PAK DOSEN ITU SUAMIKU!

By fvekbel26

45.7K 2.6K 144

[Sebelum membaca biasakan untuk follow terlebih dahulu] Note : Judul dan Cover di ubah ( Judul sebelumnya "TH... More

•PROLOG•
PDIS || 01
PDIS || 02
PDIS || 03
PDIS || 04
PDIS || 05
TLIMH || 06
TLIMH || 07
TLIMH || 08
TLIMH || 09
TLIMH || 11
TLIMH || 12
TLIMH || 13
TLIMH || 14
TLIMH || 15
TLIMH || 16
TLIMH || 17
TLIMH || 18
TLIMH || 19
TLIMH || 20
TLIMH || 21
TLIMH || 22
PDIS || 23

TLIMH || 10

1.8K 102 3
By fvekbel26

Setelah Hiatus beberapa bulan, akhirnya bisa up lagi 😭
Yakin dah udah ga ada yang nungguin nih cerita💔 aku maklum kok, karena nunggu yang ga pasti itu emang ga enak:(

Btw kalo masih ada yang nungguin nih cerita, makasih banget loh><
Itu artinya kalian setia banget, seperti kalian setia pada ayang kalian, kiw kiw🔫




Happy reading!

Keesokan hari...

Setelah bersiap-siap untuk pergi ke kampus, Salwa langsung beranjak keluar dari kamar setelah mengambil tas dan beberapa buku di atas meja.

Gadis dengan kemeja putih panjang serta rok plisket dengan di pandukan hijab pashmina itu lantas menuruni anak tangga.

"Pagi," sapa Salwa sambil mengecup pipi sang bunda.

"Pagi sayang."

Di meja makan itu bukan hanya ada kedua orang tua Salwa. Melainkan ada kedua orang tua Alif, ralat mertua Salwa.

"Loh, loh, kamu mau kemana cantik??" tanya Carissa saat melihat penampilan menantunya sudah rapi.

"Mau ke kampus, Tante," jawab Salwa tersenyum tipis.

"Panggil mama dong, masa istri anak saya manggil saya Tante sih," ujar Carissa cemberut.

Salwa meringis tak enak. "Hehe, maaf Tan-- eh mama." Salwa tersenyum kaku.

Melihat itu keempat orang dewasa di sana tertawa geli melihat wajah tegang Salwa.

"Emang, Alif ga bilang kalo hari ini kamu libur?" tanya Almeda, bunda Salwa mengelus kepala anak semata wayangnya dengan lembut.

Gelengan kecil gadis itu membuat keempat orang dewasa di sana tersenyum kecil. Maklum, mungkin Alif lupa.

Mengingat pria itu, Salwa mengedarkan kepalanya ke segala arah. Sebab sejak tadi ia tidak melihat kehadiran pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.

"Pak Alif di mana?" tanya Salwa.

"Kenapa? Kamu kangen sama suami kamu?" tanya bunda Almeda menggoda sang putri.

"Ihh bunda..." Rengek Salwa dengan cicitan pelan.

"Tadi pagi Alif sudah pergi ke kantor karena ada urusan mendadak." Kali ini papa Raffi yang berbicara setelah sejak tadi hanya diam.

"Iya, hari ini kamu ga usah ke kampus, lagian Alif udah izinin kok," timpal mama Carissa.

Salwa hanya manggut-manggut, padahal sejujurnya ia sangat ingin pergi ke kampus. Tentu saja karena ia merindukan kedua temannya.

***

Karena tidak jadi pergi ke kampus. Salwa kembali masuk ke dalam kamar.

Gadis itu menghela nafas, bingung harus melakukan apa dan bosan karena hanya duduk-duduk di kamar. Ingin mengajak Abel dan Vanessa jalan, keduanya tentu sedang di kampus.

Lagi, Salwa mengembuskan nafas pelan. "Bosen banget ya Allah," gumam gadis itu.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benak Salwa. "Mending nonton Drakor." Salwa kembali menggumam.

***

Di sisi lain,

Alif baru saja keluar dari ruangan CEO. Setelah menyelesaikan urusannya dengan kantor, pria itu memilih akan langsung kembali ke rumah. Lebih tepatnya rumah istrinya.

Sejujurnya Alif merasa lelah karena harus mengurus dua pekerjaan sekaligus. Menjadi CEO sebenarnya bukanlah keinginan Alif, karena sejak dulu cita-citanya hanya ingin menjadi dosen. Namun, karena tak tega dengan papa Raffi, akhirnya Alif memilih mengambil alih perusahaan. Akan tetapi tetap di bantu papa Raffi dan Alvin, orang kepercayaan Alif dan papa Raffi.

Hari ini, Alif pun sama dengan Salwa. Pria itu izin tidak masuk mengajar karena perintah dari kedua orang tuanya. Tentu saja dengan alasan Alif yang merupakan pengantin baru.

Selama menyusuri lobby kantor, Alif di temani Alvin yang senantiasa mengikuti pria itu.

"Tolong kamu handle kantor selagi saya sibuk dan tidak sempat untuk pergi ke kantor. Saya percayakan pada kamu, Alvin." Setelah tiba di dekat mobil Alif membalikkan badannya menghadap Alvin. Tatapan pria itu tetap sama, yaitu tatapan datar ketika menatap seseorang.

