Vampayeer || Xodiac βœ…

By SumilLiMiloni

7.7K 1.1K 358

"100 tahun yang kau lalui dengan banyak penderitaan yang kau alami, ternyata tidak seberat diriku." - Singhan... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan

Dua Puluh

140 24 10
By SumilLiMiloni

Jangan lupa, untuk vote dan komen!! Terima kasih!!

***

💕 Jum'at, 15 Desember 2023 💕

****

🥦 Selamat membaca... 🥦

***🌻***

[Masa kini, 2023]

Pagi ini bagaimana hari-hari seperti biasa Leo lalui di dalam kamar. Terlihat jelas laki-laki berusia 23 tahun itu tengah duduk diatas kasur sembari memakan pop mie dan dirinya juga tidak lupa menonton kartun favoritnya yaitu Spongebob Squarepants.

Laki-laki itu benar-benar mulai menikmati hidupnya. Dirinya merasakan dimanjakan oleh situasi saat ini.

Duk... Duk... Duk...

Suara itu nampak keras dan terdengar hingga telinga Leo yang tengah menonton televisi dengan volume tidak begitu penuh.

"Anjir! Apaan tu?"

"Sing, kah?"

Leo segera turun dari kasur dan meletakkan mienya didepan televisi, buru-buru laki-laki itu keluar dan dirinya berdiri di dekat penyangga tangga.

"Sing! Suara apaan itu?" tanya Leo. Laki-laki itu berpikir bukan Sing yang melakukannya. Karena Sing hanya duduk di sofa dan tengah membaca buku seperti biasanya.

"Aku mencium bau Davin." ucap Sing.

Leo penasaran dan langsung berlari menuruni tangga dan segera berlari keluar.

"Davin!"

"Oh, Leo. Gue nggak bangunin, Lo, kan?" tanya laki-laki itu.

"Lo ngapain itu?"

"Masang Ring buat main basket."

Leo melihat jelas Davin yang bertubuh tinggi itu tengah memalu sebuah Ring Basket ke pohon besar yang berada tepat didekat rumahnya.

"Untuk apa benda itu?" Tanya Sing yang tiba-tiba berada di samping Leo. Tentunya itu membuat Leo terkejut dan memegangi Dadanya.

"Buat main dong. Masa buat di masak?" ujar Davin.

Davin sudah selesai memasang Ring itu tanpa tangga, dirinya mengeluarkan bola basket dan bola sepak dari dalam plastik hitam besar itu dan laki-laki itu mengarahkannya ke Leo yang menangkap kedua bola itu.

"Ngapain lo bawa bola basket disini?"

"Buat main, Leo!"

"Lo repot banget sumpah." Leo menjatuhkan kedua bola itu ke tanah.

"Gue nggak mau lo berdua bosen, apalagi cuma berdua dan jauh dari tetangga. Kita manusia pasti punya waktu bosen. jadi, gue buat inisiatif beli Ring Basket, buat kita main dan bola juga."

"Itung-itung juga ngenalin olahraga favorit manusia jaman sekarang ke Sing." jelas Davin.

"Wah, lo kalo kata orang jaman sekarang itu sebutannya Green Flag. Lo ijo banget." ujar Leo. Terlihat senyum manis dari bibir Leo. Matanya mengatakan dirinya sangat beruntung bertemu dengan Davin.

"Lo bisa aja. Tapi, maaf. Gue nggak baper." Davin mengambil bola basket itu dan melemparkannya dan itu tepat sasaran.

"Itu keren." Puji Sing yang melihatnya.

"Thanks."

Leo memilih untuk mengambil bola sepak itu dan laki-laki itu lempar kedalam Ring basket.

"Besok-besok lo bangun mall disini juga, ya?" ucap Leo.

Davin setuju dengan cepatnya. "Boleh boleh juga. Lagian ini juga lahan punya gue."

"Anjay." Leo benar-benar tidak bisa berkata-kata.

"Eh, omong-omong, selama ini gue belum ajak lo berdua ke dunia luar, kan, ya?" Pikir Davin.

"Ngapain lo tiba-tiba bahas dunia luar?"

"Lo berdua buruan ganti baju yang rapi dan kita keluar." ucap Davin.

"Kemana?"

"Ngikut aja, apa susahnya, si?"

"Tapi...." Tiba-tiba ada Angin kencang yang menerjang Leo dan Davin yang tengah berbicara.

Keduanya tiba-tiba dibuat terkejut dengan tidak adanya Sing.

