GAVIANO [hiatus]

By LalapanFlashback

62.4K 3.4K 2.8K

Tidak terlintas dibenak Gavi,jika ia akan tinggal satu rumah bersama seorang gadis. Banyak cara yang Gavi lak... More

-00:Tyhrgang
-01:Inti Tyhrgang
-02:Hukuman
-03:Pembalasan
-04:Siapa dia?
-05:Cinta itu?
-06:Sadvibes
-07:Presentasi Versi Tyhrgang
-08:Boncel darimana?
-09:Cewek Nyusahin?
-10:Ditinggalkan
-11:Rencana Gavi
-12:Penculikan
-13:Berpura-pura?
-14:Mencari dan Hilang?
-15:First Time
-16:Surat Izin untuk Alna
-17:Hanya berpura-pura?
-18:Drunk and Kiss
-19: Begitu cepat?
-20:IPC dari Rifan
-22:Maling Mangga
-23: Mengetahui dan Cerai?
-24: Rasa Bersalah Gavi
-25: Ujian 🔞
-26: Kembali
-27: Gengsi Berarti Kurang Percaya Diri!
-28:Algaza Berulah
-29: Barbeque'an

-21:Algaza

1K 53 0
By LalapanFlashback

Hii-!! Call me Lala-!!

Apa kabar kalian semua para pembaca?

Udah siap buat baca kelanjutan cerita GAVIANO? Udah penasaran? Langsung baca aja ya-!!

Usahain komen disetiap paragraf yaw! Buat next part harus antusias dong!!

"Hidup itu baik ketika kamu bahagia, tetapi jauh lebih baik ketika orang lain bahagia karena kebaikanmu." -Alna.

Happy reading temen-temen-!! Enjoy ya,bacanya-!!

-21: Alagaza
.
.
Bugh!

Gavi tersungkur kebawah begitu mendapat bogeman mentah dari cowok tampan didepannya itu. Dia adalah Algaza yang datang tiba-tiba dan malah memukul wajah Gavi yang sedang enak-enaknya membaca sebuah e-book dari Rifan.

Gavi yang kaget pun beranjak dari posisinya sekarang, cowok itu menatap bingung kearah sahabatnya itu. Apa dirinya ada salah?

"Maksud lo apa, Za?" tanya Gavi berusaha sabar, mengingat dirinya yang tidak melakukan apapun sedari dirinya pergi kesekolah.

"Jauhin Alna, dia punya gue!" tekan Algaza dengan nafas yang memburu.

Gavi terkejut mendengar itu, apakah Alna adalah pacar sahabatnya? Tetapi Alna tidak memberitahukan hal itu kepadanya?

"Tapi dia pacar gue!" sahut Gavi menekankan kata 'pacar'.

"Bangsat!" maki Algaza cowok itu kembali melayangkan pukulannya kearah wajah Gavi.

Ketua geng motor itu kembali tersungkur ke lantai, hingga sebuah tangan terulur membantu cowok itu untuk berdiri, pemilik tangan itu adalah Lingga. Keempat inti Tyhrgang menghampiri Gavi di rooftop.

Memang cowok itu berpamitan untuk pergi kesana, tetapi Kenzo, Lingga, dan si kembar tidak ikut. Karena mereka sedang mengerjakan PR dan itupun modal nyontek dengan Gavi.

Hingga Algaza yang datang dengan nafas tergesa-gesa kedalam kelasnya, dan mencari Gavi. Tanpa ada yang menoleh karena fokus dengan tugasnya masing-masing kecuali Lingga yang sudah selesai tentunya. Kenzo mengatakan bahwa Gavi berada dirooftop.

"Kenapa nih kenapa?" tanya Kenzo memekik.

"Jauhin Alna!"

Ucapan itu membuat keempat inti Tyhrgang terkejut mendengarnya. Apa maksud dari ucapan Algaza? Apa Alna sudah berpacaran dengan Algaza?

