SECRET ADMIRER

Por vianasantika

19.2K 621 57

'Selama aku masih bisa berpura - pura, maka aku akan baik - baik saja' -Danniela Allana Danniela Allana. Gadi... Más

PROLOG
PACAR?
Tidak Pantas
Malam yang Buruk
SALTING?
VARO GAMON?
SELINGKUH
PAPA
TARUHAN?
Jadian?
Roller Coaster
LUKA TERHEBAT
Muka Maung nyali Miung
Pulang Bareng
Renggang
Selesai
Perhatian atau Kasihan?
Mainan
Karna aku, mencintaimu..
Laut
Sibling
Terimakasih sudah membela!
Tonight, i'm yours.
Bianglala dan Bolen Pisang Coklat

Hot Americano

663 21 0
Por vianasantika

"Semua manusia punya perasaan, dan semua manusia berhak memilih siapa orang yang akan mereka cintai. Termasuk lo! Lo berhak memilih siapa yang akan lo cintai, dan itu allana."

-Erlangga Bastian-

***

Malam harinya, sepasang kekasih itu tengah membuat janji untuk pergi ke salah satu cafe yang baru saja buka di kota bandung.

Setelah mendapat pesan dari kekasihnya, allana langsung beranjak dari meja riasnya, sudah 30 menit lamanya ia disana.

Ia berharap dengan perjuangannya berdandan sampai 30 menit lamanya membuahkan hasil, ia berharap arsen memuji kalau hari ini ia cantik.

Alana segera keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju ke lantai dasar dimana sudah ada arsen yang tengah menunggunya.

Alana dapat melihat penampilan arsen yang berubah, kacamata. Dia memakai kacamata.

"Mental gue astagaa, rendah banget kalau udah dihadapin sama tuh cowo" gumam alana dalam hatinya.

Saat mendapati allana yang berjalan menuruni satu persatu anak tanggan, tatapannya mengikuti setiap pergerakan allana.

"Udah?" Tanya arsen menatap allana dari atas sampai bawah.

Tanpa menunggu jawaban allana arsen beranjak dan merangkul pinggang allana membawa gadis itu berjalan keluar rumah.

"Tuhann, buat arsen tuli sebentar supaya dia ga denger jantung gue yang udah ga karuan didalam sana" jeritnya tanpa suara.

Keduanya memasuki mobil, sebelum allana masuk pintu mobil sudah dibukakan terlebih dahulu oleh arsen yang lagi lagi membuat allana semakin menyukainya.

Bagaimana tidak, sejak semalam love language allana di pukul rata oleh arsen, yang membuat allana malah semakin menyukai lelaki itu.

"Ada tempat yang mau kamu kunjungin?" Tanya arsen dengan pandangan lurus kedepan.

"Gaada"

"Ikut aku aja ya kalau gitu"

"All??"

"Hmm"

"Kamu hari ini cantik" ucapnya memandang allana sesaat.

Damn..

Alana menghela nafas panjangnya dan mencoba menetralkan perasaannya, dia tak mau menjerit saat ini juga walaupun dia ingin menjerit sekeras mungkin.

Sungguh pipi allana saat ini memerah bak kepiting yang barusaja direbus.

Allana menatap kaca mobil disamping kiri ya, seakan enggan untuk menatap lelaki disamping kanannya.

Mobil berhenti di parkiran cafe yang cukup besar, suasana cafe yang bisa dilihat dari depan tampak ramai di kalangan anak remaja seumuran kedua insan yang barusaja keluar dari mobil itu.

"Ramai ya?" Ucap allana yang masih setia berdiri seakan ragu untuk berjalan mendekat kearah cafe.

"Udah ayo masuk, kamu ga sendirian"

"Aku disini, sama kamu!" Imbuh arsen.

Perkataan arsen yang kedua entah mengapa membuat alana merinding, dengan jantung yang awalnya berdegup dengan kencang kali ini semakin kencang saat pergelangan tangannya diraih arsen untuk di genggam.

