(,) sebelum (.)

By Arrinda_sell

333K 30.3K 4.3K

Koma sebelum Titik. "Tau gak Mas, soal dua tanda baca ini?" Hujan menatap pria itu lalu melanjutkan kalimatny... More

πŸ’01
πŸ’02
πŸ’03
πŸ’04
πŸ’05
πŸ’06
πŸ’07
πŸ’08
πŸ’09
πŸ’10
πŸ’11
πŸ’12
πŸ’13
πŸ’14
πŸ’15
πŸ’16
πŸ’17
πŸ’18
πŸ’19
πŸ’20
πŸ’21
πŸ’22
πŸ’24
πŸ’25
πŸ’26
πŸ’27
πŸ’28
πŸ’29
πŸ’30
πŸ’31
πŸ’32
πŸ’ending

πŸ’23

9.4K 948 157
By Arrinda_sell

Srang!

Sebuah pedang samurai dengan lumuran darah tergeletak begitu saja saat sang pemilik membuangnya sembarangan.

Helaan napas pajang keluar dari bibirnya. Kedua bawah matanya nampak menghitam menandakan pria itu tidak memiliki jadwal tidur yang bagus.

"Ini terakhir kali gue ambil misi." ujarnya menyandarkan punggungnya pada kursi lalu bersedekap. Sedangkan lawan bicaranya hanya menggeleng.

"Lo serius? Sebutin alasannya hingga lo mau lepas kesenangan lo ini." sahutnya di sela memberaskan mayat seorang laki-laki yang mana kepalanya sudah terpisah dari tubuh akibat hantaman ketajaman dari samurai teman misinya.

"Nothing. Tapi, demi dia gue harus menjadi manusia yang sebagaimana di luaran sana. Dia terlalu suci untuk gue yang kotor. Maka dari itu gue harus bisa mengimbanginya." jawabnya sembari itu melepaskan kaos tangannya yang terbuat dari kulit, mengabaikan tawa temannya yang mengudara usai mendengar penuturannya barusan.

"Ternyata cinta bisa merubah segalanya, ya. Termasuk sosok iblis yang berkamuflase jadi pegawai kantoran," ujarnya yang tentu mendapat delikan dari temannya.

"Itu sih pilihan lo. Kalo emang udah mau berhenti, it's okay. Tapi Khatulistiwa, apa lo yakin keputusan lo ini tidak akan memicu polemik dari atasan kita? Secara lo tau, tidak semudah itu untuk lepas dari dunia hitam kita ini."

Khatulistiwa terkekeh ringan, dia mengedikan bahu acuh lalu bangkit.

"Tidak ada yang bisa mengendalikan gue, Sio. Urusan itu biar gue yang tangani. Btw, luka gue udah oke kan?"

Sio menyipitkan mata mengamati wajah Khatulistiwa yang terdapat beberapa lebam. Sontak saja decakan kecil keluar dari bibirnya.

"Biar apa sih tujuan lo? Sengaja banget cari prerkara."

"Bukan soal cari perkara, tapi ini soal dalam mencari perhatian." Khatulistiwa mengedipkan satu matanya kemudian bersiul meninggalkan Sio yang menatapnya tidak percaya.

"Ternyata benar kata lagunya Al Ghazali. Cinta itu buta dan tuli." gumam Sio kembali membereskan mayat hasil eksekusi dari Khatulistiwa. Terbesit dalam pikirannya, apabila wanita yang menjadi bucin dari Khatulistiwa tau perbuatannya malam ini. Sudah bisa dipastikan wanita itu akan lari sejauh mungkin.

Beralih pada Hujan yang nampak sudah ingin terlelap usai menidurkan Glen beberapa menit lalu. Dirinya teramat kelelahan hingga tidak membutuhkan waktu lama, kedua matanya sudah memberat.

Baru saja terbang ke alam mimpi, Hujan samar mendengar suara ketukan. Mulanya ia ingin mengabaikan suara tersebut, tetapi nyatanya tak kunjung berhenti hingga mau tak mau Hujan melirik ke sumber suara.

