Ponakan Crush (END+ TERBIT)

By IlanYulanda

1.9M 88.6K 1.1K

Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seang... More

1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26.
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40. End
Just Info!
Segera Terbit!
Cerita Baru!!
Bantu Vote Cover Guys.
Open PO!
Info CO

3

56K 2.6K 7
By IlanYulanda

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya

Happy reading

"Halo Azka" sapa Rianti saat sampai di rumah Julia.

Sedangkan Azka menatap Rianti sebentar dan tiba tiba saja matanya berkaca-kaca, tinggal menunggu beberapa detik, maka Azka akan menangis lagi.

"Huaaaa haaaa huuuuhu titititi" racaunya menunjuk Rianti dan menggelengkan kepalanya.

"Ulululu sini sama aunty kalau gitu" Rianti mencoba menggendongnya tapi Azka makin mengeratkan pelukanya kepada Laras.

"Tapi katanya mau sama aunty, ini aunty dah disini"  kata Laras menenangkan Azka.

"Mungkin Azka takut liat muka Rianti yang kayak ondel ondel ma" jawab Juan yang membuat darah Rianti langsung mendidih.

"Muka lu tuh kek pantat monyet" saut Rianti kesal.

"HUAAAAAA TITITI ONCCTITIII" raungan Azka makin kenceng dan memberontak dalam gendongan Laras.

"Ma ini Azka maunya apa sih? Aunty yang dia punya kan cuma Rianti" kata Julia bingung dan kasihan melihat anaknya menangis terus sedari tadi.

"Mama juga gatau, mungkin aja bukan aunty yang dia maksud" jawab Laras yang sedang menenangkan Azka.

"Azka dengerin papa" kata Fano mencoba mengajak azka bicara.

Seolah mengerti Azka menghentikan tangisanya tapi air matanya masih keluar dan memasang muka cemberut, hal itu membuat Rianti gemes dan mencubit halus pipi azka yang montok.

"Azka mau apa hm? Mau aunty" lanjut Fano.

Dan di angguki Azka, lalu menunjuk nunjuk Rianti tapi kepalanya di gelengkan.

"Iya itu aunty lu noh kek ondel ondel" jawab Juan sembari membuka tutup toples kacang yang ada di atas meja lalu memakannya.

"Tante" rengek Rianti kepada Laras.

"Juan!" Kata Laras dengan nada peringatan.

"Kalian ribut mulu tiap ketemu, heran" ujar Julia geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua adiknya.

Ya, Rianti merupakan sepupu Julia dan Juan, papa dari Rianti bersaudara dengan ibu Laras.

Rianti tidak berniat untuk menutupinya dari Via. Ia menunggu momen yang tepat untuk mengatakan semuanya kepada Via, Tapi karena ia sering menunda-nunda, alhasil Via sekarang jadi salah paham.

Sedangkan Rianti sendiri sudah ada cowo yang dia sukai juga.

Tiba-tiba azka menangis lagi melihat kelakuan Juan dan Rianti.

"Kalau dia gamau sama Rianti, trus sama siapa dong?" Tanya Fano menatap Julia.

"Eh mungkin sama temen lo kemaren ga Ri?" Tanya Juan kepada Rianti.

"Temen?" Saut Julia dan Laras.

"Itu kak yang lo bilang nemuin Azka kemaren" jawab Juan dan memasuki kacang kemulutnya.

"Eh sopan sama kaka kamu, panggilnya lo lo" omel Laras. sedangkan Juan cengengesan doang.

"OHH VIAA" ujar Julia heboh begitupun dengan Azka yang langsung tepuk tangan.

"Jadi Via temen kamu Ri?" Tanya Julia dan di angguki kepala oleh Rianti.

"Tapi kemaren kalian kek orang ga kenal gitu" lanjut Julia heran.

"Kemaren kita sama sama kaget kak" jawab Rianti dan menatap tajam ke arah Juan.

Sedangkan Juan yang sedang asik memakan kacang tiba-tiba merasa ada yang memperhatikanya dan ia pun menoleh.

"Apa?" Tanyanya.

"Gara gara kunyuk satu ini nih kak, temen aku jadi salah paham" ucap Rianti menatap Juan seolah olah akan membunuhnya.

"Kok gue? Gue ngapain?" Tanya Juan frustasi, dari kemaren ia di salahin mulu oleh Rianti.

Saat Rianti mau menjawab tiba-tiba Azka menangis kembali.

"Iya iya sayang kita cari aunty Pia yaa" kata Rianti dan menggendong Azka.

"Juan lo temenin gue ke rumah Pia buruan"

"Hadeh" Juan pun pasrah dan berjalan menyusul Rianti.

***

Sedangkan di lain tempat Via merasa kecewa dengan dirinya sendiri sebagai kakak, ia melihat Hamid bekerja sebagai kuli bangunan, ia melihat adek nya itu sedang mengangkat semen.

Dengan perlahan Via melangkahkan kakinya menuju Hamid yang sekarang sedang mengobrol dengan bapak bapak.

"Hamid" panggilnya saat sudah di hadapan adeknya.