"Baik pak, saya akan melakukannya." Alvin berucap dengan tegas.

Setelah itu, Alif masuk ke dalam mobil dan langsung pergi dari sana.

***

"Assalamualaikum," salam Alif saat tiba di rumah mertuanya.

"Waalaikunsalam." Alif menyalimi tangan ibu mertuanya.

"Mama sama Papa udah pulang, Bun?" tanya Alif basa-basi.

"Iya, baru aja tadi," ujar bunda Almeda tersenyum tipis. "Oh iya, nanti kalian jadi pindah?" Lanjut bunda Almeda.

Alif mengangguk singkat, dengan senyuman tipis di bibirnya. "Jadi Bun. Salwa udah tau?

Bunda Almeda menggeleng. "Bunda lupa ngasih tau. Kamu saja yang ngasih tau ya nak? Bunda takut kalo bunda yang ngasih tau, Salwa malah ngerengek." Bunda Almeda terkekeh kecil mengingat bagaimana sifat manja Salwa.

"Iya Bun." Alif tersenyum tipis, "Kalo gitu, Alif ke Salwa dulu ya, Bun," lanjut Alif sopan.

"Iya, kamu harus sabar ya sama sifat Salwa. Dia itu manja," kekeh bunda Almeda.

Alif tertawa kecil, lalu mulai melangkah menuju kamar Salwa yang ada di lantai dua.

"Assalamualaikum," salam Alif, tak lupa pria itu mengetuk pintu beberapa kali.

"Waalaikunsalam." Setelah mendapat jawaban. Barulah Alif membuka pintu kamar bercat abu-abu itu.

Salwa yang sedang tengkurap sembari menonton Drakor di layar laptopnya, segera beranjak sambil memasang asal jilbab di kepalanya.

"Lagi apa?" Seketika wajah datar Alif tadi berubah menjadi lembut yang menenangkan.

Salwa yang di tanya mendadak gugup, "L-lagi nonton film," jawab Salwa dengan kepala menunduk.

Seketika ingatan Salwa teringat dengan kejadian semalam, di mana ia yang tertidur di dekapan pria itu. Benar-benar membuat Salwa merasa malu dan gugup.

Langkah Alif membawanya menuju ranjang, lalu pria itu duduk di sisi ranjang tepat di depan Salwa.

Mati-matian Salwa menahan debaran jantungnya. Ntah lah, tiba-tiba saja Salwa merasa gugup seperti ini. Mungkin karena efek baru pertama kali duduk sedekat ini dengan seorang laki-laki yang bukan mahramnya.

Tangan Alif terangkat menyentuh dagu Salwa, lalu mengangkat dagu gadis itu hingga tatapan keduanya bertemu.

Tubuh Salwa mematung, seketika ingatan itu kembali berputar pada benaknya. Walaupun ia sudah berusaha melupakan kejadian itu, tak dapat di pungkiri jika ia masih merasa trauma.

Menyadari tatapan takut pada mata Salwa, lagi-lagi Alif didera rasa bersalah yang amat menyiksanya.

"Maaf karena sudah menanamkan rasa trauma pada mu," lirih Alif pelan.

Menghembuskan nafas pelan, Salwa menggeleng pelan. Salwa tak ingin terus berlarut-larut dengan kejadian itu. Semuanya sudah berlalu, dan Salwa akan berusaha ikhlas dan memaafkan Alif.

"Saya akan belajar untuk ikhlas dan memaafkan bapak," cicit Salwa pelan.

Senyuman tipis terukir di bibir Alif saat mendengar ucapan Salwa. Tak di pungkiri jika Alif merasa lega dan dadanya terasa plong saat mendengar ucapan tulus dari bibir mungil itu.

Alif memberanikan diri untuk mengecup kening gadis itu.

Cup!

"Terima kasih zawjati," bisik Alif.

Tubuh Salwa kembali mematung saat bisikan tulus itu masuk ke indra pendengarannya. Bukan karena rasa takut, melainkan karena merasa sesuatu yang aneh di dadanya. Untuk pertama kalinya.

Lama keduanya terdiam dengan tatapan mengunci satu sama lain. Hingga setelah beberapa saat, Salwa memalingkan wajahnya yang memerah.

Rasa takut yang awalnya mendera hati Salwa, tergantikan dengan rasa yang ntah mengapa menurut Salwa menyenangkan.

"Bunda belum ngasih tau kamu, ya?" tanya Alif basa-basi setelah lama memandang wajah cantik istrinya.

Salwa yang sedang menatap ke arah lain, seketika langsung mendongak menatap wajah Alif dengan raut bingung.

"Emang bunda mau ngasih tau apa?" bingung Salwa.

"Hari ini kita akan pindah ke rumah baru," jawab Alif. Tatapannya masih menatap lembut gadis di hadapannya itu.

Netra Salwa membulat saat mendengar ucapan Alif. "Pindah?"










TBC

Jangan lupa vote and komen ya guys, Babay

Insyaallah deh mulai sekarang akan rajin update ❤️❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

600K 56.8K 45
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
877K 24.8K 65
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
1M 114K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
Gus Fahry By yaa_rhm

General Fiction

3.5M 267K 59
"Diantara semua nikmat yang ada, Una adalah nikmat termanis yang pernah Aa' terima," -ungkap Fahry tulus pada una *** "Una harus nikah sama Gus Fahry...