1000% GENGSI

ceyberryaa द्वारा

875K 54.7K 2.1K

[TAMAT] Bersama Adinata, Ayyara menyadari satu hal. Bahwasannya, menjalani hubungan tanpa cinta bukanlah sebu... अधिक

sedikit cerita tentang pasutri
resepsionis baru
Adik
sentuh-sentuh
Hama
Bersama Rosa
Paket
Suami siaga
Kabar surat cerai
Welcome to Duda~
What's wrong with Nata?
a sweet night>>>
Dirumah juga bisa, katanya
Hadiah
Aneh
Aneh part2
Kekuatan Syndrome Couvade
sekarang giliran temen-temennya
MAS, DIA SIAPA?!
Giliran istrinya
Menghadapi Adinata
Singa Juna
Jazziel's cafe
Si gede gengsi
Spesial suami dan istri
Dua malaikat kecil Ayah
Keinginan Nata yang terpenuhi
On the way
Finally
say goodbye
Extra chapter-- Teenager
Extra chapter-- what if sequel?
Extra chapter-- little story of them
visualisasi
CERITA BARU?!
BYE!
Instagram
INFO!!

Family time in Basel City

18.3K 1.4K 78
ceyberryaa द्वारा

adakah yang masih nunggu cerita ini?

update pertama di bulan november yuhuuuuu🤫🎉

say sesuatu dulu sama Ziel yang kekeh minta ditemenin maen sekuter sama Ayah Nata

***

Nata melonggarkan dasi yang sedari tadi terasa mencekik. Tiga kancing teratas kemejanya sudah ia buka, jas pun sudah ditanggalkan dengan sangat hati-hati agar tidak mengusik Ayyara yang tengah tertidur pulas memiring ke kiri di pahanya dengan Ziel yang juga tertidur memeluk perut bulat Mama nya.

Selama dua jam dia berkutat dengan laptop dan meeting secara online bersama klien-kliennya. Meeting hari ini bersama orang-orang dari perusahaan yang dipimpin oleh Juna, yang tentu saja laki-laki itu juga salah satunya orang yang ikut meeting tadi. Bahkan sekarang laki-laki itu satu-satunya orang yang tersisa alias belum mematikan sambungan zoom meeting nya.

"Sumpah deh, muka lo kusut amat. Baru juga jam tiga."

Suara Juna terdengar dari seberang. Terdengar lebih santai cenderung menyebalkan, agak berbeda dengan sebelumnya. Nata mendengus mendengar tawa mengejek adik sepupu kurang ajarnya itu. Untungnya Nata memakai air pods jadi tawa jelek Juna tidak akan mengganggu tidur Ayyara ataupun Ziel.

"Your ass! Disini udah jam sembilan."

Perbedaan waktu antara Indonesia dan Swiss itu enam jam. Seperti yang dikatakan Juna, di Jakarta baru jam tiga, sedangkan di Swiss sudah jam sembilan malam. Wajar saja jika Ayyara dan Ziel sudah pulas. Usia kandungan Ayyara kini sudah memasuki usia tujuh bulan-- dua minggu lagi masuk bulan ke delapan, itu berarti sudah hampir dua bulan lamanya Nata dan keluarga di Swiss.

Keluarga kecil Nata memang sudah berada di Swiss, tepatnya di Basel-Stadt. Kanton Basel adalah salah satu dari ke-26 kanton di Swiss. Wilayahnya terbentuk dari kota Basel dan kotamadya Bettingen dan Riehen. Kota ini berbatasan dengan Jerman dan Prancis.

Awalnya Nata berniat akan membawa anak dan istrinya ke Zurich, tapi karena Ayyara yang ingin melihat sungai Rhine alih-alih sungai Aare, maka pilihannya jatuh ke kota Basel. Toh, sungai Rhine juga bagian dari sungai Aare karena faktanya sungai Rhine adalah muara dari sungai Aare.

