Dika dan Para Suami - New Cha...

De deandlesss

117K 2.5K 254

🔞 Manxboy, but somtime 👩‍❤️‍👨🔞 Dika, anak polos yang sedang mencari jati Diri kehilangan arah. Ia menemuk... Mais

1. Perasaan Aneh
2. Motor Tua
3. Persimpangan Jalan
4. Percakapan
5. Halaman
6. Temaram Lampu
7. Rindu
8. Kursi
9. Banting
10. Telepon
11. Gendong
12. Sungai
13. Dapur
15. Panik
16. Kedua Kali
17. First .....
18. Tuntaskan
19. Sedih dan Bahagia
20. Hancur

14. Pintu

6K 129 29
De deandlesss

⚠️👩‍❤️‍👨🔞⚠️

Kini Ustad Izhar berdiri di depan Mbak Umi yang sedang duduk. Mereka duduk di kursi meja makan yang letaknya tak jauh dari pintu keluar. Sehingga Dika bisa melihat mereka dengan jelas dari samping.

Dika kini bisa melihat tubuh tegap ustad Izhar seperti yang ia lihat ketika di sungai beberapa waktu lalu. Namun bedanya kali ini Dika bisa melihat kontol Ustad Izhar berdiri tegak hampir menyentuh pusarnya. Kali ini, kontol itu nampak lebih besar dari milik Om Muh.

"Enak?" tanya Ustad Izhar pada Mbak Umi.

"Ho'oh," jawab Mbak Umi singkat. Nampak ia mencoba mengatur napasnya.

Ustad Izhar tak ingin membiarkan Mbak Umi beristirahat. Ia memegang kepala Istrinya itu, dan mengarahkan kepalanya ke batang kontolnya. Namun tidak disangka, mbak Umi menolak.

"Ayolah yang," pinta Ustad Izhar. Mbak Umi menggelengkan kepalanya

Mbak Umi masih tidak mau untuk mengulum kontol suaminya itu. Sejak 1 tahun menikah, Ustad Izhar belum pernah merasakan kontolnya dikulum. Ia sudah berulang kali membujuk istrinya, namun Mbak Umi masih tidak mau. Ntah apa alasannya.

"Sekali ajaa yah?" Pinta Ustad Izhar memelas.

Melihat muka suaminya yang memelas, ia kemudian mencoba untuk mengiyakan permintaan itu. Ia meraih batang besar itu dengan tangannya yang sangat lembut. Tangannya bahkan tak cukup untuk melingkari batang itu. Ia menggerakkan tangannya maju mundur secara perlahan.

"Ahhh," desah Ustad Izhar.

Ustad Izhar menikmati setiap sentuhan dari istrinya itu. Ia mengelus kepala istrinya, dan membelai rambutnya. Secara perlahan, ia mencoba menarik kepala itu ke arah kontolnya. Kali ini tidak ada perlawanan. Kini deru napas mbak Uni yang berada di depan ujung kontol itu. Hangat menerpa kepala kontol Ustad izhar yang nampak mengkilap karena precum.

Mbak Uni mengocok kontol itu, menatapnya lekat-lekat. Matanya kemudian berpindah melihat ke arah mata ustad Izhar. Kedua pandangan mereka bersatu. Ustad Izhar mengangguk pelan, mencoba memberikan dukungan bahwa apa yang dilakukan istrinya sudah benar.

Mbak Umi kembali menatap batang itu. Kini bibirnya mendekat ke arah kontol itu.

Cuppp. Sebuah kecupan mendarat di kepala kontol itu. Membuat darah ustad Izhar berdesir. "Ughhh," desahnya. "Lanjuting sayang."

Mbak Umi kemudian membuka sedikit mulutnya dan kembali mencium kepala kontol itu.

"Ahh, coba dijilat sayang," rayu Ustad Izhar.

Awalnya Mbak Umi nampak ragu, namun ia mencoba memenuhi keinginan terbesar suaminya. Ia mengeluarkan lidahnya dan menyapukannya pada kepala kontolnya. Mbak Umi merasakan sesuatu yang aneh ketika melakukannya, bukan jijik. Ia melakukannya lagi dan lagi

"Ughhh, sayangg, terusin" desah Ustad Izhar. Ustad Izhar merasakan sapuan lembut daging basah itu di kontolnya.

