Kalau cerita ini menghibur. Tolong tinggalkan jejak!
Vote+komen biar aku nya senang.
⚠️Tidak menerima karya ku di plagiat dalam bentuk apapun! ⚠️
Happy reading
" Jangan begadang ya, awas begadang!" Ucap mew.
Kana menggidikan bahu nya, dia sedang menatap art yang kesusahan nurunin koper tapi gak ada yang bantu.
" Nomer handphone kamu mana mbul? Sini kasih phi." Ucap mew.
" Tunggu kana ambil handphone kana dulu dirumah," ucap kana. Anak nya langsung lari nyebrang kerumah nya ninggalin mew di halaman mansion kakek nya.
" Makasih banyak phi atas tumpangan nya," ucap art.
Art langsung masuk kedalam mansion kakek nya.
Gak lama kana balik lagi tapi gak sendirian, dia bareng orang tuanya.
" Mampir dulu mew, yuk ngopi dulu," ajak mild.
" Kalau gak sibuk ikut makan malam disini aja," ucap grace.
Mew melihat jam yang melingkar di tangannya, ini sudah menjelang sore karena dia emang dari pagi sudah main sama kana.
" Iya ayo ikut makan malam, anggap aja ucapan terimakasih sudah antar kana pulang terus ajak kana jalan-jalan," kekeh mild.
" Ehm kalau aku pulang dulu gapapa? Nanti aku balik lagi kesini pas malam," ucap mew.
" Emang gak cape?" Tanya grace.
" Engga kok, aku cuma ada sedikit kerjaan dirumah," sahut mew.
" Bunda cara lihat nomer kana dimana? Kana lupa!" Ucap kana sambil menyerahkan handphone nya ke grace.
" Mau ngapain?" Tanya Grace.
" Phi mew mau minta nomer kana bunda!"
Mew menatap gemas kana, entah lah apa yang kana lalukan menurut nya sangat menggemaskan
" Ini loh kan sudah bunda save, cari aja nama kana di kontak," ucap grace.
Kana mengangguk lucu lalu mencari namanya di list kontak nya.
" Ini phi mew!" Ucap kana sambil menyerahkan handphone nya ke mew.
" Kontak kana banyak ya," celetuk mew.
" Itu teman-teman dari komplek sebelah, ada teman sekolah juga," sahut kana.
Tiba-tiba mew salah fokus sama kontak yang ada emoji love love nya. Tapi bukan kontak davikah.
" Kit?" Gumam mew sambil menaikan sebelah alis nya.
Mew mengembalikan handphone kana setelah memasukkan nomer nya juga disana
" Kalau mau chat kana jam delapan malam mew, atau siang tapi jarang sih kalau siang, biasanya siang kana gak ada dirumah," jelas grace.
Mew mengangguk faham, kemudian dia langsung izin untuk pulang.
" Hati-hati di jalan mew," ucap mild.
Mew tersenyum tipis lalu menekan klakson mobilnya.
***
" Tadi habis dari mana aja? Nih baju nya kotor!" Tegur grace.
" Habis mam eskrim kana nya, terus langsung jemput phi att!" Jelas kana.
" Phi dav tadi kerumah loh, dia cari kana terus bawakan kana coklat. Bunda bilang aja kana jalan-jalan."
" Nanti kana telpon phi dav. Pasti phi Dav sedih ya bunda?"
" Iya phi dav nya kelihatan sedih," sahut grace.
Mereka lagi mengobrol santai di ruang keluarga mansion kakek nya kana.
Gak lama art turun sambil menenteng paperbag.
" Nih buat kana, phi gak bawa banyak oleh-oleh maaf ya," ucap art.
Art duduk di hadapan kana.
" Makasih ya phi, kana senang!" Pekik kana.
Art tertawa melihat kana yang antusias membuka paperbag nya.
" Orang tua kamu kapan nyusul?" Tanya mild.