Dahinya menyerngit lantaran suara ketukan itu berasal dari jendela. Hujan jadi ragu, manalah tau dibalik jendela itu adalah seorang kriminal.

Di tengah rasa khawatirnya, Hujan dibuat tersentak kala ponselnya bergetar. Segera dia meraih benda elektronik tersebut dan melihat id pemanggil.

"Bang Katu." gumamnya yang tanpa sadar melegakkan perasaan Hujan.

"Hallo."

"Sayang, bukain Abang."

Hah?

Hujan mengerjap, tidak lama perhatiannya diambil oleh suara ketukan di jendela. Hujan seketika mengerti lalu bangkit mendekati jendela.

Sosok Khatulistiwa berdiri lengkap dengan ponsel yang menempel di telinga. Hujan melebarkan matanya, tangannya cepat membuka jendela dan disambut Khatulistiwa dengan cengirannya.

"Malam, Sayang." sapanya tanpa dipersilakan masuk yang mana berhasil membuat Hujan berjenggit.

"Bang Katu, ngapain ke sini? Kalo pak Awan tau, bisa bahaya." bisiknya melirik Glen yang terlihat tidak terganggu oleh aktivitas di sekitarnya.

Hujan kembali menaruh tatapannya pada Khatulistiwa, dalam keadaan remang-remang, Hujan masih mampu menangkap adanya lebam yang menghiasi beberapa sisi wajah Khatulistiwa.

"Ini kenapa Bang?" tanyanya menyentuh wajah Khatulistiwa dengan dua tangannya. Memutarnya ke kiri dan ke kanan, Khatulistiwa membiarkannya.

"Biasa, laki-laki." jawabnya santai yang malah bersambut pukulan di lengannya dari Hujan.

"Jangan dianggap sepele, Bang. Ini udah dua kali aku liat Bang Katu luka-luka." omelnya namun masih menjaga intonasi suaranya agar tidak menganggu tidur Glen.

Hujan bergerak menuju nakas, tempat kotak obat berada.

"Terakhir Rain liat Abang kek gini. Janji." katanya yang dibalas Hujan deheman.

Keduanya kembali hening. Hujan yang fokus mengobati wajah Khatulistiwa, sedangkan Khatulistiwa sibuk mengamati wajah manis milik sang kekasih.

"Nikah yuk." ajakan tiba-tiba Khatulistiwa sesaat membuat Hujan terkejut. Sedetik kemudian kepalanya menggeleng tidak habis pikir.

"Pulang dari sini, Bang Katu langsung istirahat." katanya tanpa meladeni kalimat Khatulistiwa beberapa saat lalu. Hujan yang ingin bangkit menaruh kotak obat, terhenti saat Khatulistiwa menahan lengannya.

Bukan hanya itu, tubuh Hujan ditarik menyebabkan ia ter.duduk di pangkuan Khatulistiwa. Tak ayal, Hujan melotot horor.

"Abang serius. Liat kamu dari jarak begini aja Abang udah mau gila ditambah kita yang jarang ketemu. Abang kek gak ada semangat hidup. Seenggaknya, dengan miliki kamu seutuhnya, Abang bisa tenang." akunya menyembunyikan wajahnya di lipatan leher Hujan. Hembusan napasnya cukup menggelikan, tetapi Hujan menahannya.

"Bang, perihal membina rumahtangga itu bukan hanya sekedar ingin memiliki. Tetapi bagaimana susunan ke depannya ketika rumahtangga sudah berjalan. Cinta tidak cukup untuk mengkokohkan sebuah rumahtangga, tapi juga diperlukan tanggungjawab, kesiapan mental, dan rancangan masa depan kala rasa jenuh menghampiri sepasang suami istri. Itu semua perlu, karena...." karena aku pernah mengalaminya. Batin Hujan melanjutkan.