"Coba masukin mulut ya sayang," pinta Ustad Izhar sambil mengelus pipinya itu. Napas Ustad Izhar sudah sangat memburu. Ia dikuasai nafsu.

Mbak Umi hanya mengangguk, dan membuka mulutnya lebar-lebar. Ia mempersiapkan ruang selebar mungkin, agak kontol suaminya yang besar itu bisa masuk ke dalam mulutnya.

Dengan perlahan, ia mulai memasukkan batang itu ke dalam mulutnya. Hangat dan basah menyelimuti kepala kontol ustad Izhar.

"Aww, jangan kena gigi sayang," pekik ustad Izhar. Mbak Umi mengangguk memberi isyarat mengerti.

Ia kembali memasukkan kembali kontol Ustad Izhar ke dalam mulutnya. Mulutnya penuh sesak dengan kontol. Baru seperempat bagian, namun rasa mual menyerang Mbak Umi. Ia cepat-cepat mengeluarkan kontol itu dari mulutnya.

Ia tak paham kenapa ia ingin muntah, yang jelas bukan karena jijik, karena ia cukup enjoy untuk melakukan hal baru tersebut.

"Hoekkkk," Rasa membuatnya seperti ingin memuntahkan sesuatu, namun tak ada sesuatu yang keluar dari mulutnya. Mata Mbak Umi terlihat berair.

Mellihat hal itu, Ustad Izhar tak tega. Ia pun mengurungkan niatnya untuk dapat disepong oleh istrinya.

Mbak Umi merasa kasihan pada suaminya itu. "Kang, karena mulut atas ga bisa, pake mulut bawah aja ya? Gimana?"

"Hahahaha kalo itu yang adek mau, tapi kocokin dulu ya," jawab Ustad Izhar girang.

Mbak Umi lalu meludahi tangan kanannya, dan mulai mengocok kontol itu dengan perlahan. Gerakannya semakin lama semakin cepat, membuat Ustad Izhar blingsatan.

"Akang masukin sekarang yahhh, udah ga tahann," pinta Ustad Izhar.

Mbak Umi hanya mengangguk dan menyandarkan badannya di sandaran kursi. Ia melebarkan kedua kakinya sehingga lubang kenikmatannya terpampang dengan jelas. Melihat itu, Ustad Izhar lantar berjongkok didepan memek itu dan menjilatnya dengan ganas. Lidahnya yang licin beradu dengan memek yang basah.

Setelah itu, ia mengambil posisi kuda-kuda. Kedua kaki mbak Umi diletakkannya di kedua pundaknya. Ia memegang kontolnya sendiri dan mengarahkan ke memek yang sangat basah itu.

"Ahhhh," desah Mbak Umi ketika Ustad Izhar memasukkan kontolnya. Ustad Izhar memasukkan kontolnya hingga mentok. Tangan mbak Umi merangkul leher Ustad Izhar. Mereka kembali berciuman.

"Uhhh, sayang... Sempit banget, ahh," Ustad Izhar melenguh. Ia merasakan kontolnya dijepit dan dipijat oleh memek Mbak umi. Memek itu masih rapat meskipun sering dihajar olehnya hampir setiap malam. Memeng Ustad Izhar ini orang yang sangat hyper dalam soal sex. Ia bisa melakukannya sehari 5 kali, membuat Mbak Umi kewalahan untuk meladeni nafsu suaminya itu.

Ustad Izhar melepaskan kontolnya dan dengan sekali hentakan ia membenamkan seluruh kontol besarnya itu di sana.

"AHHHHH," kini teriakan yang keluar dari mulut Mbak Umi. Terlihat matanya terbuka, namun hanya menyisakan bagian putihnya saja. Ia tak siap dengan serangan suaminya itu. Ia merasakan kontol suaminya menjorok sangat dalam di memeknya.

Ustad Izhar melakukannya berkali-kali, membuat Mbak Umi dimabuk kepayang. Sesekali mbak Umi mengempotkan memeknya untuk mengimbangi permainan Ustad Izhar, membuat kontol Ustad Izhar berasa seperti dipijat dan disedot.

"Hmmm, sayangg, ahhh, empoting terus," desah Ustad Izhar.