" Seminggu lagi mereka pulang ya," sahut art.
" Cie yang sebentar lagi tunangan," kekeh grace.
" Kami udah lama banget juga pacaran, masa gak ada niatan ke tahap yang serius," sahut art.
" Bener sih, berarti dia beneran serius sama kamu, dan yang kami lihat pacar kamu itu semakin matang," ucap mild.
" Kok orang-orang pada mau nikah ya? Kata bunda nikah gak seru gak bisa main!" Celetuk kana.
" Iya gak enak, kamu mending main aja na, nikah gak enak," sahut art.
" Gak enak tapi mau nikah, gimana sih phi ini," gumam kana.
" Ini nih akibatnya kalau bayi nimbrung sama obrolan orang dewasa," kekeh art.
" Dia kemarin ngebet nikah juga loh art, alasan nya bikin geleng-geleng kepala," ucap mild.
" Hah kok bisa? Mau nikah sama siapa?" Bingung art.
" Siapa lagi kalau bukan davikah, aneh-aneh aja," kekeh mild.
Art melongo mendengar ucapan mild, dia langsung mendekat ke arah kana lalu menangkup kedua pipi kana.
" Kamu mau nikah sama phi davikah? Iya? Serius na? Serius mau nikah sama phi davikah?" Tanya art sambil menatap jail kana.
" Apa sih phi att! Pipi kana sakit ini!" Kesal kana.
Kana menepis kasar kedua tangan art, bibirnya langsung mencebik sebal sambil melirik tajam art.
" Kamu tau nya main, mimi susu, lihat kartun, serius mau nikah sama phi dav?" Tanya art.
" Kana bilang mau jadi suami, nanti bisa ajak phi dav nya main di lapangan," tambah mild.
" Ayah diam!" Kesal kana, mata nya udah berkaca-kaca.
" Kalian ini kalau ketemu kompak banget godain kana, nanti kalau kana nangis langsung pada kabur," tegur grace.
Art tertawa geli lalu memeluk erat kana, beberapa kali dia mencium pipi kana.
" Mandi sana, bau asem nih, ini juga baju nya kotor gini nanti kakek ngomel lihat nya." Ucap art.
" Paling ayah yang di omelin art, biasa lah sayang cucu dibanding anak," sahut mild
" Nanti aja kana mandi, kana mau kasih lihat kakek kalau kana belum mandi, biar ayah di marahin kakek!"
" Eh gak boleh gitu, ayo mandi bunda temenin, mau mandi dimana? Dirumah atau disini?" Tanya grace.
" Disini aja, kana malas pulang!" Sahut kana.
Kana beranjak dari duduk nya lalu berlari kecil ke arah kamarnya yang ada disini, jadi kana memang punya kamar pribadi disini, padahal kana jarang menginap kecuali orang tua nya pergi baru dia ngungsi kesini.
Grace mengikuti kana, seperti biasa di depan pintu ada baju kotor kana yang sudah tergeletak disana, celana dan antek-anteknya sudah nyebar kesana kemari.
" Kebiasaan astaga," omel Grace.
Dari luar dia denger kana konser, nyanyi-nyanyi gak jelas sambil main air.
" Habis ini langsung istirahat ya, lihat kartun aja sambil mimi susu, ini nanti pas malem bisa rewel kecapean kalau gak istirahat," ucap grace.
" Iya bunda, kana istirahat!" Sahut kana.
Grace mengambil botol sabun dan shampoo kana lalu membantu membersihkan tubuh kana.
***
" Sudah beres tuan, dia sudah kami bawa ke tempat biasanya."
Mew tersenyum miring sambil menatap id card yang ada di tangannya.
" Beri dia pelajaran," ucap mew dengan suara rendahnya.
Mew membuka laptop nya lalu menyalakan cctv yang terhubung langsung ke markas pribadinya.
Mew menatap puas saat anak buahnya memukuli kekasih dav dengan brutal.