"Apa-apaan? Alna kan bi--"

Pekikan Kenzo terpotong karena mulutnya dibungkam oleh Rafin. Hampir saja cowok itu keceplosan.

"Apa hak lo nyuruh gue buat jauhin dia?" tanya Gavi menaikkan sebelah alisnya.

"Dia milik gue!" jawab Algaza dengan nafas yang memburu.

"Tapi dia pacar gue!" balas Gavi.

"Putusin! Dia punya gue! Gue nggak sudi Alna punya cewek brengsek kayak lo!" tekan Algaza.

"Egois lo, Za!" ujar Gavi maju satu langkah menatap cowok didepannya itu dengan tatapan elangnya.

Karena tidak terima dibilang brengsek, cowok itu memukul wajah Algaza. Sudah ia tahan emosinya agar tidak meledak, tetapi yang namanya manusia jelas punya batas kesabarannya masing-masing.

Algaza yang tak terima membalas pukulan dari Gavi, hingga adegan saling pukul terjadi. Sedangkan keempat inti Tyhrgang sudah panik terutama Kenzo.

"KAK ANO!!"

"KAK AZA!!"

Pekikan itu membuat kedua pemilik nama itu menyelesaikan pukulannya, terlihat dua gadis pendek dari arah berlawanan menghampiri keduanya. Kedua gadis itu adalah, Alna dan juga Alcyva. Mereka berdua menghampiri Gavi dan juga Algaza.

Alcyva tidak sendirian, ada tiga cowok yang mengikuti langkah gadis itu dari belakang dengan wajah penasarannya. Alkhan, Virzha, dan Scala nama ketiga cowok itu.

"Ada apa nih? Kenapa muka bos gue memar gitu, si Gavi juga kenapa?" tanya Virzha heboh, memang tidak ada bedanya dengan Kenzo.

Mereka yang berada disana tidak ada yang menjawab, apalagi Gavi dan juga Algaza yang saling melempar tatapan permusuhan.

"Kak Ano gapapa?" tanya Alna sambil menggenggam tangan kekar cowok itu.

Gavi menunduk melihat Alna yang tampak khawatir dengannya. Cowok itu menggelengkan kepalanya. "Gapapa."

"Al!"

"Kak Aza!"

Algaza dan juga Alcyva kompak berbicara bukan memanggil satu sama lain tetapi Algaza malah memanggil Alna. Tentu saja gadis yang berada disamping Algaza itu merasakan perih didalam hatinya.

"Akhh nyesek banget sial!" Kenzo dan juga Rifan meringis melihat itu, merasa kasian dengan Alcyva yang tidak dihargai keberadaannya.

Gavi menatap Algaza dengan senyum penuh kemenangan. "Dia milik gue, Za jangan egois!"

Gavi kemudian menarik tangan Alna untuk pergi dari sana, diikuti oleh Lingga dan juga Kenzo, sedangkan si kembar malah berjalan kearah Gavi entah apa yang akan mereka lakukan.

"Jangan ngejar seseorang yang udah dimiliki seseorang, Za!" peringat Rifan.

"Buka mata lo, liat kebelakang masih ada seorang cewek yang setia menunggu lo! Jangan sampai dia yang tulus pergi karena sikap lo!" ujar Rafin ikut memberikan kata-kata puitisnya kepada Algaza.

Algaza mematung mendengar perkataan cowok kembar itu yang kini sudah berlari menyusul teman-temannya. Terlihat begitu jelas, Alna yang memilih Gavi daripada dirinya yang notabenenya adalah sahabat sedari kecil.

Kapan lo inget, Alna? ~batin Algaza lirih

Tanpa memperdulikan teman-temannya, cowok itu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Membuat mereka mengumpat kesal.

"Bangsat, udah disamperin malah ditinggalin!" Scala menatap kepergian temannya itu.

"Cabut!" Alkhan angkat bicara kemudian mereka berjalan mengikuti Algaza.