"Udah kemana aja dua bulan di Basel?"

"Semuanya udah gue datengin." Jawab Nata apa adanya. Lagian dia tidak berbohong. Sudah banyak sekali tempat yang mereka kunjungi sedari awal sampai di Basel. Banyak tempat-tempat indah yang melambai ingin didatangi dan tak bisa di tolak.

Setelah dua hari menghabiskan waktu berdiam di kamar dan beristirahat, tujuan pertama yang mereka kunjungi tentu list Tuan Muda Ziel yang harus diutamakan.

Yang pertama mereka kunjungi tentu, Naturbad Riehen, sebuah kolam renang ramah lingkungan yang di rancang oleh H&deM. Kolam renang umum luar ruangan ini juga merupakan tempat ideal untuk beristirahat. Meskipun di luar ruangan, airnya terasa sejuk juga jernih. Cocok sekali untuk Ziel yang memang suka bermain air.

Setelah dari Naturbad Riehen, alih-alih mengunjungi Altstadt Grossbasel yang merupakan sebuah kota tua yang terletak di tepi sungai Rhine-- yang tentunya lebih dekat dengan tempat mereka tinggal, mereka malah mengunjungi Zoo Basel, satu-satunya bonbin di Swiss dengan hewan terbanyak dari gorila hingga macan tutul. Karena belum puas dengan hewan-hewan yang berada di Zoo Basel, Ziel ingin pergi ke tempat lain. Dan tentu dengan senang hati Nata menurutinya. Tierpark Lange Erlen adalah sebuah taman margasatwa. Kebun binatang gratis dengan sebagian besar hewan lokal. Ada juga taman bermain dan restoran. Di tempat itu pula Ziel mendapatkan teman baru-- seorang anak perempuan cantik yang ternyata juga memiliki darah Indonesia dari Ibunya. Menariknya lagi, ternyata mereka tinggal di hotel yang sama.

Sebagai tempat bernaung, Nata memilih hotel berbintang lima bernama Les Trois Rois yang menempati gedung Belle Époque di tepi sungai Rhine. Dari jendela kamar, Nata bisa melihat seberapa luasnya sungai Rhine. Hotel ini gaya Nata sekali, itu sebabnya Nata tak pikir panjang untuk menyewa salah satu kamarnya. Napoleon suite-nya dipenuhi gaya rococo, dengan furniture beludru antik, langit-langit plester kue pengantin dan wallpaper indah dari bengkel Zuber & Cie, di wilayah tetangga, Alsace.

Dari seberang sana Juna masih saja terus mengajak berbincang, padahal Nata sudah mengantuk bukan kepalang. Di pangkuannya, Ayyara menggeliat. Sedangkan Ziel sudah berganti posisi. Untungnya kasur di hotel ini cukup luas, sehingga bisa menampung tiga manusia sekaligus.

Nata yang melihat Ayyara bangun bergegas mematikan sambungan zoom nya dengan Juna, tanpa peduli jika laki-laki itu tadi tengah bercerita tentang upayanya mendekati Eliza. Sebelah tangannya menahan tubuh Ayyara, sedangkan tangan yang lainnya Nata gunakan untuk menumpuk bantal agar Ayyara merasa nyaman.

"Segini, cukup?"

"Cukup, Mas. Makasih," jawab wanita itu dengan suara sedikit serak. "Kakak pindahin sini, Mas."

Nata pun mengangkat Ziel dan membenahi posisi tidur anak itu disamping Ayyara. Ziel bukan tipe anak yang sering belingsatan saat tidur. Posisinya tidak pernah aneh-aneh. Dijamin aman untuk Ayyara dan bayinya.

"Mau aku ambilin air?"

Sembari masih mencari posisi nyamannya Ayyara menggeleng, "gak usah. Nanti pengen pipis."

"Yaudah, kalo gitu aku ganti baju dulu." Nata mengecup singkat pelipis istrinya dan bergegas ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan sekalian berganti pakaian.

