di lantai dengan wajah yang pucat langsung menghampiri Gabriel. Afgan yang mendengar teriakkan Saka menoleh dan mengikuti arah Saka berlari.

"El! lo kepada!?." Saka meletakkan kepala Gabriel dipaha nya sambil menepuk pipi Gabriel dengan pelan.

"Sadar El!."

"Sak mendingan langsung kita bawa ke UKS aja!." Saka mengangguk. Afgan yang melihat anggukkan kepala Saka langsung mengangkat tubuh Gabriel.

.
.
.
.

"Woii!! awas!." Afgan dan Saka sudah berada di lantai satu dengan Gabriel yang berada di gendongan Afgan.

Siswa/i yang melihat nya langsung memundurkan diri dari jalan yang menghadang Afgan dan Saka.

"Eh!? dia Kenapa?."

"Mana gua tau!."

"Eh! itu bukan nya kakel?!."

"Kalo gak salah namanya Gabriel deh."

"Itu murid berandal yang selalu bikin onar disekolah ini bukan sih?."

"Kira-kira dia kenapa ya?."

"Wajah nya pucat."

"Dia gak sarapan kali tadi."

Afgan yang mendengar salah satu siswi yang bilang Gabriel tidak makan tadi pagi langsung keringat kalo teman nya itu gak bisa kosong perut.

'Astaga! Gabriel kalo bener lo gak makan tadi pagi kenapa gak makan dulu.'

"Sak! ambilin bantal dipojok sana."

"hM." Saka mengambil bantal dan selimut untuk Gabriel "Nih Gan! ini selimut nya."

"Gue panggil ibuk kesehatan dulu ya."

"hM. Hati-hati!." Saka tidak menjawab karena dia sudah duluan keluar dari ruangan.

"Lu kenapa sih njing! ah!."

Ceklek.

Afgan yang mendengar pintu UKS terbuka menoleh melihat siapa yang datang. Ternyata yang datang.... Darren.

"Ngapain lo kesini hah!." Afgan sedikit nge-gas entah kenapa kali ini saat ia melihat Darren amarah nya meluap luap seakan ingin meldak seperti gunung Merapi.

"Yang sopan kalo ngomong!." Kali ini Darren yang nge-gas.

Bugh!.
Bugh!.

"Sopan lo bilang? hah!."

Dua pukulan melayang dikedua pipi Darren. Terlihat Darren ingin membalas perbuatan Afgan padanya tapi ia urungkan karena terdengar pintu terbuka.

Terlihat Saka dan ibuk kesehatan yang datang.

Selang beberapa menit saat Gabriel diperiksa oleh ibuk kesehatan mata nya mulai terbuka, perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Saat Darren ingin menghampiri Gabriel langkah nya ditahan oleh Afgan. "Jangan berani deketin Gabriel." bisik Afgan yang hanya bisa didengar oleh Darren sendiri.

Afgan tidak perduli siapa yang dia ancaman mau itu kepala sekolah, guru, polisi, bahkan presiden sekalipun ia kan tetap menjaga Gabriel dari orang yang telah menyakiti temannya.

Walaupun bukan sepenuhnya salah Darren.

"Gimana buk? keadaan teman saya?."

"Dia cuma kecapean dan terus mungkin dia tidak makan saat ingin berangkat sekolah. Tapi tenang saja dia baik-baik saja kok, ingat ya nak saat ingin melakukan sesuatu usahakan kamu sudah makan apa lagi saat ingin sekolah...

...Walaupun kamu bangun kesiangan kamu tetap harus makan, kalo guru tanya kamu kenapa telat datang bilang aja sesuai yang kamu lakuin sebelum kamu berangkat. oky?."

"Oky." Jawab Gabriel dengan pelan.

"Oh iya, jangan lupa kamu beliin dia makanan ya." ucap buk kesehatan itu ke Saka yang sedang duduk di samping Gabriel

"Usahakan makanan itu pake nasi ya jangan mi instan, selesai makan langsung minum obat. Ini obat nya saya taruh disini." lanjut ibuk kesehatan itu selesai memberi instruksi kepada Saka. Dan ibuk kesehatan itu kembali keruangan kerjanya lagi.

"Gan beli gih nasgor sama Aq*a." saat Afgan hendak pergi langkah nya di tahan Darren.

"Biar saya saja." Ucap Darren dan langsung pergi keluar tanpa menunggu jawaban dari Afgan.

"Gitu-tu kalo orang udah ngerasa bersalah."

"Udah Gan." Saka mengusap punggung Afgan untuk menenangkan temannya. "Lo kenapa sih? dari tadi emosi mulu." lanjut Saka.

"Entah lah! gue rasa Darren sama Sabrina itu ada hubungan gitu tapi bukan pacaran."

"El! lo harus tanya sama Darren, ada hubungan apa dia sama Sabrina." Gabriel yang masih lemas hanya menganggukkan.

.
.
.
.

Tok.... Tok.... Tok...

"Masuk aja gak dikunci!." pekik Gabriel dengan suara apa ada nya, dia lagi lemas akibat belum makan.

Terlihat Darren berjalan menuju Gabriel dengan kantong plastik ditangannya.

"Lama ya?." tanya lembut Darren.

"Gak juga kok." Terlihat senyum manis dibibir Gabriel membuat hati Darren menghangat.

"Ya udah makan dulu. Aaaak."

"Amm."

"Enak?." tanya Darren. "Enak!." jawab Gabriel dengan senyum manis.

"whuss~ whuss~ pesawat datang! aaaak."

"Amm!." Gabriel tertawa melihat tingkah Darren yang memperlakukan dirinya seperti anak kecil.

Tanpa mereka sadari seseorang sedang melihat mereka dengan tatapan kesal dan marah.




















TBC....

Gabriel : mampus kau!

Aku mohon jangan jadi silent reader dong 😑

Jangan lupa votmen ya🤗.
Thank you so much 💐.

Ada salah kata tandai ya💗

[110 vote lanjut!!]
Bantu 300 follow dong.

papaii 💐

Continue Reading

You'll Also Like

308K 19.9K 14
"Diem atau gue bakal perkosa lu, sama kek orang didalem gudang" bisik cowok yang baru aja gue temuin disekolah sambil ngebekep mulut gue. Gue pikir s...
86.7K 2K 38
Nama gw Farlan, disini kalian bisa liat keseharian gue yang ditulis sama authornya. Gw suka ama temen gw sendiri, dia lucu, imut, cebol, rasanya peng...
23.9K 2.3K 34
Episode 1-17 baca di my prince[gifen-un1ty] di akun @adeknyasitson Kenapa di lanjut di akun ini? Jadi hp authornya rusak jadi numpang lanjutin di aku...
88.1K 10K 49
TERSEDIA DALAM BENTUK PDF Mew Sagitarius bucin nya Gavrill Arkana. Gavrill sangat menggemaskan, bagaimana Sagi bisa tahan melihat tingkah menggemask...