"Ayok, Cy!" Scala menarik tangan sepupunya itu yang masih bengong.

Diabaikan 99 kali masih aja belum bisa kapok. ~batin Alcyva kembali merasakan sakit itu sendirian.

-tyhrgang-

Alna mengajak Gavi masuk kedalam UKS, gadis itu berjalan kelemar kaca yang berada disana kemudian mengambil kotak obat.

"Duduk dulu kak, biar aku obatin lukanya!" ujar Alna sambil mengajak Gavi duduk di sofa yang berada disana.

Alna meneteskan bitadine diatas kapas yang gadis itu genggam, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengobati ujung bibir cowok itu yang berdarah karena sedikit sobek akibat pukulan keras dari Algaza.

"Kenapa bisa gini sih kak? Kenapa berantem sama kak Algaza?" tanya Alna yang masih mengolesi bitadine dengan telaten.

"Lo pacaran sama dia?" Gavi malah bertanya kepada Alna.

Mendengar itu tak sengaja Alna menekan kapas yang berada diujung bibir Gavi, membuat cowok itu meringis karena lukanya yang ditekan.

"Awshh pelan-pelan La!"

"E-ehh maaf kak Ano!" Alna dengan cepat meniup luka itu membuat Gavi terkejut melihat perlakuannya.

Dengan cepat Gavi menjauhkan wajahnya karena terlalu dekat dengan Alna. Jika terus seperti itu bisa-bisa dirinya kebablasan nanti.

"Udah La, belum saatnya part dua!" ujar Gavi membuat Alna bingung.

"Hah?"

"Jawab dulu pertanyaan gue, lo pacaran sama Algaza?" tanya Gavi lagi.

"Nggak. Siapa yang bilang gitu?" tanya Alna bingung mendengar penuturan Gavi.

"Nggak ada, 'kan siapa tau lo selingkuh dari gue gitu," jawab Gavi terkekeh.

Alna yang mendengar itu menjadi kesal, enak saja dirinya dibilang selingkuh. "Yang ada kak Ano selingkuh, 'kan banyak yang suka sama kakak,"

"Tadi waktu dateng kesekolah aja banyak yang liatin kak Ano, terus ada juga yang nyapa sampe-sampe ngajakin foto berdua nyenyenye!" Alna mengingat itu menjadi kesal sendiri.

Gavi yang mendengar itu malah tertawa geli, cowok itu mendekatkan wajahnya kearah Alna. Ia tersenyum mengejek kearah gadis itu. "Cemburu ya?"

"Nggak kok aku nggak cemburu siapa bilang?" sewot Alna memalingkan wajahnya.

Gavi menarik dagu Alna agar kembali menatap kearahnya. Cowok itu mengambil sebelah tangan Alna kemudian menggenggamnya.

"Gue lebih suka denger lo manggil diri lo sendiri dengan sebutan Ala!" ujar cowok itu dengan suara beratnya yang sedikit serak.

Sial, Alna menjadi salah tingkah sendiri mendengar suara berat cowok itu.

"Mau ke kantin nggak? Lo udah makan belum?" tanya Gavi perhatian.

"Belum." jawab Alna.

Gavi menarik tangan istrinya, cowok itu mengajak Alna untuk pergi dari UKS dan menuju kantin.

"Ayok buruan cel! Gue nggak mau lo mati kelaparan gue, 'kan belum malem pertama sama lo!"

"KAK ANO IHH!"

-tyhrgang-

"Besar banget rumahnya, bagus lagi!"

Gavi dan juga Alna kini sedang berada dirumah baru yang akan mereka tempati berdua. Hadiah oleh orang tua dari kedua belah pihak untuk kedua pasutri baru itu.

Rumah megah dengan warna putih dan juga gold, terlihat mewah sekali dengan dua lantai tetapi memiliki banyak sekali kamar.