"Sumpahhh!!! Gue ga kuattt" jerit allana dalam hatinya.

"Kalau tau begini, ga lagi gue mau jalan berduaan sama arsen" imbuhnya lagi.

Keduanya duduk di salah satu meja yang berada di pojok sudut cafe yang juga di samping jendela.

Sebelum itu arsen sudah memesan beberapa makanan dan 2 minuman yang akan mereka berdua nikmati selama di sana.

Selama menunggu pesanan di antar keduanya hanya diam tanpa membuka suara, mereka masih terlarut dalam fikiran masing - masing.

Sampai pada akhirnya pesanan diantar kemejanya, dua gelas hot americano dan 2 piring nugget dan sosis yang sudah dilengkapi saus di sampingnya.

"Cobain"suruh arsen pada alana agar mencoba hot americano yang berada ditengah tengah mereka.

Alana menurutinya, ia meminum sedikit americano dan merasakan minuman itu, tetapi lidahnya tidak menemukan perbedaan yang arsen maksud.

Rasanya seperti americano biasanya, pahit. Tapi allana suka.

"Mana ada manis, biasa aja kok" ucap allana memandang arsen.

"Oh iya bentar" ucap arsen lalu beranjak dari duduknya, allana melihat tingkah arsen yang membuatnya semakim bingung itu mendengus kesal.

"Nihh"

"Kaca? Buat apa?"

"Udah lakuin apa yang aku bilang" allana mengangguk

Kaca yang arsen bawa entah dari mana asalnya saat ini ia hadapkan kearah allana, sehingga allana bisa menatap dirinya sendiri di pantulan kaca itu.

"Liat kacanya sayang" allana menatap dirinya sendiri di pantulan kaca.

"Minum!" Perintah arsen

Allana meminum americano itu kembali, namun lagi. Tidak ada rasa manis, yang arsen janjikan yaitu rasa manis.

"Manis kan?" Tanyanya, allana masih terdiam apa yang kini dihadapannya.

Apakah arsen secara tidak langsung mengatakan kalau dirinya manis, karna melihat alana kopi yang pahit itu akan terasa manis.

Alana tak kuasa menahan senyumnya, arsen yang melihat allana tersenyum juga membalas senyum allana tak kalah lebarnya.

"Americano tuh pahit al, tapi kalau minumnya sambil liatin kamu bakalan manis" pelan arsen dengan tatapan yang tak lepas dari allana.

Sungguh kondisi saat ini membuat allana ingin berteriak dengan keras, semburat merah jambu terlihat jelas di pipi putih allana.

Allana bahagia, sungguh bahagia, dengan arsen dia bisa merasakan sebahagia ini.

Tak sadar di sudut matanya meneteskan bulir bening, sebahagia itu allana sampai meneteskan air mata bahagianya.

Arsen tertegun dengan senyuman allana yang sangat manis itu, dimata allana hanya ada rasa bahagia didalamnya, tangannya terulur saat melihat cairan bening itu.

Ia mengusap dengan lembut, lalu menatap manik mata hazel allana.

"Kok nangis?" Allana hanya menggeleng.

Arsen hanya terdiam, apakah itu air mata bahagia? Allana bahagia bersamanya? Apakah gadis didepannya tak pernah sebahagia ini?

***

Dimeja didalam warung kopi yang sederhana kini menjadi singgahan ketiga lelaki ini, varo, elang dan dewangga.

Ketiganya sama sama menyandang status jomblonya, untuk itu ketiganya mengisi malam yang membosankan dengan menongkrong di salah satu warung kopi yang tak jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Disela dewa menghisap rokok yang berada diantara jemarinya, ia kembali terfikir tentang allana, gadis yang sukai sejak ia menduduki bangku kelas 3 smp.

"Lo pada ga aneh, liat gelagat arsen?" ucap varo membuka obrolan yang langsung membuat kedua temannya memanndang dirinya.

"Aneh gimana maksud lo?" Tanya dewa bingung.

