Mixed Story S2

By Naya_Taf

3.9K 521 88

Season 2 dari Mixed... Seperti biasa cast utama wanita sudah pasti Im Nayeon... Bisa jadi remake atau cerita... More

Exile (1)
Exile (2)
Exile (3)
Puisi Sang Dewa (1)
Puisi Sang Dewa (2)
Scars (1)
Scars (2)
Malam Badai
Aku, Kamu & Ayahku
(Remake) No One Knows
Missing You
Elang (2)
Elang (3)
The Devils
The Devils (2)
Pak Dosen (1)
Pak Dosen (2)

Elang (1)

196 27 11
By Naya_Taf





Di tengah teriknya matahari siang itu, beberapa orang terlihat saling memukul satu sama lain. Tawuran antara geng motor sekolah itu benar-benar terlihat sangat kacau dengan beberapa anak yang tumbang, sisanya babak belur namun masih bisa bertahan dalam pertempuran sengit tersebut.

Salah satu diantaranya berhenti memukul saat lawannya tumbang, ia menatap sekitar sembari membuka buff hitam yang dipakainya, menampilkan wajah tampan rupawan meskipun ada beberapa luka dibagian wajahnya. Ketua geng motor tersebut menatap ke arah anak buahnya yang masih sibuk saling memukul lawannya.

Ting!

Ting!

Ting!

Suara notifikasi dari ponselnya mengurungkan niatnya untuk melangkah ke arah lawannya yang lain. Dengan cepat ia membuka ponsel miliknya, sudut bibirnya tertarik saat melihat nama pengirim pesan untuknya.

Prak!

Baru saja ia ingin mengetikkan balasan, namun siapa sangka bahwa ponselnya diambil dan di lempar hingga tidak berbentuk oleh lawannya.

"BANGSAT!!"

Tanpa menunggu lama- Elang, sang ketua geng motor tersebut segera menendang perut lawannya sampai sang lawan tersungkur, Elang tidak akan memberikan ampun pada lawannya tersebut karena sudah membuat ponsel miliknya rusak sebelum ia membalas pesan dari kekasihnya.

Elang dengan tatapan tajamnya tanpa ampun memukuli wajah lawannya.

"Bangsat lo! Gue belum bales chat cewek gue!"

Bugh

"Cewek gue kekurangan duit buat bayar ciloknya, tolol!"

Bugh

"Dia pasti nungguin chat gue, anj*ng"

Bugh

Elang memukuli lawannya dengan membabi buta, membuat dua temannya yaitu Coki dan Doni menarik paksa tubuhnya.

"Lang udah! Bisa mati anak orang lo gebukin gitu"

"Lepasin gue!"

Coki tetap menahan tubuh ketuanya tersebut.

Sedangkan Doni yang melihat kelakuan ketuanya yang tantrum itu segera memberi kode pada anak lainnya untuk menghentikan pertempuran mereka.

"Lo kenapa, sat?!" tanya Doni pada Elang.

Elang menyibak rambutnya kebelakang sebari mendengus kesal.

"Lo liat!" tunjuknya kearah ponselnya yang sudah rusak diatas aspal jalanan.

Coki dan Doni saling bertatapan.

"Bukannya itu udah biasa?" bingung Doni.

"Gue belum sempet bales chat cewek gue!" sungut Elang.

Coki dan Doni yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas pelan.

"Pinjem hp lo" todong Elang pada Doni.

"Buat apa?"

"Buat gue lempar! Ya buat hubungin cewek gue lah! Buruan!"

Doni berdecak, "Udah minjem, galak lagi. Nih! Ganti pulsa gue"

Tanpa babibu Elang segera mengambil ponsel milik Doni untuk menghubungi kekasihnya.

"Halo sayang?"

Coki dan Doni membuat gerakan seolah ingin muntah mendengar suara Elang yang dibuat selembut mungkin, dan tentu saja segera mendapatkan tatapan maut dari Elang.

Coki

Doni




Elang menghentikan motornya dan dengan segera melepas helm dan juga buff yang di pakainya. Elang tersenyum saat melihat kekasihnya sedang duduk sembari memakan ciloknya dan sesekali berbincang dengan penjual cilok tersebut.