Ayyara tak menanggapi, dia lebih tertarik pada tab milik Nata dan mulai mencari referensi tempat wisata terakhir yang akan mereka kunjungi. Usia kandungan Ayyara sudah bisa dibilang telah memasuki fase hamil tua, yang tentunya akan mudah lelah, maka Nata dan Ayyara memutuskan untuk tidak pergi berwisata ke tempat yang jauh-jauh seperti sebelumnya, mungkin besok yang terakhir.

Sisa waktu sambil menunggu persalinan mungkin akan Ayyara gunakan untuk berjalan-jalan santai di tepi sungai Rhine, toh pemandangan nya pun tak mengecewakan meskipun hanya berputar di tempat yang sama setiap harinya.

Bertepatan dengan Nata yang keluar dari kamar mandi, saat itu juga Ayyara menemukan sebuah taman yang terlihat indah dan sejuk. Ayyara memekik samar, dia tak sabar ingin pergi kesana.

"Mas, besok kesini, yuk?"

Nata menarik selimut guna menyelimuti tubuh ketiganya, dia melihat tab nya yang menampilkan foto sebuah taman hijau. Nata mengangguk tanda setuju yang lagi-lagi membuat Ayyara memekik samar. Selama di Basel, Nata hanya mengikuti kemanapun keinginan anak dan istrinya, dia tak pernah protes selama tempat yang dikunjungi aman.

Lagi pun, Kannenfeldpark itu tidak buruk. Taman itu begitu rindang dan juga hijau, cocok untuk Ayyara berjalan-jalan santai disana. Selain taman hijau, disana juga ada area bermain modern, kolam renang percikan musiman dengan air mancur dan kafe outdoor. Begitu lengkap. Anggap saja buy one get one.

"Setelah itu jangan kemana-mana lagi ya, disekitaran sini aja." Nata tersenyum saat merasakan perut Ayyara yang dia elus sedikit bergerak. "Iya, setelah besok kamu sama Mama gak usah jalan-jalan ke tempat jauh, disini aja."

Ayyara menangkup tangan Nata yang masih mengelus perutnya, tangannya bergerak memainkan jari-jari panjang yang terlihat cantik milik suaminya. "Makasih."

"No need to say that." Jawab Nata agak ketus. Sudah banyak tempat yang mereka bertiga kunjungi, dan sebanyak itu pula Ayyara mengatakan terima kasih. Dan Nata tidak menyukai itu. Berterima kasih atas hal-hal seperti liburan dan hadiah terasa memuakkan bagi Nata, apalagi antara pasangan suami istri. Karena menurutnya, itu adalah sebuah keharusan, kewajiban dan wajar. Wajar jika seorang suami ingin membahagiakan sang istri dengan menuruti semua keinginan istrinya.

Ayyara terkekeh kecil, "aku makasih bukan cuma buat liburan ini loh, tapi juga buat kecebong-kecebong kecil kamu yang jadi anak-anak kita. Ya meskipun yang satu masih belum lahir. Makasih udah nyimpen mereka di rahimku."

Kening Nata mengerut, maksudnya?

"Ya kalo gak di rahim kamu, aku simpen dimana?"

"Ya siapa tau ke rahim orang lain, kan?" Jawabnya acuh.

"Kalo ke rahim orang lain, gak bakal jadi Ziel." Nata kontan mendengus mendengar jawaban Ayyara, "tetep jadi anak, tapi bentukannya gak mungkin kayak Ziel. Toh yang ini ... " Nata menunjuk wajah Ziel lalu menunjuk wajahnya, "gabungan dari wajah ini," lalu menunjuk wajah Ayyara, "dan wajah ini."

Ayyara mencebik, "tapi Kakak gak mirip aku tuh."