Waktu pun sudah berjalan 20 menit. Gerakan pinggul Ustad Izhar kini semakin lama semakin cepat. Keduanya mulai berkeringat. Cahaya lampu membuat kedua badan yang bercumbu menjadi mengkilap. Bunyi kedua kulit yang beradu semakin nyaring terdengar. Ditambah dengan desah dan erangan yang silih berganti. Sesekali terdengar suara kecupan beradu menambah suasana panas di dapur itu.

"Ahhh kangg, mau keluarr, ughhh," desah Mbak Umi. Sepertinya ia akan mengalami puncak kenikmatan untuk kedua kalinya.

Ia semakin erat memeluk leher Ustad Izhar. Desahannya semakin keras. Kepalanya mendongak ke atas. Ustad Izhar menambah rangsangannya dengan menciumi leher dan susu Mbak Umi. Gerakan pinggulnya semakin cepat. Hal itu membuat mbak Umi menggelinjang hebat.

"Kanggg,, ahhh, akhuu sampee, ahhh," desah Mbak Umi. Ustad Izhar menghentikan sejenak gerakan pinggulnya. Ia merasakan kontolnya dijepit lebih keras lagi, dan cairan mengaliri kontolnya. Mbak Umi mencakar punggung Ustad Izhar yang berkeringat. Tubuh mbak Umi bergetar lebih hebat daripada yang pertama tadi. Deru napasnya menjadi tidak beraturan.

Ustad Izhar tak membiarkan Mbak Umi beristirahat lama. Ia kembali mengaitkan kedua tangan mbak Umi ke lehernya. Kedua kaki mbak Umi diarahkan untuk melingkari pinggangnya. Kontolnya masih tegak berdiri tertancap di dalam memek mbak Umi.

Dengan sekali gerakan, Ustad Izhar mengangkat tubuh mbak Umi. Diciuminya lagi bibir mbak Umi, bergantian dengan leher. Mbak Umi hanya pasrah dengan nafsu suaminya itu.

Dika yang melihat itu, takjub dengan kekuatan Ustad Izhar. Badannya memang kuat dan sangat perkasa. Keringat sudah membanjiri seluruh badan Ustad Izhar.

Ustad Izhar menggerakkan badan mbak Umi naik turun, sehingga kontolnya bisa keluar-masuk di dalam memek istrinya. Ciumannya semakin ganas. Ia mengabsen lidah dan setiap gigi dari Mbak Umi.

Plok plok plok. Bunyi itu sanger terdengar ketika kedua kulit yang basah itu saling beradu. Desahan mereka masih tetap bersaut-sautan, menggema di seluruh ruangan itu.

Ustad Izhar semakin cepat menggerakkan badan istrinya naik turun. Kedua kakinya kokoh menopang kedua tubuh itu. Mbak Umi kembali merasakan nikmat menjalari tubuhnya.

Ustad Izhar berjalan menuju tembok, yang berada dekat sekali dengan pintu belakang. Dika harap-harap cemas dengan posisinya. Ia takut ketahuan oleh Ustad Izhar.

Namun Ustad Izhar tidak menghiraukan apakah ada yang melihatnya atau tidak. Ia hanya fokus untuk menikmati tubuh istrinya itu.

Mbak Umi disandarkan ke tembok oleh Ustad Izhar. Ia masih memeluk leher Ustad Izhar agar tidak terjatuh. Kini berganti Ustad Izhar yang menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Kedua tangan Ustad Izhar memegang pantat Mbak Umi agar tidak terjatuh.

"Enakk banget yangg," desah Ustad Izhar. "Memek kamu emang juara hhh."

"Akanggg, enakk banget shhh, ngewe sambil digendong, ughhh," desah Mbak Umi. "Mentokinnn kanghh, shhh, ahh."

Mulut ustad Izhar kembali mengincar kedua susu Mbak Umi yang menggantung. Putingnya menjadi sasaran empuk Ustad Izhar. Ia menghisapnya bergantian kiri dan kanan. Mbak Umi kembali blingsatan dengan perlakuan Ustad Izhar.

Waktu berjalan, Ustad Izhar belum menunjukkan tanda-tanda ingin keluar. Sedangkan Mbak Umi kembali akan mencapai puncaknya. Ia menggigit pundak Ustad Izhar.

"Hmmmmm," desahan tertahan Mbak Umi ketika ia kembali mencapai puncak kenikmatan lagi. Tubuhnya kembali bergetar. Empotan di dalam memeknya kembali mengurut kontol Ustad Izhar. Banjir kenikmatan menerpa kontol itu.