"Kak Pia" Hamid terkejut dengan keberadaan Via tiba tiba.

"Kaka kok disini?" Tanya hamid.

"Harusnya itu pertanyaan kakak Mid, kamu ngapain disini?" Tanya Via balik. matanya berkaca-kaca.

"Kak Hamid bisa jelasin, tapi kita pulang dulu ya" Hamid mencoba menenangkan Via, ia pun merasa bersalah melihat kakanya yang hampir menangis karena dirinya.

"Uang yang kaka kasih semalam kurang ya? Kalau iya bilang Mid, jangan ikutan kerja" kata Via pelan menatap hamid yang semakin merasa bersalah.

"Bukan gitu kak" jawab hamid

"Kakak nyuruh kamu belajar yang rajin Mid, kakak gamau pelajaran kamu terganggu gara-gara ini, apalagi kamu angkat beban seberat itu" lanjut via

"Hamid gapap kok kak"

"Maafin kakak Mid, belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu" turun sudah air mata yang di tahan Via sedari tadi.

Hamid langsung memeluk kakaknya dan mengucapkan beribu kata maaf.

"Ini bukan salah kak Pia, ini kemauan Hamid kak, jangan nangis, Hamid minta maaf" ujar Hamid

"Sekarang kita pulang ya kak" lanjutnya.

***

"Kosong ni rumah" kata Juan menatap rumah Via, ia juga sedang menggendong Azka yang masih menangis.

"Gue lupa, tadi Pia bilang mau cari kerjaan" jawab Rianti.

"Trus gimana sekarang?" Tanya juan sambil menenangkan Azka yang masih menangis.

"Coba gue telpon dulu" mengeluarkan handphonenya dari saku, tapi suara motor menghentikan gerakanya.

"Riri" setelah mendengar panggilan tersebut mendadak Azka berhenti menangis.

Azka memberontak minta pindah ke gendongan Via.

Via dan Hamid yang baru sampai pun kebingungan.

"Ponakan gue mau sama lo" kata Juan kepada Via dan menyerahkan Azka ke gendongan Via.

Via yang untuk pertama kalinya di ajak bicara oleh Juan merasa terkejut sekaligus senang di dalam hatinya, gara-gara terkejut itu membuat ia hampir menjatuhkan Azka, untung Juan cepat menahannya.

"Hati hati dong!" Kata Juan sedikit meninggikan suaranya.

"Biasa aja dong" kata Hamid tak rela melihat kakaknya di bentak.

"Ponakan gue hampir jatuh gara gara dia" jawab Juan menunjuk Via.

Sedangkan Rianti yang menyaksikan itu jadi tak enak.

"Eh maaf, kakak gapap Mid, justru Azka nya yang hampir jatuh gara-gara kakak" kata Via tersenyum

"Azka kok nangis gini ri?" Tanya via setelahnya.

"Si Azka keknya mau sama lo, kata ka Julia dari tadi pagi pas bangun, nangis mulu bilang titititi" jawab Rianti.

"Semua orang pikir Azka mau sama gue, tapi ngeliat dia berhenti nangis pas sama lo, berarti dia mau nya sama lo" lanjutnya. Via mengangguk paham.

"Masuk dulu yuk" ajak Via setelahnya.

Saat di dalam mereka semua duduk di ruang tamu.

"Hamid ambilin minum gih buat mereka" suruh Via kepada adeknya yang langsung di iyakan Hamid, lalu ia pun berjalan ke arah dapur.

"Tititititit yeyayayy" racau Azka dan menepuk nepuk dada Via sambil tersenyum senang.

"Keknya tu bocah anteng banget sama temen lo" bisik Juan kepada Rianti.

"Gue juga heran, kan Azka susah dekat sama orang asing" jawab Rianti menatap menyelidik ke arah Via.

Kebetulan saat itu Via juga menoleh ke arah Rianti dan tatapan itu di salah artikan oleh Via.

Ia mengira kalau Rianti cemburu kepadanya karena Azka yang notabene nya ponakan Juan lebih menempel kepada dirinya.

Tak lama kemudian Hamid datang dengan minuman dan beberapa cemilan.






Kalau ada typo bantu komen ya

ig @wp_juanvia





Continue Reading

You'll Also Like

204K 11.8K 29
Awalnya Rianti mengira sayang nya ke Hamid cuma sebatas sayang kakak kepada adiknya. Tapi, lama kelamaan kok rasa sayangnya jadi beda? (Sekuel dari c...
51.3K 3.8K 48
Cinta tak harus memiliki? Omong kosong. Nyatanya hati kecilmu menginginkan untuk bisa memilikinya. Itulah yang dirasakan Zea Fahreya, gadis yang terj...
33.1K 4K 45
Tentang seorang gadis dengan segala kekurangannya. Juga tentang masalah yang terjadi sebelumnya. Dan juga tentang penghianatan yang terungkap diakh...
569K 51.2K 42
"Nay ngga mau kawin!" "Nikah Nayra bukan kawin..." "Pokoknya Nay ngga mau kawin..." "Harus!" "Yaudah Nayra mau mati ajalah..." "EH JANGANNNN!!!" Kisa...