"Ikut gue!" titah Gavi sambil membawa sebuah koper besar berisi keperluan dirinya dan juga Alna.

Gadis cantik yang sedang melihat-lihat itu mengangguk kemudian mengikuti Gavi dari belakang sambil membawa sebuah tas berukuran sedang ditangannya.

Mereka naik kelantai dua, Alna melihat-lihat sekelilingnya. Rumah yang didominasi dengan warna white and gold yang terlihat begitu mewah, jangan lupakan terdapat lukisan-lukisan yang tertempel didinding.

Hingga gadis itu teringat akan sesuatu membuat Alna memekik. "KAK ANO ALA LUPA BAWA SINGA!!"

Gavi terkejut mendengar itu. "Ngapain bawa Singa? Mau diterkam lo?"

"Ihh bukan yang itu, tapi kucing Ala!" sahut Alna memberitahu.

"Ohh itu, lagian lo aneh banget ngasih nama kucing Singa," sahut Gavi menggelengkan kepalanya.

"Udah tau kucing masih aja singa." gumam cowok itu pelan.

"Bilang apa kak?" tanya Alna dengan mata yang menyorot tajam kearah Gavi.

Gavi yang melihat itu sedikit ngeri, melihat tatapan Alna yang begitu tajam tetapi juga lucu dimatanya. Cowok itu dengan cepat menggeleng.

"Gue nggak bilang apa-apa." jawab Gavi berbohong.

"Gimana dong Singa masih dikamar Ala, kak Ano!" rengek gadis itu mengikuti Gavi yang masuk kedalam kamar yang akan mereka tempati.

Gavi menghela nafasnya pelan. "Gue suruh bunda buat bawa kesini nanti,"

"Jangan! Nanti ngerepotin bunda," tolak Alna.

"Terus lo maunya siapa Ala?" tanya Gavi gemas dengan gadis didepannya itu.

Alna menggeleng polos,membuat Gavi ingin sekali menerkamnya. Serba salah memang jika sudah seperti ini.

"Gue suruh Alzan buat bawa kesini kalo gitu," Gavi menarik kopernya menuju lemari.

"Pindahin barang-barang gue, Cel! Gue capek mau tidur!" suruh Gavi dengan wajah tak berdosanya.

Alna yang mendengar itu merasa kesal dengan Gavi. "Dikira Ala pembantu apa main disuruh-suruh seenaknya!"

Mendengar gerutuan itu, Gavi yang sedang tertidur nyaman diatas kasur terkekeh geli. Membuat istrinya kesal adalah kesenangan tersendiri menurutnya.

"Tugas pertama seorang istri adalah menuruti perintah suami!" celetuk Gavi melirik Alna yang memasukkan pakaian kedalam lemari.

"Nggak juga." sahut Alna dengan ketus.

"Gila, baru kali ini ada cewek yang bicara ketus gitu sama gue," ujar Gavi menyindir Alna.

"Salah siapa--"

"Ngeselin!" potong Gavi yang tiba-tiba berada dibelakang tubuh Alna.

Hal itu membuat Alna terkejut tubuhnya kaku ditempat, jantungnya kembali menggila. Ohh tidak, kenapa banyak sekali gejala ketika berdekatan dengan Gavi?

Tangan cowok itu terulur membantu Alna untuk memindahkan pakaian-pakaiannya. Tubuh mereka sangat dekat bahkan Alna bisa merasakan hembusan nafas cowok itu.

"Mau lanjut part dua, tapi versi gue yang sadar nggak La?"

"H-hah?"

-tbc-

Hiiloo lagiii!!!

Gimana? Udah seneng Lala update?

Terlalu malem ga si Lala upnya? Gpp nemenin kalian tidur wkwkw

See you next chapter and pappaiiiyyy😍💫💗

Continue Reading

You'll Also Like

746K 72.8K 50
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1.4M 69.2K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
607K 26.2K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
638K 45.7K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...