"Uhhh kangg, enak bangeth," desah Mbak Umi. Ia mengatur napas dan mengumpulkan kembali kekuatannya

"Enakk yaaa? Hmm? Ini enak???" tanya Ustad Izhar. Ia kembali menghantamkan kontolnya ke lubang memek Mbak Umi.

Desahan mbak Umi kembali terdengar. Ia seakan kehabisan napas menerima perlakuan suaminya yang sangat aktif kali ini.

"Uhhh kang, masih lamaa?" tanya Mbak Umi.

"Hehe, ini bentar lagi sayang,, empotin terus memek kamu," pinta Ustad Izhar.

Dengan kontol yang masih tertanam, Ustad Izhar mengganti posisinya, ia menidurkan Istrinya di lantai dapur. Kedua kaki Mbak Umi diletakkan di pundaknya. Ia kembali menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Keringatnya dengan deras mengalir di seluruh tubuhnya. Begitu pula mbak Umi. Desahan demi desahan mereka keluarkan.

"Uhhh, sayangg, akanggg ga kuatt, ahh. Memekmu enakkh bangget," desah Ustad Izhar. Ia merasakan sebentar lagi akan mendapatkan puncak kenikmatan. Ia menghentakkan dengan gerakan cepat dan keras. Mbak Umi hanya pasrah melihat kegagahan suaminya itu. Ia menatap mata Ustad Izhar yang tajam dan memburu.

"Ahhhh sayanggg!" Teriak Ustad Izhar sembari menghentakkan kontolnya dalam-dalam. Ia akhirnya keluar. Mbak Umi merasakan cairan hangat mengalir di dalam memeknya. Banyak sekali. Ia takjub dengan suaminya. Bahkan semalam mereka bermain 2 ronde, dan siang ini ia masih meminta lagi.

Tubuh Ustad Izhar ambruk di atas badan Mbak Umi. Keduanya sudah melakukan "perang kenikmatan" yang luar biasa hebat. Jam di dinding menunjukkan jam 11.10. Itu artinya mereka sudah bermain selama satu jam lebih. Memang tenaga luar yang dimiliki Ustad Izhar luar biasa.

Dika yang melihat kejadian itu tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ia baru saja menyaksikan dua orang yang disayanginya sedang bercumbu mesra. Sepanjang melihat itu, kontol kecilnya itu sangat tegang, dan berkedut.

"Terima kasih ya sayang," Ustad Izhar lalu mencium istrinya dan mencabut kontolnya yang sudah terkulai lemas. Ia lalu menggendong Mbak Umi yang masih lemas untuk masuk ke dalam kamarnya.

Kini sudah tidak ada lagi yang bisa Dika saksikan. Ia beranjak kembali ke rumahnya. Ia tidak ingin ketahuan oleh Ustad Izhar.

Ustad Izhar dengan masih telanjang bulat kembali ke dapur. Ia mengambil teko yang berisi air dan menuangkannya di dalam gelas. Ia meminum gelas itu. Ustad Izhar baru tersadar sedari tadi pintu belakang rumahnya tidak terkunci. Ia meletakkan gelasnya dan berjalan menuju pintu itu. Ia membukanya dan tentu tidak mendapati siapapun di sana. Ketika ia hendak menutupnya, pandangannya terpaku pada bungkus es yang terjatuh di depan pintu itu.

Apa ada orang yang tadi liat ya? Pikir Ustad Izhar. Pikirannya semrawut. Siapa kira-kira yang mengintipnya? Satu nama yang terpikirkan olehnya hanyalah Dika.

-------

TBC hehehehe. Gimana gimana permainan Ustad Izhar? Seru? Atau kurang? Terus Dika gimana? Hehe. Sabar, nikmatin aja alurnya ya. Happy weekend!

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa vote dan komen ya! Biar minthor tambah semangat! Lop

Continue lendo

Você também vai gostar

2.4M 36.4K 49
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
31K 457 6
Untuk mendapatkan kepuasan segala hal akan dilakukan. Termasuk hawa nafsu, dengan cara yang tidak sewajarnya pun akan di lakukan. Demi kepuasan dan k...
3.4M 35.9K 31
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
73K 410 6
cerita gay 🔞, Homophobia skip aja...