SELCOUTH .

By aidebogel

5.6K 164 22

every Silent husband needs their Chatty wife. || Arranged Trope ⚠️ Unintended Effects, Inclusions, and... More

- About Me?
- I. Who Are You?
- II. Someone's Wife
- III. Checkmate's Basecamp
- IV. Jaden or Damian?
- V. Sebelah Mata
- VI. Fusca the Little Shark.
- VII. Affair ?
- peri gud peri WELL
- VIII. Can we fix Us?
- IX. Kembali Asing
- X. Partner Job
- XI. Pardon Me?
- XIII. Perbandingan
- XIV. Im Not Her

- XII. Jangan Diungkit

113 6 0
By aidebogel

Selang seminggu, pukul 3.

Fuya sedang duduk di dalam lab, ada beberapa rekan kerjanya yang ikut belajar disana, sedangkan Fuya kini sibuk sendiri di meja lab, ada beberapa erlenmeyer berisi cairan, gelas beaker yang sedang dituangkan ke beberapa tabung reaksi, tak hanya otak kedua alat penggeraknya ikut bergerak

menulis, mengamati berubahan, reaksi, mempelajari, dan membaca journal catatan dari Daner, sekali gerak. Fuya tampak pening, tidak .. bukan karena ini susah, memang sih sedikit challenging tapi problemnya adalah, dia mengejar waktu, karena pukul 5 dia sudah harus ada di salon, dan jam setengah delapan sudah harus ada di Bellathe, lantai 25 tempat dinner-garden, berlokasi di atap Bellathe yang menjadi ikon dari Bellathe sendiri

bukannya siap siap, dia malah harus menuntaskan tugas dari Daner terlebih dahulu.

pertemuan keluarga Fuya, keluarganya Damian, dan Pak Raga.

ngobrol basa-basi sebenernya gak masalah, cuma Fuya gak senang dengan adanya Camila, inget ya .. Camila aja, enggak sama keluarganya juga

— •

📍Bellathe The Masterpiece.

"Selamat Malam Bu Fuschia, dengan saya Lida, mari .. saya antarkan" ramahnya, semua pekerja disini memang dilatih untuk menjaga sikap dan penampilan, bahkan dari lobby saja sudah ada yang siap menyapa, mengambil delivery makanan ataupun barang pesananmu

"Selamat malam Bu Fuschia," ramah seorang pegawai lelaki, "selamat malam juga bu fuschiaa.." Ravenzi datang entah dari mana, mengikuti gaya bicara pegawai yang baru saja menyambut

Fuya bukannya senang malah datang dan langsung menoyol Ravenzi "Dasar!! aku udah chat kamu tapi gak di bales pulang kapan, kaget tau gak udah berapa bulan gak pulang"

Ravenzi hanya membalas dengan cengengesan "ehehe, maafkan akuuuh.. yuk kita up up.." menunjuk nunjuk keatas

di dalam lift Fuya bertanya "udah pada dateng?" Ravenzi terus menjawab "hooh, rame juga btw"

hening sejenak ..Ravenzi sesekali menatap si kakak penuh ketulusan, suaranya berubah lembut ".. Im sorry,"

"untuk apa?"

Ravenzi menghela, melihat kearah lain "about week ago, Mom compared you with me .. saying that you're better off taking the hotel and im the one with Dad."

memudar sedikit pancar senyuman Fuya "yaudah, udah clear juga, aku sempet diskusi bareng Mas dan dia rasa memang baiknya seperti itu .. biar adil juga."

bagaimana Ravenzi tahu tentang itu kalau dia baru pulang hari ini? alasannya karena Helen bercerita lewat video call dengan Ravenzi bersama Daner.

*.. ting..*

Pintu lift terbuka .. "Selamat malam Bu Fuschia, Pak Raven, mari .. saya antarkan.." keduanya mengikuti langkah si pekerja berseragam maroon-abu-abu

"Malam, Bu Fuschia.." kata Camila, entah mengapa bajunya terbuka malam ini, di bagian belakang ber-lace separuh backless, "Fuschia, oh .. ini Ravenzi, adik saya."

dilanjut dengan bersalaman dengan yang lainnya, Fuya duduk disamping Damian yang juga bersebelahan dengan Camila, penilaian dimulai dari kalian .. perbedaan antara penampilan Camila dan Fuya cukup jauh

sejauh .. Camila Darsinaya, yang memakai midi-backless-dress, lace-up heels, kalung emas yang memiliki inisial dari namanya sendiri, aroma parfum lebih mengarah sedikit mencolok, rambut blonde yang di curle dan berhias jepit-jepitan mutiara, juga polesan merah di bibirnya, oh iya tato bunga mawar kecil di bagian pergelangan sebelah kanan.

Fuschia Bellissima, mandarin-neck-dress berwarna soft blue, ada beberapa pin terkait di busananya, sepasang heels YSL, memakai liontin aquamarine, rambutnya selalu disanggul ke atas dengan pin rambut di area sanggul, aroma kuat, aroma yang mengarah ke bau-bau elegan, memakai riasan bibir, ombre dengan warna merah keunguan gelap.

perbincangan basa basi banget, membicarakan hal terkait penurunan Damian dan Fuschia, serta Camila yang segera menjadi bawahan Damian.