"Ya itu mah nasib." Ujar Nata dengan nada mengejek. Fakta baru tentang Ayyara adalah, dulu, wanita itu sering tiba-tiba merajuk hanya karena terlalu lama memperhatikan wajah Ziel dan merasa kesal karena dia sadar bahwa Ziel sama sekali tidak ada miripnya dengan wanita itu. Katanya ...

"Gak adil ah! Padahal yang bawa-bawa Kakak sembilan bulan tuh aku."

Begitu, kata-katanya pun masih sama.

"Berdoa aja nanti dia mirip kamu." Nata mengecup perut buncit Ayyara lalu beralih ke kepala si sulung, "biar yang ini, mirip sama aku."

"Kalo dua-duanya mirip sama kamu?"

Nata menatap bergantian antara wajah Ziel, perut buncit Ayyara dan wajah wanita itu sendiri. Dia terkekeh kecil melihat raut muka istrinya yang mencebik dengan mata menyipit.

"Ya udah, buat lagi aja sampe dapet yang mirip kamu."

Ayyara berdecak, "enak di kamu!"

"Loh, ya enggak dong." Elak Nata. "Aku puas pas proses pembuatan nya, nanti kamu puas pas dia lahir terus mirip kamu."

"Hish!"

Nata tergelak hingga wajahnya memerah. Malam ini Ayyara boleh saja kesal ataupun malu membahas hal seperti itu, tapi entah jika besok malam. Hormon wanita hamil itu begitu turun naik. Benar-benar menguji kesabaran. Bisa jadi dia begitu menginginkan nya sampai-sampai menangis jika Nata tak ingin meladeni, atau juga bisa saja saat Nata sudah hampir sampai, wanita itu malah minta berhenti dengan alasan sudah tidak mood.

"Patokannya sampe lima." Laki-laki berpiama hitam itu membantu Ayyara yang ingin kembali berbaring miring ke kiri, sesuai anjuran. Lalu setelahnya dia menyusul dengan posisi berbaring menyamping menghadap Ziel dan Ayyara. "Kalo udah bikin lima tapi gak dapet yang duplikatan kamu, ya kamu terima nasib aja lagi."

"Dikira aku kucing sampe harus punya anak lima?!" Kesal Ayyara.

"Loh, orang zaman dulu aja anaknya nyampe sebelas."

"Ih, bikin aja sana sama orang dulu!" Dengus Ayyara, meskipun sedikit kesusahan, Ayyara tetap bisa memberikan cubitan maut pada dada bagian atas milik suaminya. Bukannya meringis kesakitan, Nata malah terkekeh kecil.

"Bercanda, Sugar."

***

aku nyari nyari apartment buat tempat tinggalnya tapi ga nemu, kebanyakan malah hotel, jadi ya aku pake hotel aja. Yg ga aku tau lagi tuh, di hotel bisa sewa berbulan-bulan kah? yg tau dan ngerti comment ya biar nanti aku edit

*penampakan tempat tinggal pasutri beringin selama di Basel

*Sungai Rhine


(all pict, source google)

*Ziel pas dikolam renang

(pict, source pinterest)

oke, see u di chapter terakhir 💆👋

cey, 12 November

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

1.1M 54.6K 38
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
1.7M 136K 40
Jagad jatuh cinta pada Raya, Adik temannya yang manja, cerewet, berisik, tapi cantik luar biasa. Selama ini ia tidak bisa menunjukkan rasa sukanya de...
OBA Su6art1 द्वारा

बेतरतीब

60.7K 6.2K 18
Namanya Oba, bukan Boba si minuman bulat-bulat hitam yang tengah digandrungi banyak orang. Jangankan orang lain, ibunya saja enggan menyukainya. Enta...
PAYUNG PENGGANTI Fᵣₐ_sʜᴀ द्वारा

किशोर उपन्यास

2.3K 144 15
"Aku masih membutuhkanmu sebagai payungku agar aku tak kehujanan. Jika payung itu rusak, maka aku akan kembali basah" Finn tersenyum tipis lalu menga...