"Lho.... Si Sing kemana?" tanya Leo.

"Nggak tau."

"Leo! Cepat matikan televisi dan ganti pakaian mu!" Suara itu berasal dari dalam rumah.

"Lah.... Kok... Lah?"

***


Disepanjang jalan dimana, Sing tengah duduk di kursi belakang. Mata laki-laki berparas rupawan itu tidak henti-hentinya melihat jendela. Dimana banyak hal-hal baru dan suasana baru yang laki-laki itu lihat di depan matanya.

Sedangkan di depan, Davin sedang menyetir dan Leo menikmati musik yang disetel oleh Davin.

"Enak juga kalo punya mobil. Apalagi mobil Pajero lagi." ucap Leo.

"Lebih enak lagi kalo pake mobil Alphard." ujar Davin.

Leo menoleh melihat bagaimana Sing benar-benar seperti anak-anak yang senang di ajak keluar oleh orang tuanya.

"Gimana, seru nggak? Bagus, kan?" tanya Leo ke Sing.

"Aku tidak tau ada bangunan seperti itu, jalanan dan banyak kendaraan. Ini benar-benar tidak pernah aku tau." ucap Sing.

"Ya, pasti. Lo dari tahun 1900. Kuno banget itu."

Davin hanya mendengarkan kedua laki-laki itu berbicara. Sing yang terus bertanya dan Leo yang berusaha untuk menjawab.

Mereka tengah menuju area dimana banyak orang berjualan banyak makanan.

Setelah beberapa waktu berlalu, mereka telah tiba. Davin memarkirkan mobilnya, namun laki-laki berusia 23 tahun itu melihat bagaimana Leo pulas tertidur.

"Lah, baru nyadar dia tidur." ucap Davin.

Davin memilih untuk tidak ambil pusing, dirinya membukakan pintu mobil untuk Sing dan melepaskan sabuk pengaman yang melilit Sing.

"Apa kau tidak berniat untuk membangunkannya?" tanya Sing.

Davin menggeleng. "Biarin aja. Kita kerjain." ucap Davin sambil tersenyum. Laki-laki itu meletakkan kunci mobil di tangan Leo.

Dan memilih untuk pergi meninggalkan Leo didalam mobil yang masih menyala.

Davin berjalan bersama Sing yang lagi-lagi terpukau dengan tahun 2023.

"Ini sangat ramai, dan udaranya terasa sangat panas." ucap Sing.

Davin tau itu.

Namun, tiba-tiba mata Sing tertuju kepada sebuah layar besar yang berada di atas gedung besar di seberang jalan itu.

Sing terdiam meski Davin terus berjalan tanpa menyadari Sing telah berhenti melihat layar besar itu.

"Sing?"

Davin menoleh dan menemukan bagaimana mata Sing terpukau.
Laki-laki itu buru-buru pergi mendekati kembali Sing.

"Lo lihat apa?"

Sing menunjuk layar besar itu. "Apa itu? Kenapa mereka terlihat menarik?"

"Itu boyband Korea, namanya NCT DREAM." ujar Davin.

Sing lagi-lagi menunjuk. "Bukankah laki-laki itu bernama Park Jisung?" ujar Sing.

Davin menoleh dengan cepat. Mata laki-laki itu terbuka tajam melihat lekat Sing.

Bagaimana bisa Sing mengenali salah satu member Boyband terkenal itu, apalagi Davin tau betul, selama tinggal di rumah. Sing hanya membaca buku romansa dan kisah klasik.

"Gimana lo bisa kenal dia?" tanya Davin.

"Nggak ada yang kasih tau Lo, kan?"

"Apa benar namanya adalah Park Jisung?" Sing sendiri juga terkejut dengan tanggapan dari Davin.

"Woi!! Kok gue ditinggal?!" Leo berteriak. Laki-laki itu berlari mendekati keduanya yang sedang terlihat saling kebingungan itu.

"Kenapa muka lo berdua?" tanya Leo.

"Leo, lo udah kunci dan matiin mobil gue?" tanya Davin.

"Ya, nggaklah. Lo pikir gue ngerti? Gue cuma paham motor, bukan mobil." ujar Leo dengan santai.

"Lah kadal!" Davin mengumpat. Laki-laki itu merampas kunci mobilnya yang di pegang oleh Leo. Segera dirinya berlari menuju parkiran mobil dan meninggalkan Sing dan Leo disana.