"Sayang"

Yang dipanggil segera menoleh, gadis cantik bernama Nada itu tersenyum manis kearah Elang, membuat Elang gemas sampai-sampai mencubit pipi cubi kekasihnya tersebut.

"Uangnya kurang, hehe. Bayarin dulu ya" adunya pada Elang.

Elang mengangguk dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya, ia menarik kursi plastik lainnya untuk diduduki.

"Mau langsung pulang abis ini?" tanya Elang lembut.

Nada mengangguk, "Mampir beli minum dulu, bolehh?"

Mata penuh binar yang menatap Elang itu mana mungkin bisa Elang tolak.

"Boleh sayang"

"Yeay...eh?" seolah sadar akan sesuatu Nada menatap wajah tampan kekasihnya tersebut.

"Kenapa?"

Suara helaan nafas terdengar dari Nada.

"Kamu abis berantem lagi?"

Bukannya menjawab Elang justru mencuri satu cilok dari plastik yang dipegang Nada.

"Ihhhh...jawaaaab"

"Iyaa cantik, berantem sedikit. Ngga sampai selesai kok"

"Tumben" bingung Nada, "Kenapa?" tambahnya.

"Biasa, prioritas. Jadi aku lebih milih kesini buat bayarin cilok kamu"

Nada tertawa kecil, "Apa ini saatnya aku untuk salting?" candanya.

"Harus salting lah, aku rela ngga menang demi kamu dan cilok ini"

Nada tersenyum, "Uhhh baiknya pacal aku ini" Nada menangkup kedua pipi Elang dengan lembut.

"Boleh cium ngga sih, gemes banget aku sama kamu?" tutur Elang.

"Hehe, terima kasih. Boleh aja cium, tapi langsung aku tampol kamunya, ngga liat tuh abang cilok masih liatin kita" ujar Nada.

Elang memberikan cengirannya, "Ya udah nanti aja ciumnya dirumah" Elang mengedipkan sebelah matanya pada Nada.

"Takut banget ada om om"

Setelahnya hanya ada suara tawa dari keduanya.



Disekolah Elang dan Nada terbagi menjadi beberapa kubu; fans Elang, fans Nada, shipper keduanya, haters hubungan keduanya, haters Elang dan haters Nada. Bukan tanpa alasan, itu semua dikarenakan keduanya sama-sama menjadi siswa yang berpengaruh disekolah. Elang dengan prestasi di bidang olahraga serta wajah rupawannya, sedangkan Nada adalah seorang kapten cheers dan juga berprestasi dibidang akademik.

Beberapa siswa beranggapan mereka terlalu sempurna untuk menjadi pasangan, dan timbulah rasa iri dengki dari fans keduanya. Seperti saat ini suara bisik-bisik yang di dominasi oleh para kaum hawa saat melihat Elang dengan posesifnya menggenggam tangan Nada saat memasuki area koridor sekolah.

Elang terlihat tidak peduli, dan Nada yang terlihat sedikit tidak nyaman. Elang mengantar Nada sampai kedepan kelas, mencoba untuk memberikan perlindungan untuk kekasihnya tersebut, karena Elang cukup paham bahwa kekasihnya tersebut adalah tipe yang selalu memikirkan apa yang orang bicarakan.

"Belajar yang pinter ya, sayang" ujar Elang sembari mengelus puncak kepala Nada dengan sayang.

"Kamu juga" jawab Nada pelan, setelahnya gadis cantik itu segera masuk kedalam kelas.

Elang masih mengamati Nada dengan sebuah senyuman, sampai kekasihnya itu duduk nyaman dikursinya barulah Elang melangkah pergi kearah kelasnya, sudah tidak ada lagi senyuman yang sedari tadi terpatri di bibirnya, saat ini hanya ada tatapan tajam serta ekspresi wajah datarnya.

Sesampainya dikelas ia disambut oleh tatapan dari beberapa penghuni kelas, namun saat tatapan tersebut dibalas mata oleh Elang, beberapa anak kelasnya justru membuang pandangan mereka, terlalu takut pada Elang.