"jadi .. mulai besok, Damian sudah bisa punya ruangan sendiri, dan yang urus semuanya itu Camila di kantor." kata Pak Raga, Camila tersimpul luas, "iya, Kamu gak perlu khawatir, dan ngerasa ribet ngurusin atau mantau Suami kamu di kantor nanti Fuschia.."

Sial! maksud dia? selama ini Fuya merasa terbebani mengurus Damian sebagai Suami, tak hanya itu, Oh. si Camila satu ini dia juga bilang di beberapa line percakapan malam ini ..

seperti "Damian kamu tuh keren banget kalo dari segi penampilan, jujur deh, kalau aja belum beristri mungkin aku udah deketin."

GAK! Gausah dia belum ber-istri aja lo udah ge-gatelan! heran ya, ini juga si Damian, he's in big trouble .. he messed everything up while laughing softly as a respond.

ditambah Camila mencoba untuk mengungkit masa lalunya dengan Damian..

"Mas .. makan rib-eye kayak gini jadi ingetin aku sama .. duluu, pas kita dinner di singapura, inget kan?" untung saja si hensem satu itu gak menjawab apa apa, sebatas formalitas aja, "iya," "oh iya."

sekali Fuya menatap Ravenzi, matanya coba untuk menghindar atau tidak dia akan menangis .. jelas si Adik tahu apa yang dirasakan, sebab kalau ada hal yang terjadi di pernikahan mereka, Fuya biasanya bercerita kepada Ravenzi.

Segala percakapan Camila pada keluarganya, seakan merendahkan derajat Fuya, mungkin Fuya lebih berkuasa tinggi namun bibirnya lemah bila ada yang merusak image-nya dengan cara ..

Camila yang membahas penampilan Fuya, dan Camila yang terus menceritakan betapa bebasnya hidup dia dan tetap sukses tanpa perlu berilmu selama tahunan lamanya, dalam tanda kutio dia membicarakan Fuya.

"ehm .. Pak Raga, Camila, Ma, Pa .. Fuya permisi dulu ya, gak enak badan banget, panas dingin rasanya aku.. maaf, permisi."

Ravenzi berhenti menyantap, begitupun Damin yang segera menoleh, "Loh kamu kurang enak badan sayang? .." tanya Della tersirat rasa khawatir

"gapapa Ma, aku permisi dulu, terimakasih ya, Pak Raga dan Camila .. sudah hadir, malam ini."

setelahnya dia berbalik, menjauh dari bayangan Damian.

menangis sembari berjalan, menunduk menutupi wajah sepanjang hallway, ada beberapa pekerja wanita yang menghampiri

"Bu Fuschia .."
"Ibu, kenapa .. ada butuh apa?"

keduanya bertanya, merasa khawatir menatap Fuya separuh kuyup air mata.

"Saya gak apa apa, terimakasih, maaf saya ganggu waktu kerja kalian."

— •

*.. grebb ..*

"Fusca."

"lepasin saya Mas, gak ada gunanya.."

"Sayang dengerin dulu.."

Bisa bisanya sekarang pas Fuya sudah meledak, Damian baru ada rasa mau ngejar! gak punya etika banget, gak ada inisiatif bela Fuya disaat Camila rendahin Istri sendiri

kok bisa ..? Fuya bahkan membanting pintu ruang kerja private-nya

*brak ..!!*

"Mas, tolong .. jangan pegang pegang saya dulu.."

Damian meraih Fuya disaat dia terus menghindar "Fusca.. tolong dengerin penjelasan saya.."

"Apa..?? apa yang perlu dijelasin? Camila ungkit masa lalu, fine! saya diam.. dia bilang seakan saya jadi Istrimu itu kamu beban di saya, oke! gak masalah! .. tapi kamu juga bohong Dam .."

".. perlu saya ulang? 'iya beberapa bulan lalu Mas Damian bawain aku cookies, dia bilang ini di buatin temennya kalau gak salah Lora deh ..' oh iya gak lupa .."

"Mas bukan cuma bohongin saya, kamu udah arrange semuanya! tanpa persetujuan saya!! kamu bohong dan gak kabarin saya soal Lora ajak kamu untuk bagiin cookies kerumah dia, kamu bohong sama saya soal baru pulang larut malam karena ada delay, padahal ke rumah Camila .. demi apa??? .."

"mau jadi se brengsek apasih kamu?? ... Mas!!"

Damian menghela, dia hampir menangis, matanya berkaca .. hanya hening dan udara dingin yang terasa, Fuya juga ikut merasa pilu, menatap Suaminya yang separuh menangis..

"Saya minta maaf, atas ketidak jujuran saya.. Iya saya bohong soal kerumah Lora, jujur dia memang suruh saya untuk ambil cookies di basecamp.. tapi saya bilang saya ada perlu untuk jemput istri saya, sumpah Fusca, demi tuhan .."