Ditatapnya Khatulistiwa lalu memeluknya. "Kalau dirasa Abang udah siap dari segala sisi pun begitu aku. Maka kita bisa memulai."

Khatulistiwa melingkarkan tangannya di pingganh Hujan kemudian mengangguk. Seutas senyum terbit di bibirnya. Dia tidak menyangka Hujan memiliki pemikiran luas mengenai pernikahan.
Apa mungkin dia mengambil contoh dari pernikahannya dulu?

Seketika Khatulistiwa ingin tau masa lalu Hujan.

"Untuk Abang udah siap kok. Tapi kalo dari kamu nya yang belum, Abang akan sabar nunggu. Tapi jangan lama-lama, yang ada Abang bawa lari kamu." tuturnya sambil mencium sisi kepala Hujan dalam.

"Makasih, Bang." ucap Hujan meleraikan pelukan keduanya.

Berbincang sejenak, Khatulistiwa memutuskan balik mengingat besok dia harus kembali berjuang bersama tumpukan kertas.

"Hati-hati. Lain kali jangan muncul kayak tadi. Aku hampir ngira yang ngetuk penjahat atau pembunuh."

Mendengar ucapan terakhir Hujan, Khatulistiwa meringis kecil.

Dia memang pembunuh, tetapi sudah tobat sejak dua jam lalu.

"Iya. Abang pulang dulu. Mimpi manis." sebelum keluar dari jendela, Khatulistiwa sempatkan menarik kepala Hujan lalu mencuri satu ciuman dari wanitanya.

Tak ayal tindakannya mendapat pelototan.

"Bye, istriku." pamitnya melempar ciuman jauh kemudian dengan gesit melewati pagar rumah Awan yang tinggi menjulang. Hujan bahkan heran, bagaimana Khatulistiwa menaikinya padahal di sekitar tidak ada pohon atau alat yang membantu pria itu naik.

Menutup jendela kamar Glen, Hujan memutuskan bergabung bersama Glen.

Hal yang tidak disadari keduanya, seseorang sudah mengamati interaksi keduanya tepat setelah Khatulistiwa keluar dari kamar melalui jendela.

Awan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana piyamanya, niat hati ingin menghirup udara malam, dirinya malah mendapati tontonan yang membuat perut serta dadanya bergemuruh.

"Cukup bagus." gumamnya berdiri menatap jendela yang sebelumnya sudah Hujan tutup.

Sepertinya aku harus menggunakan cara lain. Batin Awan lengkap dengan seringai tipis.

💍💍💍

Mulus tanpa cela.

Gimana untuk dua tokoh pria di cerita ini.

Keknya hambar banget ya kalo cerita Arrinda gak ada cowok brengseknya.

Tapi Bang Katu udah tobat demi yayang. Tinggal Awan aja nih yang masih transparan.

Untuk yg bertanya-tanya kenapa Khatulistiwa gitu, sebelumnya aku udah spill di beberapa part sebelumnya. Dari sana kalian bisa nilai, Khatulistiwa tak selurus yang kalian kira.

Next cepat?

600 vote serta kencangin komen kalian.

Bisa?

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Sayang ReLuvi banyak2😘😘


Continue Reading

You'll Also Like

207K 10.6K 36
Naksir bapak kos sendiri boleh gak sih? boleh dong ya, kan lumayan kalau aku dijadikan istri plus dapet satu set usaha kosan dia
912K 70.2K 51
Alessia terbangun kembali sejak malam dirinya diculik oleh orang yang tidak dikenal. Dirinya bangun di tubuh perempuan yang lebih tua enambelas tahun...
144K 6.7K 29
π™π™Šπ™‡π™‡π™Šπ™’ π™Žπ™€π˜½π™€π™‡π™π™ˆ 𝘽𝘼𝘾𝘼~ ____________πŸ•³οΈ____________ Jika ditanya apakah perpindahan jiwa keraga lain, kalian percaya? Menurut saya perc...
202K 12.8K 57
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...