"Ya lo mikir aja lah anying, si arsen kalau di tanyain soal perasaan dia sama allana jawabnya cuma temen, gaada perasaan apa apa. Terus sekarang pacaran" terang varo.

"Iya juga, mungkin kaya lagu tuhh yang judulnya tiba tiba cinta" seru elang.

"Ada emang lagi kaya gitu?" Tanya varo dengan malas.

"Lo inget waktu di cafe sama habian, murid baru?" Tanya elang.

Biasanya ia cuek jika teman - temannya membahas sesuatu hal, tetapi kali ini ia seakan tertarik dengan obrolan kedua temannya.

Keduanya temannya mengangguk bersamaan, "mulai hari itu sampe tadi pagi tuh anak kaya ngejer allana banget"

"Mungkin ga kalau arsen nerima tuh taruhan" ucap dewangga yang langsung membuat kedua temannya terdiam.

Ketiga remaja lelaki itu tidak memiliki iq yang sama, tidak terhubung saudara sedarah, tetapi mengapa pikiran ketiganya sama persis.

"Bokap dia kaya, mana mungkin arsen nerima tuh taruhan"

"Allana sama arsen udah temenan sejak dua duanya masih bocah" tutur varo.

"Mustahil kalau arsen jadiin allana taruhan" imbuh dewa.

Elang yang tersadar, dengan raut wajah temannya itu seakan berubah, "Lo sendiri gimana?" Tanyanya, seraya menyilangkan kakinya kepaha kakinya yang lain.

Dewangga menatap bingung elang, apa yang temannya maksud. "Maksud lo apa?" Ucapnya bertanya.

"Lo sendiri gimana? Udah move on sama allana? Kenapa ngga lo nyatain aja perasaan lo?" Ucapnya membuat dewangga terdiam sejenak, memikirkan pertanyaan beruntun yang elang sodorkan.

"kalau gue nyatain, emang bakal di terima sama dia? Kalau dia nolak, ga bayangin gimana canggungnya kita nanti" ucapnya seraya mematikan rokok yang belum tinggal setengah.

Elang menghela nafasnya panjang, menatap raut putus asa temannya. "Seenggaknya bikin lo lega, ga terus terusan nahan perasaan lo sendiri"

"Elang bener dew, perasaan lo ngga salah, perasaan bukan hal yang malu maluin" ucap varo memberi tanggapan.

"Semua manusia punya perasaan, dan semua manusia berhak memilih siapa orang yang akan mereka cintai. Termasuk lo! Lo berhak memilih siapa yang akan lo sukai, dan itu allana." Finalnya.

Dewangga hanya diam, mendengarkan masukan kedua lelaki yang sudah menjadi temannya selama 2 tahun lebih.

Mereka benar, menyatakan perasaan akan membuat dirinya lega. Jika tidak di terima, seenggaknya allana tau kalau disini ada lelaki yang tulus mencintainya.

Tetapi yang dewangga takutkan tetaplah alasan yang sama, rasa canggung. Ia tak bisa jika harus ada rasa canggung diantara dia dan allana, ia belum bisa untuk berjauhan dengan gadis itu.

Entah bagaimana kedepannya. Tetapi untuk sekarang, biarlah dewangga pendam sendirian. Rasakan sakitnya sendirian. Karna ini adalah pilihannya, pilihan dewangga sendiri untuk dirinya.

to be continue...

_________________________

TERIMA KASIH YANG MASIH STAY DAN SETIA MENUNGGU CERITA INI!!

AND SEMOGA SUKAA ♥️♥️

**

Seguir leyendo

También te gustarán

634K 7.7K 31
The bad boy's life changes when he suddenly becomes the teacher's baby...
97.5K 603 24
spoiler "Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal ter...
4.4M 244K 188
Now available in paperback on Amazon! Though the last chapter is read that doesn't mean the story is over. One shots for A Secret Service including...
4M 86.9K 62
•[COMPLETED]• Book-1 of Costello series. Valentina is a free spirited bubbly girl who can sometimes be very annoyingly kind and sometimes just.. anno...