"Saya gak ngapa-ngapain selain ambil cookies. Saya bohong, jujur, hanya karena takut kamu malah makin marah dan bete tau kalau aku malam malam kerumah perempuan lain padahal saya juga gak ngapa ngapain.. iya, Fusca. saya benar benar minta maaf.."

"dan .. soal Camila, jujur .. waktu itu saya mengerti maksud Lora yang terus mau kasih saya hasil kuenya, alhasil .. saya sebatas menerima dan malam itu, iya saya sudah tau soal penurunan perusahaan ke diri saya, dan bekerja dengan Camila."

"saya kasih kue yang Lora buatkan untuk saya ke Camila, dan itu juga untuk keluarganya, sama sekali bukan saya yang makan .. saya lakuin itu supaya keluarga Camila mau benar kepercayaannya dipertahankan .. bukan karena dia masa lalu saya, enggak sama sekali Sayang .."

sekali Fuya membentak meja keramik bertumpuk file, dia rasanya ingin marah, tapi entah, rasanya .. hatinya bercampur aduk.

"terus, sekarang apa? Mas pikir saya bakal percaya gitu .??"

penat sudah kepala Damian, "Fusca.."

"Mas, gak perlu panggil saya 'Fusca' lagi, no, don't ever.. please, i don't know who the hell is Fusca, you may call me Fuya just like others do."

Damian menahan pergerakan Fuya, dia menarik lengannya yang bergerak ingin di lepas, mendudukannya di couch sudut ruang, "Fusca, tolong .. itu sudah berbulan lamanya, dan saya akui, bukan hanya saya, tapi kita berdua gak jujur dengan pernikahan kita sendiri di awal.. kamu pikir saya gak sakit hati juga tau kamu pergi dengan mantan kekasih mu, kamu masih terima segala bentuk flirt lewat messages dia.."

"tapi apa Fusca, sekarang kita berdua udah mulai merasakan .. kalau kita berdua mungkin, ini sudah fate-nya, for you to be mine dan sebaliknya, tolong .. saya mau minta maaf atas perilaku gak jujur saya, saya minta maaf .."

"tolong, mohon ya Sayang. jangan membahas masa lalu lagi, saya gak mau membahas yang sudah berlalu.. paham?"

"saya anggap masalah ini selesai" kata Damian, Fuya tak meninggi, dia merasa lebih lega, dan seperti ucapan Damian, mungkin ada benarnya dia harus move-on dan fokus pada semua yang terjadi di waktu sekarang.

Fuya merebahkan diri pada pelukan hangat si Suami, sedangkan Damian mengecup Fuya berkali kali, "Maafin aku juga, Mas .."

"dengan segala— sifat— ke .. kekanak—"

uacapannya mulai terbata bata, air mata siap deras dan mengalir, "Saya sudah maafin kamu Fusca, gak apa, Sayang."

"badan kamu bener lagi gak enak Sayang?" Damian bertanya, memberi ruang diantara istrinya, "iya, hari ini banyak banget schedule saya Mas, gak kuat punggung saya .. bahkan saya sampe ketiduran di salon."

"Iya .. saya paham, kamu stay disini dulu ya? Saya bakal selesain meetingnya dulu, okay?"

Fuya mengangguk, Damian membantu agar tubuhnya merebahkan diri di antara bantal bantal, sementara Damian pergi dari bayangan untuk kembali pada ruang meeting..

— •

"Mas Dam .. aku boleh kasih mas sesuatu gak?" Camila menghampiri Damian dari belakang, seusai acara, saat dia menuju ke ruang private yang ditempati Fuya

dia menoleh sekilas dan memutar berhadapan denganya "iya? kenapa La?", Camila menunjukan sebuah kotak kecil ada pita senada diatasnya, "Mas, ini pin nama untuk dikantor .. tadinya aku mau suruh yang lain kasih ini tapi, enggak deh aku aja sendiri yang mau kasih langsung."

"oh, makasih ya La. besok pagi langsung saya pakai.."

"iya, makasih juga—"

belum ada ucapan terimakasih Camila berakhir, tapi Damian cukup mengakhiri dengan badan yang berputar, lanjut berjalan setelah kotak berada di tangan.

"Mas.."

"You can email me, Camila. kalau ada hal penting."

tak lama, ada suara pintu tergeser .. "Fuschia,"
Fuya baru saja menapakan kaki, keluar dari ruang private-nya. "Fuya, ini jadwal untuk kamu .." dia berjalan mendekat, menadahkan puluhan lembar dengan map berwarna coklat

"dari Tante Helen, dan untuk Damian .." Camila menatap dia sejenak, tersenyum lalu menoleh ke Fuya lagi, berdehem. "aku bakal kirim jadwal dan lampiran file untuk kantor malam ini, via email ya."

Fuya menyeringai, "iya, makasih ya Camila. Mas? yuk pulang, biar aku bisa cepet istirahat .."

Continue Reading

You'll Also Like

731K 6.3K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
5.8M 280K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
86.8K 470 5
cerita-cerita pendek tentang kehamilan dan melahirkan. wattpad by bensollo (2024).
938K 21.1K 49
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...