"Nanti pulang sekolah jadi?" tepukan dibahu Elang rasakan saat ia duduk di kursinya.

"Jadi, Cok"

"Emangnya lo ngga anter Nada, Lang?" Doni buka suara.

Elang tampak terdiam, "Nanti gue bilang dia kalau ngga bisa anter"

Coki dan Doni mengangguk paham, setelahnya mereka harus kembali pada kursi masing-masing karena guru mereka yang sudah memasuki kelas.



Sepulang sekolah Nada dengan langkah ringannya berjalan menuju ruang kelas Elang, ia tersenyum saat melihat Elang bersama dua temannya keluar dari kelas.

"Elang!" panggil Nada.

Elang segera menoleh dan tersenyum saat melihat kehadiran Nada yang saat ini sedang berlari kecil kearahnya.

"Ayo pulang, kita jadi jalan kan?"

Elang meneguk ludahnya dengan susah payah, dalam hati mengumpati dirinya sendiri yang lupa dengan janjinya pada Nada.

"Sayang" panggil Elang dengan lembut.

Nada cukup paham saat melihat raut wajah Elang yang penuh penyesalan menatapnya, Nada menghela nafas pelan.

"Kenapa? Kamu lupa lagi?"

"Ngga lupa sayang"

"Terus?"

Coki dan Doni yang merasa atmosfer pasangan itu mulai tidak baik memilih untuk menyingkir dari sana. Memberikan waktu berdua untuk Elang dan juga Nada.

"Hari ini aku ngga bisa sayang. Tapi aku janji, besok kita jalan ke tempat yang kamu mau" bujuk Elang.

Mata yang tadinya berbinar itu akhirnya redup, membuat Elang yang melihat itu merasa sedikit tercubit.

"Lang" suara lirih Nada terdengar.

"Kamu ngga sekali dua kali batalin janji kita"

"Aku tau sayang, maafin aku ya...aku janj-

"Lang, kamu udah janji lebih dulu sama aku"

"Iya sayang, maafin aku. Plisss sekali ini aja, aku janji besok kita pergi jalan-jalan, okey?"

Nada menghela nafas, ia tidak bisa berbohong kalau ia kecewa dengan Elang. Pasalnya bukan sekali dua kali Elang selalu membatalkan janji, namun berkali-kali.

"Terserah kamu deh, Lang" setelah mengatakan itu Nada memilih untuk pergi begitu saja meninggalkan Elang yang terdiam menatap kepergian Nada dengan perasaan bersalah.



Elang melempar asal tas nya, ia baru saja pulang bertempur dengan sekolah sebelah. Sebenarnya Elang merasa kesal karena ketua geng motor sekolah sebelah tidak datang dalam pertempuran hari ini, dan Elang merasa diremehkan.

"Sialan!" umpatnya.

Elang memilih duduk diranjang miliknya kemudian merogoh saku jaket kulitnya guna mencari ponselnya. Elang baru saja menyalakan ponselnya yang memang sengaja ia matikan selama pertempuran, keningnya berkerut samar saat banyaknya notifikasi yang masuk kedalam ponselnya.



End






















Becandaaaa hehe, belum end kok

Ditunggu aja ya next chapternya...
Jangan lupa bintangnya gaesss...🤗😊

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 15.9K 52
NOT EDITED YET Gracie Owen's a headstrong journalist major rooms with her childhood best friend JJ Anderson for junior year, little does she know she...
26.9M 1.1M 42
she dreads to get to school because of one name. ; high school au, tsundere!taehyung lmao » under edit » #4 in fanfiction on 171222
534K 28.6K 19
𝐒𝐡𝐢𝐯𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 𝐱 𝐑𝐮𝐝𝐫𝐚𝐤𝐬𝐡 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 ~By 𝐊𝐚𝐣𝐮ꨄ︎...
37.4K 518 50
A series of letters that Karen wrote to her Crush Jonathan "Nathan" Hills from starting to end! These letters have it all, from jealousy to rage. Fr...