" Jangan sampai dia mati dulu, buat dia koma," perintah mew.
Tanpa mew sadari, mamah nya tengah mengintip dari luar.
Tul gak nyangka mew bisa lakuin ini, dia langsung hubungin davikah buat ngelaporin kelakuan mew.
Bukan hanya itu, tul juga memberi tahu max dan memerintahkan anak buah suaminya untuk menemani davi kesana. Bahkan tul sendiri ikut menyusul ke tempat dimana kekasih nya dav berada.
Max langsung pulang kerumah pas denger cerita dari istrinya, tanpa membuang waktu dia langsung masuk kedalam kamar mew.
Mew yang baru selesai mandi terlihat bingung apalagi dia lihat wajah marah orang tua nya.
" Mew kamu masih gak berubah ya?" Tanya max.
" Maksud papah?"
Max menghela nafas kasar lalu mengacak rambutnya.
" Mew kamu apain calon suami davikah?" Tanya max.
" Calon suami?" Kaget mew. Setau dia itu cuma kekasihnya davikah.
" Mew please, kamu jangan jadikan kekuasaan kamu buat menuhin ego kamu!"
" Itu bukan ego! Aku cinta sama davikah!"
" Itu bukan cinta, Itu egois, kamu terobsesi sama dia!" Teriak max.
" Papah gak faham!" Teriak mew tak kalah nyaring.
" Kamu gila mew, kamu egois hanya bisa memikirkan diri sendiri, otak kamu dimana hah?"
Mew mengeraskan rahang nya, kedua tangannya mengepal, hampir saja mew melayangkan pukulan ke papah nya.
" Kami yang malu mew, oke keluarganya davikah gak akan tau kelakuan gila kamu, tapi davikah? Dia tau mew, dia tau semuanya, dia masih mau berteman sama kamu ya karena dia kasian sama mamah kamu, dia gak mau merusak pertemanan orang tua nya dengan mamah kamu! Mikir mew mikir!" Teriak max.
" Itu bukan urusan ku! Urusan ku cuma davikah." Tekan mew.
Max menghela nafas kasar, dia terlihat frustasi melihat tingkah mew.
" Berhenti mew, semua yang mendekati davikah kamu lukai, tanpa sadar kamu juga melukai davikah, kamu melukai orang yang dia sayang," lirih max.
" Aku gak perduli, kalau aku gak bisa dapetin davikah, berarti orang lain juga gak bisa!"
" Kamu bukan siapa-siapanya davikah, kamu cuma di anggap teman sama davikah, harusnya kamu tau batasan!"
" Mew please," lirih max.
" Aku gak perduli, aku hanya ingin davikah, bahkan aku bisa berbuat lebih nekat dari ini!" Tekan mew.
" Mamah kamu sedih kalau lihat tingkah kamu gini mew, sekalipun kekasihnya davikah mati, kamu gak akan pernah bisa bersatu dengan davikah."
" Kenapa gak bisa? Gak ada yang gak mungkin, aku bisa menyingkirkan siapapun yang berani menghalangi jalan ku untuk mendapatkan davikah!"
" Mew?" Max mendekat ke arah mew, menatap lekat wajah anak nya.
" Sepertinya gak ada jalan lain selain ini," lirih max.
Mew mengerenyitkan alisnya saat melihat tatapan max yang terlihat berbeda.
" Kamu. Kamu yang melenyapkan adik nya davikah," bisik max.
Nafas mew tercekat, seakan di hantam batu besar tubuh mew ambruk tepat di pelukan max.
Max menangis terisak sambil memeluk mew, tangan nya terangkat untuk mengusap kepala anak semata wayangnya itu.
" Maaf kalau papah mengembalikan trauma kamu," lirih max.
Tbc.
Sudah follow akun ini?
Kalau belum silahkan follow, jangan jadi pembaca hantu ya❤️