"Omong-omong, Lo sama Davin lihatin apaan?" tanya Leo yang penasaran.

Sing kembali menunjukkan layar besar di seberang jalan, dimana di layar itu tengah menampilkan iklan yang sama berkali-kali.

"Itu idol Korea? NCT DREAM? Lo suka, kah? Ningsih suka yang namanya Jisung." ucap Leo.

"Leo, apa kau masih percaya dengan kalimat ku, yang pernah aku katakan?"

"Kalimat apa?"

"Bahwa kehidupan kembali itu ada, benar, bukan?" ujar laki-laki itu.

Leo tersenyum kecil. "Kenapa lo bahas itu lagi? Apa ada sesuatu yang lo pikirin?"

"Diantara para laki-laki itu, ada seseorang yang pernah aku kenal di tahun 1900,"

"Siapa?"

Keduanya mendongak menatap baik-baik layar besar itu.

"Park Jisung."

"Hei, lo bercanda? Apa Park Jisung juga vampir kayak lo? Itu nggak mungkin, dia tumbuh dari anak-anak jadi dewasa." jelas Leo. Laki-laki itu tau banyak soal boyband terkenal itu, karena Ningsih sangat menyukai mereka sejak SMA.

"Mungkin saja dia bereinkarnasi. Karena teman ku Park Jisung lebih dulu mati, sebelum aku." ujar Sing.

Leo tidak tau harus menyikapi dan menanggapi apa ucapan dari Sing.

Reinkarnasi

Vampir

Semuanya adalah hal yang sangat sulit untuk di pahami, bukan hanya untuk Leo. Mungkin sebagian besar orang.

"Wajahnya sangat mirip, dia juga pernah berkata padaku. Bahwa jika dia kembali hidup, dia akan berusaha menjalani hidup yang baik."

Leo menggaruk kepalanya.

"Sial. Gue bingung."

"Begini, menurut lo. Park Jisung dari member NCT DREAM itu reinkarnasi dari temen lo yang namanya juga sama? Temen lo dari tahun 1900? Temen lo yang udah mati lebih dulu dari Lo, dan dia juga jadi vampir kayak lo?" Leo menanyakan semuanya kepada Sing.

Keduanya berbicara di antara banyak orang yang lewat.

Laki-laki bernama lengkap Singhantara Alam Samasta tentu saja mengangguk.

"Lo pernah bilang kalo lo udah mati. Tapi lo ada di tahun ini dan lo hidup, jadi maksudnya gimana?" Leo semakin pusing dengan teori yang ada.

"Aku tidak tau. Aku juga tidak mengerti, mengapa aku bisa ada di tahun ini. Apa yang terjadi?" Sing lebih tidak mengerti.

Leo berpikir sejenak. "Kalo lo udah mati dan reinkarnasi, kira-kira lo jadi siapa, ya?"

"Wajah lo mirip banget sama Park Jisung kalo gue pikir-pikir juga."

"Jangan-jangan lo kembarannya? Tapi mana mungkin?" Meski Leo merasa bingung, laki-laki berusia 23 tahun itu tetap berpikir dengan penuh.

"Woi!!" Suara itu berasal dari Davin. Napas lagi-lagi itu memburu.

"Lama bener lo!" ujar Leo.

"Gue udah dengan kekuatan penuh, tadi gue ketemu temen. Jadi, gue sapa sebentar." ucap Davin.

Leo mengangguk.

"Yaudah. Ayo." Davin langsung mengajak Leo dan Sing untuk pergi dari sana.

****

Terima kasih...
Maaf kalo GAJE

****

Semakin hari semakin sepi ya Vote:( dan komennya:(

Continue Reading

You'll Also Like

29.5K 3.5K 36
DALAM TAHAP REVISI! Perpisahan adalah hal yang menjadi duka membekas tak hilang menjadi trauma mendalam_leo Malam yang ku kira akan menjadi awal kesu...
16.8K 2.5K 68
| on going + revisi | Menceritakan tentang perjalanan hidup sepasang kakak beradik yang mencari jati diri mereka hingga menemukan seseorang yang mam...
17.8K 2K 22
Sekuel dari I Am You - (Changjin) But, the main focus is on Minho's feelings Minho yang selalu melontarkan kata maaf didalam hatinya ketika ia melaku...
2.1K 329 15
Disebuah sekolah yang sangat terkenal digemparkan oleh kematian satu per satu murid dari dalam satu kelas. Seseorang membalaskan dendamnya atas kemat...